1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan jenis kelamin dan
umur. Di Indonesia terdapat banyak sekali kelompok etnis atau suku
bangsa dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan
yang secara kolektif dipakai oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan serta pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
serta benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
3. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam,
Katolik, Kristen, Budha, Hindu dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu
pada masa orde baru belum diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihilangkan.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara
arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antarmanusia
Karena identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas
dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita cita dan tujuan hidup
bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa bangsa di dunia
sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan
internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
3
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang pada
hak-hak tersebut manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak Asasi Manusia
adalah hak dasar atas hak pokok manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah
Tuhan Yang MahaEsa,
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia1
Contoh ham
7
a. Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi yang
bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan
massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan
dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. Dimensi horizontal
menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar
suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
b. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan
wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan
(pencabutan) hambatanhambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran
hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan
aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.
Kedaulatan rakyat
Bagian ini adalah bagian utama sebagai tolok ukur seberapa demokratis suatu
negara. Rakyat harus memiliki dan memegang teguh hak-hak yang sudah menjadi
miliknya, seperti hak untuk hidup, hak untuk bekerja, hak untuk berpendapat, dan
lain-lain. Apabila pilar ini belum terwujud, maka demokraso sesungguhnya belum
terlahir dalam negara tersebut.
Hak-hak minoritas
Jauh daripada itu, selain menjunjung kekuasaan mayoritas, pemerintahan juga harus
menjaga hak-hak kaum minoritas. Kekuasaan mayoritas hanya dilandaskan pada
kuasa mempengaruhi kebijakan pemerintah, bukan menguasai hak kaum minoritas.
Jadi, sebagai pemerintah, kaum minoritas pun harus dijaga haknya untuk mencapai
negara yang demokrasi,
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan
bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan
rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.