BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperkirakan terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun, 151 juta
(43 juta episode), China (21 juta episode) dan Pakistan (10 juta episode),
(WHO, 2008).
sebanyak 70.942 pasien balita usia 1-4 tahun dengan prosentase di setiap
umur 1-4 tahun akibat ISPA di Yogyakarta, untuk balita laki-laki sebesar
1
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA 2
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL
NOVI INDAH RAHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
ISPA pada balita dari tahun 2014 sampai 2015 cenderung terus
(Depkes, 2013). Hampir semua kasus kematian karena ISPA pada anak
pada balita berdampak jangka panjang yang akan muncul pada masa
tahun 2013 ditetapkan menjadi 78,8% per 1000 balita, dan kematian bayi
akibat pneumonia sebanyak 13,6% per 1000 bayi (Kemenkes RI, 2014).
dengan tahun 2014 sebanyak 849 kasus (Profil Dinas Kesehatan Bantul,
2015).
yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku. Faktor
yang tinggi), ventilasi rumah dan kepadatan hunian. Faktor individu anak
meliputi umur anak, jenis kelamin, berat badan lahir, status gizi, vitamin
sebagai salah satu faktor resiko timbulnya ISPA. ISPA merupakan satu
dari tiga penyebab kematian terbanyak setelah jantung dan kanker. Satu
Paparan rokok terdapat dua jenis yaitu second hand dan third hand
smoke. Second hand smoke adalah asap rokok yang berasal dari rokok itu
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA 4
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL
NOVI INDAH RAHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sendiri dan asap rokok yang dikeluarkan oleh para perokok aktif. Third
hand smoke adalah asap rokok yang menempel pada baju, karpet, tirai,
dan lain-lain (Jaya, 2009). Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara
zat adiktif yang memiliki kandungan kurang lebih 4000 elemen, 200
dan berbahaya pada rokok antara lain tar, nikotin, dan karbonmonoksida.
27,6% dengan jumlah 65 juta perokok atau 225 miliar batang per tahun
Sekitar 11,4 juta anak dengan usia 0-4 tahun yang terpapar asap rokok
dan hal tersebut berdampak negatif pada kesehatan anak di masa yang
rumah menjadikan balita sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap
dengan rumah balita yang orang tuanya tidak merokok di dalam rumah.
(Rahmayatul, 2013).
terdapat 3 dari 10 balita yang terkena ISPA dan terpapar asap rokok,
sedangkan yang lainnya 2 balita terkena ISPA dan tidak terpapar asap
rokok, 2 balita tidak terkena ISPA namun terpapar asap rokok, dan 3
balita tidak terkena ISPA dan tidak terkena paparan asap rokok.
ada yang memiliki balita dan ada pula yang tidak. Balita yang tinggal di
Kabupaten Bantul”.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA 6
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL
NOVI INDAH RAHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
balita.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pada balita maupun mata ajaran perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) merokok.
2. Manfaat Praktis
penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA 8
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL
NOVI INDAH RAHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
E. Keaslian Penelitian
Bantul.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA 11
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL
NOVI INDAH RAHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/