Anda di halaman 1dari 20

CASE REPORT

TINEA PEDIS

Dosen Pembimbing:

Dr. dr. Ago Harlim, Sp.KK., MARS

Disusun Oleh:

Rega Setya Abeto Marko

1965050084

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN

PERIODE 24 AGUSTUS – 26 SEPTEMBER 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2019
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Tinea pedis atau athlete’s foot atau jungle rot merupakan dermatomikosis
pada kaki. Tinea pedis paling sering terjadi di sela-sela jari dan telapak kaki.
Pada umumnya sering terjadi pada orang yang berkeringat banyak dan
memakai sepatu tertutup dan ketat. Tinea pedis diakibatkan oleh
Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale, dan Epidermophyton
floccosum. Gejala dan tanda dari tinea pedis adalah ruam bersisik yang
menyebabkan gatal, menyengat dan terbakar. Infeksi pada daerah lain seperti
tinea cruris biasanya berasosiasi dengan tinea pedis.

1.2 Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi :
 Lama memakai sepatu,membuat kelembapan meningkat
 Keringat berlebih
 Perawatan kaki yang buruk
 Peralatan mandi yang bersamaan
 Memakai sepatu yang sama

1.3 Patogenesis
Dermatofita memiliki enzim seperti keratinolytic protease, lipase dan
lainnya yang berperan sebagai faktor virulensi terhadap invasi ke kulit,
rambut, kuku, dan juga memanfaatkan keratin sebagai sumber nutrisi untuk
bertahan hidup. Fase penting dalam infeksi dermatofita adalah terikatnya
dermatofita dengan jaringan keratin yang diikuti oleh invasi dan pertumbuhan
elemen myocelial. Terlepasnya mediator proinflamasi sebagai konsekuensi
dari degradasi keratin membuat tubuh host ikut merespon dengan timbulnya
gejala inflamasi.

1
Inflamasi tubuh host terhadap infeksi dermatofita yang kemudian diikuti
berkurangnya elemen fungi pada plak, dan pada banyak kasus juga diikuti
oleh resolusi spontan dari infeksi.

Berdasarkan penelitian Kurniawan, tindakan menjaga kebersihan diri


seperti mencuci dan mengeringkan kaki setelah beraktivitas dapat
mengurangi pertumbuhan jamur. Menghindari penggunaan sepatu tertutup,
sepatu plastik dan sepatu sempit terutama dalam waktu yang lama akan
memberikan kesempatan kulit kaki terpapar dengan udara sehingga
mengurangi kelembapan kulit.

1.4 Gejala Klinis

Tinea pedis terdiri diri 3 jenis bentuk-bentuk Klinis :

1. Bentuk Interdigitalis
 Sering teradi di antara jadi ke IV dan V
 Infeksi bisa menjalar ke bagian kaki lainnya.

2
Terdapat 2 jenis :

a. Berskuama dan kering


b. Maserasi, terkelupas, membentuk fisura pada kulit di sela-sela jari

3
2. Bentuk Hiperkeratosis (Moccasin foot)
 Plak eritem berbatas jelas dengan, dengan skuama halus, hyperkeratosis
 Sering ditemukan pada tumit, telapak kaki, hingga tepi kaki. Dapat terjadi
pada satu kaki atau lebih sering pada kedua kaki.

3. Bentuk Vesikular Bullosa Subakut :


 Terdapat vesikel ataupun bula yang berisi cairan bening.
 Jika terdapat nanah mengindikasikan infeksi dari S. Aureus
 Setelah pecah, vesikel meninggalkan sisik kasar yang berbentuk lingkaran
yang disebut koleret
 Dapat terjadi pada telapak dan punggung kaki.

4
1.5 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan


mikroskopis, dan pemeriksaan kultur.

1. Pemeriksaan Mikroskopik Diagnosis klinis infeksi dermatofita dapat


dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopik, Sampel kulit diambil
dengan kerokan. Pada pemeriksaan ini, dermatofit memiliki cabang hifa
pada preparat KOH 20%.

2. Kultur Identifikasi fungi superfisial didasarkan pada makroskopik,


mikroskopis dan karakteristik metabolisme dari organisme. Sabourad’s
Dextrose Agar (SDA) merupakan medium isolasi yang paling umum
digunakan karena menampilkan deskripsi morfologi.

5
1.6 Diagnosis Banding

TINEA PEDIS KANDIDOSIS


INTERDIGITALIS INTERTRIGINOSA
ANAMNESIS Gatal,Kulit Gatal,Lecet,Kulit
mengelupas mengelupas
ETIOLOGI Trichophyton Candida spp
rubrum,Trichophyton
mentagrophytes,dan
Epidermophyton
floccosum.
PREDILEKSI Jari Kaki Jari Kaki
PEMERIKSAAN FISIK - Berskuama dan Bercak yang berbatas
Kering tegas,bersisik,basah,dan
- Maserasi berupa kuliteritematosa,dikelilingi
putih dan rapuh oleh lesi satelit berupa
vesikel dan pustul atau
bula yang pecah menjadi
erosi
PEMERIKSAAN KOH 20% > Hifa KOH 20% > Sel
PENUNJANG bersekat dan Ragi,Blastospora atau Hifa
bercabang, serta Semu
artrospora

TINEA PEDIS INTERDIGITALIS KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA


-Berskuama dan kering Bercak yang berbatas
tegas,bersisik,basah,dan
- Maserasi berupa kulit putih dan
eritematosa,vesikel,dan pustul atau bula
mudah rapuh
yang pecah menjadi erosi

6
TINEA PEDIS DERMATITIS KONTAK
MOCCASIN FOOT IRITAN KRONIK
KUMULATIF
ANAMNESIS Kulit menebal,Gatal,dan Kulit menebal,Gatal,dan
Kemerahan Kering
ETIOLOGI Trichophyton Iritan lemah (misalnya
rubrum,Trichophyton deterjen,sabun,pelarut,tanah)
mentagrophytes,dan
Epidermophyton floccosum.
PREDILEKSI Telapak kaki,Tepi sampai Telapak kaki/Tumit
punggung kaki

PEMERIKSAAN Lesi : kulit menebal dan Lesi : Kulit kering, disertai


FISIK bersisik,eritematosa,terutama eritema,skuama,yang lambat
terlihat pada tepi lesi,dapat laun kulit jadi menebal
terlihat papul dan vesikel. dengan likenfikasi.

PEMERIKSAAN KOH 20% > Hifa bersekat Uji Tempel


PENUNJANG dan bercabang, serta
artrospora

TINEA PEDIS DERMATITIS KONTAK IRITAN


MOCCASIN FOOT KRONIK KUMULATIF
Kulit menebal dan bersisik, eritema Kulit kering, disertai
ringan,terutama terlihat pada tepi eritema,skuama,yang lambat laun kulit
lesi jadi menebal dengan likenfikasi.

7
TINEA PEDIS PSORIASIS
BULLOUS TYPE VULGARIS
ANAMNESIS Kulit mengelupas di Kulit menebal,Bersisik
punggung kaki sampai
telapak kaki,terdapat
vesikel dan bula
ETIOLOGI Trichophyton Autoimun
mentagrophytes
PREDILEKSI Telapak kaki,Tepi Telapak kaki
sampai punggung kaki
PEMERIKSAAN FISIK Vesikel lebih besar dari Lesi : Plak
2 mm, eritematosa,Papul yang
Vesiculopustules,atau bergabung menjadi
bula di daerah satu,dan Berbatas tegas
punggung dan telapak
kaki

PEMERIKSAAN KOH 20% > Hifa Tes Lilin & Auspitz


PENUNJANG bersekat dan bercabang,
serta artrospora

PSORIASIS VULGARIS
TINEA BULLOUS TYPE
Plak eritematosa,Papul yang
Bula yang pecah,erosi dan
bergabung menjadi satu,dan
eritema plantar kaki
Berbatas tegas

8
1.7 Tatalaksana

Infeksi Tinea Pedis dapat diobati dengan terapi topikal. Terapi sistemik
diberikan jika terdapat lesi luas di permukaan tubuh dan tidak sembuh dengan
pengobatan menggunakan agen topikal.

9
BAB 2

STATUS PASIEN KEPANITERAAN

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

2.1 Identitas Pasien


 Nama : Tn. M
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 52 tahun
 Status : Menikah
 Alamat : Cililitan Besar No. 28, Jakarta Timur
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Suku : Jawa
 Agama : Islam

2.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan di RSU UKI di poli kulit dan kelamin pada hari
Kamis, 29 Agustus 2019 secara autoanamnesis.

 Keluhan utama : Bercak–bercak kemerahan pada kedua


telapak kaki
 Keluhan tambahan : Bercak-bercak kemerahan disertai kulit
terasa Kasa, Kering, dan gatal
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS UKI
dengan keluhan bercak-bercak kemerahan pada kedua telapak kaki
sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit, Bercak dirasakan
gatal terus - menerus dan bertambah parah saat berkeringat. Pasien
juga merasakan keluhan pada kedua telapak kaki, kulit menjadi
kasar, dan kering.

10
Pasien sehari-hari berkerja menggunakan kaos kaki dan
sepatu tertutup, serta kaki sering menjadi lembab/berkeringkat.
Pasien mengatakan bahwa belum menggunakan obat untuk
mengurangi keluhannya. Keluhan Demam disangkal, Nyeri kepala
disangkal, Mual dan Muntah disangkal.
 Riwayat penyakit dahulu: pasien belum pernah mengalami seperti
ini sebelumnya.
 Riwayat penyakit keluarga: tidak ada yang mengalami keluhan
seperti pasien di keluarga. Keluarga pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
 Riwayat kebiasaan pribadi: pasien hanya sesekali mencukur kumis
dan jenggot.

2.3 Pemeriksaan Fisik


1. Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 21 x/menit
BB : 71 kg
TB : 165 cm

2. Status Generalis
Kepala
Bentuk : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut : Dinding faring hiperemis (-)

11
Thorax
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler
Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak mendatar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 5x/menit

Ekstremitas : CRT < 2’, edema (-/-/-/-), akral hangat

Geitalia : Tidak ada keluhan

12
3. Status Dermatologis

Foto pribadi pasien Dr. dr. Ago Halim, MARS., Sp.KK

Lokasi : Regio plantar pedis dextra et sinistra


Efloresensi : Patch eritem multipel, berbentuk tidak teratur,
batas tegas, tepi aktif dan terdapat skuama kasar di
sekitarnya, tersebar diskrit.

4. Diagnosa Banding
 Dermatitis Kontak Irirtan Kronik Kumulatif
 Kandidosis Interriginosa
 Psoriasis Vulgaris

5. Diagnosa Kerja
 Tinea Pedis Moccasin Foot

6. Pemeriksaan Penunjang
 Kerokan KOH 20 %

7. Penatalaksanaan
 Non – Medikamentosa

Pasien disarankan untuk :

 Mencuci kaos kaki dan direndam kedalam air panas dengan


suhu 60 C,selama 20 menit
 Gunakan kaos kaki yang bersih dan menyerap keringat .
 Jika berkeringat sebaiknya segera ganti dengan kaos kaki yang
kering.

13
 Hindari bertukar kaos kaki dengan teman atau orang lain
karena tidak menutup kemungkinan jamur ditularkan melalui
kaos kaki.
 Usahakan mencuci kaki dengan bersih secara rutin, dan
pastikan sela-sela pada bagian tubuh kering agar tidak menjadi
tempat tumbuhnya jamur.
Hindari faktor predisposisi dan selalu menjaga kelembapan dan
kebersihan kulit.

 Medikamentosa

Itrakonazole merupakan anti fungi atau anti jamur dengan


cara menghambat pertumbuhan sel jamur. Mekanisme kerja
itraconazole adalah menghambat 14-α-demethylase yang
merupakan enzim sitokrom P-450 yang bertanggung jawab untuk
merubah lanosterol menjadi ergosterol pada dinding jamur.

Ketoconazole krim 2% merupakan anti fungi atau anti


jamur topikal untuk mengatasi infeksi dermatofit termasuk tinea
pedis. Ketokonazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolan
sintesis yang memiliki aktivitas antimikrotik yang poten terhadap
dermatofit dan ragi. Misalnya Tricophyton Sp, Epidermophyton
fluccosum, Pityrosporum sp, Candida sp. Ketoconazole bekerja
dengan menghambat "cytochrom P 450" jamur, dengan
mengganggu sintesa ergosterol yang merupakan komponen penting
dari membran sel jamur

14
8. Resep

RESEP
R/ Itrakonazole tab 100mg No. X
S 2 dd 1
R/ Ketokonazole krim 2% No. I
S 2 dd ue
Pro : Tn. TS
Umur : 62 thn

9. Prognosis
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad sanationam : bonam
 Quo ad fungtionam : bonam
 Quo ad kosmetikum : bonam

15
BAB 3

PEMBAHASAN

Diagnosis tinea pedis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Berdasaran anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki-laki


berusia 52 tahun. Keluhan utama pasien berupa Pasien datang ke poliklinik kulit
dan kelamin RS UKI dengan keluhan gatal pada kedua telapak kaki sejak 3
minggu sebelum masuk rumah sakit, Pasien mengatakan gatal dirasakan terus -
menerus dan bertambah parah saat berkeringat. Pasien juga merasakan keluhan
gatal yang disertai bercak kemerahan, Kulit kasar, dan Kering.

Berdasarkan kepustakaan yang ada disebutkan gejala klinis dari tinea


pedis Moccasin Foot adalah terdapat Plak eritem berbatas tegas dengan, dengan
skuama halus, kadang disertai gatal ringan saat berkeringat.

Berdasarkan status dermatologi didapatkan pada Regio plantar pedis


dextra et sinistra tampak plak eritem multipel, berbentuk tidak teratur, batas tegas,
tepi aktif dan terdapat skuama kasar di sekitarnya, tersebar diskrit Hal ini sesuai
dengan kepustakaan dikatakan bahwa diagnosis tinea pedis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Tinea versicolor memiliki diagnosis banding dengan Dermatitis Kontak


Iritan Kronik Kumulatif, Kandidosis Intertriginosa dan Psoriasis Vulgaris.
Berdasarkan anamnesisnya tinea pedis disebabkan oleh berbagai faktor seperti
keringat berlebih, kelembapan yang tinggi dan kebersihan yang kurang,
sedangkan pada Dermatitis Kontak Iritan Kronik Kumulatif, Kandidosis
Intertriginosa dan Psoriasis Vulgaris resiko tidak ada.

Tujuan pengobatan pada pasien ini adalah untuk mengurangi gejala klinis
dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Memberikan anti jamur sistemik dan
topikal. Itrakonazole diberikan dua kali sehari sebagai anti jamur sistemik dan
ketoconazole krim 2% digunakan dua kali sehari sebagai anti jamur topikal.

16
Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan dan ketepatan
penanganan. Pada pasien ini prognosis Quo ad vitam adalah bonam karena
penyakit ini tidak mengancam jiwa. Prognosis Quo ad functionam adalah bonam
karena fungsi bagian tubuh yang terkana tidak terganggu. Prognosis Quo ad
sanationam adalah bonam karena dengan perawatan yang teliti dan
memperhatikan kebersihan memberikan prognosis baik.

17
BAB 4

KESIMPULAN

Pasien laki-laki berusia 52 tahun mengalami tinea pedis pada daerah kedua
telapak kaki yang terjadi kurang lebih 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengalami rasa gatal dirasakan terus - menerus dan bertambah parah saat
berkeringat. Pasien juga merasakan keluhan gatal yang disertai bercak kemerahan,
Kulit kasar, dan Kering.. Pada pasien diberikan pengobatan dengan anti jamur
sistemik dan topikal. Prognosis pada pasien ini secara umum bonam.

18
BAB 5

DAFTAR REFERENSI

 Rahmayunita G, Sularsiyp Sri. Ptiriasis Versicolor. Ilmu Penyakit Kulit


dan Kelamin. Ed. 7. Jakarta. Badan Penerbit FKUI, 2015:103-5

 Silverberg I Jonathan. Numular Eczema, Lichen Simplex Chronicus, and


Prurigo Nodularis. Fitzpatrick’s Dermatology. Ed. 9. Ney York. McGraw
Hill, 2019:385-8

19

Anda mungkin juga menyukai