Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PUSAT INVESTASI

Kelompok 8 :

1.Denys Finta Eka Sari 16130310139


2. Junfany Nanda P 16130310205
3. Erna Agustin 16130310169
4. Fuad Andrianto 16130310200

VII C2 AKUNTANSI
2019/2020
A. PUSAT INVESTASI
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi adalah
menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang
dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.
Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi
yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang
tepat.
2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3. Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber
ekonomi.
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber
ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
B. Bentuk Pusat Investasi
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis maupun
Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan keputusan operasi
yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur
prestasi pusat investasi. :
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari
investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi
diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment
base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran
prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga
sebagai residual income.
 Keuntungan ROI :
1. Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer
investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
 Kelemahan ROI :
1. Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat
pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan.
2. Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan
kepentingan jangka penjang.
 Kebaikan Residual Income :
1. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan keseluruhan
menguntungkan.
2. Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
 Kelemahan Residual Income :
Seperti halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek, tanpa
memperhatikan pencapaian jangka panjang.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur Aktiva yang digunakan :
1) Kas :
Pengendalian Kas secara terpusat cenderung menginginkan saldo kas yang lebih kecil dari
pada yang ingin dipegang oleh Manajer Unit Usaha. Sehingga Kas yang ada di Unit usaha
lebih kecil dari pada sebenarnya, jika unit usaha tersebut berdiri secara independen.
2) Piutang :
Manajer Unit Usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan melakukan penjualan dan memberikan batas kredit dan penagihannya dilakukan
oleh Unit Penagihan. Masalah piutang yang dimasukkan pada unit investasi apakah sebesar
Harga Pokok Penjualan atau ditambah laba, karena uang yang diperoleh dapat diinvestasikan
lagi, sedangkan pencatatannya hanya dengan nilai buku.
3) Persediaan :
Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode dengan metode yang
dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu perlu digunakan sistem biaya
standard atau rata-rata dan biaya yang sama yang juga digunakan untuk mengukur Harga
Pokok Penjualan pada perhitungan Laba/Rugi.
4) Modal Kerja secara Umum :
Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang diperlukan bahwa modal kerja (aktiva lancar)
adalah untuk memenuhi kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha bertanggung jawab
untuk mengawasi hutang tersebut.
5) Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap) :
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya.
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan
aktiva ini.
6) Asset yang menganggur :
Jika memiliki asset yang mengganggur yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha
tersebut boleh mengeluarkan asset dimaksud dari investasinya sehingga tidak
diperhitungkan sebagai penilaian kinerjanya.
7) Aktiva Tidak berwujud :
Biasanya perusahaan yang melakukan LITBANG dan pemasaran dengan biaya yang cukup
besar kemudian mengkapitalisasikan biaya LITBANG ini sebagai investasi jangka panjang
yang dinamakan Aktiva Tidak Berwujud kemudian di amortisasi setiap tahunnya. Hal ini
mengubah cara pandang Manajer Unit Usaha karena akan berpengaruh terhadap biaya
bertambah dan aktiva berkurang. Jumlah beban modal yang berkurang x tarip biaya modal
akan menyebabkan EVA berdampak positif.
8) Kewajiban tidak lancar :
Dana-dana yang diperoleh Kantor Pusat diperoleh dari internal dan eksternal. Hal ini perlu
dipertimbangkan untuk dihitung secara terpisah, karena kadang-kadang pinjaman lebih besar
modal. Oleh sebab itu perhitungan EVA harus dihitung berdasarkan pinjaman yang berasal
dari Kantor Pusat dan bukan dari total aktiva.
9) Beban Modal :
Tarip beban modal ditentukan oleh Kantor Pusat yang lebih besar dari tarip pendanaan
dengan hutang. Sedangkan total dana yang digunakan adalah campuran (hutang ditambah
modal berbiaya tinggi). Dengan demikian, tarif tersebut lebih kecil dari pada estimasi biaya
modal perusahaan, sehingga EVA diatas rata-rata unit usaha lebih besar 0.
Jika tarip modal kerja lebih kecil dari pada untuk aktiva tetap, risiko modal kerja lebih kecil
dari pada aktiva tetap, karena dananya digunakan untuk keperluan jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai