Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Mengubah Misi Hidup Dari Main-Main


Menjadi Bukan Main
286

Share

MATERI KHUTBAH JUMAT

Mengubah Misi Hidup dari Main-main Menjadi Bukan Main


َ‫ضل ِْل فََل‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا فَ ََل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬
ِ ‫سيِئ َا‬ ُ ‫ َونَعُ ْوذ ُ بِاهلل مِ ْن‬،ُ‫إِ َّن ْال َح ْمدَ هلل نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬
ً ‫سلَّ َم ت َ ْس ِليْما‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫صحْ ِب ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ،ُ‫س ْولُه‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدا‬،ُ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَه‬،ُ‫ِي لَه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫هَاد‬
ً ‫َكثِيْرا‬

َ‫يَاأَيُّها َ الَّذِينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُموت ُ َّن ِإالَّ َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬

َ َ ‫سآ ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّذِي ت‬


‫سآ َءلُونَ بِ ِه‬ َّ َ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُكم ِم ْن نَ ْف ٍس َواحِ دَةٍ َو َخلَقَ مِ ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
ً ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َجاالً َكث‬
َ ِ‫ِيرا َون‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬
َ
‫عل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ‫َواْأل َ ْر َح‬
َ َ‫ام إِ َّن هللاَ َكان‬

ُ ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغف ِْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َمن يُطِ ِع هللاَ َو َر‬
َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬
‫عظِ ي ًما‬ َ ً‫يَاأ َيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫سدِيدًا ي‬

‫أ َ َّما بَ ْعد ُ؛‬

ٌ‫ضَلَلَة‬ َ ‫عةٌ َو ُك َّل ِب ْد‬


َ ‫ع ٍة‬ ِ ‫ش َر األ ُ ُم‬
َ ‫ور ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة ِب ْد‬ َّ ‫سلَّ َم َو‬ َ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬،َ‫َاب هللا‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ث ِكت‬ ِ ‫صدَقَ ْال َحدِي‬ْ َ ‫فَإ ِ َّن أ‬
‫ار‬ َّ
ِ ‫ضَلل ٍة فِي الن‬َ َ َ ‫َو ُك َّل‬

Jamaah Jumat rahimakumullah

Marilah senantiasa kita panjatkan syukur kita kepada Allah atas setiap nikmat yang dikaruniakan
kepada kita. Syukur secara lisan dengan mengucapkan alhamdulillah dan menyebut-nyebut bahwa
nikmat tersebut dari Allah, maupun secara amal. Caranya dengan menggunakan seluruh karunia
Allah untuk kebaikan dan menjalankan syariatnya sebaik-baiknya. Bukan untuk melanggar larangan-
Nya. Itulah hakikat syukur yang sempurna.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW, juga kepada keluarga,
para shahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunah beliau. Kita mengucapkan shalawat
dan salam atas beliau, bukan karena beliau membutuhkan doa keselamatan dari kita dan agar beliau
selamat dan sejahtera, tapi doa kesejahteraan dan keselamatan dalam shalawat itu akan kembali
kepada kita. Rasulullah bersabda, “ Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, Allah akan
memberikan shalawat (kesejahteraan dan keselamatan) untuknya 10 kali.” (HR. Muslim).
Selanjutnya, marilah kita tingkatkan ketakwaan dan ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Karena takwa
adalah nilai yang akan menentukan kedudukan kita di sisi Allah. Takwa bukan sekadar takut, tapi
kekuatan, kesemangatan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah-perintah-nya dan menjauhi
larangan-Nya.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Ada sebuah kisah yang menggugah jiwa dari kelalaian, dari seoang ahli ibadah terkenal bernama
Ibrahim bin Adham. Ibrahim bin Adham termasuk keturunan orang terpandang. Ayahnya dikenal
kaya, memiliki banyak pembantu, kendaraan dan kemewahan. Ia terbiasa menghabiskan waktunya
untuk menghibur diri dan bersenang-senang. Hidup penuh kesenangan hingga lupa sebuah hakikat
“untuk apa sebenarnya diciptakan”?

Ketika ia sedang berburu, tak sengaja beliau mendengar suara lantunan firman Allah Ta’ala,

َ‫عبَثا ً َوأَنَّ ُك ْم إِلَ ْينَا الت ُ ْر َجعُون‬


َ ‫أَفَ َح ِس ْبت ُ ْم أَنَّ َما َخلَ ْقنَا ُك ْم‬

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. “(QS. al-Mukminun: 115)

Serasa disambar petir. Ayat itu betul-betul menyentak beliau. Menggugah kesadaran, betapa selama
ini telah bermain-main dalam menjalani hidup. Padahal hidup adalah pertaruhan, yang kelak akan
dibayar dengan kesengsaraan tak terperi, atau kebahagiaan tak tertandingi. Yakni saat di mana
manusia dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat.
Sejak itulah beliau tersadar, dan itulah awal beliau meniti hidup secara semestinya, hingga saksi
sejarah mencatat beliau sebagai ahli ibadah dan ahli ilmu yang ‘bukan main’.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Rasa-rasanya, ayat ini seperti belum pernah diperdengarkan di zaman kita ini. Meski tidak terungkap
kata, tetapi realita memberi buktinya; banyak manusia yang menganggap dan menjadikan hidup ini
tak lebih dari iseng dan main-main. Berpindah dari satu hiburan ke hiburan lain, dari satu
kesenangan menuju kesenangan lain, seakan hanya untuk itulah mereka diciptakan.

Ayat ini menjadi peringatan telak bagi siapapun yang tidak serius menjalani misi hidup yang
sesungguhnya. Kata ‘afahasibtum’, ( maka apakah kamu mengira), ini berupa istifham inkari, kata
tanya yang dimaksudkan sebagai sanggahan. Yakni, sangkaan kalian, bahwa Kami menciptakan
kalian hanya untuk iseng, main-main atau kebetulan itu sama sekali tidak benar. Dan persangkaan
kalian, bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami, adalah keliru.

Allah tidak akan membiarkan manusia melenggang begitu saja, bebas berbuat, menghabiskan jatah
umur, lalu mati dan tidak kembali,

”Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS.
Al-Qiyamah: 36)
Persangkaan yang keliru itu, membuat manusia liar dalam menjalani hidup. Berjalan tanpa panduan
arah yang jelas, terseok dan tertatih di belantara kesesatan.

Hanya ada tiga ’guide’ (penunjuk) yang mungkin akan mereka percaya untuk memandu jalan.
Pertama adalah hawa nafsu. Dia berbuat dan berjalan sesuai petunjuk nafsu. Apa yang diingini nafsu,
itulah yang dilakukan. Kemana arah nafsu, kesitu pula dia akan berjalan. Padahal, nafsu cenderung
berjalan miring dan bengkok, betapa besar potensi ia terjungkal ke jurang kesesatan.

Pemandu jalan kedua adalah setan. Ketika seseorang tidak secara aktif mencari petunjuk sang
Pencipta sebagai rambu-rambu jalan, maka setan menawarkan peta perjalanan. Ia pun dengan mudah
menurut tanpa ada keraguan. Karena sekali lagi, dia tidak punya ’kompas’ yang bisa
dipertanggungjawabkan dalam menentukan arah perjalanan. Sementara, peta yang disodorkan setan
itu menggiring mereka menuju neraka yang menyala-nyala,

”Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni naar
yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Rambu-rambu ketiga adalah tradisi orang kebanyakan. Yang ia tahu, kebenaran itu adalah apa yang
dilakukan banyak orang. Itulah kiblat dan barometer setiap tingkah laku dan perbuatan. Padahal,

” Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan-Nya.” (QS. al-An’am: 116)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah menciptakan manusia untuk tugas yang sangat agung; agar mereka beribadah kepada-Nya.
Untuk misi itu, masing-masing diberi tenggat waktu yang sangat terbatas di dunia. Kelak, mereka
akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di dunia, adakah mereka gunakan kesempatan
sesuai dengan misi yang diemban? Ataukah sebaliknya; lembar catatan amal dipenuhi dengan
aktivitas yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang diperintahkan.

Di hari di mana mereka dinilai atas kinerja mereka di dunia, tak ada satu episode pun dari kehidupan
manusia yang tersembunyi dari Allah. Bahkan semua tercatat dengan detil dan rinci, hingga
manusiapun terperanjat dan keheranan, bagaimana ada catatan yang sedetil itu, mereka berkata,

”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis).” (QS. al-Kahfi: 49)

Sebelum peluang terlewatkan, hendaknya kita bangun motivasi, untuk menjadikan hidup lebih
berarti. Mudah-mudahan, fragmen singkat di bawah ini membantu kita untuk membangkitkan
semangat itu.

Suatu kali Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seseorang, “Berapakah umur Anda sekarang ini?”
Orang itu menjawab, “60 tahun.” Fudhail berkata, “Kalau begitu, selama 60 tahun itu Anda telah
berjalan menuju perjumpaan dengan Allah, dan tak lama lagi perjalanan Anda akan sampai.”

“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un,” tukas orang itu.


Fudhail kembali bertanya, ”Tahukah Anda, apa makna kata-kata yang Anda ucapkan tadi?
Barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya adalah milik Allah, dan kepada-Nya pula akan kembali,
maka hendaknya dia menyadari, bahwa dirinya kelak akan menghadap kepada-Nya. Dan barangsiapa
menyadari dirinya akan menghadap Allah, hendaknya dia juga tahu bahwa pasti dia akan ditanya.
Dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukannya. Maka barangsiapa mengetahui
dirinya akan ditanya, hendaknya dia menyiapkan jawaban.”

Orang itu bertanya, ”Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Sedangkan kesempatan telah
terlewat?”

Fudhail menjawab, ”Hendaknya Anda berusaha memperbagus amal di umur yang masih tersisa,
sekaligus memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan di masa lampau.”

Jamaah Jumat rahimakumullah

Demikianlah. Hidup ini bukanlah kehidupan yang sia-sia, hanya main-main dan kebetulan belaka.
Ada hari pembalasan, ada masa pertanggungjawaban. Yang menyia-nyiakan kehidupan, bencanalah
yang ia dapatkan. Tapi yang mempersiapkan dan menggunakan untuk kebaikan, dialah yang berhak
mendapat keberuntungan. Kita berdoa, semoga kita mampu mengubah hidup kita, dari main-main,
menjadi bukan main. Amien.

‫صب ِْر‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬ ِ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫} إِال َالَّذِينَ َءا َمنُوا َو‬2{ ‫سانَ لَفِي ُخس ٍْر‬
َّ ‫عمِ لُوا ال‬ َ ‫اإلن‬ ْ َ‫} َو ْالع‬
ِ ‫} إِ َّن‬1{ ‫ص ِر‬

Khutbah Kedua
،‫علَى ْال َخي ِْر َواْ ِإل ْنعَ ِام‬
َ ُ‫ َوأ َ ْش ُك ُره‬،‫علَى الد ََّو ِام‬ َ ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى َح ْمدًا يَد ُْو ُم‬ ُ ُ‫ أَحْ َمدُه‬،‫الرحْ َم ِن‬َّ ‫الرحِ ي ِْم‬ َّ ‫ان‬ ِ َّ‫َّان ْالك َِري ِْم ْال َمن‬
ِ ‫َلِل ْال َملِكِ الدَّي‬ ِ َّ ِ ُ ‫ا َ ْل َح ْمد‬
‫ي َب ْعدَ ُه‬ ‫ب‬
َّ ِ َ ‫ن‬ َ ‫ال‬ ،ُ ‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ُ ‫د‬‫ب‬ْ ‫ع‬
ْ ُ َ َ ُ َ َّ َ ُ ‫ًا‬ ‫د‬‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬‫ه‬ ْ
‫ش‬ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ َ َ‫ِ ْك‬ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬‫َر‬ ‫ش‬ َ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫و‬
ُ َ ْ‫ُ َ ح‬ ‫هللا‬ َّ ‫ال‬‫إ‬ ‫ه‬
ِ َ َِ ‫ل‬ ‫إ‬ َ ‫ال‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ ُ ‫د‬‫ه‬ ْ
‫ش‬ َ
َ ِ ْ‫أ‬ . ‫ب‬ ‫و‬ُ ‫ن‬ُّ ‫ذ‬‫ال‬ َ
َ‫ب ِإ ِ مِ ن‬
‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫ل‬ ُ ‫َوأَت ُ ْو‬

‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما َك ِثي ًْرا‬


َ ‫ َو‬،‫ان‬ ْ ‫علَى َم َم ِر اللَّيَال‬
َّ ‫ِي َو‬
ِ ‫الز َم‬ َ َ‫سَلَ ًما دَا ِئ َمي ِْن َمتَُلَ ِز َميْن‬
َ ‫صَلَة ً َو‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
َ ‫ص َحا ِب ِه‬ َ ‫علَى َم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫س ِل ْم‬ َ َ‫اَللَّ ُه َّم ف‬
َ ‫ص ِل َو‬

َ ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
‫س ِل ُموا ت َ ْسلِي ًما‬ َ ‫علَىالنَّ ِبي ِ َيآأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا‬
َ َ‫صلُّون‬
َ ُ‫ِإ َّن هللا ََو َمَلَ ِئ َكتَهُ ي‬

‫ان إِلَى يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة‬


ٍ ‫س‬ ْ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
َ ْ‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِعَهُ بِإح‬ َ ‫لى ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫ع‬َ ‫ار ْك‬
ِ َ‫س ِل ْم َو ب‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِل َو‬

ِ‫ع َوات‬ ُ ‫سمِ ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجي‬


َ ‫ْب الد‬ ِ ‫ َو ْال ُمؤْ مِ ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ مِ نَا‬،ِ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر ل ِْل ُم ْسلِمِ يْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬
ِ ‫ت اْألَحْ يَاءِ مِ ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوا‬
َ َ‫ ِإنَّك‬،‫ت‬

َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْالكَاف ِِرين‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغف ِْر لَنَا ذُنُوبَنَا َوإِس َْرافَنَا فِي أ َ ْم ِرنَا َوث َ ِب‬
ُ ‫ت أ َ ْقدَا َمنَا َوا ْن‬
َ ‫ص ْرنَا‬

ُ ‫غ قُلُوبَنَا بَ ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا مِ ن لَّد ُنكَ َرحْ َمةً ِإنَّكَ أَنتَ ْال َو َّه‬
‫اب‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم الَت ُ ِز‬

‫اب‬
ُ ‫س‬ َ َ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغفِر لَنا َ َول َِوالِديْنا َ َولِل ُمؤمِ نِينَ ي‬
َ ِ‫وم يَقُو ُم الح‬

‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫ب‬ َ ْ‫َربَّنَا تَقَب َّْل مِ نَّا ِإنَّكَ أ َ ْنتَ السَّمِ ي ُع ْالعَلِي ُم َوتُب‬
ُ ‫علَ ْينَا ِإنَّكَ أ َ ْنتَ الت َّ َّو‬
‫ار‬
‫اب الن ِ‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفِي اْألَخِ َرةِ َح َ‬
‫َربَنَا َءاتِنَا فِي الد ْنيَا َح َ‬
‫ان َوإِيتَاءِ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ شَاءِ َو ْال ُم ْنك َِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُر ْوا هللاَ‬ ‫س ِ‬ ‫اإلحْ َ‬ ‫َّللاَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَ ْد ِل َو ْ ِ‬
‫ِعبَادَ هللا‪،‬إِ َّن َّ‬
‫َ‬
‫علَى نِعَمِ ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُرهللاِ أ ْكبَ ُر‬ ‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوا َ‬

Anda mungkin juga menyukai