TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Keragaman Organisme
Tanah”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tanah Hutan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Ibu Ise Afitah, S.Hut., MP selaku Dosen Ilmu Tanah Hutan.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata
kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada setiap ekosistem dihuni oleh berbagai organisme yang memiliki peran
tertentu. Ketika masing-masing kelompok fungsional dapat berperan dengan optimal
maka ekosistem berjalan secara dinamis dan produktif. Masing-masing kelompok
tidak berdiri sendiri, tetapi terjadi suatu ikatan saling ketergantungan. Oleh karena itu
gangguan yang terjadi pada suatu kelompok akan mengakibatkan terjadinya
perubahan struktur dan fungsi ekosistem.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Organisme tanah atau yang sering di sebut juga dengan biota tanah adalah semua
mahluk hidup yang berukuran mikro atau kecil atau pun yang berukuran makro atau
besar, baik hewan atau fauna maupun tumbuhan atau flora yang dimana fase hidupnya
sebagian atau seluruhnya berlangsung di dalam tanah, walau mahluk hidup atau
organisme tanah ini posisi atau habitatnya berada di dalam tanah namun mereka
sendiri memiliki peranan yang sangat besar untuk mahluk hidup di atas tanah,
terutama untuk tumbuhan. Peran dari organisme tanah yang sangat besar tersebut
adalah untuk dekomposisi bahan organic ( baik seresah pohon, daun, hewan atau
manusia yang tidak bernyawa) , distribusi atau pencampuran bahan organic serta juga
berperan dalam pengendalian pathogen yang menyerang tanaman khususnya untuk
pathogen yang ada di dalam tanah, sehingga organisme tanah ini dapat di katakan
memiliki peran yang sangat besar
Organisme tanah sendiri di dalam rantai makanan memiliki kedudukan yang
paling tinggi walau ukuran mereka sangat kecil, posisi organisme tanah sendiri di
dalam rantai makanan berada diatas semua mahluk hidup yang sangat buas, karna
peran organisme tanah yang dimana sebagai pengurai jadi bisa di bayangkan
bagaimana keadaan bumi sekarang jika tanpa ada organisme tanah bisa di bayangkan
semua mahluk hidup yang sudah mati, baik itu hewan yang berukuran sangat besar
seperti misalnya dinasaurus pada jaman purba dan juga semua tumbuhan, setelah mati
tanpa ada proses dekomposisi atau penguraian yang dilakukan oleh mikroorgabisme
tanah maka dapat di pastikan semua tubuh yang sudah mati tersebut masih bisa kita
temukan bertebaran dimana mana, tentu hal ini akan menjadi pemandangan yang
sangat mengerikan, namun berkat adanya organisme tanah yang hidup di dalam tanah
maka tubuh tubuh yang sudah terbujur kaku atau menjadi mayat tersebut dalam
hitungan minggu atau bulan maka smuanya dapat hilang atau terurai.
Jauh dari semua peran organisme yang sangat besar di dalam alam semesta ini
dengan semua fungsi dan perananya di dalam kehidupan, namun tidaklah semuanya
organisme di dalam tanah memiliki fungsi yang baik untuk kehidupan baik itu untuk
hewan maupun tumbuhan dan juga untuk manusia, beberapa spesies organisme di
dalam tanah juga memiliki peran yang tidak bagus atau dengan kata lain merugikan,
dimana organisme ini biasanya bisa menimbulkan penyakit misalan saja untuk
tumbuhan atau tanaman akan banyak organisme yang menyebabkan penyakit bagi
tumbuhan, missal seperti jamur akar putih pada tanaman karet yang di sebabkan oleh
infeksi jamur Rigidoporus lignosus.
Keragaman organisme di dalam tanah sangat di pengaruhi oleh dua factor yaitu
factor abiotic yang termasuk di dalamnya adalah kondisi iklim dan kondsi tanah
(BIS,2010) dan kondisi biotik yang termasuk di dalamnya adalah vegetasi menurut
Breur (2004) bahwa penggunaan lahan atau sisem penggolahan lahan yang di pakai
oleh petani merupakan factor yang bisa di katakana bentuk interfensi manusia
terhadap keragaman fungsional di dalam tanah, dapat di simpulkan keberadaan
manusia dalam pengolahan lahan memiliki peranan yang sangat besar terhadap
keragamaan organisme yang terdapat di dalam tanah. Berikut adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi keragaman organisme tanah.
1. Kondisi Iklim
Faktor iklim terutama suhu dan kelembaban tanah (dipengaruhi oleh curah hujan)
sangat menentukan keragaman fungsional organisme tanah. Secara keseluruhan iklim
akan mempengaruhi fisiologi organisme tanah, misalnya aktivitas dan pertumbuhan
mereka akan meningkat ketika suhu dan kelembaban tanah meningkat (BIS, 2010).
Karena kondisi iklim di muka bumi berbeda pada daerah yang memiliki perbedaan
letak lintang atau pada daerah lintang yang sama tetapi pada musim yang berbeda
maka akan memiliki keragaman fungsional yang berbeda pula. Sehingga keragaman
fungsional berbeda menurut tempat (spasial) dan waktu (temporal).
2. Kondisi Tanah
Tekstur, struktur, salinitas dan kemasaman tanah serta kandungan unsur hara
sangat mempengaruhi keragaman fungsional tanah (BIS, 2010). Pada tanah bertekstur
lempung dan liat sedang akan cocok untuk pertumbuhan cacing dan organisme tanah.
Sebaliknya pada tanah bertekstur pasir yang memiliki kapasitas menahan air rendah
tidak cocok untuk pertumbuhan organisme tanah. Kadar garam (salinitas) tanah yang
lebih tinggi pada bagian dekat permukaan tanah akan menyebabkan “stress” pada
organisme tanah. Namun demikian tingkat sesitivitas terhadap kadar garam
berbeda-beda diantara spesies yang berbeda. Perubahan pH tanah dapat mengganggu
ketersediaan nutrisi dan metabolisme (dapat mengganggu kerja ensim) yang dapat
mengakibatkan kematian bagi organisme tanah.
Lahan yang menjadi padang rumput memiliki keragaman fungsional yang paling
tinggi. Hal ini karena padang rumput yang didominasi oleh tumbuhan berdaur pendek
dengan jarak tumbuh yang rapat terjadinya pengembalian bahan organik ke dalam
tanah melalui produksi eksudar akar dan tumbuhan yang mati berlangsung secara
cepat. Pada ekosistem hutan yang klimaks keragaman fungsional lebih rendah karena
cahaya matahari tidak dapat menembus lantai hutan yang rapat. Pada lahan pertanian
dan hutan tanaman keragaman fungsional juga rendah karena keragaman vegetasinya
sangat rendah (monokultur). Disamping itu, pengelolaan yang dilakukan secara
intensifikasi dengan melalui pemupukan, aplikasi pestisida dan pengolahan lahan
dengan alat berat dapat mengganggu keragaman fungsional dalam tanah.
BAB III
PENUTUP
Breure, A.M. 2004. Soil Biodiversity: Measurements, Indicators, Threats and Soil
Functions. September 15th 17th 2004, León Spain. www. intl'conf
/soil_compost_ectersedia di: obiology _2004/breure/ paper_oral.
Carney, K.M. and P.A. Matson. 2005. Plant Communities, Soil Microorganisms, and
Soil Carbon Cycling: Does Altering the World Belowground Matter To
Ecosystem Functioning? Ecosystems 8:928-940.