Anda di halaman 1dari 55

perpustakaan.uns.ac.

id 73
digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret. Pendirian Program Studi Psikologi FK UNS pada

awalnya menginduk di Fakultas Kedokteran UNS dengan alasan sejarah kelahiran

Fakultas Psikologi di beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia, meski tidak

seluruhnya pada awalnya menginduk pada Fakultas Kedokteran, untuk

selanjutnya diharapkan mampu berkembang dan dianggap cukup mandiri dan

dikembangkan menjadi fakultas sendiri. Selain itu, ketersediaan sumber daya

manusia yang memadai di Fakultas Kedokteran UNS diharapkan menjadi

pendukung utama sebagai dosen program studi, sedangkan para sarjana psikologi,

magister psikologi, maupun psikolog yang menjadi dosen di fakultas lain dapat

membantu sebagai dosen tidak tetap di Program Studi Pskologi FK UNS.Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) memutuskan Prodi Psikologi

FK UNS dengan nilai akreditasi B sejak tanggal 11 September 2009 sampai

dengan 11 September 2014.

Program Studi Psikologi FK UNS memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi Program Studi Psikologi

Menjadikan Program Studi Psikologi FK UNS sebagai pusat kajian dan

penyelenggaraan pendidikan psikologi untuk menghasilkan sarjana psikologi dan


commit to user

73
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

psikolog yang berkualitas, profesional dan mandiri, mampu bersaing di tingkat

nasional, regional dan internasional.

b. Misi Program Studi Psikologi

Sesuai dengan visi yang telah disebutkan di atas, maka yang menjadi misi

dari program studi psikologi FK UNS adalah sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan

lulusan sarjana psikologi yang berkualitas.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan

lulusan profesi psikolog yang profesional, mandiri dan bertanggung

jawab.

3) Melakukan kajian dan penelitian di bidang psikologi untuk

pengembangan disiplin ilmu psikologi yang bermanfaat dan

bermartabat.

4) Melakukan pengabdian pada masyarakat melalui terapan ilmu psikologi

untuk membantu menciptakan kehidupan pribadi dan sosial yang sehat,

berkualitas, produktif dan humanis.

c. Tujuan Program Studi Psikologi FK UNS

1) Menghasilkan sarjana psikologi yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan nasional, global, mandiri, dan

bertanggung jawab, serta mampu bekerja secara profesional dan

transdisiplin.

2) Memenuhi kebutuhan tenaga psikolog yang profesional sesuai dengan

tuntutan perkembangan zaman.


commit to user

74
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

3) Membantu pemerintah dan masyarakat dalam memberikan pelayanan

jasa psikologi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

4) Mengkaji dan mengembangkan disiplin ilmu psikologi untuk

kemaslahatan manusia dan masyarakat yang bermartabat.

d. Kompetensi Lulusan Program Studi Psikologi

Kompetensi yang diharapkan dari lulusan Program Studi Psikologi FK

UNS adalah sebagai berikut :

1) Kompetensi Utama :

a) Mampu menjalankan dan berperan sebagai tenaga profesional

dalam layanan jasa psikologi, yaitu melakukan terapi psikologi,

layanan konseling, administrasi sumber daya manusia (staf dan

penyelia), mengembangkan sumber daya manusia, konsultasi

psikologi pada lembaga hukum dan peradilan, kepolisian,

pendidikan, industri dan olahraga.

b) Mampu menjalankan dan melaksanakan peran sebagai tenaga

profesional, perekayasa dan penanggung jawab dalam aplikasi dan

penggunaan psikologi, diantaranya mengembangkan tes psikologi

(menyusun atau merekayasa), melakukan tes, diagnosis, evaluasi

dan monitoring kemajuan terapi psikologi.

2) Kompetensi Pendukung:

a) Mampu menjalankan dan berperan sebagai tenaga profesional

dalam layanan konsultasi psikologi, yaitu melakukan organisasi,

commit to user

75
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

pengelolaan lembaga, biro, dan atau pusat-pusat layanan konsultasi

psikologis.

b) Mampu menjalankan dan berperan sebagai tenaga profesional

dalam bidang perencanaan dan pengembangan SDM pada instansi

pemerintah dan swasta, yaitu melakukan rekruitmen pegawai,

meningkatkan motivasi untuk peningkatan kinerja, dan melakukan

konseling penyelesaian sengketa dan konflik pegawai.

c) Mampu menjalankan dan berperan sebagai tenaga profesional di

bidang pendidikan dan Terapi SDM, yaitu melakukan Terapi

pengembangan SDM, tumbuh kembang anak, dan mengajar di

lembaga pendidikan mulai dari play group sampai perguruan

tinggi.

3) Kompetensi Lain

a) Mampu menjalankan dan berperan sebagai tenaga profesional

dalam mengembangkan keilmuan di bidang psikologi, yaitu

menjadi peneliti/asisten peneliti, dosen/asisten dosen, dan laboran

psikologi.

b) Mampu menjalankan dan berperan sebagai pendukung bidang

profesi lain, yaitu PR (Public Relation), wira usaha, kesehatan, dan

hukum (peradilan, pengacara, notariat).

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian dan responden

sebanyak 30 orang. Responden yang terpilih menjadi subjek akan

dibagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.


commit to user

76
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

2. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang

diajukan pada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.

Permohonan izin tersebut diantaranya peneliti meminta surat izin dari Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

ditujukan kepada Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS.

Setelah mendapatkan izin dari Prodi Psikologi FK UNS, peneliti dapat

mengadakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan bersama.

3. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan

Mengerjakan Skripsi yang dimodifikasi dari State Trait Anxiety Inventory (STAI)

Form Y yang disusun oleh Spielberger (dalam Lam dkk., 2005)yang memiliki 10

pernyataan favourable dan 10 pernyataan unfavourable.

Skala ini berbentuk Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu Sama sekali

tidak; Sedikit; Agak; dan Sangat. Pilihan jawaban tersebut adalah hasil

penerjemahan dari pilihan jawaban dari STAI Form Y.

4. Persiapan Eksperimen

Eksperimen dalam penelitian ini menggunakan Terapi Jurnal sebagai

perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Terapi Jurnal dipandu oleh seorang

fasilitator. Sebelumnya, peneliti melakukan briefing mengenai materi dan

pelaksanaan terapi. Hal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan materi dan

detail terapi dengan baik kepada fasilitator. Selanjutnya peneliti mempersiapkan

alat-alat yang digunakan dalam Terapi Jurnal. Alat-alat tersebut antara lain :
commit to user

77
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

a. Satu unit laptop dan LCD

Laptop dan LCD pada penelitian ini digunakan untuk menayangkan slide

materi dan instruksi setiap pergantian sesi.

b. Modul Terapi

Modul terapi pada penelitian ini adalah Modul Terapi Jurnal di mana di

dalamnya dimuat rincian kegiatan setiap pertemuan dan materi teknik-teknik

Terapi Jurnal.

c. Slide Terapi

Slideterapi dibuat untuk membantu fasilitator dalam menyampaikan instruksi

dan menggambarkan apa yang akan dilakukan pada setiap sesi kepada peserta.

d. Lembar observasi

Lembar observasi dibuat untuk membantu peneliti dalam mengamati tingkah

laku, ekspresi dan partisipasi dari subyek peserta terapi.

e. Lembar evaluasi proses.

Peneliti mempersiapkan lembar evaluasi proses untuk diisi sesuai dengan

keadaan dan perasaan yang dialami peserta selama mengikuti Terapi Jurnal.

f. Alat Tulis

Alat tulis berupa pulpen dan kertas dipergunakan oleh peserta untuk mengisi

jurnal dan mencatat poin-poin penting yang didapat ketika menjalani terapi.

commit to user

78
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

5. Pelaksanaan Uji Coba

a. Uji Coba Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi

Pengujian Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi dilakukan kepada 30

mahasiswa Psikologi dan 37 mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pengambilan data untuk uji coba Skala dilakukan dua hari pada tanggal 23

Juni 2012 dimulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB di Kampus

Psikologi dan 27 Juni 2012 dari pukul 09.00 sampai pukul 13.00 di Kampus

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Prosedur

pelaksanaannya adalah peneliti menemui dan meminta satu per satu mahasiswa

yang telah mengambil mata kuliah skripsi untuk mengisi Skala Kecemasan

Mengerjakan Skripsi.

b. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Skala.

1) Uji validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan skala

psikologis sehingga menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan

ukurnya (Azwar, 2003). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini

meliputi content validity dan construct validity. Content validity melalui

review professional judgment oleh pembimbing sebagai pihak yang

berkompeten, sehingga penampilan tes lebih meyakinkan dan memenuhi

kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur.

Selanjutnya, skala dalam penelitian ini diuji daya beda aitem dengan

menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan


commit to user

79
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

program SPSS for MS Windows versi 17.0. Uji daya beda aitem akan

menentukan aitem yang gugur dan valid. Jumlah aitem yang diuji daya beda

aitem berjumlah 20 aitem. Hasil uji tersebut memiliki indeks korelasi berkisar

0,390 sampai dengan 0,819. Nilai r-tabel untuk N = 67 adalah 0, 240, dengan

begitu diketahui r-hitung semua aitem lebih besar dari r-tabel. Dengan

demikian, seluruh aitem dapat dinyatakan valid.

2) Uji reliabilitas

Setelah uji validitas, Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi kemudian

diuji reliabilitas pada aitem yang valid. Pengujian reliabilitas untuk

mengetahui konsistensi atau keterpercayaan skala psikologis, sehingga

didapat skala psikologis yang konsisten dari waktu ke waktu (Azwar,

2003).Uji reliabilitas menggunakan teknik analisis Alfa’s Cronbach. Hasil uji

reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Alfa’s Cronbach

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 20

Penghitungan reliabilitas Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar0,919. Koefisien reliabilitas dianggap

memuaskan apabila koefisiennya mencapai 0,900 (Azwar, 2003), sehingga

koefisien reliabilitas dari Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi tersebut

adalah memuaskan. Maka bisa dinyatakan bahwa Skala Kecemasan

commit to user

80
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Mengerjakan Skripsi tersebut reliabel, yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian.

c. Uji Coba Modul Terapi

Pengujian modul dilakukan tanggal 14 November 2012 di Ruang Kuliah 4

Prodi Psikologi UNS dari pukul 09.00 sampai pukul 10.30 terhadap lima orang

subjek yang diambil dari responden tryout Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi

dengan ketegori kecemasan sedang dan tinggi.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Pretest dan Penentuan Subjek Penelitian

Data pretest yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dengan menggunakan Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi yang telah

diujicobakan. Peneliti mengkategorikan skor sesuai dengan Lam dkk (2005)

menjadi tiga kategor yaitu rendah (skor 20-39), sedang (skor 40-59), dan tinggi

(skor 60-80).

Data di bawah ini didapatkan dari responden sebanyak 30 orang mahasiswa

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sedang

dalam proses mengerjakan skripsi.

Tabel 5. KategoriKecemasan Mengerjakan Skripsi pada Pretest

Kategori Tingkat
Kecemasan Mengerjakan Jumlah Persentase
Skripsi
Tinggi (60-80) 10 mahasiswa 33,33%
Sedang (40-59) 13 mahasiswa 43,33%
Rendah (20-39) 7 mahasiswa 23,33%
commit to user

81
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Data responden tersebut dikategorikan dalam tingkatan kecemasan

mengerjakan skripsi yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian tersebut

menunjukkan tingkat kecemasan mengerjakan skripsi seluruh responden berada

pada semua kategori. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penurunan tingkat

kecemasan mengerjakan skripsi, maka berdasarkan data dalam Tabel 6, responden

dengan kecemasan mengerjakan skripsi kategori tinggi dipilih sebagai subjek

dalam penelitian ini sehingga didapatkan 10 responden yang sesuai dengan

kriteria tersebut. Setelah itu, peneliti melakukan randomisasi dengan membagi

secara acak responden terpilih ke dalam 5 orang Kelompok Eksperimen (KE) dan

5 orang Kelompok Kontrol (KK).

Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6.Subjek Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Kode Nama Skor Tingkat Jenis Kelamin


Subjek
Kontrol KK1 TAS 64 Tinggi P

KK2 OR 62 Tinggi P

KK3 TR 60 Tinggi P

KK4 ERR 64 Tinggi P

KK5 INH 74 Tinggi L

Eksperimen KE1 AS 71 Tinggi P

KE2 RMWH 69 Tinggi P

KE3 FGA 68 Tinggi P

KE4 RM 62 Tinggi P

KE5 A 75 Tinggi P
commit to user

82
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

2. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa

Terapi Jurnal. Terapi ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan yang

dilaksanakan dengan kisaran waktu antara 90-120 menit.

Sebagai fasilitator adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah meraih gelar Sarjana Psikologi.

Fasilitator dipilih oleh peneliti dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Menguasai dasar-dasar terapi dan konseling.

2) Pernah membimbing terapi kelompok.

3) Kooperatif

Penjelasan mengenai Terapi Jurnal pada tiap pertemuan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Terapi Jurnal pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Desember

2012 di Ruang Kuliah 4 Prodi Psikologi UNS. Pertemuan awal ini mundur hampir

satu jam karena menunggu kelima peserta datang semua agar tidak ada yang

terlewati dari proses terapi.Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaika

pertemuan pertama ini adalah60 menit, yaitu mulai pukul 08.55 WIB dan berakhir

pada pukul 09.55 WIB. Peserta yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 5 orang

yang merupakan jumlah keseluruhan subjek dalam kelompok eksperimen. Terapi

pertemuan pertama ini memiliki tujuan untuk membebaskan ekspresi peserta.

Terapi ini dilaksanakan dalam beberapa pertemuan yang dijabarkan dalam uraian

di bawah ini:

commit to user

83
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

1) Sesi I: Pembukaan Terapi Jurnal

Pada sesi ini, terapi dibuka dengan menampilkan slide selamat datang

kepada seluruh peserta. Kemudian fasilitator memperkenalkan diri dan

membuka sesi terapi dengan ramah lalu menyampaikan ice breaking. Ice

breaking diberikan sebelum terapi dan setelah itu memberitahu apa saja yang

akan dikerjakannya selesai terapi, sehingga peserta dapat mengikuti proses

terapi dengan perasaan nyaman, tanpa adanya beban psikologis yang dapat

mengganggu pelaksanaan terapi. Lewat kegiatan singkat ini fasilitator secara

tidak langsung akan terjalin raport yang baik antara fasilitator dan para peserta.

Ice breaking yang diberikan adalah „Siap Tempur‟. Prosedurnya adalah

peserta diinstruksikan untuk mencari posisi duduk yang paling nyaman lalu

menutup mata. Setelah semua peserta menutup mata, fasilitator membaca teks

„Siap Tempur‟ untuk mengarahkan peserta mengalihkan semua pikiran-pikiran

di luar sesi terapi dan menyimpannya dulu selama sesi terapi. Setelah selesai,

peserta membuka mata dengan perasaan lebih segar dan siap mengikuti Terapi

Jurnal.

Selanjutnya, co-fasilitator membagikan handout Materi Terapi Jurnal

yang berisi manfaat dan teknik kepada kelima peserta. Selanjutnya fasilitator

menyampaikan materi singkat agar peserta lebih mengerti mengenai apa yang

akan dilakukannya selama empat kali pertemuan ke depan. Setelah selesai

materi, fasilitator menyampaikan kontrak terapi berupa jaminan kerahasiaan

dan kebebasan berekspresi dalam Terapi Jurnal agar terbentuk kepercayaan

commit to user

84
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

dalam diri peserta dan keleluasaan untuk mengungkapkan diri selama proses

terapi.

2) Sesi II:Menulis Bebas (I)

Sesi ini menugaskan peserta untuk mengekspresikan pikiran dan

perasaannya dengan bebas ke dalam buku yang telah diberikan. Peserta juga

dihimbau untuk mengabaikan tata bahasa, norma penulisan atau segala

peraturan tentang bahasa yang dimiliki peserta.

Dalam sesi ini, ada dua peserta yang masih kesulitan mau menulis apa ke

dalam jurnal sehingga yang ditulis hanya singkat. Sementara dua peserta lain

mengaku menikmati dan masih ingin menulis walau sudah berhenti, dan satu

peserta merasa jengkel karena terbiasa mengetik dan lama tidak menulis

dengan tangan.

3) Penugasan

Fasilitator menyampaikan tugas untuk menuliskan segala hal terkait

skripsi, terutama kecemasan-kecemasan yang dialami dalam proses

menyelesaikannya sambil tetap menulis jurnal ke dalam buku yang telah

diberikan.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua Terapi Jurnal dilaksanakan pada tanggal 21 Desember

2012 di Ruang Kuliah 2 Prodi Psikologi UNS. Terapi hari kedua berjalan

selama 130 menit dimulai pukul 09.15 dan berakhir pukul 11.25. Terapi

terlambat dimulai dari rencana dikarenakan menanti semua peserta berkumpul.

Adapun kegiatan di hari kedua ini adalah sebagai berikut:


commit to user

85
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

1) Pembukaan

Fasilitator membuka terapi dengan ramah dan bercanda sedikit dengan

semua peserta untuk mengurangi ketegangan dan membentuk suasana yang

nyaman. Ice breaking tidak jadi diberikan lantaran memberi waktu yang

banyak untuk sesi terapi inti.

2) Five Minute Sprint

Sesi ini menugaskan peserta untuk menuliskan pikiran dan perasaan

dengan cepat dan spontan selama lima menit. Setelah peserta semua mengerti,

fasilitator mulai memberi aba-aba:

a) „Bersedia‟, maka peserta membuka buku dan menyiapkan halaman

kosong.

b) „Siap, peserta bersiap memegang pulpen.

c) „Mulai‟, peserta mulai menulis.

Setelah menulis selama lima menit, fasilitator memberi aba-aba „stop‟

dan peserta berhenti menulis.

3) Diskusi „Keyakinan‟ dan „Penafsiran‟ peserta terhadap skripsi.

Sesi ini adalah sesi terlama dalam pertemuan hari kedua. Peserta

menyampaikan kecemasan-kecemasannya saat mengerjakan skripsi dan

fasilitator berusaha memahami setiap peserta dan terbuka dengan apa pun yang

akan disampaikan mengenai kecemasannya.

Pada sesi ini, peserta yang sebelumnya masih terlihat kaku mulai bisa

mengungkapkan dirinya dan kecemasan yang dialaminya terkait skripsi. semua

peserta bersemangat ketika menyampaikan uneg-unegnya seputar skripsi.


commit to user

86
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

Setelah mamahami, fasilitator memberi informasi bahwa kecemasan

yang dialami peserta berasal dari faktor internal yaitu „keyakinan‟ bersifat

negatif terhadap skripsi yang ada dalam diri peserta.

Setelah peserta mengerti, fasilitator mengarahkan peserta untuk mau

mengubah „keyakinan‟-nya menjadi lebih positif untuk mengurangi

kecemasannya sehingga dapat mengurangi faktor penghambat penyelesaian

skripsi peserta.

4) Menulis Bebas (II)

Sesi ini adalah sesi katarsis setelah peserta menyadari penyebab

kecemasannya. Sebagai wadah peserta untuk mengungkapkan perasaannya

setelah mengerti mengenai kecemasan yang ada dalam dirinya. Dalam

prakteknya, semua peserta selesai menulis kurang lebih 3 menit.

5) Penugasan

Tugas untuk hari ketiga adalah peserta menuliskan list respon-respon

peserta terhadap keadaannya ketika cemas. Penugasan ini untuk bahan diskusi

hari ketiga.

c. Pertemuan Ketiga.

Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 24 Januari 2012 di Ruang

Kuliah 1 Prodi Psikologi UNS. Dikarenakan kendala teknis, pertemuan hari

ketiga ini mundur 90 menit dari jadwal perencanaan. Adapun kegiatan di hari

ketiga adalah sebagai berikut:

commit to user

87
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

1) Pembukaan.

Sesi pembukaan ini adalah dengan pemberian ice breaking

„Menghubungkan Titik‟. Prosedur dari permainan ini adalah fasilitator

memberikan gambar 9 titik yang disusun 3 baris. Tugas dari peserta adalah

menghubungkan semua titik dengan garis yang tidak boleh putus.

Satu peserta berhasil menemukan jawabannya dengan cepat, sementara

peserta lain kesulitan dan merasa kesal karena pernah tahu jawabannya tapi

lupa. Melihat semua sudah kesulitan, fasilitator mengemukakan jawaban yang

benar. Setelah semua peserta mengerti, fasilitator memberi pemaknaan

permainan yaitu kadang penyelesaian sebuah masalah itu perlu untuk berpikir

out of the box.

2) Mendiskusikan respon kecemasan.

Dalam sesi ini fasilitator mendiskusikan tugas yang telah diberikan yaitu

menulis respon kecemasan ketika mengerjakan skripsi.

Salah satu peserta mengaku kalau lewat tugas tersebut, dia jadi sadar

kalau selama ini responnya sama sekali tidak produktif untuk kelangsungan

skripsinya. Keempat peserta lain masih menuliskan respon-respon yang tidak

produktif saja. Lewat diskusi, mereka menyadari bahwa apa yang mereka

lakukan tidak membantu skripsi mereka dan sepakat untuk mengubah

kebiasaan.

3) Perspective.

Peserta menuliskan rencana respon yang lebih positif seperti menuliskan

kejadian itu sudah terjadi. Peserta menuliskan kira-kira 3 menit.


commit to user

88
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

4) Unsent letter.

Peserta ditugaskan untuk menulis sebuah surat kepada seseorang terkait

skripsi. Tidak ada kesulitan yang dialami peserta, beberapa peserta mengaku

lega setelah menuliskan surat itu. Dua orang peserta menangis saat diskusi

setelah menulis.

5) Penugasan.

Tugas untuk pertemuan keempat adalah menuliskan pemahaman-

pemahaman baru yang lebih positif terkait skripsi yang sedang diselesaikan.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan hari keempat mengalami pengunduran atas kesepakatan

peserta. Pada hari dijadwalkan tanggal 31 Desember 2012 tiga dari lima peserta

memiliki agenda terkait skripsi dan keluarga. Atas kesepakatan bersama, maka

pertemuan terakhir ini dilaksanakan pada 7 Januari 2013. Fasilitator

berhalangan hadir sehingga peneliti memandu terapi di hari terakhir ini.

Pelaksanaan terapi mulai pukul 09.30 sampai 10.45.

1) Pembukaan

Sesi pertama dalam pertemuan keempat ini dimulai dengan salam hangat

dari fasilitator untuk peserta. Fasilitator membangun raport yang baik dan

menjalin komunikasi yang akrab agar peserta dapat mengikuti sesi terapi

dengan nyaman.

Ice breaking tidak diberikan dengan pertimbangan waktu dan kondisi

salah satu peserta yang sedikit lemas karena sakit.


commit to user

89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

2) Diskusi pemahaman baru yang lebih positif.

Sesi ini mendiskusikan tugas yang sebelumnya telah fasilitator berikan

kepada peserta untuk menuliskan pemahaman-pemahaman baru yang lebih

positif mengenai skripsi yang sedang diselesaikan peserta.

Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menanamkan pemikiran-pemikiran

baru untuk mendukung berkurangnya kecemasan peserta terhadap skripsi yang

sedang dijalankannya.

Para peserta mengaku lebih termotivasi, merasa memiliki semangat baru

setelah menuliskan tugas ini ke dalam jurnal.

3) Feedback statement

Sebuah tugas untuk membaca kembali jurnal dari awal sampai akhir dan

mencoba merefleksikan perasaan yang ada dalam jurnal dan perasaan ketika

membaca jurnal. Mekanisme reflektif ini memiliki tujuan agar peserta memiliki

(owning) esensi dari apa yang telah dituliskannya, sehingga peserta lebih

memahami dirinya.

Mekanisme reflektif ini terdiri dari dua langkah. Langkah pertama yaitu

peserta menuliskan perasaan apa saja yang terkandung dalam tulisan dalam

jurnal. Langkah kedua yaitu peserta menuliskan perasaan yang muncul ketika

membaca jurnalnya dari awal hingga terakhir.Para peserta mengaku lebih

memahami dirinya dan lebih tahu apa yang harus dilakukannya terakit skripsi

setelah selesai mengikuti Terapi Jurnal.

commit to user

90
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

4) Penutup

Pertemuan pada hari keempat ini diakhiri dengan pengisian postest dan

lembar evaluasi. Setelah semua selesai, fasilitator mengucapkan terima kasih

kepada para peserta atas partisipasinya selama empat kali pertemuan Terapi

Jurnal.

3. Pelaksanaan Postest

Pengambilan data posttest dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2013.

Pengambilan postest dilakukan dengan Skala Kecemasan Mengerjakan Skripsi

pada kelompok eksperimen dan kontrol. Prosedur pelaksanaan posttest

dilakukan dengan mengumpulkan seluruh subjek kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol dalam satu ruangan yaitu di ruang kuliah. Subjek

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengisi Skala Kecemasan

Mengerjakan Skripsi bersama-sama dengan instruksi yang sama.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil pretest dan postest

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor motivasi berprestasi

antara kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan Skala Kecemasan

Mengerjakan Skripsi yang diukur sebelum eksperimen (pretest) dan setelah

eksperimen (posttest).

Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

commit to user

91
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

Tabel 7. Hasil Skor Pretest dan Postest

Pengukuran
Pretest Posttest
Skor Tingkat Skor Tingkat
Kelompok Subjek
Skala Kecemasan Skala Kecemasan
Mengerjakan Mengerjakan
Skripsi Skripsi
KE1 71 Tinggi 22 Rendah
KE2 69 Tinggi 30 Rendah
Eksperimen KE3 68 Tinggi 29 Rendah
KE4 62 Tinggi 48 Sedang
KE5 75 Tinggi 38 Rendah
Mean 69 33,4
KK1 61 Tinggi 47 Sedang
KK2 62 Tinggi 71 Tinggi
Kontrol KK3 60 Tinggi 72 Tinggi
KK4 64 Tinggi 63 Tinggi
KK5 74 Tinggi 69 Tinggi
Mean 64,2 64,4

Perbedaan rata-rata skor kecemasan mengerjakan skripsi antara

kelompok eksperimen dan kontrol juga dapat dilihat pada gambar :

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pretest Postest

Keterangan:
Kontrol

Eksperimen
Grafik1. Rata-Rata Skor Kecemasan Mengerjakan Skripsi Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
commit to user

92
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen terjadi

kenaikan tingkat motivasi berprestasi dibandingkan kelompok kontrol pada

pengukuran setelah terapi (posttest). Selanjutnya dari hasil pretest dan posttest

baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan uji

hipotesis dengan bantuan komputer program statistik SPSS for MS Windows

version 17.

b. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji asumsi

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji normalitas

Menurut Priyatno (2008), uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah sebaran nilai dari variabel tergantung mengikuti distribusi kurva normal

atau tidak. Uji normalitas dengan menggunakan SPSS versi 17.00 dengan

teknik Kolmogrov-Smirnov. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%

(0,05).

Data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kontrol baik pretes

maupun postes dalam penelitian ini normal hal ini dapat ditunjukkan dengan

tabel dibawah ini :

commit to user

93
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


KEpre KEpost KKpre KKpost
N 5 5 5 5
a,,b
Normal Parameters Mean 69.0000 33.4000 64.2000 64.4000
Std. Deviation 4.74342 9.93982 5.67450 10.33441
Most Extreme Absolute .217 .234 .314 .272
Differences Positive .137 .234 .314 .231
Negative -.217 -.129 -.230 -.272
Kolmogorov-Smirnov Z .484 .523 .702 .608
Asymp. Sig. (2-tailed) .973 .947 .707 .854
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dari tabel dapat dilihat nilai Kolmogorov-Smirnov Z pretest kelompok

eksperimen0,484, posttest kelompok eksperimen 0,523, pretest kelompok

kontrol 0,702 dan postest kelompok kontrol 0,608. Karena semua nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada

pretest dan postest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Menurut Priyatno (2008) uji homogenitas atau uji kesamaan ragam

digunakan untuk mengetahui homogen tidaknya suatu data atau ada tidaknya

perbedaan varians pada kedua kelompok sampel (dalam penelitian ini,

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol) sebagai prasyarat dalam

analisis Independent sample t-test. Uji homogenitas menggunakan SPSS versi

17.00 dengan teknik uji t (Levene’s Test). Taraf signifikansi yang digunakan

commit to user

94
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

5% (0,05). Dari uji homogenitas yang telah dilakukan dengan menggunakan

SPSS versi 17 didapatkan nilai Levene‟s Test sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas

Levene's Test for Equality of


Variances
F Sig.
pretest Equal variances .114 .744
assumed
Equal variances not
assumed
postest Equal variances .002 .965
assumed
Equal variances not
assumed
gain Equal variances .008 .931
assumed
Equal variances not
assumed

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa signifikansi data pretest, postest

dan gain score antara kedua kelompok data yaitu Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol adalah 0,744; 0,965; dan 0,931. Dikarenakan nilai

signifikansi ketiganya lebih dari 0,05 maka varian data pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen diasumsikan sama (equal variances

assumed), dengan demikian uji Independent Sample t-Test dapat dilakukan.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 17.00 dengan

teknik uji beda t pada dua sampel yang tidak berhubungan (Independent
commit to user

95
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

Sample t- Test) dan dua sampel yang berkorelasi (Paired Samples t-Test). Taraf

signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% (0,05). Uji beda t pada dua sampel

bebas (Independent Sample t-Test) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan pada kedua kelompok sampel, yaitu Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Sedangkan uji beda t pada dua sampel

yang berkorelasi (Paired Samples t-Test) dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kedua sampel yang berkorelasi,

yaitu pretest dan posttest pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

1) Independent Sample t-test

Tabel 10. Data Statistik Kelompok

Group Statistics
Std. Std. Error
kelompok N Mean Deviation Mean
gain eksperimen 5 -35.6 12.95376 5.79310
kontrol 5 .20 10.56882 4.72652

Tabel 11. Hasil Uji Analisis Independent Sample t-Test

t-test for Equality of Means


Sig. (2- Mean Std. Error
t df tailed) Difference Difference
gain Equal -4.788 8 .001 -35.800 7.47663
variances
assumed
Equal -4.788 7.690 .002 -35.800 7.47663
variances not
assumed

commit to user

96
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data pada kedua

kelompok adalah sama, maka uji t menggunakan equal variance assumed.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan gain score pada dua Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol, dapat dilihat dalam Tabel 12 bahwa t-

hitung adalah -4,788. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dengan

uji satu sisi(1-tailed) maka didapat P=0,0005. Nilai t tabel dengan df=8 uji satu

sisi adalah -1,860.

Priyatno (2008) menyatakan syarat dinyatakan terdapat perbedaan pada

kedua kelompok data pada pengujian Independent Sample t-Test adalah -t

hitung < -t tabel, dan P <α=0,05. Berdasarkan tabel di atas, maka -4,788 < -

1,860 dan P=0,0005 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan gain score

pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol antara sebelum dan

sesudah pemberian perlakuan, nilai t-hitung dan mean Kelompok Eksperimen

yang negatif memberi kesimpulan bahwa Terapi Jurnal berpengaruh negatif

(menyebabkan penurunan) terhadap tingkat kecemasan mengerjakan skripsi.

2) Paired Sample t-Test

Selanjutnya untuk melihat apakah penurunan tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi signifikan, dilakukan analisis dengan PairedSample t-Test.

Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara

two correlated samples (Priyatno, 2008).

Hasil pengujian Paired Sample t-Test dapat dilihat pada tabel berikut :

commit to user

97
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Tabel 12. Uji Paired Sample t-Test pada Kelompok Eksperimen

Paired Samples Test


t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Postest-pretest -6.145 4 .004

Tabel 13. Uji Paired Sample t-Test pada Kelompok Kontrol.

Paired Samples Test


t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Postest-pretest .042 4 .968

Hasil uji Paired Sample t-Testpada Kelompok eksperimen, didapatkan

nilai t-hitung sebesar-6,145. Dikarenakan pengujian satu sisi (1-tailed), maka

didapatkan nilai P= 0,002 dan untuk nilai t-tabel dengan uji satu sisi dan df=4

adalah sebesar -2,132. Priyatno (2008) menyatakan bahwa syarat hipotesis

diterima adalah -t hitung < -t tabel dan nilai P < 0, 05, maka dapat dilihat

bahwa -6,145 < - 2,132 dan P=0,002 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan mengerjakan skripsi

sebelum (pretest) dan sesudah pemberian Terapi Jurnal (postest) pada

Kelompok Eksperimen.

Hal yang sebaliknya terjadi pada Kelompok Kontrol yang memiliki nilai t

hitung 0,042 < t tabel yaitu 2,132 dan P=0,968 > dari 0,05. Hasil tersebut

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kecemasan

mengerjakan skripsi sebelum (pretest) dan sesudah pemberian Terapi Jurnal

(postest) pada Kelompok Kontrol.


commit to user

98
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Kesimpulan yang dapat diambil, dari perhitungan di atas adalah penurunan

skor kecemasan mengerjakan skripsi secara signifikan yang terjadi pada

Kelompok Eksperimen yang diberi perlakuan, tidak terjadi pada Kelompok

Kontrol yang tidak diberi perlakuan. Hal ini berarti, Terapi Jurnal berpengaruh

secara signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan mengerjakan skripsi

pada mahasiswa psikologi UNS.

d. Hasil Analisis Evaluasi Proses Terapi

Dari hasil lembar evaluasi proses yang diisi oleh sunjek, diperoleh data

mengenai manfaat serta perubahan yang dirasakan masing-masing subjek, serta

penilaian mengenai kemudahan dalam mengekspresikan diri dari masing-

masing peserta selama mengikuti Terapi Jurnal. Data mengenai ini dapat

dilihat di Lampiran E.

2. Hasil Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif bertujuan untuk melihat proses-proses yang dialami

oleh subjek selama dan setelah menjalani Terapi Jurnal. Selain itu, analisis

kualitatif juga bertujuan untuk mengetahui gambaran proses perubahan yang

dialami subjek selama dan setelah mengikuti Terapi Jurnal. Analisis kualitatif

dilakukan pada KE berdasarkan skor kecemasan mengerjakan skripsi, diskusi,

hasil observasi, dan hasil evaluasi proses selama terapi. Berikut ini grafik

perubahan hasil pretest dan hasil postest pada subjek Kelompok Eksperimen:

commit to user

99
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4 Subjek 5

Keterangan: Pretest
Postest
Grafik 2. Skor Kecemasan Mengerjakan Skripsi pada Seluruh Subjek Sebelum dan
Sesudah Terapi Jurnal pada KE

Perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan terapi diobservasi dan

dicatat oleh co-fasilitator. Berikut ini analisis kualitatif masing-masing subjek

peserta Terapi Jurnal:

a. Analisis Kualitatif pada Subjek 1

Subjek 1 mengalami penurunan paling banyak dalam skor kecemasan

mengerjakan skripsi. Hal ini dapat digambarkan dalam perubahan Subjek 1 dari

pertemuan pertama hingga terakhir. Pertemuan pertama, Subjek 1 hanya

menuliskan beberapa kata saat sesi Menulis Bebas I. Subjek 1 mengaku bahwa

beberapa kata sudah mampu menggambarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.

Subjek 1 juga beberapa kali sempat berhenti menulis dan memilih mencorat-coret

kertas. Ketika peserta lain, yaitu Subjek 3 selesai menulis juga, Subjek 1 memilih

bercanda dengannya daripada melanjutkan menulis. Walau begitu Subjek 1

mengaku timbul perasaan perasaan lega ketika menuliskan pikiran dan


commit to user

100
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

perasaannya. Timbulnya perasaan lega ini menandakan Subjek 1 telah berusaha

membuka diri untuk membebaskan ekspresinya walau hanya dengan beberapa

kalimat. Hal ini termasuk pencapaian yang positif untuk mendukung kelancaran

pengerjaan tugas dan diskusi di pertemuan kedua.

Pertemuan kedua, dari hasil tugas menulis kecemasannya tentang skripsi,

Subjek 1 mendapati sumber kecemasannya terjadi karena kurang bisa menjalin

komunikasi dengan dosen, dan kurang percaya diri dengan judul skripsi yang

telah ditulis karena belum memiliki teori yang cukup. Berhubungan dengan

subjek penelitian skripsi kualitatif Subjek 1 mengenai obesitas, Subjek 1 takut

akan menimbulkan dampak negatif saat mencari data tentang masa lalu

narasumber yang mengalami obesitas. Menurut Subjek 1, setiap orang obesitas

mengalami masa lalu yang mungkin kurang baik, dan ketika masa lalu itu

diungkit kembali dalam penggalian data ketika narasumber sudah menerima

keadaan dirinya, Subjek 1 takut membuat narasumberkembali terkenang dengan

masa lalu yang menurut Subjek 1 akan menimbulkan dampak negatif pada

penerimaan diri narasumber tersebut. Selain itu, Subjek 1 takut tidak bisa

membalas kebaikan narasumber nanti ketika sudah memberikan banyak data demi

terselesaikannya skripsi Subjek 1. Saat subjek lain menceritakan pengalamannya,

Subjek 1 mengaku memiliki kesulitan yang sama dengan subjek lain yaitu

menyesuaikan komunikasi dengan salah satu dosen pembimbing.

Kecemasan-kecemasan itu membuat Subjek 1 merasa diburu-buru ketika

orang lain menanyakan atau mengingatkan mengenai skripsi yang tengah

diperjuangkannya. Hal ini dikarenakan Subjek 1 merasa orang lain tidak


commit to user

101
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

mengetahui kesulitannya dan hanya mendesak tanpa tahu permasalahan Subjek 1

yang sebenarnya.Berdasarkan pengungkapan di atas, Subjek 1 berhasil

mengidentifikasi kecemasannya dalam mengerjakan skripsi yang merupakan

tujuan tahap kedua Terapi Jurnal. Keberhasilan ini dapat mendukung Subjek 1

dalam menuliskan respon kecemasan, yang merupakan tugas sebagai bahan

diskusi untuk pertemuan ketiga.

Menjalani pertemuan ketiga, Subjek 1 menemukan bahwa respon sering

memilih tidur ketika dilanda kecemasan adalah tidak produktif. Subjek 1

menyadari dengan sendirinya dan telah berpikir untuk mengubah responnya

ketika mengalami kecemasan mengerjakan skripsi. Pencapaian ini termasuk salah

satu manfaat menulis jurnal yaitu kesadaran personal.

Saat sesi menulis unsent letter, Subjek 1 menulis dua surat. Surat pertama

menceritakan bahwa selama ini masih dianggap seperti anak kecil oleh orang tua

yang membebaskannya untuk melanjutkan kuliah atau tidak, padahal Subjek 1

ingin dipercaya dan didukung agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Surat kedua adalah kepada dosen pembimbing. Selesai menulis, Subjek 1

menitikkan air mata. Hal ini menunjukkan kedalaman emosi yang dituangkan

Subjek 1 ke dalam surat cukup besar, dan itu menunjukkan bahwa Subjek 1

berhasil bereskpresi lewat tulisan dengan lebih baik, dibandingkan dengan

pertemuan pertama yang hanya bisa mengekspresikan dalam beberapa kata.

Pertemuan terakhir, mengetahui ice breakingtidak diberikan dengan

pertimbangan waktu dan Subjek 3 sakit, Subjek 1 lantas mencandai Subjek 3 dan

subjek lainnya ikut mencandai Subjek 3. Ketika berdiskusi mengenai tugas untuk
commit to user

102
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

menuliskan pemahaman-pemahaman baru yang didapatkan lewat Terapi Jurnal

mengenai skripsi, Subjek 1 mengaku merasa lebih termotivasi dengan kata-kata

yang dituliskannya sendiri. Ini bisa menjadi penguatan Subjek 1 untuk

mempertahankan diri dalam menentang kecemasannya. Saat menulis feedback

statement, Subjek 1 sempat salah mengartikan instruksi untuk menuliskan

perasaan yang terkandung dalam jurnal, dan menuliskan perasaannya ketika

membaca jurnal. Subjek 1 mengulang mengerjakan setelah menyadari

kekeliruannya. Ini menunjukkan ketertiban Subjek 1 dalam mengikuti terapi.

Lewat feedback statement, Subjek 1 mengaku lebih memahami dirinya sendiri dan

kecemasannya saat mengerjakan skripsi. Pemahaman diri yang lebih baik akan

membuat Subjek 1 mudah mengenali kecemasannya sehingga dapat mengambil

sikap untuk mengatasinya.

Data dalam lembar evaluasi proses, Subjek 1 mengaku bahwa dengan

membaca kembali jurnal dapat memahami diri dan membongkar hambatan-

hambatan yang sesungguhnya dari dalam diri. Setelah mengikuti Terapi Jurnal,

Subjek 1 lebih menyadari bahwa dia tidak sendirian menghadapi masalah-masalah

terkait skripsi lewat diskusi bersama lalu menyadari tidak perlu mengeluh dan

harus lebih semangat dalam mengerjakan skripsi.

Uraian di atas dapat menjadi alasan dalam penurunan kecemasan

mengerjakan skripsi Subjek 1. Penurunan skor kecemasan Subjek 1 dapat dilihat

pada Grafik 2. Skor pretest Subjek 1 adalah 71 yang termasuk kategori tinggi

untuk tingkat kecemasan mengerjakan skripsi. Setelah menjalani Terapi Jurnal,

skor postest Subjek 1 menjadi 22 di mana angka itu termasuk dalam tingkat
commit to user

103
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

kecemasan mengerjakan skripsi kategori rendah. Beberapa hal menonjol yang

menyebabkan Subjek 1 mengalami penurunan skor paling tinggi adalah

keterbukaan Subjek 1 yang paling terlihat di antara subjek yang lain saat diskusi.

b. Analisis kualitatif pada Subjek 2

Subjek 2 mengalami penurunan dalam tingkat kecemasan mengerjakan

skripsi. Penurunan ini tergambarkan dalam perubahan yang terjadi pada Subjek 2

dari pertemuan pertama hingga terakhir Terapi Jurnal.

Subjek 2 adalah peserta yang paling aktif dibandingkanpeserta lainnya. Hal

ini nampak ketika ada hal yang belum dimengerti, Subjek 2 selalu mengangkat

tangan dan menanyakannya kepada fasilitator. Saat menulis bebas, Subjek 2

adalah yang terlama menulis, tanpa melakukan aktivitas lain atau berhenti terlalu

lama. Hal itu menunjukkan banyaknya tulisan yang dituangkan ke dalam jurnal

Selain itu, Subjek 2 adalah yang paling banyak mengungkapkan mengenai dirinya

saat fasilitator meminta feedbackmengenai perasaannya setelah menulis

bebas.Subjek 2 mengatakan bahwa ada perasaan lega yang muncul setelah selesai

menulis, dan Subjek 2 menyadari ternyata selama ini memiliki banyak uneg-uneg

yang dipendam dan saat bisa mengekspresikan ke dalam tulisan. Hal tersebut

dapat membantu menyelesaikan tugas untuk menulis kecemasan Subjek 2 dalam

mengerjakan skripsi sebagai bahan diskusi pertemuan kedua. Dari beberapa hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa Subjek 2 berhasil membebaskan ekspresinya ke

dalam jurnal dan memenuhi target tujuan tahap pertama.

Pertemuan keduasaat kegiatan diskusi,Subjek 2 mengungkapkan bahwa ada

dua penyebab kecemasannya dalam mengerjakan skripsi, yaitu dari faktor internal
commit to user

104
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

dan eksternal. Faktor internal karena manajemen waktu yang masih belum tertata.

Sedangkan faktor eksternal adalah kesulitan menyesuaikan komunikasi dengan

dosen pembimbing, yang menurut Subjek 2 adalah karena perbedaan latar

belakang budaya yang menyebabkan Subjek 2 kesulitan menangkap maksud dari

dosen pembimbing. Hal ini mengakibatkan Subjek 2 mengalami psikosomatis

berupa keringat dingin saat akan menemui dosen pembimbing. Hal lain yang

mendukung kecemasannya adalah trauma karena konsultasi pertama kali disuruh

dosen pembimbingnya untuk mengganti tema skripsi. Sementara Subjek 2 ingin

mempertahankan temanya. Walau begitu, akhirnya Subjek 2 menurut dan

mengganti tema skripsinya. Semenjak itu, Subjek 2 merasa sensitif terhadap

skripsi dan mengalami kecemasan yang tinggi. Ditambah dengan Subjek 2 tidak

menceritakan perihal hambatan-hambatan dalam skripsinya kepada Ibu yang

berada di Sumatera, lantaran tidak ingin membuat khawatir. Hal ini menyebabkan

Subjek 2 tidak memiliki tempat untuk bercerita dan mengekspresikan pikiran dan

perasaannya kepada orang terdekat. Selesai bercerita dengan menggebu-gebu,

nampak mata Subjek 2 berkaca-kaca.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Subjek 2 berhasil

mengidentifikasikan penyebab dan bentuk-bentuk kecemasannya dalam

mengerjakan skripsi. Hal ini dapat mendukung penyelesaian tugas menulis respon

kecemasan sebagai bahan diskusi untuk pertemuan ketiga.

Menginjak pertemuan ketiga Terapi Jurnal, Subjek 2 terlihat lebih

ringansaat mengungkapkan dirinya dalam diskusi seputar respon saat mengalami

kecemasan terkait skripsi. Subjek 2 mengutarakan bahwa respon yang banyak


commit to user

105
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

dilakukan adalah tidur, olahraga, makan, membuka facebook. Walau begitu,

Subjek 2 menargetkan untuk setiap hari menulis skripsi maksimal satu paragraf.

Lewat tugas dari Terapi Jurnal untuk menuliskan respon kecemasannya, Subjek 2

menyadari bahwa respon yang dilakukannya tidak produktif.

Saat menulis unsent letter, Subjek 2 menulis dengan cepat dan ketika selesai

Subjek 2 mencoba menahan tangis, namun gagal lalu mengambil tisu. Subjek 2

sampai tidak bisa menceritakan garis besar suratnya dengan baik saat ditanya oleh

fasilitator. Subjek 2 mengaku tidak mau menangis lebih keras lagi dan memilih

untuk tidak berkomentar. Hal ini menunjukkan kedalaman emosi yang dimiliki

Subjek 2, dan itu berhasil diekspresikannya ke dalam unsent letter. Walau

fasilitator tidak berhasil mengungkap perasaan Subjek 2 yang sesungguhnya,

namun keberhasilan ini menunjukkan perkembangan Subjek 2 yang meningkat

sejak pertemuan pertama.

Pertemuan keempat, dalam diskusi mengenai pemahaman-pemahaman baru

yang positif terhadap skripsi, Subjek 2 mengaku bahwa cara untuk mengatasi

kecemasan pada intinya adalah mengambil tindakan nyata. Subjek 2 mengatakan

bahwa percuma kalau menulis tapi tidak diwujudkan. Hal ini menggambarkan

bahwa sudah timbul keinginan untuk mengatasi kecemasan dalam diri Subjek 2

agar skripsi yang tengah dikerjakannya lebih cepat selesai.

Ketika sesi berikutnya yaitufeedback statement, Subjek 2 mengaku jadi

lebih memahami diri dan sudah saatnya membuat pergerakan untuk skripsinya

dan berhenti mengeluh. Ini menunjukkan sebuah perkembangan yang baik dari

commit to user

106
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

Subjek 2 setelah melewati proses terapi karena telah menemukan sendiri solusi

untuk mengatasi kecemasan yang dialaminya.

Lebih lanjut data dalam lembar evaluasi proses, Subjek 2 menulis bahwa

saat menulis jurnal, beban yang dirasakan menjadi tidak seberat sebelumnya,

karena bisa menumpahkan kecemasan dalam tulisan. Lewat Terapi Jurnal, Subjek

2 menemukan solusi untuk mengatasi kecemasan selama pengerjaan skripsi dan

menyadari salah satu bagian dari dirinya.

Penjabaran di atas mendukung data yang terdapat pada Grafik 2, dapat

dilihat Subjek 2 mengalami penurunan kecemasan mengerjakan skripsi. Skor

pretest Subjek 2 adalah 69 yang termasuk kategori tinggi untuk tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi. Setelah menjalani Terapi Jurnal, skor postest Subjek 2

menjadi 30 di mana angka itu termasuk dalam tingkat kecemasan mengerjakan

skripsi kategori rendah.

c. Analisis Kualitatif pada Subjek 3

Subjek 3 mengalami penurunan dalam kecemasan mengerjakan skripsi.

Terjadinya penurunan tersebut didukung oleh dinamika perubahan Subjek 3

selama mengikuti Terapi Jurnal dari pertemuan pertama hingga terakhir.

Menjalani pertemuan pertama terapi, Subjek 3 masih nampak belum bisa

mengikuti terapi dengan optimal. Hal ini nampak ketika menulis bebas, Subjek 3

lebih banyak melakukan gerakan-gerakan tubuh seperti menggaruk-garuk kepala,

menggaruk hidung, mencorat-coret lembar handout daripada mengikuti arahan

fasilitator untuk menulis. Setelah berhenti menulis bebas, Subjek 3 memain-

mainkan ponsel dan bercanda dengan Subjek 1 yang juga sudah selesai
commit to user

107
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

menulisdaripada melanjutkan menulis. Ketika ditanya oleh fasilitator, Subjek 3

mengaku masih belum terbiasa mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan

tulisan.

Dengan demikian, target tahap pertama untuk membebaskan ekspresi tidak

tercapai pada Subjek 3. Walau begitu, usaha Subjek 3 untuk tetap menulis bisa

menjadi pembuka untuk membiasakan diri dalam berekspresi lewat tulisan. Hal

ini dapat tercapai melalui tugas untuk menuliskan kecemasannya seputar skripsi

sebagai bahan diskusi untuk hari kedua.

Pertemuan kedua, Subjek 3 menceritakan kecemasan yang telah ditulisnya

ke dalam jurnal. Subjek 3 terlihat lebih fokus dan optimal dibanding pertemuan

sebelumnya. Hal ini nampak pada saat mengungkapkan kesadaran yang muncul

ketika tengah menuliskan kecemasannya. Subjek 3 menyadari bahwa selama ini

pikirannya dipenuhi hal-hal negatif seputar skripsi. Lantas Subjek 3mengatakan

akan mulai berusaha menulis hal-hal yang lebih positif. Walau mungkin nampak

terlalu cepat, namun ini sebuah perubahan yang bagus karena munculnya insight

saat menulis adalah salah satu hal yang mendukung keberhasilan terapi.

Sementara erkait identifikasi kecemasan, permasalahan yang diungkapkan

Subjek 3 adalah idealisme yang besar terkait skripsi namun tidak diimbangi

dengan keinginan yang besar pula. Lebih lanjut, kata-kata atau hal yang terjadi

ketika berkonsultasi dengan dosen pembimbing mempengaruhi perasaan Subjek 3

ketika mengerjakan revisidari dosen pembimbing. Subjek 3 juga mengaku

mengalami mulas, pusing dan mengeluarkan keringat dingin ketika akan

menghadap dosen pembimbing. Ini adalah gejala kecemasan Subjek 3 yang


commit to user

108
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

ternyata berhubungan dengan dosen pembimbing. Subjek 3 mengatakan bahwa

permasalahannya sama dengan Subjek 2 yang kesulitan menangkap maksud dari

dosen pembimbing. Namun untuk Subjek 3, hal ini menurutnya disebabkan

karena belum terbiasa dengan dosen pembimbingnya.

Berbeda dengan pengungkapan tersebut, Subjek 3 mengambil

kesimpulanbahwa hambatan dalam mengerjakan skripsi sebenarnya tidak ada,

namun manajemen waktu yang buruk dan kecemasannya sendiri yang

menghambat. Ditambah permasalahan Subjek 3 yang mengalami insomnia

semenjak tidak ada kuliah pagi, sehingga waktu istirahat jadi kacau. Sehingga

Subjek 3 kurang optimal dalam mengerjakan skripsi. Jika ditanya perihal

perkembangan skripsinya, muncul perasaan tertekan dari dalam diri Subjek 3.

Walau begitu, Subjek 3 mengaku menyadari permasalahan sebenarnya tetap

berasal dari diri sendiri, yaitu keyakinan dalam diri yang membuat cemas. Dari

hasil uraian di atas, Subjek 3 mengalami perkembangan dalam membuka diri,

namun masih kalah bila dibandingkan dengan peserta lain. Walau begitu, Subjek

3 berhasil mengidentifikasi kecemasannya dalam mengerjakan skripsi yang

merupakan tujuan terapi tahap kedua.

Pertemuan ketiga, ketika menceritakan respon kecemasannya yang

merupakan tugas pertemuan sebelumnya, Subjek 3 tampak antusias saat berbicara.

Respon kecemasan Subjek 3 yang diungkapkan adalah menangis, berdoa, makan,

jalan-jalan. Namun ketika melakukannya, Subjek 3 sadar kalau hal itu tidak

produktif. Terkait dengan pengungkapan dalam diskusi pertemuan kedua, Subjek

commit to user

109
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

3 sudah menyadarimasalah kecemasannya, namun belum menemukan solusi

untuk mengatasinya.

Dengan demikian, tujuan tahap ketiga untuk restrukturasi kognitif bisa

terpenuhi dengan menuliskanperspectiverespon yang lebih positif terhadap

kecemasannya dalam mengerjakan skripsi. Saat menuliskannya Subjek 3 tampak

serius, tidak ada gerakan-gerakan tambahan seperti saat pertemuan pertama. Saat

menulis unsent letter, Subjek 3 juga tidak banyak gerak. Subjek 3 menolak untuk

menceritakan suratnya dengan alasan nanti Subjek 3 bisa saja menangis karena isi

suratnya tidak layak bila diceritakan dalam forum ini karena berisi penyesalan dan

kekesalan. Subjek 3 terlihat lebih diam setelah menulis unsent letter.

Hari terakhir, Subjek 3 tidak lagi banyak gerak seperti pertemuan-

pertemuan sebelunya, hal ini karena sakit perut yang dideritanya sejak sebelum

terapi. Wajah Subjek 3 nampak pucat. Saat bercerita mengenai pemahaman-

pemahaman baru yang lebih positif, Subjek 3 mengungkapkanpikirannya merasa

lebih ringan daripada sebelum mengikuti terapi. Subjek 3 mulai menanamkan

untuk memikirkan masa sekarang, daripada terlalu memikirkan masa lalu atau

masa depan. Saat menulis feedback statement, Subjek 3 menyadari bahwa skripsi

adalah hal yang mudah dan sederhana kalau dikerjakan. Subjek 3 juga

mengungkapkan bahwa skripsi adalah salah satu pembelajaran diri dan hidup dan

dengan menanamkannya Subjek 3 jadi lebih bersemangat mengerjakan skripsi.

Mendukung uraian di atas, berdasarkan lembar evaluasi proses, setelah

mengikuti Terapi Jurnal diketahui Subjek 3 merasakan manfaat dengan lebih

termotivasi dan optimis karena bisa menanamkan hal-hal positif dalam diri.
commit to user

110
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

Subjek 3 menambahkan bahwa setelah mengikuti Terapi Jurnal, dapat membuka

pikiran untuk terus bertindak bukan hanya berpikir dan merasa.

Maka, dapat dilihat pada Grafik 2 yang menggambarkan terdapatnya

penurunan skor kecemasan pada Subjek 3. Skor pretest Subjek 3 adalah 68 yang

termasuk kategori tinggi untuk tingkat kecemasan mengerjakan skripsi. Setelah

menjalani Terapi Jurnal, skor postest Subjek 3 menjadi 29 di mana angka itu

termasuk dalam tingkat kecemasan mengerjakan skripsi kategori rendah.

d. Analisis Kualitatif pada Subjek 4

Terdapat perbedaan penurunan kecemasan mengerjakan skripsi Subjek 4

dengan subjek lain yang mengalami penurunan hingga kategori rendah. Saat

pertemuan pertama, Subjek 4adalah yang paling pendiam di antara peserta lain.

Hal ini mungkin disebabkan karena Subjek 4 tidak mengenal peserta lainnya

dengan baik, karena berbeda angkatan. Sementara 4 peserta lain berasal dari

angkatan yang sama. Fasilitator memberikan ice breakingpada peserta agar siap

mengikuti terapi dengan bentuk relaksasi sederhana. Peserta sudah saling

mengenal satu sama lain, karena itu fasilitator memberikan ice breakingmengacu

mengonsentrasikan peserta pada terapi. Subjek 4 pada saat ice breaking „Siap

Tempur‟ mengikuti dengan tenang.

Saat menulis bebas, Subjek 4 mengungkapkan bahwa terbiasa menulis diari

di laptop, sehingga merasa jengkel karena sudah hampir dua tahun tidak menulis

tangan. Walau begitu, Subjek 4 mengatakan bahwa merasa bisa katarsis saat

menulis bebas. Subjek 4 adalah salah satu peserta yang menulis paling lama

setelah Subjek 5. Subjek 4 mengungkapkan bahwa di awal menulis masih menulis


commit to user

111
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

mengenai dirinya, namun di akhir-akhir banyak menulis tentang pengamatannya

terhadap fasilitator dan co-fasilitator. Hal ini tidaklah mengherankan,

mengingatSubjek 4 adalah seorang penulis yang biasa menuliskan apapun yang

diamatinya dengan detail.Dengan kebiasaannya itu, tujuan tahap pertama untuk

membebaskan ekspresi telah terpenuhi.

Pertemuan kedua saat sesi diskusi mengenai tugasnya menuliskan

kecemasan dalam mengerjakan skripsi, Subjek 4 mengungkapkan kecemasan

yang dialaminya terkait skripsi berkaitan dengan suami yang bekerja di luar pulau

Jawa. Subjek 4 menceritakan dengan mata berkaca-kaca bahwa Subjek 4 merasa

bersalah tidak bisa melayani suami karena masih memiliki tanggung jawab dalam

menyelesaikan skripsi. Jauh dengan suami membuat Subjek 4 mencemaskan

keadaan suaminya dan akhirnya kecemasan itu menggangu aktivitas lainnya,

termasuk skripsi. Subjek 4 menyadari kecemasannya dalam mengerjakan skripsi

dipengaruhi oleh kecemasan yang lain, dengan demikian kecemasan Subjek 4

dalam mengerjakan skripsi bukan dilandasi keyakinannya yang membuat cemas.

Dapat disimpulkan sebenarnya Subjek 4 telah mengetahui bagaimana

kecemasannya timbul, sehingga tujuan tahap kedua untuk identifikasi kecemasan

pun terpenuhi.

Hari ketiga, Subjek 4 nampak lebih membaur dengan peserta lain. Hal ini

nampak dari Subjek 4 yang mau menanggapi candaan subjek lain, ini

menunjukkan bahwa Subjek 4 mulai bisa menyesuaikan diri. Saat berdiskusi

perihal respon kecemasan, Subjek 4 mengatakan kalau responnya yang paling

sering adalah membaca jurnal penelitian, jika sudah bosan mencoba berpikir
commit to user

112
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

positif mengenai keadaan suami, atau menulis cerita. Kalau sudah bosan dengan

semuanya Subjek 4 memilih tidur. Dari cerita tersebut, nampak ada usahan dari

Subjek 4 untuk mengalihkan kecemasannya ke dalam bentuk yang bisa

mendukung skripsi yaitumembaca jurnal.

Keterbukaan Subjek 4 semakin terlihat ketika selesai menulis unsent letter.

Subjek 4 menangis ketika menceritakan perihal suratnya. Subjek 4 mengaku

sering mengirim email untuk suami yang berisi curahan hati. Pada awalnya

Subjek 4 menuliskan keluhan-keluhan dalam email-nya itu, namun akhir-akhir ini

berusaha mengubah isinya menjadi lebih positif. Hal ini menggambarkan Subjek

4 mulai bisa terbuka dalam sesi Terapi Jurnal dan Subjek 4 sudah berusaha

mengatasi kecemasannya agar tidak mengganggu skripsi. Maka dapat

disimpulkan bahwaSubjek 4 telah berusaha mengatasi kecemasannya sehingga

tujuan tahap ketiga yaitu restrukturasi kognitif telah terpenuhi.

Menginjak hari keempat, Subjek 4 nampak lebih diam walaupun subjek lain

bercanda dengan Subjek 3 yang sedang sakit. Subjek 4 juga sering membuka

ponsel di tengah-tengah kegiatan menulis. Gejala ini menunjukkan bahwa Subjek

4 tidak sepenuhnya menghadirkan diri dalam terapi.

Saat berdiskusi pemahaman positif terhadap skripsi, Subjek 4 hanya

menjawab dengan singkat bahwa merasa lebih tenang dan santai. Saat fasilitator

bertanya lebih lanjut mengenai perasaan tenang dan santai tersebut, Subjek 4

menjawab singkat dengan kata yang sama lalu melihat ponsel.Saat kegiatan

feedback statement, Subjek 4 selesai paling cepat dalam membaca lalu

menuliskan refleksi dari jurnalnya. Hal ini tidak seperti pertemuan sebelumnya, di
commit to user

113
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

mana Subjek 4 menulis lebih banyak dan sudah mulai membuka diri.Dari

beberapa hal tersebut, maka tujuan tahap terakhir untuk mengembangkan

alternatif pemahaman baru untuk Subjek 4 menjadi tidak terpenuhi disebabkan

karena Subjek 4 tidak mengikuti rangkaian kegiatan dengan optimal.

Dinamika perubahan Subjek 4 di atas mendukung data pada Grafik 2 yang

menggambarkan terdapatnya penurunan skor kecemasanmengerjakan skripsi pada

Subjek 4 namun tidak seperti subjek lain yang menurun sampai kategori rendah.

Skor pretest Subjek 4 adalah 62 yang termasuk kategori tinggi untuk tingkat

kecemasan mengerjakan skripsi. Setelah menjalani Terapi Jurnal, skor postest

Subjek 4 menjadi 48 di mana angka itu termasuk dalam tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi kategori sedang. Hal yang nampak mendukung Subjek 4

mengalami skor penurunan terendah adalah Subjek 4 paling sedikit bicara di

antara subjek yang lain, baik ketika sesi diskusi maupun saat subjek lain bercanda.

Subjek 4 juga mengaku lebih nyaman ketika menulis hal pribadi daripada

mengungkapkan saat diskusi, ini menunjukkan Subjek 4 belum bisa membuka diri

sepenuhnya dalam kelompok terapi ini, khususnya saat diskusi yang merupakan

salah satu elemen penting dalam keberhasilan terapi.

e. Analisis Kualitatif pada Subjek 5.

Subjek 5 mengalami penurunan dalam kecemasan mengerjakan skripsi.

Penurunan tersebut didukung oleh perubahan Subjek 5. Pertemuan pertama

Subjek 5masih banyak menyangga dagu dan sering melirik subjek di samping

kanan dan belakangnya daripada memperhatikan materi terapi.

commit to user

114
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

Saat menulis bebas, Subjek 5 adalah subjek yang paling lama menulis

setelah Subjek 2. Sebelum mulai menulis, Subjek 5 nampak memikirkan apa yang

akan ditulis, setelah itu Subjek 5 menulis dengan ekspresi penuh rasa puas dengan

setiap kata yang dituliskan tanpa berhenti lagi. Saat ditanya fasilitator mengenai

perasaannya setelah menulis bebas, Subjek 5 mengatakan bisa benar-benar bebas

menulis sampai tulisannya tidak nyambung dengan yang lain. Poin pentingnya

adalah Subjek 5 merasa ada yang terlepas dari dalam kepalanya dan pikiran serta

hatinya terasa lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa Subjek 5 berhasil

membebaskan ekspresinya ke dalam tulisan. Mengingat pengakuan Subjek 5 yang

sebelumnya belum pernah menuliskan pikiran dan perasaan ke dalam jurnal, ini

sebuah pembukaan yang baik bagi Subjek 5 untuk menjalani sesi-sesi berikutnya

dalam Terapi Jurnal.

Pertemuankedua Terapi Jurnal, ketika mengikuti diskusi mengenai

kecemasannya dalam mengerjakan skripsi, Subjek 5 mengungkapkan masalahnya

adalah memandang segala sesuatu negatif, terlalu menganggap rendah diri sendiri,

ketakutan, dan malas. Subjek 5 mengaku banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Semakin lama terbuang, merasa makin tidak bisa mengerjakan skripsi karena

merasa batas waktu mengerjakan skripsi semakin habis. Subjek 5 berpikiran

bahwa dosen pembimbing tidak menyukainya. Pikiran ini timbul karena Subjek 5

merasa tatapan dosen pembimbing kepadanya tajam.Lebih lanjut, Subjek 5

merasa terbebani dan sensitif ketika ada keluarga atau teman yang memberi

dukungan dan mengingatkan seputar skripsi. Dari hasil diskusi tersebut, fasilitator

mengetahui belum berhasil mencapai akar kecemasan subjek 5, maka fasilitator


commit to user

115
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

bertanya pada Subjek 5 di luar sesi terapi. Subjek menceritakan hal yang berbeda,

bahwa kecemasannya yang sampai membuatnya takut untuk ke kampus adalah

karena trauma pada dosen pembimbing yang menyuruh Subjek 5 untuk mengganti

judul skripsi.Dari hasil tersebut, target tahap kedua untuk mengidentifikasi

kecemasan terpenuhi.

Pertemuan ketiga, ketika mengungkapkan respon kecemasan yang

dilakukannya, Subjek 5 menyadari bahwa selama ini responnya ketika mengalami

kecemasan saat mengerjakan skripsi adalah tidak produktif. Adapun respon-

respon tersebut adalah nonton film dan membaca komik. Subjek 5 sadar bahwa

responnya harus diubah. Subjek 5 menyadari bahwa kecemasan itu untuk

dihadapi, bukan untuk dihindari. Walau sepertinya nampak memaksa, namun ini

bisa menjadi sebuah penguatan untuk menulis perspective respon yang lebih

positif yang akan dilakukan Subjek 5.

Saatdisuruh menuliskan unsent letter, Subjek 5 langsung berteriak. Saat

menuliskan surat, Subjek 5 terlihat sesekali berpikir dan gelisah. Subjek 5

mengutarakan bahwa surat yang dituliskannya lebih seperti harapan dan

optimisme kepada teman-teman yang mendukung penyelesaian skripsi. Sekali

lagi, Subjek 5 menampakkan usahanya untuk menentang kecemasan yang

dialaminya dengan menelurkan kata-kata positif ke dalam jurnalnya.

Hari keempat, saat diskusi mengenai pemahaman positif yang didapatkan

Subjek 5 mengaku lebih bisa memetakan diri mengenai kelemahan dan hambatan

dalam dirinya, lebih lega, lebih bisa memprioritaskan saat menuliskan

pemahaman-pemahaman positif yang telah didapat selama terapi. Hal ini


commit to user

116
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

menunjukkan pencapaian yang positif terhadap penurunan kecemasan.Ketika

selesai menuliskanfeedback statement, Subjek 5 mengaku lebih peka terhadap

keadaan diri, akan belajar menjadi lebih dewasa, dan memompa diri agar lebih

kreatif dalam menyelesaikan skripsi.Hal tersebut membantu dalam menurunkan

kecemasan.

Diperkuat dengan data dari lembar evaluasi proses, Subjek 5 merasakan

manfaat Terapi Jurnal dapat mengurangi persepsi-persepsi negatif dalam dirinya,

lebih lega, lebih menjadi teratur, lebih mengenal diri sendiri, mendapat insight

karena mendapat masukan saat sesi diskusi, dan membangkitkan kreativitas.

Uraian di atas mendukung data pada Grafik 2 yang menggambarkan

terdapatnya penurunan skor kecemasan mengerjakan skripsi pada Subjek 5. Skor

pretest Subjek 5 adalah 75 yang termasuk kategori tinggi untuk tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi. Setelah menjalani Terapi Jurnal, skor postest Subjek 5

menjadi 38 di mana angka itu termasuk dalam tingkat kecemasan mengerjakan

skripsi kategori rendah.

D. Pembahasan

Data yang didapat saat pretest menunjukkan bahwa tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi para responden di awal penelitian berada pada kategori

rendah, sedang, dan tinggi. Subjek penelitian dipilih dari responden yang berada

pada kategori tinggi karena perlakuan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menurunkan tingkat kecemasan mengerjakan skripsi. Subjek yang telah dipilih

dikelompokkan dalam kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK).

commit to user

117
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji gain score setelah penelitian

(postest) pada KE dan KK, serta menguji perbedaan skor kecemasan mengerjakan

skripsi pada KE sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan. Hasil uji gain

score dari KE dan KK dengan uji statistik Independent Sample t-Test

menunjukkan adanya perbedaan gain score pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol antara sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Selain itu,

ilai t-hitung dan mean Kelompok Eksperimen yang negatif dapat ditafsirkan

bahwa Terapi Jurnal berpengaruh negatif (menyebabkan penurunan) terhadap

tingkat kecemasan mengerjakan skripsi.

Sedangkan hasil uji perbedaan skor kecemasan mengerjakan skripsi

sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan diuji dengan Paired Sample t-

Test. Hasil menunjukkan penurunan skor kecemasan mengerjakan skripsi secara

signifikan terjadi pada Kelompok Eksperimen yang diberi perlakuan. Sedangkan

pada Kelompok Kontrol yang tidak diberi perlakuan, tidak mengalami penurunan

skor kecemasan mengerjakan skripsi secara signifikan. Hal ini berarti, Terapi

Jurnal berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi pada mahasiswa psikologi UNS.

Hal ini terlihat juga dari selisih mean posttest kecemasan mengerjakan

skripsi pada KE dan KK sebelum perlakuan adalah 5,2 dan setelah perlakuan

mean KK menurun sehingga selisihnya meningkat menjadi 31. Hal ini terjadi

karena penurunan skor kecemasan mengerjakan skripsi yang cukup tinggi pada

KE antara sebelum dan setelah terapi yang diberikan. Sedangkan pada KK yang

tidak mendapatkan Terapi Jurnal tidak terjadi penurunan mean. Berdasarkan hasil
commit to user

118
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

uji hipotesis dan penurunan mean tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa Terapi Jurnal berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tingkat

kecemasan mengerjakan skrpsi pada mahasiswa psikologi UNS.

Seluruh subjek dalam KE menunjukkan perubahan yang berupa penurunan

kecemasan mengerjakan skripsi. Data skor kecemasan mengerjakan skripsi

menunjukkan bahwa terdapat empat subjek mengalami penurunan kecemasan dari

tinggi menjadi rendah, dan satu subjek dari tingkat tinggi menjadi sedang.

Berdasarkan lembar evaluasi proses, perubahan yang mencolok adalah

pemahaman keyakinan para subjek. Hal ini tergambar pada saat subjek mampu

mengembangkan pemahaman-pemahaman positif terhadap skripsi yang

didiskusikan di pertemuan terakhir. Selain itu, para subjek mengaku lebih

mengenal diri masing-masing, merasa lebih lega dan mampu mengenali

hambatan-hambatan dalam penyelesaian skripsi dengan lebih objektif.

Sementara, terdapat satu subjek yang menunjukkan penurunan berbeda,

yaitu Subjek 4 yang mengalami penurunan skor paling sedikit yaitu 12 skor. Hasil

observasi dan hasil evaluasi pelatihan menunjukkan Subjek 4 masih belum

mampu membuka diri sepenuhnya dalam Terapi Jurnal. Subjek 4 masih membuat

wilayah pribadi saat mengungkapkan cerita mengenai kecemasannya, dalam

lembar evaluasi, Subjek 4 mengatakan kalau tidak begitu senang membacakan

jurnal dengan alasan sebagai konsumsi pribadi. Hal ini diperkuat dengan

pengakuan Subjek 4 pada pertemuan pertama yang merasa jengkel karena harus

menulis dengan tangan, hal yang sudah dua tahun tidak dilakukannya.

commit to user

119
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

Subjek 4 menunjukkan perkembangan yang cukup baik selama pelaksanaan

terapi, kecuali pertemuan keempat. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa

Subjek 4 mampu menyadari sendiri lewat menulis jurnal mengenai penyebab

kecemasannya yaitu karena mencemaskan keadaan suami yang bekerja di luar

pulau Jawa. Selain itu, penyebab kecemasannya juga karena tidak bisa

menjalankan tugas sebagai istri lantaran masih menyelesaikan skripsi. Subjek 4

pun berusaha mengatasi kecemasan saat mengerjakan skripsi tersebut dengan

menuliskan curahan hati yang positif kepada suami lewat e-mail. Walau begitu,

tujuan pertemuan keempat yaitu mengembangkan pemahaman yang lebih positif

tidak terpenuhi oleh Subjek 4, hal ini dikarenakan Subjek lebih sering menengok

handphone ketika terapi.

Sementara itu, penurunan yang menonjol terjadi pada Subjek 1 yang

mengalami penurunan skor kecemasan mengerjakan skripsi paling banyak yaitu

49 skor. Penurunan yang menonjol ini ditunjukkan dalam data lembar evaluasi

proses, dimana Subjek 1 mengaku bahwa saat membaca kembali jurnal dapat

memahami diri dan membongkar hambatan-hambatan yang sesungguhnya yaitu

dari dalam diri Subjek 1. Setelah mengikuti Terapi Jurnal, Subjek 1 menyadari

bahwa dia tidak sendirian menghadapi masalah-masalah terkait skripsi lewat

diskusi bersama. Karena itulah, Subjek 1 tidak perlu mengeluh dan harus lebih

semangat dalam mengerjakan skripsi.

Sedangkan hasil analisis kualitiatif menggambarkan perkembangan yang

positif. Subjek 1 saat pertemuan pertama yang masih mengekspresikan diri

dengan terbatas ke dalam beberapa kata, menginjak pertemuan kedua lebih


commit to user

120
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

membuka diri lewat diskusi dan mengetahui bahwa apa yang kesulitan

berkomunikasi dengan dosen pembimbing yang menjadi penghambat ternyata

selama ini juga dialami subjek lain. Pertemuan ketiga, Subjek 1 menyadari

responnya tidak produktif dan merencanakan respon yang lebih produktif.

Pertemuan keempat, Subjek 1 mengaku lebih termotivasi dan memahami diri

sendiri terutama dalam hal skripsi. Hal yang menonjol dari Subjek 1 adalah

ketertibannya dalam mengikuti instruksi, terbukti saat Subjek 1 mengulang

kembali membaca jurnal dalam sesi Feedback Statement. Ketertiban ini menjadi

faktor pendukung yang menonjol terhadap penurunan skor kecemasan

mengerjakan skripsi pada Subjek 1.

Lebih lanjut, sebagian besar subjek mengungkapkan berhasil memahami

kecemasannya yang merupakan bagian dari diri mereka dan apa yang harus

dilakukan untuk menghadapi kecemasan tersebut agar tidak menghambat proses

pengerjaan skripsi. Para subjek mengaku lebih optimis dan percaya diri setelah

mampu mengenali dan menuliskan sendiri apa yang harus dilakukan terhadap

kecemasannya. Hal ini terjadi karena selama Terapi Jurnal, subjek bisa

membebaskan diri untuk katarsis, serta dikondisikan untuk belajar secara intuitif

mengenai cara mengenal diri sendiri dan menangkap esensi dari pengalaman

untuk menghadapi kecemasan.

Terapi Jurnal memberi para subjek tempat untuk mengekspresikan pikiran

dan perasaan yang ada dalam diri. Subjek merasa lebih lega setelah

mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan mengenai kecemasannya

terhadap skripsi ke dalam jurnal. Kebutuhan katarsis yang terpenuhi membuat


commit to user

121
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

subjek bisa merasa lebih ringanterhadap ketakutan-ketakutannya karena telah

diekspresikan ke dalam bentuk tulisan. Subjek juga dapat membaca kembali

tulisan katarsisnya, dengan begitu subjek akan memahami bagian dari diri subjek

untuk kemudian menerima keadaan itu. Atau masalah dan hambatan-hambatan

yang timbul ketika proses mengerjakan skripsi, Terapi Jurnal membantu subjek

untuk melihat masalah dengan lebih jernih dan menganalisa pemecahannya.

Hal-hal di atas sesuai dengan Bolton (2004) yang menyebutkan bahwa

jurnal menyediakan tempat untuk katarsis ketika emosi berintensitas tinggi butuh

untuk segera diekspresikan. Seperti berteriak pada kertas, sebuah tempat untuk

melepaskan emosi tanpa takut dibalas atau dihujat.

Lebih lanjut, jurnal juga bisa sebagai alat untuk menciptakan hubungan

dengan diri (self). Menulis dan membaca kembali jurnal akan membuat subjek

lebih memahami dirinya sendiri. Selain itu, jurnal juga menyediakan tempat untuk

pengulangan (repetition) di mana mengutarakan cerita secara berulang dapat

menjadi bagian dari proses penyembuhan. Subjek juga dapat menilai sebuah

pengalaman kejadian dan menangkap esensi dari pengalaman itu. Menuliskan

pengalaman dapat memberi nilai pada pengalaman itu sendiri (Bolton, 2004).

Manfaat-manfaat dari Terapi Jurnal tersebut memainkan peranan penting

dalam penurunan tingkat kecemasan mengerjakan skripsi. Subjek yang berhasil

katarsis ke dalam jurnal akan lebih lega dan tenang. Hal ini membuat subjek lebih

merasa santai. Pengulangan cerita ke dalam jurnal akan mempermudah subjek

menangkap nilai dari kejadian kecemasan yang dialaminya. Subjek dapat

membaca kembali jurnalnya, dan lebih memahami dirinya sendiri termasuk


commit to user

122
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

memahami kecemasan yang dialaminya. Setelah memahami kecemasan itu,

kemudian subjek menganalisa dan mencari solusinya. Didukung sesi diskusi dan

pembacaan jurnal, subjek dapat berbagi cerita dengan subjek lain dan menemukan

pemahaman-pemahaman baru yang berguna untuk penyelesaian skripsi dan

merasa memiliki teman yang mengalami hal yang sama. Dengan demikian

kecemasan yang dialami subjek akan mengalami penurunan.

Penemuan terhadap penurunan skor kecemasan dari seluruh subjek

Kelompok Eksperimen, berbanding terbalik dengan Kelompok Kontrol yang

terdapat hanya satu subjek yang mengalami penurunan skor kecemasan. Hal ini

melahirkan sebuah pertimbangan bahwa kecemasan mengerjakan skripsi penting

untuk diberi treatment agar proses pengerjaan skripsi lebih optimal. Terapi Jurnal

dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat diberikan dalam rangka

menurunkan kecemasan mengerjakan skripsi pada mahasiswa.

Terkait pelaksanaan Terapi Jurnal, berikut adalah beberapa faktor

pendukung dan kendala-kendala yang terjadi selama proses terapi. Faktor yang

mendukung keberhasilan terapi antara lain adalah modul Terapi Jurnal yang

mempermudah fasilitator dalam menyampaikan serta mempermudah subjek

dalam memahami Terapi Jurnal. Modul Terapi Jurnal disusun dengan materi

aplikatif yang sederhana, tetapi merupakan penggabungan dari kerangka terapi

kognitif untuk kecemasan dengan teknik-teknik Terapi Jurnal. Penyusunan modul

menggunakan metode aplikatif berupa instruksi singkat yang mengarahkan subjek

untuk mengeksplorasi dan menganalisis kecemasannya sendiri sehingga dapat

menemukan pemecahan secara intuitif. Uji coba modul membantu peneliti dalam
commit to user

123
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

melakukan perbaikan dan pemilihan materi dan metode pelatihan yang lebih

efektif dan aplikatif.

Peran fasilitator sama pentingnya dalam Terapi Jurnal. Pengalaman,

penguasaan materi, kualitas interpersonal yang baik dan kerja sama fasilitator

dengan ko-fasilitator merupakan modal utama yang mendukung fasilitator dalam

menjalankan terapi dengan baik. Fasilitator mampu memimpin proses terapi

dengan baik, mampu menumbuhkan suasana keterbukaan dan keakraban di antara

subjek, menumbuhkan rasa ketertarikan dan rasa butuh subjek terhadap terapi ini.

Suasana keakraban sudah dibangun dari awal pelatihan dengan bercanda dan

mencoba akrab dengan subjek satu per satu. Beberapa kemudahan yang

mendukung tercapainya keberhasilan dalam terapi ini, antara lain tersedianya

sarana dan prasarana seperti ruangan yang kondusif (tenang, dingin, dan luas),

perlengkapan seperti audio visual (slide, laptop, LCD), serta dukungan penuh dari

instansi terkait.

Kendala yang dialami selama proses Terapi Jurnal antara lain adalah subjek

yang tidak tepat waktu sehingga pelaksanaan terapi selalu mundur dalam setiap

kali pertemuan. Untuk mengatasinya, fasilitator menggunakan waktu menunggu

itu untuk berakrab dengan subjek dan membangun keakraban sehingga subjek

tidak merasa bosan.

Kendala yang kedua adalah peralatan berupa LCD yang tidak kompatibel

sehingga pelaksanaan terapi hari ketiga dan keempat terpaksa tidak menampilkan

slide menggunakan LCD. Fasilitator tetap menampilkan slide lewat tampilan

monitor laptop. Walau tidak sejelas tampilan proyeksi, namun subjek dapat
commit to user

124
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

membaca dengan jelas instruksi dan arahan dalam slide. Hal ini tidak

mengganggu proses terapi karena slide hanya sebagai penampil garis besar

instruksi, bukan alat instruksi utama.

Kendala terakhir yaitu ketidakhadiran fasilitator pada hari terakhir

dikarenakan agenda mendadak. Mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan terapi

dan kompetensi fasilitator, peneliti mengambil solusi untuk menjadi fasilitator

pengganti dan memandu terapi hingga akhir.

commit to user

125
perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis dengan uji Independent Sample t-Test

didapatkan nilai t hitung sebesar -4,788 < -1,860 dengan taraf signifikansi 5%

(0,05) uji satu sisi, maka didapatkan kesimpulan bahwa Terapi Jurnal

berpengaruh negatif (menyebabkan penurunan) terhadap tingkat kecemasan

mengerjakan skripsi pada mahasiswa psikologi UNS.

Sedangkan uji hipotesis dengan uji Paired Sample t-Test uji satu sisi

diketahui bahwa terdapat penurunan skor kecemasan mengerjakan skripsi

secara signifikan. Hal ini terjadi pada Kelompok Eksperimen yang diberi

perlakuan, dan tidak terjadi pada Kelompok Kontrol yang tidak diberi

perlakuan. Keadaan tersebut menunjukkan Terapi Jurnal berpengaruh secara

signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan mengerjakan skripsi pada

mahasiswa psikologi UNS.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa Psikologi UNS

a. Mahasiswa Psikologi UNS yang mendapatkan pemberian Terapi Jurnal

diharapkan dapat menerapkan teknik-tekniknya untuk menurunkan

commit to user

126
perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

kecemasan dalam setiap bidang serta dapat menjadi alternatif untuk

membantu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mahasiswa Psikologi UNS yang tidak mendapatkan Terapi Jurnal

diharapkan mampu belajar untuk menurunkan kecemasannya agar lebih

lancar ketika proses mengerjakan skripsi.

2. Bagi Pihak Prodi Psikologi UNS

Pihak Prodi Psikologi UNS diharapkan dapat:

a. Memberikan Terapi Jurnal atau pelatihan lain terhadap mahasiswa yang

mengalami kecemasan mengerjakan skripsi.

b. Memberi perhatian khusus terhadap mahasiswa yang mengalami

kecemasan ketika mengerjakan skripsi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan bisa membuat rancangan pelatihan atau

terapi yang lain untuk menurunkan kecemasan mengerjakan skripsi pada

mahasiswa sehingga dapat menjadi alternatif untuk menurunkan kecemasan

mengerjakan skripsi dan menambah khazanah keilmuwan bidang psikologi.

commit to user

127

Anda mungkin juga menyukai