Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................i

BAB I PENGUJIAN TARIK


1.1 Dasar Teori...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................................3
1.3 Metodologi Penelitian..............................................................................................3
1.3.1 Peralatan dan Bahan.....................................................................................3
1.3.2 Flow Chart Proses Pengujian........................................................................4
1.4 Data, Perhitungan, dan Grafik..................................................................................5
1.4.1 Tabel............................................................................................................5
1.4.2 Pengolahan Data...........................................................................................5
1.4.3 Grafik...........................................................................................................6
1.4.3.1 Grafik P vs dL..................................................................................6
1.4.3.2 Grafik True Stress vs True Strain.....................................................6
1.4.3.3 Grafik Engineering Stress vs Engineering Strain..............................7
1.5 Pembahasan..............................................................................................................7
1.5.1 Prinsip Pengujian.........................................................................................7
1.5.2 Analisa Grafik..............................................................................................7
1.5.2.1 Analisa Grafik P vs dL......................................................................7
1.5.2.2 Analisa Grafik True Stress vs True Strain........................................8
1.5.2.3 Analisa Grafik Engineering Stress vs Engineering Strain.................8
1.5.3 Analisa Hasil Perpatahan..............................................................................8
1.6 Spesimen Hasil Patahan...........................................................................................9
1.7 Kesimpulan............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

i
BAB I
PENGUJIAN TARIK
1.1 DASAR TEORI
Dasar teori yang digunakan pada pengujian tarik ini adalah batas proporsionalitas
(proportionality limit) , batas elastis (elastic limit), titik lulus (yield point) dan kekuatan
luluh (yield strength), kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength), kekuatan putus
(breaking strength), serta keuletan (ductility) berdasarkan modulus elastisitas (modulus
young), modulus kelentingan (modulus of resilience), dan modulus ketangguhan (modulus
of toughness).
Uji tarik adalah uji yang dilakukan pada suatu material dengan cara menerapkan
beban tarik pada material tersebut. Dengan pemberian beban tarik tersebut kita dapat
mengevaluasi kelakuan material, sehingga akan diperoleh sifat-sifat mekanik dari material
tersebut, antara lain :

Kekuatan Luluh = yield strength (σy)

Gambar diatas mengunakan metode offset untuk menentukan kekuatan luluh suatau
material.Yield strength digunakan untuk menentukan batas antara deformasi elasatis
dengan deformasi plastis. Yield strength dalam aplikasinya biasa digunakan untuk
menentukan beban maksimal yang diberikan pada material sebelum mengalami deformasi
plastis.

Kekuatan Tarik = tensile strength (σu),

1
(UTS : Ultimate TS) Ultimate tensile strength merupakan beban maksimum yang
diberikan pada sebuah material sebelum mengalami nacking. Pada aplikasinya UTS
digunakan dalam menentukan seberapa besar beban mampu diteriama oleh suatu material.
Keuletan = elongation(ef)

Elongation merupakan perpanjangan dari sebuah material ketika diuji tarik samapai patah.
Hal ini berguna dalam merancang sebuah alat sepeti tali pada jembatan dalam hal seberapa
panjang tali tersebut mengalamai perpanjangan sampai patah ketika diberi beban uniaksial.
Elongation berguna dalam menentukan apakah suatu material itu ulet apa getas, hal
tersebut bias dilihat dari nilai elongationnya. Jika nilai elongationnya besar material
tersebut bersifat ulet apabila nilai elongationnya kecil maka material tersebut dikatakan
getas.

Reduksi Penampang = reduction of area(q)

Reduction of area merupakan pengecilan penampang ketika mengalami fracture. Hal ini
berguna dalam menentukan seberapa besar suatu material yang mengalami beban uniaksial
akan mengalami pengecilan luas penampang.

Kekakuan = stiffness,

(E)elastic modulus = σ/e = tan α

Modulus elastisitas merupakan sifat material yang digunakan dalam merancang sebuah alat
agar tidak mengalami deformasi plastis. Aplikasinya dalam merancang sebuah jembatan,
harus mempunyai modulus elastisitas yang kecil, supaya kaku. Dalam penerapannya
modulus elastisitas digunakan berdasarkan keperluannya.

Modulus Resilience = modulus of resilience (Ur)

2
Kemampuan suatu material menyerap energi ketika deformafi elastis dan kembali ketika
beban dilepaskan disebut resilience. Modulus resilience merupakan luas daerah di bawah
kurva stress-strain yang mash mengalami deformasi elastis. Modulus resilience berguna
untuk mengetahui seberapa besar energi yang diberikan agar tetap mengalami deformasi
elastis.

Ketangguhan = toughness (Ut)

Dalam hal Perencanaan toughness dipakai untuk menentukan seberapa besar suatu material
menyerap energi sampai dia patah. Dalam aplikasinya toughness dipakai untuk merusak
material agar bias mengetahui energi maksimal sampai patah.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk membandingkan kekuatan maksimum beberapa jenis logam (besi tuang, baja,
tembaga dan alumunium).
2. Untuk membandingkan titik-titik luluh logam-logam tersebut.
3. Untuk membandingkan tingkat keuletan logam-logam tersebut melalui % elongasi
dan % pengurangan luas.
4. Untuk membandingkan fenomena necking pada logam-logam tesebut.
5. Untuk membandingkan modulus elastisitas dari logam-logam tersebut.
6. Untuk membuat, membandingkan serta menganalisis kurva tegangan vs regangan,
baik kurva rekayasa maupun kurva sesungguhnya dari beberapa jenis logam.
7. Untuk membandingkan tampilan perpatahan (fractografi) logam-logam tersebut dan
menganalisanya berdasarkan sifat-sifat mekanis yang telah dicapai

1.3 METODOLOGI PENELITIAN

1.3.1 Peralatan dan Bahan


a) Universal testing machine
b) Jangka Sorong
c) Spidol permanent atau penggores (cutter)
d) Sampel Uji tarik.
3
1.3.2 Flow Chart Proses Pengujian

Memulai
pengujian

Mengukur
sampel

Menandai
sampel

Memasang menguji
sampel sampel lain Selesai

Menarik
sampel

Menandai
grafik hasil uji

mengukur mengamati
sampel hasil tipe
uji perpatahan

4
1.4 DATA, PERHITUNGAN, DAN GRAFIK

1.4.1 Tabel

Do(mm) Df(mm) Ao(mm) Af(mm) Lo(mm) Lf(mm) ST 37

8 4 50.27 12.57 60.8 66.8

Dl σ ε σ ε sebenarnya σ sebenarnya
F (N) P (Kg) ε rekayasa
(mm) rekayasa sebenarnya sebenarnya (Mpa) (Mpa)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15500 1580.0204 1 0.01644737 31.430682 0.016313575 31.94763407 0.160036176 313.4062902
2 23500 2395.5148 2 0.03289474 47.65297 0.032365285 49.22050148 0.317503441 482.8531195
3 23000 2344.5464 3 0.04934211 46.639077 0.048163401 48.94034684 0.472482968 480.1048025
4 20000 2038.736 4 0.06578947 40.555719 0.063715814 43.22385819 0.625052139 424.0260488
5 16500 1681.9572 5 0.08223684 33.458468 0.079030049 36.20998675 0.775284784 355.2199701
6 10000 1019.368 6 0.09868421 20.277859 0.094113292 22.27896394 0.92325139 218.5566363

1.4.2 Pengolahan Data


Pengolahan data pada pengujian ke-6 atau pada perubahan diameter ke-6
1. Regangan Rekayasa (ε) = dL/Lo = 6/60.8 = 0.0987
2. Tegangan Reakayasa (σ) = P/Ao = 1019,368/50.27 = 20.2779 [Pa]
3. Regangan Sesungguhnya (εT) = ln(1+ε) = ln(1+0.0987) = 0.09413
4. Tegangan Sesungguhnya (σT) = σ(1+ ε) = 20.2779(1+0.0987) = 22.2793 [Pa]
5. UTS = Pmax/Ao = 10000/50.27 = 198.9258 [Mpa]
6. %Elongasi = ((Lf-Lo)/Lo)x100% = ((66.8-60.8)/60.8)x100% = 9.87%
7. %Reduksi = ((Ao-Af)/Ao)x100% = ((50.27-12.57)/50.27)x100% = 74.99%

5
1.4.3 Grafik

1.4.3.1 Grafik P (beban) vs dL (elongasi)

Grafik P vs dL
3000

2500

2000

1500
P (Kg)
1000

500

0
0 1 2 3 4 5 6 7

1.4.3.2 Grafik (True Stress) vs (True Strain)

Grafik σT vs εT
600

500

400

300
σ sebenarnya (Mpa)
200

100

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

6
1.4.3.3 Grafik (Engineering Stress) vs (Engineering Strain)

Grafik σ vs ε
60

50

40

30
σ rekayasa
20

10

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

1.5 PEMBAHASAN

1.5.1 Prinsip Pengujian


Sampel atau benda uji tarik dengan ukuran dan bentuk yang tertentu ditarik
dengan beban kontinyu, dan dengan diukur pertambahan panjangnya. Data yang
didapat berupa perubahan panjang dan perubahan beban yang selanjutnya akan
dikonversi ke dalam bentuk grafik tegangan-regangan (Grafik 1.4.3.3). Dari data-
data yang didapatkan dari pengujian tarik ini adalah untuk mengetahui tentang
perilaku mekanik material dan karakteristik perpatahan.
Pada spesimen panjang bagian tengahnya lebih kecil luas penampangnya
dibandingkan kedua ujungnya, ini bertujuan untuk agar patahannya berada pada
bagian tengah dari benda uji tersebut.

1.5.2 Analisa Grafik

1.5.2.1 Analisa Grafik P vs dL


Dari grafik P vs dL yang kami dapat dari hasil pengujian tarik ini
dengan bahan ST 37 adalah menyatakan bahwa benda uji tarik mengalami
necking pada beban ke 198.9258 [Mpa]. Pada perubahan panjang pertama
membutuhkan beban sebesar 1550 [Kg] dan pada pertambahan panjang
kedua meningkat menjadi 2350 [Kg]. Kemudian benda tersebut mengalami
necking, saat pada pertambahan panjang ketiga bebannya berkurang
menjadi 2300 [Kg] ini menandakan bahwa benda uji tersebut sudah melewai
batas titik maksimum daerah elastis atau benda uji tersebut sudah berada

7
pada daerah plastis. Artinya benda tersebut sudah berubah secara permanen
tidak bisa kembali kebentuk semula.
1.5.2.2 Analisa Grafik σ vs ε
Dari grafik σ vs ε dengan bahan ST 37 yang kami teliti menunjukkan
bahwa besarnya tegangan akan semakin besar hingga benda ST 37 tersebut
mengalami necking, setelah benda tersebut mengalami necking makan
tegangan akan semakin berkurang hingga bendanya tersebut patah.
Sedangkan pada regangannya akan semakin meningkat atau semakin besar
hingga bendanya tersebut patah.
Artinya tegangan akan meningkat hingga benda mengalami
necking, berarti dipengaruhi oleh UTS. Sedangkan regangan akan terus
meningkat tanpa dipengaruhi oleh UTS.

1.5.2.3 Analisa Grafik σT vs εT


Dari grafik σT vs εT dengan bahan ST 37 yang kami teliti disini tidak
jauh berbeda penjelasannya dengan poin 1.5.2.2, yang berbeda hanya pada
satuannya saja. Kalau pada grafik (1.4.3.2) nilainya ini dalam satuan
[Mpa].

1.5.3 Analisa Hasil Perpatahan


Analisa hasil perpatahan yang kami dapat dari pengujian ini adalah
perpatahannya terjadi tidak ditengah diamaeter kecil atau (do) artinya saat
pemasangan benda kerja pada mesin uji tarik tidak seimbang antara panjang dari
ujung diamater kecil ke ujung diamater besar di kedua ujung benda tersebut, ini
mengakibatkan patahannya tidak ditengah. Tetapi patahannya tersebut tetap terjadi
pada diamater kecil atau (do) karena pada rumusnya juga P = F/A maka pada bagian
diamater kecil mengakibatkan tekanan yang besar, jadi titik perpatahannya tersebut
terjadi pada batang dengan diamater lebih kecil.

8
1.6 SPESIMEN HASIL PATAHAN
Spesimen Fe

Spesimen Cu

Spesimen Al

9
1.7 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian tarik yang telah kami lakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan,
antara lain :
1. Pada pengujian ini kita menguji ketahanan bahan material ST 37 sejauh mana
pertambahan panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadapat tarikan,
berdasarkan hasil pengujian dan dari grafik yang telah kami dapatkan dari hasil uji
tarik adalah bahan ST 37 hanya mampu bertambah panjang sebanyak 6 [mm] dari
panjang awalnya
2. Jika suatu material semakin elastis, maka tidak akan mudah putus dengan cepat jika
dilakukan dengan pengujian tarik ini.
3. Data-data yang kami peroleh saat pengujian tarik ini tidak semuanya secara langsung
ukurannya atau nilainya didapat oleh mesin, ada beberapa ukuran yang nilainya itu
dihitung secara manual.
4. Dalam pengujian ini terdapat yang namanya necking, dimana necking itu terjadinya
pengecilan diameter spesimen hingga akhirnya putus.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Modul Praktikum Material Teknik : Pengujian Merusak (Destructive Test). Depok:
Departemen Metalurgi dan Material FTUI.

Callister, W. D. (2008). Fundamentals of Materials Science and Engineering: An Integrated Approach.


United States: John Wiley & Sons.

Surdia, Tata. (1992). Pengetahuan Bahan Teknik, edisi ke-2. Jakarta : Prandya Pramita
Callister, William, D. (1996). Materials Science and Engineering An Intoduction 4th edition. The
McGraw-Hill International Book Company : New York USA.

11

Anda mungkin juga menyukai