Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah merupakan bagian penting dari suatu bangunan. Suatu bangunan kadang
terpaksa didirikan di atas tanah yang kurang baik, sehingga diperlukan penanganan
untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut. Tanah lempung dengan kadar air tinggi
kurang memenuhi syarat sebagai tempat mendirikan suatu bangunan. Tanah lempung
pada kondisi tersebut mempunyai plastisitas yang tinggi, daya dukung yang rendah dan
permeabilitas tanah yang rendah sehingga penurunan yang besar dalam waktu yang lama.
Metode drainase adalah salah satu metode stabilisasi tanah dengan cara
menurunkan kadar air dalam tanah. Metode elektroosmosis adalah salah satu metode
drainase paksaan dengan menerapkan dua elektroda negatif dan positif (DC). Metode
ini efektif untuk menurunkan kandungan air dalam tanah yang mempunyai koefisien
permeabilitas rendah. Arus listrik ini akan mengikat air dan membawanya bergerak
mengikuti arah aliran listrik yaitu dari elektroda positif (anoda) menuju elektroda
negatif (katoda) (Sosrodarsono,1991).
Suatu konstruksi yang didirikan di atas tanah liat lunak akan banyak menemui
masalah terutama berkaitan dengan rendahnya daya dukung tanah dan besarnya
penurunan yang akan terjadi setelah sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini
disebabkan karena tingginya kadar air dalam tanah yang dapat menyebabkan
hilangnya lekatan antar butiran tanah. Tanah lempung adalah jenis tanah yang memiliki
partikel berukuran mikroskopis dan sub- mikroskopis yang memiliki ukuran butiran
kurang dari 2m. Sifat tanah lempung ini akan sangat dipengaruhi oleh air, hal ini
sangat berbeda dengan tanah pasir yang kuat gesernya mendekati pada kondisi kering
maupun jenuh.
Salah satu metode perbaikan tanah lempung lunak yang diterapkan adalah
metode elektrokinetik. Metode ini menggunakan arus listrik yang dialirkan pada dua
kutub elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada saat kedua elektroda ini ditanam di
dalam tanah dan diberi beda potensial, maka akan terjadi proses elektrolisis dengan
persamaan sebagai berikut:
Anoda : 2H2O – 4e- O2 + 4H+ (1)
Katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH- (2)
Pada dasarnya, teori elektro osmosis ini adalah perpindahan kation (H+) ke katoda dan

anion (OH-) ke anoda. Partikel lempung mempunyai muatan listrik negatif, untuk
mengimbangi muatan negatif tersebut, partikel lempung menarik kation dari air pori.
Jumlah kation yang jauh lebih banyak melebihi jumlah anion menyebabkan aliran air
pori tanah dari area di sekitar anoda menuju katoda. Perpindahan air pori tanah ini
mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan daya dukung tanah di sekitar kutub
anoda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian elektroosmosis?
2. Bagaimana metode yang ada dalam elektroosmosis?
3. Gejala-gejala apa saja yang terdapat dalam elektroosmosis?
4. Apa manfaat elektroosmosis?
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian elektroosmosis
Pengertian elektroosmosis atau- osmotic aliranelektro, sering disingkat EOF, identik
dengan gerakan cairan yang disebabkan oleh potensi diterapkan dibahan berpori,
kapiler,membran, microchannel, atau sauran cairan lain. tabung Karena kecepatan
saluran elektroosmosis independen ukuran saluran, selama lapisan ganda jauh lebih
kecil dari skala panjang karakteristik saluran, aliran elektroosmosis paling signifikan
ketika disaluran kecil. Aliran elektroosmosis merupakan komponen penting dalam
teknik pemisahan kimia, terutama elektroforesis kapiler solution, aliran elektroosmosis
dapat terjadi di dalam air di saring alam, serta buffered solusion.
Elektroosmosis merupakan salah Satu metode alternative untuk mengurangi kadar air
pada tanah liat lunak, sehingga dapat mengurangi besarnya penurunan yang terjadi bila
dilakukan pembebanan. Selain itu elektroosmosis juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan geser tanah .

B. Metode elektroosmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri
listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur besar ) dinetralisir menjadi air
dan terkumpul pada sumur lalu dihisab dengan pompa.

Gambar 1, metode elektoosmosis


C. Gejala elektroosmosis
Metode elektroosmosis terdiri dari menanam seperangkat elektroda ke dalam
tanah lalu melewatkan suatu arus searah (DC) di antara mereka. Arus listrik akan
menyebabkan timbulnya aliran air dari anode (yang bermuatan positif) menuju katode
(yang bermuatan negatif). Hal ini terjadi karena tarikan kation dan gerakan partikel
lempung bermuatan negatif kearah anode. Bersamaan dengan itu, air tertarik menjauhi
anode dan dengan kandungan kation bebasnya bergerak mendekati katode, proses mana
dikenal dengan penukaran kation (‘cathion exchange’).
Elemen katode biasanya berupa pipa logam berpori yang sekaligus di gunakan
sebagai titik sumur (well point). Untuk memompa air dari lapisan tanah (dewatering).
Sementara itu elemen anode dapat berupa batang logam. Secara umum, baik katode
maupun anode harus ditempatkan sampai sedalam sekitar 12-15 cm di bawah elevasi
terendah yang akan di stabilisasikan. Jarak antara katode biasanya berkisar diantara 50-
70 cm, dengan anode di tempatkan di antara setiap 2 buah katode.
Gejala adanya aliran air dalam tanah sebagai akibat arus listrik searah yang
dialirkan melewatinya pertama kali diamati oleh Reuss pada tahun 1809, yang
kemudian diasosiasikan dengan peristiwa aliran air melalui pipa kapiler dan membrane
(karena itu proses tersebut dikenal sebagai sifat elektroosmosis tanah). Penjelasan
teoretis pertama mengenai gejala tersebut diberikan oleh Helmholtz pada tahun 1879
dengan konsep lapisan elektrik ganda (electric double layer). Akan tetapi baru
casagrande yang mematerikan teknik tersebut untuk keperluan perbaikan sifat-sifat
teknis tanah pada tahun 1935. Teknik elektrokinetik membutuhkan tanah yang
mengandung mineral lempung, baik yang bersifat plastisitas rendah maupun tinggi dan
biasanya dalam kondisi jenuh air (sehingga memerlukan perlakuan khusus).
Nilai kekuatan geser tanah antara lain di perlukan untuk menghitung daya dukung tanah
untuk menghitung tekanan tanah bekerja pada tembok penahan tanah. Menurut Mohr-
Coulomb nilai geser tanah dinyatakan dalam
τ = C+ σ tan φ
dimana:
τ = kekuatan geser tanah /tegangan geser pada keruntuhan (Kn/m2)
C = kohesi (Kn/m2)
σ = tegangan normal rata – rata (Kn/m2)
φ = sudut geser tanah
Dimana C adalah nilai kohesi tanah yang juga ditentukan oleh kadar air di
dalam tanah. Metode untuk meningkatkan kekuatan geser tanah yang banyak
digunakan terutama di Indonesia adalah cara-cara mekanis. Penelitian tentang
elektroosmosis untuk meningkatkan kekuatan geser tanah belum banyak
dikembangkan di Indonesia.
Metode elektroosmosis dapat bekerja pada tanah yang mengandung mineral
lempung. Baik yang bersifat plastisitas rendah maupun tinggi dan biasanya dalam
kondisi jenuh air
Tanah lempung mudah menyerap air sehingga mudah mengalami konsolidasi atau
penurunan dan tentunya inilah perilaku yang merugikan bila ingin mendirikan
bangunan di atasnya.
Terdapat banyak jenis tanah lempung tetapi yang di kenal ada tiga yaitu :
1. Kaolinit , formula : Al4 (Si4O10) (OH)8
Kualitasnya lumayan bagus dengan Wp = 32, Wl = 53,dan Pl = 21
2. Ilite , formula : Al4(Si2Al2)O20. K2(OH)4
Kualitasnya sedang dengan Wp = 53, Wl = 120, Pl = 67
3. Monmorilonite, formula : Al4(Si6O20).(OH)4.NH2O
Kualitasnya jelek dengan Wp = 54, Wl = 710 dan Pl = 656

D. Manfaat Elektroosmosis
Sering dengan perkembangan yang terjadi saat ini, kebutuhan akan lahan untuk
infrastruktur semakin meningkat. Sementara itu kita dihadapkan pada kenyataan akan
terbatasnya lahan yang tersedia, sehingga lahan – lahan dengan kondisi tanah yang
kurang baik seperti berupa tanah liat lunak terpaksaa ikut dimanfaatkan. Namun untuk
dapat menggunakan lahan yang kurang baik itu (tanah liat lunak), harus dilakukuan
perbaikan terhadap kondisi tanah terlebih dahulu, untuk meningkatkan kekuatan tanah
tersebut serta untuk mencegah terjadinya penurunan yang besar.
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari micrometer. Lempung mengandung leburan silika dan atau
aluminium yang halus. Unsur – unsur silikon, oksigen, dan alumunium adalah unsur
yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung cenderung bersifat semi
konduktor sebagai sifat dari material penyusunnya.
Elemen katode biasanya berupa pipa logam berpori yang sekaligus digunakan sebagai
titik sumur (weil point) untuk memompa air dari lapisan tanah (dewatering). Sementara
itu elemen anode dapat berupa batang logam.
Teknik elektroosmosis digunakan untuk stabilisasi tanah, meningkatkan geser
tanah, atau meningkatkan faktor keamanan lereng melalui tiga proses.
1. Drainase air dari dalam massa tanah, yang berarti meningkatkan kuat gesernya
2. Injeksi bahan anode (material grouting lain yang sengaja dipasang pada anode)
ke dalam massa tanah yang memperbaiki sifat – sifat gaoteknis massa tanah
3. Pemasangan batang logam anode dan pipa katode sekaligus telah berfungsi
sebagai penulangan tanah.
Drainase elektroosmosis mengubah arah rembesan alami sehingga aliran air
yang dihasilkan oleh arus listrik akan melawan gradient hidrolis alami (arah rembesan
alami) sehingga akan menetralisir gaya rembesan yang cenderung menurunkan
stabilitas massa tanah. Metode elektroosmosis dapat sangat efektif jika digunakan paada
tanah dan kondisi yang sesuai, meskipun jumlah air yang dipompa tidak begitu besar.[6]
Rangkaian elektroosmosis dibuat dengan menyiapkan alumunium batangan yang
digunakan sebagai anode dan katode. Pada anode dihubungkan dengan genset sebagai
sumber energi listrik, sedangkan pada bagian katode terangkai dengan pipa logam
berpori yang digunakan sebagai well point.
Usaha untuk memperbaiki kondisi tanah antara lain dengan memanfaatkan
teknik Elektroosmosis yaitu dilakukan dengan memberikan suatu beban merata kepada
tanah kemudian ditambahkan dengan memasukkan elektroda kedalam tanah tersebut
dan mengalirkan arus tegangan DC yang lemah ke elektroda tersebut.
Metode ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama, sehingga
diharapkan metode ini dapat mengatasi masalah – masalah yang timbul.
Beberapa alasan pemilihan dengan metode Elektroosmosis :
1. Mempertimbangkan biaya peralatan yang murah, mudah didapat sehingga
dalam segi ekonomis akan lebih menguntungkan.
2. Elektroosmosis dapat mempercepat proses konsolidasi dan meningkatkan
kekuatan kekuatan tanah.
3. Tidak membutuhkan waktu yang lama.

E. Beberapa masalah tentang Elektroosmosis


Di samping aspek-aspek yang menarik dari proses elektroosmosis, beberapa
masalah telah dijumpai, di antaranya adalah efisiensi proses tersebut berkurang seiring
dengan berjalannya waktu dan jarak radial terhadap electrode. Hal ini dikarenakan
karena partikel lempung disekeliling anode semakin lama semakin kering, sehingga
efektivitas anode dan proses secara keseluruhan semakin berkurang.
Selain itu, masalah lain adalah kebutuhan tenaga yang cukup besar (berkisar
antara 1 sampai 10 kW/m3 tanah).
Sebagaimana diketahui, partikel lempung umumnya banyak mengandung unsur
silikat (yang diketahui cenderung bersifat semi-konduktor), karena itu tampaknya ada
cukup alasan untuk menganggap material lempung lebih bersifat sebagai semi-
konduktor daripada sebagai konduktor. Hanya saja, sampai saat ini tampaknya belum
banyak kajian/publikasi yang diketahui penulis kearah kemungkinan tersebut.
Pembentukan gas, pengeringan, dan pembentukan retak-retak (fissures) pada electrode
juga dapat mengurangi efisiensi metode elektroosmosis dan membatasi besarnya
tekanan konsolidasi.

F. Solusi masalah tentang Elektroosmosis


1. Mengganti alat elektroosmosis atau cukup dengan mengganti Anoda saja
untuk memaksimalkan efektivitas anoda.
2. Mengunakan sumber tenaga tambahan agar sumber tenaga mencukupi
(berkisar antara 1 sampai 10 kW/m3 tanah).
3. Memperkecil kemungkinan pembentukan gas dan retak-retak (fissure) pada
electrode,agar metode elektroosmosis dapat maksimal.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Elektrosmosis merupakan salah satu metode alternative untuk mengurangi kadar
air yang ada pada tanah liat lunak, sehingga dapat mengurangi besarnya penurunan yang
terjadi bias dilakukan pembebanan. Selain itu elektrosmosis juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan geser tanah.
Metode elektrosmosis terdiri dari menanam seperangkat elektroda ke dalam tanah
lalu melewatkan suatu arus searah (DC) di antara mereka. Arus listrik akan menyebabkan
timbulnya aliran air dari anode (yang bermuatan positif) menuju ke katode (yang
bermuatan negatif).
Lempung atau tanah liat adalah pertikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silica dan/atau
alumunium yang halus. Unsure-unsur silicon, oksigen dan alumunium adalah unsure yang
paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung cenderung bersifat semi-konduktor
sebagai sifat dari material penyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://cempluc.blogspot.com/2012/05/makalah-elektroosmosis.html
https://docplayer.info/35071276-Pengaruh-penggunaan-elektroosmosis-
terhadap-tekanan-air-pori-pada-tanah-lempung.html
Full_Paper-PIT_XIII_HATTI_2009

Anda mungkin juga menyukai