Anda di halaman 1dari 11

BAB V.

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, anda diharapkan mampu melakukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Kompetensi Khusus
Setelah melakukan praktik klinik pemenuhan kebutuhan aman nyaman ini saudara
diharapkan dapat memahami konsep dan tata cara pemenuhan kebutuhan nutrisi

B. POKOK MATERI
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Cara pemasangan Nasogastric Tube (NGT)

C. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan vital bagi
semua makhluk hidup. Nutrisi itu sendiri sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila
tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit
atau terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi untuk tubuh kita.
Pemberian nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan
dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung), atau
parenteral, ketiga cara tersebutbertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Cara-cara Pemberian nutrisi:
1) Pemberian nutrisi melalui oral (mulut)
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri. bisa dibantu oleh keluarga pasien atau perawat
itu sendiri.
2) Pemberian nutrisi melalui pipa lambung
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per
oral atau adanya gangguan fungsi menelan. tindakan pemberian nutrisi melalui pipa
lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu, pada saat
pipa tersebut dimasukkanmelalui hidung anjurkan pasien untuk menelannya secara
perlahan-lahan. kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi pada pasien tersebut.
memberi makan enteral lebih dipilih daripada nutrisi parenteral karena ini memperbaiki
penggunaan nutrisi, lebih aman untuk pasien dan sedikit lebih murah.
3) Pemberian nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi pareteral yaitu pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral
total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui
parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui
oral atau enteral.

D. PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIC TUBE (NGT)


1. Pengertian
Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang yang
terbuat dari polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus sampai kedalam
lambung dengan indikasi tertentu. Sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk
mengetahui cara pemasangan pipa NGT dan mengetahui pipa NGT tersebut sudah masuk
dengan benar pada tempatnya.

2. Indikasi
Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :
1. Dekompresi isi lambung
 Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik
peritonitis dan pankreatitis akut.
 Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan cairan
lambung)
2. Memasukkan Cairan/ Makanan (Feeding, Lavage Lambung) Pasien tidak dapat
menelan oleh karena berbagai sebab Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik
 Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung
3. Kontra indikasi
Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui fossa
cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
3. Pasien dengan tumor esofagus

4. Komplikasi
 Iritasi pada tenggorokan : dapat dikurangi dengan pemberian tablet hisap anestesi
(Mis. Lozenges benzokain) sebelum tindakan pemasangan nasogastric tube.
 Epistaksis: dapat dicegah dengan melumasi ujung NGT secara adekuat dan berhati-
hati saat melakukan pemasangan selang.
 Penumonitis atau pneumonia aspirasi akibat pemasangan selang yang salah di saluran
pernafasan
 Pneumothoraks, cedera pada pleura
 Perforasi dan cedera esofagus: gejala nyeri pada leher dan dada, disfagia, dipsnea,
emfisema, subkutan, hematemesis.
 Trauma pada jaringan
5. Alat dan bahan
 Handscoen
 Selang nasogastrik (Nasogastric tube) Jeli silokain atau K-Y jelly
 Stetoscope Spuit 10 cc
 Non-allergenic tape Curved Basin
 Suction

6. Prosedur tindakan
 Melakukan Informed Consent kepada pasien:
 Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
 Prosedur pemasangan NGT.
 Meminta persetujuan pasien.
 Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemasangan NGT.
Gambar 1. Peralatan pemasangan NGT

 Mencuci tangan dan memakai Personel Protective Equipment ( Handscoen).


 Memposisikan pasien setengah duduk dengan kepala sedikit di tekuk ke depan (High
Fowler) bila pasien sadar.
 Memposisikan pasien dalam posisi telentang jika pasien tidak sadar.
 Melakukan pengukuran / perkiraan batas lambung dengan menggunakan NGT, yaitu
dari hidung ke telinga, lalu dari telinga ke processus xiphoideus. Menentukan batas
panjang NGT yang akan dimasukkan dengan melihat indikator yang pada NGT.

Gambar 2. Pengukuran NGT


 Mengoles NGT dengan K-Y Jelly.
 Memasukkan NGT melalui hidung secara pelan-pelan sampai mencapai lambung
(sampai batas yang telah ditentukan sebelumnya) .
 Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar suara
“whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar maka
selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan
pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop.

whoosh

 Melakukan fiksasi NGT pada hidung dengan menggunakan plester.


 Menyambungkan NGT dengan botol penampung.
 Membuka dan membuang handschoen pada tempat sampah medis.
 Melakukan cuci tangan.

fiksasi NGT
MEMBERIKAN MAKANAN MELALUI PIPA / SELANG NGT

Pengertian:
Pemberian makanan melalui pipa / selang NGT yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan.

Tujuan:
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Persiapan alat
1. Makanan cair yang hangat
2. Spuit 20 cc
3. Stetoskop dan lap / serbet makan
4. Air hangat dalam gelas
5. hanscoon

Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Periksa perut pasien kembung atau tidak
4. Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler kepala dimirigkan
5. Control kembali posisi pipa dengan cara auskultasi dan aspirasi
6. Letakkan serbet dibawah pipa / selang NGT untuk melindungi pasien dari
makanan yang tercecer
7. Tutup selang NGT / klem dilepaskan sambil dijepit dengan jari sehingga udara
tidak masuk melalui selang
8. Pasang corong / spuit 20 cc di pangkal selang NGT sambil dijepit
9. Masukkan cairan makanan atau obat secara perlahan – laan melaui dinding spuit
20cc sambil jepitan pada selang dilepaskan
10. Masukkan air putih hangat untuk membilas, sesudah itu selang NGT ditutup /
diklem kembali
11. Cuci tangan
12. Tulis pada catatan perawat mengenai prosedur yang telah dilakukan, jenis dan
jumlah cairan yang telah diberikan serta reaksi pasien
13. Rapikan pasien dan lingkungan nya
14. Bersihkan alat dan kembalikan pada tempatnya.
PELEPASAN NGT

Alat yang digunakan:


1. Sarung tangan bersih dan apron.
2. Tempat pembuangan limbah (kantong sampah).
3. Baskom air hangat dan tisu

Pre-prosedur dalam pelepasan NGT


1. Jelaskan prosedur untuk pasien.
2. Membantu pasien untuk duduk dalam posisi semi-tegak di tempat tidur atau kursi.
Mendukung kepala pasien dengan bantal.
3. Cuci tangan dengan air dan sabun atau pencuci tangan berbahan alkohol, dan
menyusun peralatan yang dibutuhkan. Pakai apron dan sarung tangan bersih.

Prosedur pelepasan NGT


1. Lepaskan plester yang mengfiksasi selang NGT pada hidung.
2. Dengan menggunakan gerakan yang mantap dan konstan, tarik perlahan selang
sampai telah benar-benar tercabut. Beberapa ahli menganjurkan untuk meminta
pasien menghirup napas dalam-dalam dan kemudian menahan nafas agar pita suara
menutup, dan pada saat ini selang NGT dapat ditarik; Hal ini berguna untuk
menghindari cairan lambung masuk ke trakea.
3. Tempatkan selang NGT yang telah digunakan itu langsung ke kantong sampah.
4. Dengan menggunakan air hangat dan tisu, bersihkan hidung dan wajah pasien
untuk menghilangkan jejak plester dan cairan tubuh yang mungkin terciprat.
5. Membantu pasien mencari posisi yang nyaman.

Pasca-prosedur pelepasan NGT


1. Lepaskan sarung tangan dan apron dan membuang semua peralatan yang telah
dipakai. Cuci tangan menggunakan air dan sabun.
2. Dokumentasikan pelepasan NGT pada rekam medis.
IRIGASI LAMBUNG

Pengertian
Irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut
dengan cara mengurasnya. Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas
lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya
digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang
dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10
cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

Tujuan
 Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran pencernaan.
 Mendiagnosa perdarahan lambung.
 Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
 Membuang cairan atau partikel dari lambung.

Indikasi:
Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
Overdosis obat/narkotik
Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
Dekompresi lambung
Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.

Kontra indikasi
Pada pasien yang mengalami cedera atau injuri pada system pencernaan bagian atas,
menelan racun yang bersifat keras atau korosif pada kulit, dan mengalami cedera pada
jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.

Alat irigasi lambung


1. Baki berisi NGT lengkap dengan corong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Ukuran NGT :
2. no.14-20 untuk ukuran dewasa
3. no. 8-16 untuk anak-anak
4. no.5-7 untuk bayi
5. Dua buah baskom
6. Perlak dan handuk sebagai pengalas
7. Stetoskop
8. Spuit 10 cc
9. Plester
10. Bengkok dan kom penampung
11. Air hangat 1 sampai 2 liter
12. Kassa/tissue,
13. Jelly
14. Susu hangat

Prosedur tindakan pemasangan irigasi lambung


Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan klien dan keluarga.

Tahap kerja
1. Mencuci tangan
2. Perawat memakai skort
3. Perlak dan alas dipasang disamping pasien
4. NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dahi kemudian diberi tanda
5. Ujung atas NGT diolesi jelly,bagian ujung bawah diklem
6. NGT dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung pasien sambil disuruh menelannya (
bila pasien sadar )
7. Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ;
8. Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak ada gelembung Maka
NGT sudah masuk kedalam lambung.
9. Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah lambung dengan
menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada hidung untuk memfiksasi
NGT.
10. Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau kepala lebih
rendah selanjutnya klem dibuka.
11. Corong dipasang diujung bawah NGT,air/susu dituangkan kedalam
corong jumlah cairan sesuai kebutuhan.cairan yang masuk tadi dikeluarkan dan
ditampung dalam baskom.
12. Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari lambung
sudah jernih.
13. Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan diletakan
dalam baki.
14. Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue
jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.
15. Alat-alat dikemas dan dibersihkan
16. Perawat mencuci tangan
17. Mencatat semua tidakan yang telah dilakukan pada status pasien

Anda mungkin juga menyukai