Anda di halaman 1dari 36

20.

DAERAH TINGKAT I SULAWESI TENGGARA


20. DAERAH TINGKAT I SULAWESI TENGGARA

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara meliputi are-


al seluas 27,7 ribu km2.

Pada tahun 1986 tanah di wilayah Sulawesi Tenggara meli-


puti areal persawahan sekitar 96.063 ha atau 3,5%, areal per-
kebunan negara dan swasta sekitar 254.962 ha atau 9,21, areal
tegalan, kebun, ladang dan huma sekitar 253.227 ha atau 9,1%,
areal tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan sekitar 166.043 ha
atau 6,0%, areal kehutanan sekitar 1.242.302 ha atau 44,9%
dan areal pemukiman dan budi daya lainnya sekitar 755.003 ha
atau 27,3% dari seluruh luas wilayah.

Secara administratif Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara


terdiri dari 4 Daerah Tingkat II Kabupaten. Seluruh Daerah
Tingkat II tersebut meliputi 2 kota administratif (Kendari
dan Bau-Bau), 64 kecamatan dan 746 desa dan kelurahan.

Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Sulawesi Tenggara di-


perkirakan mencapai 1.255.146 jiwa. Kepadatan rata-rata pada

703
tahun 1988 adalah 45 jiwa per km2. Kepadatan rata-rata pendu-
duk Indonesia pada tahun yang sama besarnya 91 jiwa per km2.

Kabupaten Buton merupakan daerah dengan kepadatan pendu-


duk tertinggi di propinsi Sulawesi Tenggara, yaitu 75 jiwa
per km2. Kabupaten Kolaka merupakan daerah dengan kepadatan
penduduk terendah, yaitu 33 jiwa per km2. Pada tahun 1985
penduduk Propinsi Sulawesi Tenggara yang tinggal di daerah
perkotaan meliputi 9,7% dan pada tahun 1988 diperkirakan me-
ningkat menjadi 9,9%. Sebagian besar penduduk (44%) berdiam
di daerah kepulauan Mina dan Buton yang merupakan 29,8% dari
seluruh luas wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara, 35,8% terse-
bar di Kabupaten Kendari dan 20,2% tersebar di bagian Barat
Kabupaten Kolaka.

Pada tahun 1985, penduduk usia kerja (I.0 tahun ke atas)


di Propinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 753.373 orang
(67,3%). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan
kerja sebanyak 429.336 orang, dan angkatan kerja yang bekerja
berjumlah 423.782 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah 57,0%. Menurut tingkat pendidikannya,
angkatan kerja yang ada terbagi dalam 61,1% tidak dan belum
pernah tamat Sekolah Dasar (SD), 23,9% tamat SD, 6,7% tamat
Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 7,6% tamat Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SMTA), dan 0,7% tamat Perguruan Ting-
gi. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor
pertanian 70,7%, di sektor industri 4,4%, di sektor perda-
gangan 9,5%, dan di sektor-sektor lainnya 15,4%. Angka-angka
ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang peranan
yang sangat dominan dalam penyerapan tenaga kerja.

Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah


di luar minyak dan gas bumi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara

704
rata-rata 6,3% per tahun. Dalam periode tersebut sektor per-
tanian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 3;9% per
tahun sedangkan industri 33,8% per tahun. Pada tahun 1986
sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar kepada PDRB,
yaitu sebesar 42,7%. Sedangkan sektor industri baru dapat
memberikan sumbangan kepada PDRB sebesar 1,5%.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan mencapai ting-


kat penyediaan 70,5 kg produksi beras per kapita per tahun.
Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, jambu
mete, coklat, kopi, cengkeh dan kapas yang umumnya produksi-
nya terus meningkat dengan baik, kecuali kapas. Dari hasil-
hasil tersebut, komoditi yang telah diekspor antara lain kopi
dan coklat. Di samping itu Propinsi Sulawesi Tenggara juga
memproduksi hasil hutan ikutan, terutama rotan, damar dan ma-
du, yang merupakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.

Prasarana pengairan yang telah dibangun telah dapat


mengairi areal sawah seluas sekitar 26.885 ha. Dengan sele-
sainya bendungan Wawotobi luas areal sawah yang dapat diairi
secara teknis akan bertambah dengan sekitar 18.000 ha.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-


majuan yang berarti. Sebagian besar ibukota kecamatan di Pro-
pinsi Sulawesi Tenggara telah dapat dihubungi melalui jalan
darat dan laut. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan pan-
jangnya 5.383 km, yang meliputi 199 km jalan nasional, 1.134
km jalan propinsi dan 4.050 km jalan kabupaten. Keadaan jalan
nasional pada umumnya cukup baik, tetapi sekitar 52,1% jalan
propinsi dan sekitar 42,1% jalan kabupaten masih dalam kondi-
si rusak.

Pelabuhan Kendari telah dapat melayani kapal-kapal pela-


yaran samudera. Pelabuhan Bau-Bau di Pulau Buton dan pelabuhan

705
Raha di Pulau Muna dapat melayani pelayaran lokal. Pelabuhan
laut untuk penyeberangan, yaitu pelabuhan Kolaka, yang meng-
hubungkan Propinsi Sulawesi Tenggara dengan Propinsi Sulawesi
Selatan dan pelabuhan Torobulu menghubungkan daratan Sulawesi
Tenggara dengan Pulau Muna, masih memerlukan peningkatan,
terutama fasilitas dermaganya.

Pelabuhan Udara Wolter Mongonsidi di Kendari telah dapat


didarati pesawat jenis F-28 dengan kapasitas muatan penuh dan
pelabuhan udara perintis di Pulau Buton dapat didarati oleh
pesawat jenis Cassa 212.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-


jangkau hampir seluruh desa melalui 4 buah Kantor Pos Besar,
35 buah Kantor Pos Pembantu, 4 fasilitas Pos Keliling Kota
dan 29 fasilitas Pos Keliling Desa. Fasilitas sentral telepon
otomat di Kendari berkapasitas 1.000 SS, di Bau-Bau berkapasi-
tas 820 SS, di Raha berkapasitas 200 SS, dan di Kolaka berka-
pasitas 280 SS.

Di bidang sosial budaya peningkatan kecerdasan penduduk


telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10 tahun
yang buta huruf menjadi 24,4 orang per 1.000 penduduk pada
tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7 -
12 tahun yang masuk sekolah dari 92,8% pada akhir Repelita
III menjadi 98,9% pada akhir Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV pendidikan dasar telah menunjuk-


kan kemajuan, baik mutu pendidikannya maupun tingkat pemera-
taannya. Pada tahun 1986 setiap desa rata-rata telah memiliki
2 buah lembaga pendidikan dasar. Pada tahun 1986 Sulawesi
Tenggara memiliki 1.630 buah SD, 216 buah SMTP, 96 buah SMTA,
6 buah Sekolah Teknik Menengah, 3 buah Perguruan Tinggi Nege-
ri dan 3 buah Perguruan Tinggi Swasta.

706
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 39,7 bayi
per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka kematian
kasar mencapai 8,6 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasio-
nal 7,9); dan angka kematian bayi mencapai 72,4 bayi per 1.000
kelahiran hidup rata-rata nasional 58,04). Harapan hidup ra-
ta-rata mencapai 59,5 tahun (rata-rata nasional 62,8 tahun).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama Repelita IV


telah menghasilkan perkembangan daerah yang menggembirakan,
namun masih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.

Persebaran penduduk yang belum seimbang dan jumlah pen-


duduk yang masih kecil merupakan masalah pembangunan daerah
Sulawesi Tenggara yang cukup besar. Kabupaten Muna dan kabu-
paten Buton dengan luas 29,7% dari luas wilayah Sulawesi
Tenggara, jumlah penduduknya 44% dari jumlah penduduk daerah
Sulawesi Tenggara. Selebihnya (56%) penduduk tersebar di ka-
bupaten Kendari dan kabupaten Kolaka yang luas wilayahnya me-
liputi 70,3% luas wilayah Sulawesi Tenggara. Meskipun program
transmigrasi telah dilaksanakan di kabupaten-kabupaten terse-
but, tetapi jumlahnya masih belum memadai. Salah satu kendala
penting bagi penyebaran penduduk dan penyebaran kegiatan eko-
nomi yang lebih baik di daerah ini adalah belum memadainya
prasarana perhubungan.

Pada tahun 1985 sebesar 7,0% angkatan kerja berada di


daerah perkotaan dan 93,0% berada di pedesaan. Persebaran ini
telah menimbulkan permasalahan antara lain berupa mengalirnya
kelebihan tenaga kerja ke kota.

Usaha meningkatkan produksi pertanian perlu didorong.


Lahan yang berpotensi di bagian Selatan belum dapat diman-

707
faatkan seluruhnya, karena terbatasnya prasarana dan sarana
perhubungan darat yang ada. Di samping itu penduduk setempat
pada umumnya belum memiliki keterampilan bertani di sawah.

Perladangan liar dan berpindah-pindah dapat mengganggu


kelestarian sumber daya alam. Usaha-usaha penghijauan dan re-
boisasi yang sudah dilakukan belum dapat mengatasi masalah tanah
kritis secara tuntas.

Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang ada


masih perlu ditingkatkan agar dapat mengimbangi meningkatnya
arus barang sebagai akibat meningkatnya kegiatan-kegiatan
perdagangan di daerah Sulawesi Tenggara dan kegiatan ekspor.
Keadaan jalan yang menghubungkan beberapa daerah produksi dan
pemukiman yang masih terisolir kondisinya masih belum mema-
dai. Demikian pula kondisi ruas jalan yang menghubungkan Su-
lawesi Tenggara dengan Sulawesi Selatan. Hal yang serupa juga
dijumpai di pulau Mina dan pulau Buton.

Pelayanan perhubungan laut masih terbatas karena kurang-


nya sarana dan prasarana pendukung pelabuhan laut, seperti
dermaga, gudang dan fasilitas keselamatan pelayaran. Pelabuh-
an-pelabuhan penyeberangan Kolaka, Torobulu, Tampo dan Wara
juga memerlukan peningkatan terutama fasilitas dermaga dan
terminal penumpangnya. Fasilitas perhubungan udara yang ada,
terutama fasilitas keselamatan penerbangan, apron dan landas-
an masih perlu ditingkatkan. Demikian pula keadaan fasilitas
pelabuhan udara perintis Pongtiku di Pulau Buton.

Di bidang pendidikan, kesempatan belajar di tingkat SD


di daerah terpencil perlu ditingkatkan lagi. Sarana dan pra-
sarana pendidikan seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang
laboratorium, buku dan guru baik di tingkat SD, SMTP, SMTA
dan di Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan.

708
Di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan juga masih per-
lu ditingkatkan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan
pemberantasan penyakit menular, antara lain melalui penambah-
an jumlah puskesmas, puskesmas keliling, fasilitas rumah sa-
kit, serta tenaga dokter ahli, tenaga medis dan paramedis.

Masalah lain yang dihadapi adalah masih rendahnya peran


serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya
dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula masih
perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat lebih mandi-
ri dan dapat berperan dalam pembangunan perekonomian di daerah
terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan di Sulawesi Tenggara masih


menghadapi berbagai masalah yang dapat mengurangi kemampuan
Pemerintah daerah dalam melaksanakan koordinasi kegiatan pem-
bangunan, pengendalian penggunaan ruang, dan pengendalian pe-
manfaatan sumber daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten
dan Rencana Umum Tata Ruang kawasan-kawasan tertentu masih
belum tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pelaksanaan
pengendalian penggunaan ruang, terutama di daerah perkotaan,
masih belum mantap.

Sementara itu dalam rangka menunjang usaha-usaha pem-


bangunan di daerah Sulawesi Tenggara, perlu dukungan data me-
ngenai potensi sumber daya alam, yang diperlukan untuk penyu-
sunan program-program pembangunan.

II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Sulawesi Tenggara merupakan bagian


integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi

709
Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata
dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara.

Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,


pembangunan daerah Sulawesi Tenggara diarahkan pada pening-
katan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri di-
sertai peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi, sehing-
ga dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan
dan mutu produksi daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor
dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di
samping itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan eko-
nomi lainnya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu
dalam rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan kepada pe-
ningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal,
perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pen-
dapatan nyata, kesejahteraan serta taraf hidup seluruh
lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara yang cukup


tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama
melalui peningkatan produksi dan perubahan teknologi di sek-
tor pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan jasa
yang secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesem-
patan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pem-
bangunan yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilan-
jutkan dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdas-
an dan kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh selu-
ruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di
daerah Sulawesi Tenggara serta antara daerah Sulawesi Teng-
gara dan daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujud-
kan.

710
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Sulawesi Tenggara yang akan dikembangkan dalam Repe-
lita V pada pokoknya sebagai berikut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas


akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-
por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara
industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha
pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro-
industri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih men-
dorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan di-
usahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan pem-
berian kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-ke-
giatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia
melakukan investasi di daerah Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-


dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan pengusaha-pengusaha swasta.

Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan


diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah dite-
rapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di
samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber

711
daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan
dan pembangunan yang berkelanjutan.

Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri


dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah.
Sejalan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat
mendorong lembaga swadaya masyarakat agar makin banyak ber-
partisipasi dalam pembangunan daerah.

Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan masya-


rakat Sulawesi Tenggara akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu
peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pe-
layanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang ke-
sehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan
keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan
pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang diarahkan
agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang ber-
asal dari pertambahan penduduk di pedesaan lebih mampu berta-
ni dengan cara-cara yang lebih maju dan agar sebagian dari
mereka dapat lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar sektor
pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-


tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan disalurkan antara
lain melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha pemerataan


pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah
yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat pen-
duduk. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa akan
terus ditingkatkan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilan-

712
jutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan
perkembangan penduduk dan kepentingan mereka agar dapat men-
jamin lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusa-
ha. Dengan pembangunan yang serasi antara desa dan kota diha-
rapkan arus urbanisasi dapat dikendalikan.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakse-


imbangan penduduk di daerah Sulawesi Tenggara akan ditempuh
peningkatan program keluarga berencana dan langkah-langkah
kebijaksanaan yang dapat mendorong perpindahan penduduk
antara lain melalui pembangunan pertanian di desa-desa yang
kurang penduduk. Di samping itu perhatian akan diberikan se-
cara selektif kepada pengembangan daerah kritis, daerah rela-
tif terbelakang dan pengembangan daerah yang berpotensi untuk
pertanian baik yang berlokasi di wilayah pedalaman maupun di
wilayah kepulauan. Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu
menyerap pertambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan
demikian dapat mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu
pengembangan kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk
membantu mengurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota be-
sar. Sementara itu pengembangan iklim usaha yang mendorong
pertumbuhan sektor informal di kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah


dalam menyelenggarakan pembangunan akan dilakukan pula lang-
kah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain
meliputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upa-
ya ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi
sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan du-
nia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan meka-
nisme perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan
aparat pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribu-

713
si daerah, dan peningkatan hasil memungut Pajak Bumi dan Ba-
ngunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendo-
rong agar swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiat-
an pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping
itu akan dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan
pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja
sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural. Langkah-
langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha
untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan ber-
tanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah
Tingkat II.

Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata


Ruang di daerah Sulawesi Tenggara akan ditingkatkan agar pe-
merintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam


Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
6,6% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung• peningkatan pendapatan
per kapita penduduk Sulawesi Tenggara dan penciptaan lapangan
kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terja-
di di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedang-
kan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun di-
perkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor pertanian
dan sektor industri masing-masing rata-rata akan tumbuh 6,3%
dan 13,6% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor

714
pertambangan 1,4%, sektor bangunan 4,6%, sektor perdagangan
7,2%, sektor pengangkutan dan komunikasi 8,9% serta sektor
lain-lain 6,5%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi


Sulawesi Tenggara diperkirakan bertambah rata-rata 3,3% per
tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi Sulawesi
Tenggara diperkirakan akan berjumlah 1,5 juta jiwa. Untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan diusahakan
penurunan angka kelahiran kasar dari 39,7 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 34,2 pada akhir Repe-
lita V, dan angka kematian kasar dari 8,6 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 7,7 pada akhir Repe-
lita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pula
peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 72,4 orang pada akhir
Repelita IV menjadi 63,9 orang pada akhir Repelita V. Bersa-
maan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari
59,5 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 61,4 tahun pada
akhir Repelita V.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan


diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dari 98,90% pada akhir Repelita IV menjadi
98,96% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD
yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 80,5% pada
akhir Repelita IV menjadi 94,9% pada akhir Repelita V, lulus-
an SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat da-
ri 87,5% pada akhir Repelita IV menjadi 88,3% pada akhir Re-
pelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai
dengan peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusaha-

715
kan melalui peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan,
penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di atas


diperkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja
yang terjadi selama Repelita V yang diperkirakan meningkat
dengan 5,1% per tahun atau diperkirakan akan berjumlah 668
ribu jiwa pada akhir Repelita V.

Penyusunan rencana umum tata ruang daerah akan dilanju-


kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di bidang pertanian, dilaksanakan dalam


rangka memenuhi kebutuhan rakyat daerah Sulawesi Tenggara
akan pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa, membantu meman-
tapkan swasembada pangan, menghasilkan bahan mentah untuk in-
dustri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal tersebut
akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifi
kasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi
tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi tanam
an padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha-usaha
peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan penga
daan benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-ba
lai benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah
dan swasta. Di samping itu untuk memperoleh benih yang baik

716
dan tahan hama akan dilaksanakan pengawasan mutu dan sertifi
kasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya jenis hama
pengganggu, akan ditingkatkan kegiatan untuk mengatasinya me-
lalui pengembangan sistem pengendalian hama terpadu.

Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan


petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.

Di bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang


akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, ternak perah,
kambing dan domba. Di samping itu pembinaan balai-balai pe-
nelitian ternak akan terus dikembangkan melalui investasi
swasta dan swadaya masyarakat yang khusus diarahkan untuk
menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu inse-
minasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan produksi ternak
sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan ternak,
pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak. Dalam hubungan
ini peranan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ter
nak (BPT-HMT) akan semakin ditingkatkan. Dalam hubungan ini
peranan sektor swasta akan didorong. Di samping itu akan di-
usahakan untuk mengurangi tingkat kematian ternak dan untuk
mencegah berjangkitnya penyakit serta perkembangannya dengan
mengembangkan pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan me-
ngembangkan penyediaan sarana kesehatan ternak. Dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ternak penyu
luhan akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensi
nya yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan ke
pada para kontak tani.

Produksi perikanan, akan dikembangkan di daerah-daerah


pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu

717
perkembangan usaha penangkapan di laut akan dibangun pangkal
an pendaratan ikan, saluran tambak dan balai benih udang. Di
samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan operasional pela
buhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, saluran tam
bak, balai benih udang, dan balai benih ikan.

Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha in-


tensifikasi dan ekstensifikasi. Komoditi yang akan ditingkat-
kan produksinya antara lain adalah kelapa, kakao dan jambu
mete. Di samping itu melalui perkebunan inti rakyat (NES/PIR)
akan ditingkatkan produksi komoditi kelapa sawit.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pe-


ngukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu akan dilaksana-
kan inventarisasi hutan produksi khusus non kayu dan pengada-
an peta dasar.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu-


an jaringan pengairan akan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu
akan dilaksanakan Operasi dan Pemeliharaan (0$P) seluruh ja-
ringan irigasi yang ada. Atas beberapa jaringan pengairan
akan diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi. Dalam Re-
pelita V akan diusahakan pembangunan jaringan irigasi baru di
Wawotobi. Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-
daerah yang sumber air permukaannya relatif terbatas.

Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-


bilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan, peningkatan ja
lan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan yang
diperlukan oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjang-
kau. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan akan
dilaksanakan antara lain pada ruas-ruas jalan di antara Ken-
dari-Kolaka, Tampo-Raha, Tinanggea-Kasipute, Barru-Baula,
Kendari II-Motaha, dan Baula-Poli Polia. Peningkatan jalan

718
akan dilaksanakan antara lain pada ruas-ruas jalan antara Be-
lang Belang-Toabo-Tarailu, Tarailu-Pololereng, Barakang-Solu-
gata, Solugata-Polohu dan Kendari-Kolaka. Pembangunan jalan
dan jembatan baru akan dilaksanakan terutama di Kendari guna
menampung pertumbuhan lalu lintas kota dan untuk pemekaran
kota. Di samping itu juga akan dilakukan di daerah-daerah pe-
mukiman transmigrasi, daerah pertanian dan daerah perkebunan.

Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,


akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-gar
pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan
bermuatan serta pengadaan bis perintis.

Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada kegi-


atan pemeliharaan dan rehabilitasi serta peningkatan dan pe-
ngembangan fasilitas pelabuhan antara lain dermaga, lapangan
penumpukan dan pergudangan pelabuhan Kendari, Bau-Bau dan Ra-
ha. Selain itu, rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasili
tas keselamatan pelayaran akan dilanjutkan, terutama pemba-
ngunan dan rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan
telekomunikasi dan radio pantai. Demikian pula halnya dengan
fasilitas dermaga penyeberangan Kolaka, Torobulu, Tampo dan
Wara akan dilanjutkan dan ditingkatkan termasuk pembangunan
terminalnya.

Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas ban-


dar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam
rangka pengoperasian berbagai jenis pesawat penerbangan ko-
mersial. Fasilitas bandar udara Wolter Mongonsidi akan di-
tingkatkan hingga dapat didarati oleh pesawat udara sejenis
F-28 dengan kapasitas muatan penuh. Sehubungan dengan itu
alat bantu navigasi dan fasilitas keselamatan penerbangan
lainnya juga akan ditingkatkan kemampuannya.

719
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu/Kantor Pos Tambahan
dan Kantor Pos Keliling dan Rumah Pos. Di samping itu akan
dilaksanakan pengadaan bis Surat, kendaraan bermotor untuk
dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling Desa, jaringan
sambungan telepon, telex, dan telegrap. Pembangunan telekomu-
nikasi pedesaan akan diperluas.

Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan indus-


tri dengan orientasi ekspor. Untuk itu usaha pengembangan in-
dustri-industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan,
seperti pengolahan kelapa dan kakao, akan ditingkatkan. Dalam
rangka pemanfaatan hasil peternakan akan dilanjutkan usaha
pengembangan industri pengolahan daging, dan industri pengo-
lahan susu. Di samping itu akan terus ditingkatkan hasil-ha
sil industri dari kelompok aneka industri, seperti industri
pengolahan kayu dan pengolahan rotan.

Untuk memperbaiki mutu produksi industri bimbingan dan


penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkatan
kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat guna
dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.

Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan


efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan di-
lanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para pro-
dusen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah Su-
lawesi Tenggara.

Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan


usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang untuk
bahan baku industri. Beberapa kegiatan penyelidikan umum un
tuk eksplorasi mineral industri yang telah dilaksanakan akan
dilanjutkan. Di samping itu, beberapa jenis hasil tambang,

720
terutama hasil galian sederhana yang saat ini berada dalam
tahap awal eksploitasi, terus didorong untuk dapat dikembang
kan. Dalam hubungan ini akan dilanjutkan bimbingan dan pembi
naan pengusahaan bahan-bahan galian C.

Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui pe-


ningkatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber energi
utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan tenaga air.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik baik untuk pengem-


bangan industri maupun untuk konsumsi rumah tangga akan terus
dilaksanakan. Peningkatan penyediaan itu akan dilakukan mela
lui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik. Se
suai dengan perkiraan perkembangan kebutuhannya, di daerah
Sulawesi Tenggara akan diambil langkah-langkah untuk memper-
siapkan, peningkatan sarana distribusi yang meliputi 276 gar-
du distribusi untuk 39.700 pelanggan baru serta pengembangan
tenaga listrik pedesaan di 123 desa untuk `memenuhi kebutuhan
41.476 pelanggan baru.

Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal dan untuk


lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam modal
maka akan dilaksanakan penyederhanaan dalam sistem perizinan
serta peraturan-peraturan daerah yang lain. Di samping itu
akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penyebarlu-
asan data dan informasi penanaman modal, profil proyek pena-
naman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar.
Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih
efisien juga akan ditempuh dengan meningkatkan koordinasi pe-
laksanaan pengendalian dengan instansi terkait baik di daerah
Sulawesi Tenggara maupun di pusat.

Dalam rangka mengembangkan perkoperasian, upaya pening


katan kemampuan organisasi, tata laksana dan usaha akan di-

721
lanjutkan untuk dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi
rakyat yang mandiri. Dalam upaya ini akan diprioritaskan
koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD), yang
melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan
rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan
rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam,
kelistrikan desa. Di samping itu juga akan diprioritaskan
koperasi-koperasi primer yang menangani jasa angkutan
pedesaan dan yang melaksanakan usaha produksi dan atau
pemasaran berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi
masyarakat pedesaan.

Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan penge-


lola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk
itu akan diusahakan penyempurnaan dalam metode, materi dan
penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan keteram-
pilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan
koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga
manajemen yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang
dianggap masih memerlukan. Untuk menciptakan iklim yang
mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat,
penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan
ditingkatkan.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan ker-


ja, terutama di wilayah pedesaan yang padat penduduk dan di
wilayah yang relatif tertinggal akan dilaksanakan kegiatan
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ditujukan kepada
kegiatan pembangunan infrastruktur pedesaan dengan berorien-
tasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mungkin untuk
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di
samping itu, dalam usaha mengatasi masalah melimpahnya
angkatan kerja usia muda terdidik akan disebarkan dan
ditugaskan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan

722
koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sektor-
sektor pembangunan. Ke-
giatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui meka-
nisme AKAD terus didorong dan ditingkatkan.

Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui


Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling selama Repeli
ta V akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-kegiatan
pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya dalam
rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.

Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah produksi


dan daerah pertanian baru, maka pembangunan daerah transmi-
grasi di daerah Sulawesi Tenggara akan dilanjutkan dan di-
tingkatkan. Peningkatan pembangunan daerah transmigrasi ini
akan mencakup baik transmigrasi umum maupun untuk transmigra-
si swakarsa. Selama Repelita V di daerah Sulawesi Tenggara
diperkirakan akan dibuka 12.275 ha untuk penempatan sekitar
18.300 KK transmigran. Jumlah ini terdiri dari 7.000 KK yang
ditempatkan di daerah persawahan beririgasi, 800 KK dikaitkan
dengan pola kehutanan, 5.000 KK dikaitkan dengan pengembangan
perkebunan, 400 KK untuk menunjang usaha perikanan, dan 1.500
KK dengan pola jasa lainnya. Di samping itu dalam Repelita
V akan dilanjutkan dan ditingkatkan pembinaan transmigran yang
sudah ada di tempat pemukiman agar makin mampu dan berkesem-
patan untuk mandiri.

Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan akan


ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain-
nya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Demikian pula
akan ditingkatkan pengadaan buku pelajaran dan buku bacaan.
Pada tingkat SD akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD
agar tetap layak digunakan sebagai tempat berlangsungnya pro-
ses belajar mengajar. Di samping itu dalam rangka memantapkan
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan dibangun ge-

723
dung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan
ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabilitasi ba
ngunan. Untuk jenjang SD akan dibangun SD kecil di daerah
terpencil. Ini dimaksudkan untuk memantapkan pelaksanaan wa
jib belajar bagi. anak usia 7 - 12 tahun. Khusus di daerah-da-
erah pemukiman transmigrasi yang telah dihuni, akan dibangun
gedung SD baru dan gedung SMTP baru di tempat-tempat yang te
lah memerlukan. Di samping itu Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat
Pertama (SMKTP) akan direhabilitasi dan dikembangkan dengan
tambahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek dan
perpustakaan.

Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat akan dilak-


sanakan berbagai kegiatan, antara lain dilanjutkan penyeleng-
garaan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan
pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Paket B
sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib
belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang, dan pe-
nyelenggaraan Kejar Usaha.

Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usa-


ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya; pem-
binaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan; pembinaan
kesenian; pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permu-
seuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan peles-
tarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan
budaya bangsa.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat


melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan.10 Puskesmas,
116 Puskesmas Pembantu, 10 Puskesmas Perawatan dan pengadaan
83 Puskesmas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan
kondisi wilayah setempat. Sedang untuk meningkatkan
kesadaran ma-

724
syarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan digalakkan
upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan
lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk
dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari pe-
tugas Puskesmas setempat.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-


laksanakan melalui semua RSU kelas D. Dalam pada itu RSU akan
ditingkatkan kemampuannya. Sementara itu pelayanan kesehatan
jiwa akan ditingkatkan pula. Sedangkan upaya pelayanan labo-
ratorium kesehatan juga akan lebih dimantapkan mutunya.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan


dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan; selu-
ruhnya meliputi imunisasi, penanggulangan diare, malaria, ra-
bies, frambusia, demam berdarah, tb-paru, pengamanan kesehat-
an transmigran terhadap penyakit yang menimbulkan wabah atau
kejadian luar biasa serta peningkatan pengamatan kejadian pe-
nyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi akan di-
tingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber pa
ngan yang tersedia dan menaikkan mutu makanan dalam memenuhi
kebutuhan gizi secara aman. Di samping itu akan diupayakan
peningkatan pencegahan penanggulangan kekurangan kalori dan
protein, kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi melalui
kegiatan UPGK di seluruh desa. Selanjutnya juga akan dilaku
kan pencegahan endemik di daerah gondok endemik serta diting-
katkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program gizi.
Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.

Dalam rangka melindungi masyarakat Sulawesi Tenggara


terhadap penyalahgunaan obat, makanan, kosmetika dan bahan
lain yang berbahaya, pengawasan atas bahan-bahan tersebut
akan ditingkatkan. Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai

725
pemeriksaan obat dan makanan yang ada. Sedangkan untuk menja
min kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit-
unit pelayanan kesehatan, akan dilanjutkan pembangunan sarana
penyimpanan obat, balai dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/
Kotamadya yang belum memilikinya. Sementara itu, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan rakyat di daerah pemukiman pe-
desaan yang kekurangan persediaan air bersih dan rawan penya
kit menular, akan dilanjutkan peningkatan penyediaan air ber
sih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-


ruhan akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan ini akan dilakukan dengan
jalan menyebarluaskan informasi kesehatan, dan mengembangkan
potensi swadaya masyarakat dan mengembangkan metode penyuluh
an kesehatan ke seluruh daerah Sulawesi Tenggara.

Di bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan


pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain da-
lam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pekerja
Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam bidang
perumahan dan lingkungan, dan pembinaan organisasi sosial
serta lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-


laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
piatu serta penyantunan dan pengentasan penyandang cacat.

Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang Taruna di Su-


lawesi Tenggara juga akan dilaksanakan dengan upaya mening-
katkan peran serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pemba-
ngunan di pedesaan.

Peranan dan fungsi wanita akan lebih didorong untuk me-


nangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan tim-

726
bulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pelayanan
sosial lainnya.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak


313,6 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB
Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada peserta
KB Aktif, yang berjumlah 313,6 ribu pasangan agar tetap ber-
KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-


bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-
ningkatan pembangunan pedesaan. Dalam rangka itu akan diusa-
hakan juga agar mobilitas penduduk meningkat sehingga apabila
diperlukan setiap hari dapat bepergian ke kota secara ulang-
alik dengan lancar. Dengan demikian penduduk di pedesaan ti
dak mudah terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu akan
diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai suatu
sarana untuk mengendalikan hasrat penduduk agar tidak berke-
inginan pindah ke kota-kota besar.

Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan


hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu, usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan, an-
tara lain di kota-kota Kendari, Kolaka, Bau-bau, Pomala, Ra
ha, Una'aha dan Baepinang, dan penyediaan 900 unit rumah se-
derhana di Kendari. Di propinsi ini direncanakan akan diper-
baiki lingkungan pemukiman seluas sekitar 300 ha.

Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi pening-


katan mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan
terus dilanjutkan di 150 desa. Dalam pelaksanaannya perhatian
khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin,
desa nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan ba
gi desa-desa lain di sekitarnya.

727
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Di samping
itu juga akan ditingkatkan kapasitasnya dengan merehabilitasi
instalasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi baru.
Program ini akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Kenda
ri, Kolaka, Bau-bau, Raha dan Una'aha. Usaha-usaha di bidang
penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula ditingkatkan
dan sasarannya ialah pemeliharaan dan perbaikan sistem pe-
nanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program ini
akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Kendari, Bau-bau
dan Kolaka.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repelita V


akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk pem-
bangunan atau rehabilitasi atau perluasan tempat peribadatan,
penyediaan kitab suci dan pembangunan atau rehabilitasi atau
perluasan Balai Nikah dan Penasehat Perkawinan, serta pem-
bangunan atau rehabilitasi atau perluasan Balai Sidang Penga-
dilan Agama dan kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan,
kabupaten/kotamadya dan wilayah.

Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama


terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama, yang me-
liputi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan
prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga
bantuan bagi perguruan agama swasta. Dalam pada itu dalam
rangka pengembangan perguruan tinggi agama akan dilanjutkan
pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan fasilitas perku-
liahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan
fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN Allaudin (Fakultas Sya-

728
ri'ah) serta penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi agama
swasta.

Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan


berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya
dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hu
kum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh
peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi
sejumlah kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan Kan-
tor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan tugas-tu
gas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi sejumlah Lembaga
Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara atau Cabang Rumah Tahan
an Negara dan Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan
Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,


berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan terus dilaksana
kan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam rangka mewujudkan
pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan
hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi hukum
bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap dilan-
jutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang


dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan yang diterima daerah Su-
lawesi Tenggara meliputi program-program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-


annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian

729
Jembatan Propinsi digunakan untuk menangani peningkatan jalan
Propinsi dan peningkatan jembatannya agar seimbang dengan me-
ningkatnya arus lalu lintas kendaraan dan muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk


membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/
kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan


untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi ke-
butuhan akan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Pro-
gram pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk mem-
biayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan
dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk
membiayai pembangunan sekolah dasar baru dalam rangka meme
nuhi kebutuhan akan prasarana pendidikan di daerah transmi-
grasi, PIR dan pemukiman baru. Program pelayanan kesehatan
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan
sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskes-
mas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta untuk mem-
biayai penyediaan obat-obatan. Program Rehabilitasi Hutan dan
Tanah Kritis disediakan untuk membantu Daerah Tingkat II yang
menghadapi masalah tanah kritis, untuk membiayai penyuluhan
dan percontohan mengenai pengembangan pelestarian dengan kon-
servasi dan pencegahan perluasan daerah kritis dan untuk mem-
biayai kegiatan lain dalam rangka menjaga kelestarian sumber
daya alam. Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah terpencil, daerah perbatas-
an dan daerah padat penduduk.

730
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS Sampara-
Woco-Tiwiro. Di samping itu di DAS tersebut juga dilaksanakan
upaya untuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan
peran sertanya secara swadaya dalam rehabilitasi hutan dan
tanah kritis. Sementara itu juga akan dilakukan pembangunan
dan pembinaan taman nasional di Rawa Aopa. Pembinaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup akan dilakukan melalui kegiat
an-kegiatan pelestarian kemampuan dan peningkatan fungsi ser
ta pengendalian kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan
mengembangkan pola tata ruang yang dinamis. Dalam rangka pe-
ngembangan meteorologi dan geofisika di daerah Sulawesi Teng-
gara akan dibangun 1 buah stasiun meteorologi.

Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan


tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan penghijau
an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan kering dan la
han kritis dengan sasaran fisik seluas 80.000 ha penghijauan
dan 35.000 ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan kon-
servasi atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di
atas 40%, rehabilitasi lahan kritis dalam pola terpadu di
DAS, pengembangan hutan tanaman industri di daerah alang-
alang, pengembangan hutan rakyat, penyuluhan dan rehabilitasi
hutan rusak dalam wilayah HPH seluas 48.000 ha serta pemba-
ngunan hutan tanaman industri seluas 30.000 ha. Selanjutnya
akan ditingkatkan pemukiman kembali peladang sebanyak 21.000
KK.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-


giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah akan
dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih dipadukan dengan
berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di

731
antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang
Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat
II. Di samping itu juga dilaksanakan penyusunan rencana umum
tata ruang kawasan beserta rinciannya untuk kawasan-kawasan
yang dianggap strategis ataupun kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-


bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan ,pers serta pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Semen-
tara itu untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran
radio dan televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral
dalam menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka
peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan
film dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar ra
dio dan televisi yang ada.

Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan,


Teknologi dan Penelitian di Sulawesi Tenggara akan dilanjut-
kan melalui kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya
lahan serta pengembangan Sistem Informasi Geografi yang di-
perlukan untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah ber-
dasarkan kemampuan sumber dayanya.

732
TABEL.
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

PROPINSI SULAWESI TENGGARA

Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2


Luas Jumlah Jumlah
DAERAH TINGKAT II Wilayah Kecamatan Desa 1985 1988 1985 1988
(Km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)

Kabupaten:

Kolaka 7.484,08 10 120 214.133 250.282 29 33

Kendari 11.962,91 21 290 396.202 450.521 33 38


Muna 3.547,50 12 120 184.860 202.126 52 57
Buton 4.691,52 21 216 324.530 352.216 69 75

Jumlah 27.686,00 64 746 1.119.726 1.255.146 40 45

733
734

Anda mungkin juga menyukai