Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. (Infodatin, 2017). Pada umumnya, jenis zat yang digunakan oleh para penyalah guna narkoba adalah (1) jenis yang tidak digunakan dalam dunia medis yaitu kannabis, kokain, heroin, dan designer drug lainnya, (2) jenis yang digunakan dalam dunia medis berupa golongan sedatif hipnotik dengan masa kerja pendek, dan (3) jenis yang relatif “bebas” diperjualbelikan yaitu alkohol. Zat yang tidak digunakan dalam pengobatan/medis, biasanya lebih banyak masuk melalui jalur tidak resmi (illicit). (Buletin, 2014). Menurut Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 tercatat sebanyak 6.854 pasien kunjungan rawat jalan di rumah sakit karena gangguan mental dan perilaku yang disebabkan penggunaan opioida. Dari jumlah tersebut, 4,89% pasien di antaranya merupakan kasus baru. Sementara itu, dari sumber yang sama, pada tahun 2010 tercatat pula sebanyak 434 pasien rawat inap di rumah sakit karena gangguan mental dan perilaku yang disebabkan penggunaan alkohol. Dari jumlah tersebut, 32 pasien di antaranya meninggal dunia. (Buletin, 2014).