Anda di halaman 1dari 4

Kel.

Anis Hartini
Gita Hergiani
AOM dan Kosmetik

Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan


kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk pangan. (UU no 18
tahun 2012 pasal 73).

Asam Borat
Senyawa berbentuk Kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu
dan tekanan yang normal.

Nama IUPAC : Asam borat, Trihidrooksidoboron


Nama Lain : Asam Ortoborat, Asam boraks, Sasolit, Optibor, Borofaks
Rumus Kimia : H3BO3

Sifat Kimia dan Fisika


Keadaan Fisik : Padatan Berbentuk Kristal, granul atau serbuk berwarna putih
tidak berbau.
Titik Peruraian : 170o – 180o C
Tekanan Uap : 2,6 mmhg (pada suhu 20o C)
Berat Jenis : 1,435 pada suhu 15o C (Air=1)
Ph : 5,1 (Larutan 0,6%)
Kelarutan : dalam air 3,5% pada suhu 30oC. larut dalam alcohol panas dan
gliserol; agar larut dalam larutan ammonia; mudah larut dalam
aseton; sangat sedikit larut dalam eter.

Informasi dan Toksikologi


Data Totoksisitas
LD50 Tikus – Oral 2660 mg/kg
LCLo Tikus – Inhalasi 28 mg/m3/4 jam
LD50 Tikus – Subkutan 1400 mg/kg
LD50 Tikus – Intravenus 1333 mg/kg
LD50 Mencit – Oral 3450 mg/kg
LD50 Tikus – Kulit < 2000 ml/kg

Data Mutagenik
Mutasi mokroorganisme 17.000 bpj (-S9) 24 jam Echelcial coli.

Data Karsinogenik
GHS : Tidak karsinogenik
IARC : Tidak Karsinogenik
OSHA : Tidak Karsinogenik
NTP : Tidak Karsinogenik
Data Efek Reproduktif
TDLo Tikus betina hamil – oaral 6600 mg/kg 1 – 21 hari, secara continue
TDLo Tikus jantan – orat 45 g/kg 90 hari
TDLo Tikus Betina Hamil – Oral 5390 mg/kg, 6 – 15 hari secara continue
TDLo Tikus Jantan – Oral 312 mg/kg 26 minggu
TDLo Tikus Jantan - Oral 52 mg/kg 26 Minggu
Efek Lokal : Menyebabkan iritasi jika terhirup dan kontak dengan kulit
Organ Sasaran : Susunan saraf pusat, ginjal
Data Tambahan : Dapat Melalui Plasenta

Efek Terhadap Kesehatan


Terhirup
Paparan Jangka Pendek : Menyebabkan iritasi pada membrane mukosa, luka pada
tenggorokan dan batuk, penyerapan pada membrane mukosa
menyebabkan efek sistemik sebagaimana hal nya pada paparan
tertelan jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang : Pekerja yang terpapar debu dengan kadar < 31 mg/m3
menujukan adanya atropi dan subtropi mukosa membrane
pernafasan. Jika terhirup dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan efek sebagai halnya paparan tertelan jangka
panjang.Efek Reproduktif dilaporkan terjadi pada hewan.

Tertelan
Paparan Jangka Pendek : jika tertelan dapat menyebabkan mual, luka pada
efigastrik, gastroenteritis, hemoragik disertai muntah darah dan
diare, kelemahan, keletihan, sakit kepala, kegelisahan dan kedutan
pada otot muka, kaki dan tangan, kejang yang terputus putus dan
dilanjutkan dengan depresi pada susunan saraf pusat dengan
gejala kebingungan, ngantuk, dan letih, dafat terjadi shyok
disertai kulit yang berkeringat dingin, sianosis, denyut nadi yang
lemah, hipotensi, delirium dan koma. Depresi susunan saraf pusat
atau gagal ginjal dapat segera terjadi atau terjadi dalam 4 – 7 hari.
Eritroderma mungkinterjadi diikuti pengelupasan kulit lecet,
melepuh dan gula (gelembung berisi cairan) yang skrotum dan
pada akhirnya merata keseluruh tubuh, dapat juga mempengaruhi
paring dan selaput gendang telinga, terjadinya krusakan gin jal
terutama nekrosis pada saluran ginjal ditandai dengan oleguria,
albuminuria dan aneuria, kerusakan hati disertai penyakit kuning
dan pembesaran hati, pembesaran hati jarang terjadi. Gejala lain
keracunan dapat meliputi asidosis, koagulasi, intraposkuler,
anemia, berkurangnya penglihatan dan demam.
Paparan Jangka Panjang : jika tertelan secara berulang dapat mengakibatkan iritasi
pada lambung dan usus disertai gangguan pencernaan, kehilangan
nafsu makan, mual, muntah, ruam kulit dan eritema, kekeringan
pada kulit dan ruam mukosa disertai bibir pecah pecah, lidah
kemerahan, rambut rontok, radang selaput ikat mata, palpebral
enema dan gagal ginjal, uji pada hewan dilaporkan bahwa dosis
berulang secara terus menerus menyebkan adanya efek
reproduksi. pada tikus betina berefek pada ovarium dan tuba
valovi, pada tikus jantan berrefek pada testis, efdidimis dan
duktus spermatosus.

Kontak Dengan Mata


Paparan Jangka Pendek : menyebabkan iritasi mata
Paparan Jangka Panjang : paparan berulang atau terus menerus terhadap debu
asam borat dapat menyebabkan radang selaput ikat mata dan halu.

Kontak Dengan Kulit


Paparan Jangka Pendek : borat dapat menyebabkan iritasi pada kulit, penyerapan
melalui kulit dapat menyebabkan kematian terutama jika kulit
luka, lecet, melepuh dan pada anak anak. Dapat terjadi efek
sisitemik sebagaimana hal nya pada efek tertelan jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang : kontak secara berulang atau terus menerus dapat
menyebakan dermatitis dan halusinasi penglihatan. Jika terserap
dalam jumlah yang cukup dapat terjadi keracunan sistemik
sebagaimana hal nya efek tertelan jangka panjang.

Uji Kualitatif Asam Borat


Uji Kertas Kurkuma
Ambil sampel secukupnya. Kemudaian tambahkan air panas, kemudian
diaduk aduk sampai sekiranya homogeny. Kemudian disaring, ambil 5 ml larutan
sampel masukan kedalam botol tes kit, kemudian ditambah tes kit sebanyak 4 ml
untuk asam borat, kemudian celupkan kertas kurkumin pada larutan tersebut
apabila berwarna merah positif mengandung asam borat.

Uji Kuantitatif Asam Borat


Prinsip : Titrasi Asidimetri
- Pembakuan HCl 0,1 N (Baku Sekunder)
Pembuatan HCl 0,1 N sebanyak 4,14 ml HCl 12 M diambil dan
dilarutkan kedalam 900 ml aquadest.
- Pembuatan Larutan Baku Primer
Asam Borat ditimbang sebanyak 1, 9018 gram secara seksama, lalu
dimasukan kedalam labu ukur. Kemudian dilarutkan dengan aquadest
bebas CO2 dan di add hingga 100 ml.
- Titrasi Pembakuan
Sebanyak 10 ml larutan baku primer asam borat 0,1 N dimasukan
kedalam labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indicator metol
red. Larutan analit dititrasi hingga terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda.
- Titrasi Sampel dengan Metode Asidimetri
Sampel yang sudah dipreparasi diambil sebanyak 10 ml dan
dimasukan kedalam Erlenmeyer, kemudian ditambahakan indicator metal
red. Lalu titrasi dengan HCl 0,1 N. lalu lakukan perhitungan kadar.

Anda mungkin juga menyukai