Anda di halaman 1dari 1

Kasus : Praktik Pabrik Obat Paten Palsu di Semarang.

Bareskrim Polri mengungkap praktik pabrik obat palsu di Semarang, Jawa Tengah. Polisi
mengamankan tujuh orang yang terdiri atas pemilik hingga pekerja pabrik. Pelaku melakukan
repacking dengan maksud mengubah obat generik dan obat palsu menjadi obat paten serta
mengubah tanggal kadaluwarsa obat.
Bahan baku obat diperoleh dari perusahaan pelaku sendiri, yaitu PT. Jaya Karunia Investindo
dan apotek-apotek di wilayah Semarang yang jualannya sudah kadaluwarsa.
Pelanggaran :
1. Permenkes No. 35 Tahun 2014 Pasal 3 dimana apotek tidak melakukan
pemusnahan obat yang sudah kadaluwarsa.
2. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 196 yang berbunyi “Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”
Pelaku dengan sengaja melakukan pemalsuan obat yang tidak sesuai dengan
standar, keamanan, khasiat dan kemanfaatan.
3. UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 8 yang
berbunyi “ Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan
pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar”.
Saran : Seharusnya tiap apotek melakukan pengelolaan sediaan farmasi dengan baik
dan benar sesuai dengan yang tercantum dalam Permenkes No. 35 Tahun 2014
dimana obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Tindakan ini dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan
obat kadaluwarsa.

Anda mungkin juga menyukai