Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: 1. Dr. Alben Ambarita, M.Pd

2. M. Basri, S.Pd, M.Pd.


3. Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

.
Kelompok 2
1. Meta Iskarina 1913033023
2. Dona Oktavia 1913033025
3. Ikhsan M.Husein 1913033027
4. Sonia Ayuning P. 1913033029
5. Wahyu Andini 1913033031
6. Ahmad Fariz A.M. 1913033033
7. Latifah Asmul Fauziyah 1913033035
8. Cindy Anjani 1913033037
9. Nisa Afifah 1913033039
10. Monica Septiani 1913033041
11. Kiki Zhaidah 1913033045
12. Renata Fradila 1913033047
13. M.Fajar Maulana 1913033049

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok 8 dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam mata kuliah Manusia dan Sejarah yang berjudul “Kebijakan Pendidikan”.
Atas dukungan moral dan materil, kami banyak mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu yang di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Orang tua, saudara serta keluarga yang telah memberikan dukungan serta do’a.
2. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, Bapak Basri , S.Pd, M.Pd, serta Ibu Nur Indah
Lestari, S.Pd, M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Manusia dan Sejarah, yang
telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Serta teman-teman dari program studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan dukungan serta semangat selama proses pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar kami kelompok 2
dapat memperbaikinya. Dan apabila ada salah dalam penulisan kata maupun gelar,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih dan semoga makalah inidapat menambah wawasan serta pengetahuan
bagi setiap pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung, 25 Oktober 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kebijakan Pendidikan ................................................ 3
2.2 Isi dan Makna Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI no. 23
Th 2006 ....................................................................................... 4
2.3 Isi dan Makna Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI no. 6
Th 2007 ........................................................................................ 7
2.4 Isi dan Makna Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI no.20
Th 2007 ...................................................................................... 17
2.5 Isi dan Makna Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI no. 25
Th 2006........................................................................................25

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ................................................................................ 29

Daftar Pustaka ............................................................................................ 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu bidang yang penting dalam suatu negara. Melalui
pendidikan transfer knowledge dapat berlansung. Tidak hanya sekedar
pengetahuan, namun juga penanaman nilai, cita – cita dan budaya suatu bangsa.
Oleh karenanya pendidikan memegang peranan penting dalam keberlangsungan
suatu negara.

Dalam mengatur agar pendidikan disuatu negara dapat berlangsung dengan baik
dan mencapai tujuan pendidikan yang dicita – citakan berbagai kebijakan dalam
dunia pendidikan perlu diambil oleh pemerintah negara.

Kebijakan pendidikan dalam suatu negara tergantung dari sistem politik yang
dianut sehingga setiap negara mempunyai kebijakan – kebijakan yang berbeda.
Indonesia menganut sistem demokrasi berdasarkan undang – undang. Kebijakan –
kebijakan yang diputuskan juga harus berdasarkan undang – undang. Kebijakan
pendidikan adalah konsep yang sering kita dengar, kita ucapkan, kita lakukan, tetapi
seringkali tidak kita pahami sepenuhnya oleh karena itu, kita lihat terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan kebijakan pendidikan. Kedua kata itu mempunyai
makna yang begitu luas dan bermacam- macam, sehingga perlu ada kesepakatan
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut.

Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah pertimbangan akal.


Tentunya suatu kebijakan bukan semata- mata merupakan hasil pertimbangan akal
manusia. Namun demikian, akal manusia merupakan unsur yang dominan di dalam
mengambil keputusan dari berbagai opsi dalam pengambilan keputusan
kebijakan.(Ika Karunia,2017:1)

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis mengambil judul makalah


Kebijakan Pendidikan Nasional Berdasarkan undang-undang.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar be Isi dan Makna dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
RI No.lakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud Kebijakan Pendidikan?


2. Apa Isi dan Makna dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 23
Th 2006?
3. Apa Isi dan Makna dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.6
Th 2007?
4. Apa Isi dan Makna dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.20
Th 2007?
5. Apa Isi dan Makna dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.25
Th 2006?

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui arti dari Kebijakan Pendidikan


2. Untuk mengetahui Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.
23 Th 2006
3. Untuk Mengetahui Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI
No.24 Th 2006
4. Untuk Mengetahui Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI
No.20 Th 2007
5. Untuk Mengetahui Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI
No.25 Th 2006

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Pendidikan

Pengertian kebijakan pendidikan Kata “kebijakan” merupakan terjemahan


dari kata “policy” dalam bahasa Inggris, yang berarrti mengurus masalah atau
kepentingan umum, atau berarti juga administrasi pemerintah.Menurut Imron
(1996) kebijakan adalah terjemahan dari kata “wisdom” yaitu suatu ketentuan dari
pimpinan yang berbeda dengan aturan yang ada, yang dikenakan pada sesorang atau
kelompok Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988)
mengemukakan bahwa kebijakan adalah kepandaian;kemahiran; kebijaksanaan;
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dasar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan pekerjaan; kepemimpinan dan cara bertindak oleh pemerintah,
organisasi dan sebagainya sebagai pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud; sebagai pedoman untuk manajemen dalam mencapai sasaran Secara
konseptual, ada beragam pengertian yang diberikan para ahli tentang kebijakan.
Namun secara umum“kebijakan” dapat dikatakan suatu rumusan keputusan
pemerintaha yang menjadi pedoman tingkah laku guna mengatasi masalah atau
persoalan yang didalamnya terdapat tujuan rencana dan program yang akan
dilaksanakan.Istilah “kebijakan pendidikan” merupakan terjemahan dari
“educational policy”, yang tergabung dari kata education dan policy. Kebijakan
adalah seperangkat aturan, sedangkan pendidikan menunjuk kepada bidangnya.

Jadi kebijakan pendidikan hampir sama artinya dengan kebijakan


pemerintah dalam bidang pendidikan Kebijakan pendidikan disini dimaksudkan
adalah seperangkat aturan sebagai bentuk keberpihakan dari pemerintah dalam
upaya membangun satu sistem pendidikan sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang
diinginkan bersama, keberpihakan tersebut menyangkut dalam konteks politik,
anggaran, pemberdayaan, tata aturan, dan sebagainya. Kebijakan pendidikan
merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategi
pendidikan yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka

3
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu
kurun waktu tertentu.

2.2 Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 23 Th 2006

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 2006
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 27 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Memperhatikan : Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor


0141/BSNP/III/2006 tanggal 13 Maret 2006, Nomor 0212/BSNP/V/2006 tanggal 2
Mei, dan Nomor 0225/BSNP/V/2006 tanggal 10 Mei 2006;

4
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN UNTUK SATUANSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

Pasal 1

(1) Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minim PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 27 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia

5
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Memperhatikan : Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor


0141/BSNP/III/2006 tanggal 13 Maret 2006, Nomor 0212/BSNP/V/2006 tanggal 2
Mei, dan Nomor 0225/BSNP/V/2006 tanggal 10 Mei 2006;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN UNTUK SATUANSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

Pasal 1

(1) Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada lampiran peraturan menteri ini

Pasal 2

Peraturan menteri ini berlaku mulai pada tanggal di tetapkan

(Bambang Sudibyo,2006:1-2)

al mata pelajaran.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada lampiran peraturan menteri ini

6
Pasal 2

Peraturan menteri ini berlaku mulai pada tanggal di tetapkan

(Bambang Sudibyo,2006:1-2)

2.3 Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.24 Th 2006

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN
2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH DAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang :
Bahwa agar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilaksanakan di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara
baik, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah ( Simpuh Kemenag, 2006:1);

7
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496) (Simpuh Kemenag, 2006:1);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 62 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 20/P Tahun 2005;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah (Simpuh Kemenag, 2006:2);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI

8
PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006
TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH DAN PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH (Simpuh
Kemenag, 2006:2).

Pasal 1

1) Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan


kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan
satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 sampai dengan Pasal 38;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 5 sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25
sampai dengan Pasal 27;
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah (Simpuh Kemenag, 2006:2).

2) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum


dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Standar
Kompentesi Lulusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

9
3) Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar
dan menengah memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
4) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah yang disusun oleh BSNP.
5) Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala
satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan
pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah (Simpuh
Komenag, 2006:3).

Pasal 2
1) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mulai tahun ajaran
2006/2007.
2) Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling
lambat tahun ajaran 2009/2010.
3) Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara
menyeluruh dapat menerapkan secara menyeluruh Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
4Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

10
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk semua
tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007 (Simpuh Komenag,
2006:3).
4) Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji coba
kurikulum 2004, melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah secara bertahap dalam waktu paling lama 3 tahun,
dengan tahapan :
a. Untuk sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), dan sekolah
dasar luar biasa (SDLB) :
 tahun I : kelas 1 dan 4;
 tahun II : kelas 1,2,4, dan 5;
 tahun III : kelas 1,2,3,4,5 dan 6.
b. Untuk sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah
(MTs), sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA),
sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah aliyah kejuruan
(MAK), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan
sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) :
 tahun I : kelas 1;
 tahun II : kelas 1 dan 2;
 tahun III : kelas 1,2, dan 3.
5) Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilakukan setelah mendapat izin Menteri Pendidikan Nasional. (Suluh
Komeneg, 2006:4)

Pasal 3
1) Gubernur dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

11
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
untuk satuan pendidikan menengah dan satuan pendidikan khusus,
disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan di provinsi
masing-masing.
2) Bupati/walikota dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
untuk satuan pendidikan dasar, disesuaikan dengan kondisi dan
kesiapan satuan pendidikan di kabupaten/kota masing-masing ( Suluh
Komenag, 2006:4).
3) Menteri Agama dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
untuk satuan pendidikan madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah
tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK), disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan
pendidikan yang bersangkutan (Suluh Komenag, 2006:5).

Pasal 4
1) BSNP melakukan pemantauan perkembangan dan evaluasi
pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, pada tingkat satuan pendidikan,
secara nasional.

12
2) BSNP dapat mengajukan usul revisi Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan
keperluan berdasarkan pemantauan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) (Suluh Komenag, 2006:5).

Pasal 5
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah:
a. menggandakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, serta mendistribusikannya kepada
setiap satuan pendidikan secara nasional;
b. melakukan usaha secara nasional agar sarana dan prasarana satuan
pendidikan dasar dan menengah dapat mendukung penerapan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah (Suluh Komenag, 2006:5).

Pasal 6
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
a. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan panduan penyusunan kurikulum

13
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP,
terhadap guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan
lainnya yang relevan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) dan/atau Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG);
b. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan panduan penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP
kepada dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota,
dan dewan pendidikan;
c. membantu pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penjaminan
mutu satuan pendidikan dasar dan menengah agar dapat memenuhi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, melalui LPMP ( Suluh Komenag, 2006:6).

Pasal 7
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional:
a. mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi
BSNP;
b. mengembangkan dan mengujicobakan model-model kurikulum
inovatif;
c. mengembangkan dan mengujicobakan model kurikulum untuk
pendidikan layanan khusus;
d. bekerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPMP melakukan
pendampingan satuan pendidikan dasar dan menengah dalam
pengembangan kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah;

14
e. memonitor secara nasional penerapan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengevaluasinya, dan
mengusulkan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri;
f. mengembangkan pangkalan data yang rinci tentang pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah (Suluh Komenag, 2006:6).

Pasal 8
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi:
a. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, di kalangan lembaga pendidikan
tenaga keguruan (LPTK);
b. memfasilitasi pengembangan kurikulum dan tenaga dosen LPTK yang
mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Suluh Komenag, 2006:7)

Pasal 9
Sekretariat Jenderal melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan

15
Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, kepada pemangku kepentingan umum (Suluh Komenag,
2006:7)

Pasal 10
Departemen lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan dasar dan
menengah:
a. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan kewenangannya dan
berkoordinasi dengan Departemen Pendidikan Nasional;
b. mengusahakan secara nasional sesuai dengan kewenangannya agar
sarana, prasarana, dan sumber daya manusia satuan pendidikan yang
berada di bawah kewenangannya mendukung pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (
Suluh Komenag, 2006:7);
c. melakukan supervisi, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah sesuai dengan kewenangannya (Suluh Komenag, 2006:8).

Pasal 11

16
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan:
a. Nomor 060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar;
b. Nomor 061/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Umum;
c. Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan;
dan
d. Nomor 0126/U/1994 tentang Kurikulum Pendidikan Luar Biasa;
dinyatakan tidak berlaku bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
sejak satuan pendidikan dasar dan menengah yang bersangkutan
melaksanakan Peraturan Menteri ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2
dan Pasal 3 (Suluh Komenag, 2006:8).

Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2006 MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO (Suluh Komenag, 2006:8).

2.4 Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.20 Th 2007

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN
A. Pengertian
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
belajar peserta didik.

17
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.

7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional
dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.

9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran


pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB)

18
yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan
pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan nilai batas ambang kompetensi. (Bambang Sudibyo,2007:3-

B. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan


yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup


semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. (Bambang Sudibyo,2006:4)

19
C. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung


dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)
konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta
memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas
empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antartahun. (Bambang Sudibyo,2007:4)

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian


1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).

20
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek
kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan.

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)
menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian,
(d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah,
dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh
guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma
dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,
adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

21
kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan
informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengansurat
keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedi.

13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk
satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi
kemajuan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-
langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu
syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan
dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya.
17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. ( Bambang Sudibyo,2007:-6)

E. Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

22
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan
dan kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang
sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan
teknik penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.

5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil
penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi
untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan
kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. (Bambang Sudibyo,2007:7)

F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui

23
rapat dewan pendidik.
2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket melalui rapat dewan pendidikan

4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang


menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui
rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan
nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta
didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi
satuan pendidikan penyelenggara UN.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran
pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
laporan pendidikan.
9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota.
10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan.

24
c. lulus ujian sekolah/madrasah.
d. lulus UN.
11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta
didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi
satuan pendidikan penyelenggara UN. (Bambang Sudibyo,2007:8)

G. Penilaian oleh Pemerintah


1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau


satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap
berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan.
4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan
kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh mentri
berdasarkan BNSP.(Bambang Sudibyo,2007:9)

2.5 Isi dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 25 Th.2006

Peraturan Menteri Departemen Pendidikan Nasional


Nomor 25 Tahun 2006 Tentang Rincian Tugas Unit Kerja Dl Lingkungan
Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah

25
Peraturan Menteri ini mengatur masing-masing rincian tugas pada:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
A. rincian tugas Bagian Perencanaan
a. rincian tugas Subbagian Data dan Informasi
b. rincian tugas Subbagian Rencana dan Program,
c. rincian tugas Evaluasi Pelaksanaan Rencana dan Program
B. rincian tugas bagian keuangan
a. rincian Tugas Subbagian Anggaran dan Pembiayaan,
b. rincian Tugas Subbagian Perbendaharaan,
c. rincian Tugas Subbagian Evaluasi Pelaksanaan Anggaran,
C. rincian tugas bagian Tatalaksana dan Kepegawaian
a. Subbagian Tatalaksana,
b. Subbagian Kepegawaian,
c. Subbagian Perlengkapan,
2. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar
A. rincian tugas Subdirektorat Program
a. rincian tugas Seksi Perencanaan
b. rincian tugas Seksi Evaluasi dan pelaporan
B. rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran
a. rincian tugas Seksi Pelaksanaan Kurikulum
b. Rincian tugas Seksi Penilaian dan Akreditasi
C. Rincian tugas Subdirektorat Kelembagaan Sekolah
a. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan Sekolah
b. Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana
D. Rincian tugas Subdirektorat kegiatan Kesiswaan
a. Rincian tugas Seksi Bakat dan Prestasi Siswa
b. Rincian tugas Seksi Kepribadian Siswa
c. Rincian tugas Subbagian Tata Usaha
3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
A. Rincian tugas subdirektorat program

26
a. Rincian tugas Seksi Perencanaan
b. Rincian tugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan
B. Rincian tugas Subdirektorat pembelajaran
a. Rincian Tugas Seksi Pelaksanaan Kurikulum
b. Rincian tugas Seksi Penilaian dan Akreditasi
C. Rincian tugas Subdirektorat kelembagaan sekolah
a. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan Sekolah
b. Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana
D. Rincian tugas Subdirektorat Kegiatan Kesiswaan
a. Rincian tugas Seksi Bakat dan Prestasi Siswa
b. Rincian tugas Seksi Kepribadian Siswa
c. Rincian tugas Subbagian Tata Usaha
4. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
A. Rincian tugas Subdirektorat Program
a. Rincian tugas Seksi Perencanaan
b. Rincian tugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan
B. Rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran
a. Rincian Tugas Seksi Pelaksanaan Kurikulum
b. Rincian tugas Seksi Penilaian dan Akreditasi
C. Rincian tugas Subdirektorat Kelembagaan Sekolah
a. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan Sekolah
b. Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana
D. Rincian tugas Subdirektorat Kegiatan Kesiswaan
a. Rincian tugas Seksi Bakat dan Prestasi Siswa
b. Rincian tugas Seksi Kepribadian Siswa
c. Rincian tugas Subbagian Tata Usaha

5. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


A. Rincian tugas Subdirektorat Program
a. Rincian tugas Seksi Perencanaan
b. Rincian tugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan

27
B. Rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran
a. Rincian Tugas Seksi Pelaksanaan Kurikulum
b. Rincian tugas Seksi Penilaian dan Akreditasi
C. Rincian tugas Subdirektorat Kelembagaan Sekolah
a. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan Sekolah
b. Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana

D. Rincian tugas Subdirektorat Kegiatan Kesiswaan


a. Rincian tugas Seksi Bakat dan Prestasi Siswa
b. Rincian tugas Seksi Kepribadian Siswa
c. Rincian tugas Subbagian Tata Usaha
6. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
A. Rincian tugas Subdirektorat Program
a. Rincian tugas Seksi Perencanaan
b. Rincian tugas Seksi Evaluasi dan Pelaporan
B. Rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran
a. Rincian Tugas Seksi Pelaksanaan Kurikulum
b. Rincian tugas Seksi Penilaian dan Akreditasi
C. Rincian tugas Subdirektorat Kelembagaan Sekolah
a. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan Sekolah
b. Rincian tugas Seksi Sarana dan Prasarana
D. Rincian tugas Subdirektorat Kegiatan Kesiswaan
a. Rincian tugas Seksi Bakat dan Prestasi Siswa
b. Rincian tugas Seksi Kepribadian Siswa
c. Rincian tugas Subbagian Tata Usaha
pada lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Biro Hukum dan Organisasi)

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. pendidikan Kebijakan pendidikan disini dimaksudkan adalah seperangkat aturan


sebagai bentuk keberpihakan dari pemerintah dalam upaya membangun satu sistem
pendidikan sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang diinginkan bersama,
keberpihakan tersebut menyangkut dalam konteks politik, anggaran,
pemberdayaan, tata aturan, dan sebagainya. Kebijakan pendidikan merupakan
keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategi pendidikan yang
dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka mewujudkan tercapainya
tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu.

2. UU No.23 Th 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

3. UU No.24 Th 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi


Lulusan

4. UU No.20 Th 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

5.UU No. 25 Th 2006 tentang Rincian Tugas Unit kerja di Lingkungan direktorat
jenderal manajemen pendidikan dasar dan menengah .

29
DAFTAR PUSTAKA

Madjid,Abd.2018.Analisis Kebijakan Pendidikan.Volume 188. No.8.16


di unduh pada tanggal 26/10/2019 dilaman web.

https://respository.umy.ac.ic/index.php/kebijakanpendidikan/article/view/1
88

Biro hukum dan organisasi : peraturan menteri departemen pendidikan nasional no


25 tahun 2006 tentang rincian tugas unit kerja dilingkungan direktorat
jendral management pndidikan dasar dan menengah. Diunduh pada
tanggal 26/10/2019 pukul 19.30 dilaman web

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/abstrak

Bambang sudibyo 2007. Peraturan menteri pendidikan nasional republik


indonesia. Di unduh pada tanggal 26 oktober 2019 pukul 19.00 dilaman web

https;//luk.staff.ugm.ac.id

komengsimpuh.2006.permendiknas no 24 tahun 2006 di unduh pada 25 oktober

2019 pukul 19.30. Diwebsite: https://permendiknas_24_06

30

Anda mungkin juga menyukai