Muhammad Faisal
NRP. 10111610013014
Dosen Pembimbing 1
Dr. Ridho Bayuaji, ST., MT.
NIP. 19730710 199802 1002
Dosen Pembimbing 2
Dr. Eng. Yuyun Tajunnisa, ST., MT.
NIP. 19780201 200604 2001
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kepadatan
Ruang yang ada pada beton sedapat mungkin terisi oleh agregat dan pasta semen.
2. Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal terhadap berbagai
kegagalan.
4. Tekstur
Permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekstur yang tahan
segala cuaca.
Selain itu, Nwy (1990) juga menyebutkan bahwa beton juga memiliki sifat – sifat
mekanis, yaitu antara lain:
1. Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan fc’ ditentukan dengan silinder standar yang dirawat dibawah kondisi
standar laboratorium dan di uji dengan kecepatan pembebanan tertentu pada umur 28
hari untuk mengetahui nilai kuat tekannya.
2. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik beton relatif rendah. Pengujian kekuatan tarik beton bisa dilakukan
dengan menggunakan metode tes pembelahan silinder. Beton dengan bobot yang
ringan hampir selalu mempunyai kekuatan tarik lebih kecil dari pada beton berbobot
normal.
3. Kekuatan Geser
Tegangan geser suatu struktur biasanya dibatasi sampai dengan harga yang cukup
rendah untuk mencegah kegagalan tarik diagonal yang akan dialami oleh beton.
2
4. Kurva Tegangan dan Regangan Beton
Pada kurva tegangan dan regangan beton untuk berbagai kekuatan, diperoleh
bahwa semakin rendah kekuatan beton maka semakin tinggi regangan beton
tersebut. Dan semakin tinggi kekuatan tekan beton maka panjang bagian linier
pada kurva semakin bertambah. Bila kekuatan beton bertambah maka akan ada
reduksi daktalitas.
3
Gambar 2. 2 Hubungan Tegangan - Regangan Baja
Pada dasarnya mendesain struktur beton konvensional ataupun struktur pracetak adalah
sama, beban yang diperhitungkan juga sama, hanya mungkin yang membedakan adalah:
1. Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat umur beton
belum mencapai 24 jam yang memungkinkan terjadinya retak (crack)
2. Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan, penyimpanan beton
pracetak di gudang, pengiriman beton pracetak dan pemasangan beton pracetak di
proyek
3. Adanya desain sambungan pada struktur beton pracetak
4
Menurut SNI 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung, desain dari komponen struktur pracetak dan sambungannya harus melibatkan
semua kondisi pembebanan dari awal pabrikasi sampai penggunaan akhir pada struktur,
termasuk pembongkaran bekisting, penyimpanan, dan pada saat transportasi.
Bila komponen struktur pracetak disertakan ke dalam sistem struktur maka gaya dan
deformasi yang terjadi pada dan disebelah sambungan harus disertakan kedalam desain.
2. Daktilitas (Ductility)
Kemampuan dari sambungan untuk dapat mengalami perubahan bentuk tanpa
mengalami keruntuhan. Pada daerah sambungan untuk mendapatkan daktilitas yang
baik dengan merencanakan besi tulangan yang meleleh terlebih dahulu dibandingkan
dengan keruntuhan dari material betonnya.
4. Ketahanan (Durability)
Apabila kondisi sambungan dipengaruhi cuaca langsung atau korosi maka diperlukan
adanyan penambahan bahan-bahan pencegah seperti stainless steel atau galvanized.
Jenis sambungan antara komponen beton pracetak yang biasa digunakan dapat
dikategorikan menjadi 2 kelompok sebagai berikut:
1. Sambungan Kering (Dry Joint Connection)
Sambungan kering menggunakan bantuan pelat besi sebagai penghubung antar
komponen beton pracetak dan hubungan antara pelat besi dilakukan dengan baut atau
dilas. Penggunaan metode sambungan ini perlu perhatian khusus dalam analisa dan
pemodelan komputer karena antar elemen struktur bangunan dapat berprilaku tidak
monolit.
5
2. Sambungan Basah (wet joint connection)
Sambungan basah terdiri dari keluarnya besi tulangan dari bagian ujung komponen
beton pracetak yang mana antar tulangan tersebut dihubungkan dengan bantuan
mechanical joint, mechanical coupled, splice sleeve atau panjang penyaluran.
Kemudian pada bagian sambungan tersebut dilakukan pengecoran beton ditempat. Jenis
sambungan ini dapat berfungsi baik untuk mengurangi penambahan tegangan yang
terjadi akibat rangkak, susut dan perubahan temperatur. Sambungan basah ini sangat
dianjurkan untuk bangunan di daerah rawan gempa karena dapat menjadikan masing-
masing komponen beton pracetak menjadi monolit.
6
1.4.1 Keunggulan Ruspin
Keunggulan atau kelebihan diaplikasikannya RUSPIN pada rumah tinggal
adalah sebagai berikut:
1. Sederhana
Panel struktur RUSPIN memiliki bentuk sederhana, baik dari ukuran dan bahan
bangunan. Panel struktur untuk RUSPIN hanya terdiri 2 jenis.
2. Cepat
Perakitan RUSPIN dua lantai di lapangan menggunakan 7 orang tenaga kerja
belum terampil membutuhkan waktu total 4 hari untuk struktur lantai 1 dan 4 hari
untuk struktur lantai 2. Mulai dari penyiapan lahan sampai dengan finishing.
3. Fleksibel
Teknologi RUSPIN tidak hanya untuk rumah sederhana tetapi dapat
dikembangkan untuk rumah mewah, baik satu lantai maupun dua lantai.
4. Kuat
Berdasarkan hasil pengujian Simulasi numerik struktur RUSPIN dua lantai
dengan desain konfigurasi tahun 2016 telah dilakukan dan menunjukkan bahwa
desain struktur RUSPIN dua lantai dapat digunakan pada wilayah Denpasar yang
termasuk dalam wilayah gempa cukup berat.
Gambar 2. 4 Panel P1
7
2. Panel Struktural P2
Panel tipe 2 mempunyai ukuran tebal 2 cm, lebar 30 cm, tinggi 135 cm yang
dikelilingi rangka ukuran 6 cm x 10 cm, dengan tambahan balok ukuran 6 cm x
10 cm dengan jarak 30 cm dari ujung panel, dilengkapi lubang angkur pada
rangka dengan diameter lubang 16 mm pada tiap sisi tebal sebanyak 8 buah
dengan jarak antar as lubang 10 cm dengan detail dalam Gambar 2.5.
Gambar 2. 5 Panel P2
2.4.3 ANSYS
Metode elemen hingga merupakan salah satu metode numerik yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah struktural, termal dan elektromagnetik.
dalam metode ini seluruh masalah yang kompleks seperti variasi bentuk, kondisi
batas dan beban diselesaikan dengan metode pendekatan. karena keanekaragaman
dan fleksibilitas sebagai perangkat analisis, metode ini mendapat perhatian dalam
dunia teknik.
Metode elemen hingga adalah suatu alat numerik yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah teknik seperti persamaan diferensial dan integral dengan
metode pendekatan. Metoda itu mula-mula dikembangkan untuk mempelajari
tentang struktur dan tekanan (Clough 1960) dan kemudian berkembang pada
masalah mekanika kontinu (Zienkiewicz dan Cheung 1965).
ANSYS adalah program paket yang dapat memodelkan elemen hingga untuk
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan mekanika, termasuk di dalamnya
masalah statik, dinamik, analisis struktural (baik linier maupun nonlinier), masalah
perpindahan panas, masalah fluida dan juga masalah yang berhubungan dengan
akustik dan elektromagnetik.
8
Gambar 2. 7 Aplikasi Desain ANSYS
2. Beam
Elemen beam dapat menyelesaikan permasalahan struktur yang dimodelkan
seperti balok. Elemen ini dapat menerima tarik, tekan, dan tekuk.
3. Solid
Elemen solid digunakan untuk permodelan tiga dimensi struktur pejal. Elemen ini
memiliki plastisitas, susut, rangkak, kekakuan, defleksi dan regangan.
4. Pipe
Elemen pipe ini memiliki karakter tekuk, tekan, torsi, dan tekuk.
5. Shell
Elemen shell dapat mencari translasi dan rotasi ke semua arah. Elemen ini
berbentuk seperti lapisan-lapisan sehingga cocok untuk menganalisis komposit.
Penyajian materi dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari menggambar benda
(objek) sampai dilakukannya penganalisisan dan diperoleh hasilnya. Secara umum
penyelesaian elemen hingga menggunakan ANSYS dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
9
1. Pre-processing (Pendefinisian Masalah)
Masalah adalah bagian terpenting dalam suatu proses riset, karena masalah
dapat menghadirkan petunjuk berupa jenis informasi atau defenisi yang nantinya
akan sangat kita butuhkan. Jika diartikan kedalam bahasa indonesia Pre- artinya
sebelum dan Processor- artinya pemroses. Pre-processing merupakan tahapan
awal dalam mengolah data input sebelum memasuki proses tahapan utama.
Pada tahap pertama ini, dilakukan pendefinisian dari objek yang nantinya akan
diproses pada tahap selanjutnya. Langkah umum dalam pre-processing terdiri
dari:
1. Mendefinisikan Keypoint/Lines/Areas/Volume dari Objek
Dalam hal ini, pendefinisian diatas harus dilakukan setelah dilakukannya
pemodelan terlebih dahulu. Pemodelan merupakan proses menggambar
ataupun meng-import gambar benda atau objek yang akan didefinisikan
kedalam lembar kerja.
10