Kflqi
Kflqi
dimana :
Ni = jumlah minyak mula-mula di reservoir, STB
Gi = jumlah gas mula-mula di reservoir, SCF
Vb = volume bulk reservoir, Acre-ft
Boi = faktor volume formasi minyak mula-mula,
BBL/STB
Bgi = faktor volume formasi gas mula-mula, Cuft/SCF
= porositas batuan, fraksi
Swi = saturasi air mula-mula, fraksi.
C. Metoda Material Balance
Metoda material balance dapat digunakan untuk memperkirakan
besar cadangan reservoir, dimana data-data produksi yang
diperoleh sudah cukup banyak.
D. Metoda Decline Curve
syarat batas x = 0 → P = P1 Q
x = L → P = P2
qL k
( P1 P2 )
A x
A x
0 L
K A P
q
L
1. Aliran Fluida Radial
Gambar dibawah menyatakan aliran radial dalam sistem,
dimana re dan rw ialah jari-jari batas luar dari sumur, Pe dan
Pw adalah masing-masing tekanan pada batas luar dan tekanan
pada sumur, sedangkan h adalah tinggi system ( tebal lapisan
produktif ).
Bila aliran fluida yang mengalir adalah
incompressible RE
q Av K dP
v
dr R
rw
l Pw
q dr 2 k h ( Pe Pw ) H P PE
rr
r
2 k h ( Pe Pw ) Rw
q
o Ln (ro / rw )
Metoda Perhitungan Aliran Fluida dari Formasi ke
Lubang Sumur
q k dp
v
A μ dl
untuk kondisi aliran radial, persamaan tersebut berbentuk :
3k h Pe Pwf
q o 7.08 x 10
μ o B o ln e
r
rw
1. Aliran Fluida Dua Fasa
a. Tanpa Pengaruh Skin
Persamaan dalam Bentuk Pseudo-Pressure Function
k h 1 dP
q o 7.08 x 10 3
μ o B o r dr
Persamaan Vogel
2
q P P
1 0.2 wf 0.8 wf
q max Ps Ps
Metode Harrisson
Harrison menurunkan persamaan kurva IPR, dengan tujuan
menghilangkan bentuk kurva IPR yang tidak semestinya, seperti yang
diperoleh dengan metode Standing. Persamaan ini tetap menggunkan
definisi efisiensi aliran (FE) untuk kondisi satu fasa.
q
q max
1.2 0.2 1.791759Pwf
'
/Pr
Metode Pudjo Sukarno
Persamaan ini dikembangkan dengan menggunakan simulasi
reservoir
hipotesis
q dengan
a1 a 3 Pdmemperhitungkan
a 5 Pd' pengaruh faktor skin.
q omax 1 a 2 Pd a 4 Pd'
Pd = Pwf /Pr
a1,....,a5 adalah konstanta persamaan yang merupakan fungsi dari faktor
skin, dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
a n c1 Exp c 2 S c 3 Exp c 4 S
ao c1 c2 c3 c4
Persamaan diatas dapat didekati oleh persamaan radial dari darcy untuk
fluida homogen, incompressible dan horizontal.
7.082 x 10 -3 x k x h
PI
Bo x o x ln (re/rw)
Untuk membandingkan satu sumur dengan sumur yang lainnya pada suatu
lapangan terutama bila tebal lapisan produktifnya berbeda, maka digunakan
7.082 x 10-3 x k
PI (SPI)
Specific Productivity Index
SPI Js
h Bo x ln (re/rw)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi PI
Karakteristik Batuan Reservoar
Permeabilitas
Saturasi
Viscositas
Drawdown
Ketebalan Lapisan
Mekanisme Pendorong
Inflow Performance Relationship
Inflow Performance Relationship adalah kelakuan aliran air,
minyak dan gas dari formasi ke dasar sumur yang dipengaruhi
oleh Produktivitas Index.
membuat grafik IPR diperlukan data laju produksi (qo),
tekanan alir dasar sumur (Pwf) yang diperoleh dari uji
produksi dan tekanan static (Ps) dari uji tekanan.
dimana :
JPb
qo max qb qb J ( pr Pb)
1.8
diperoleh persamaan :
qt qt qb
Pwf Fw(Pr ) Fo ( 0.125) Pb 1 81 80
J qo max qb
3. Untuk interval qomax < qt <
qtmax
Flowing bottom-hole pressure pada laju alir minyak maksimum dan laju
alir total dapat ditentuak dengan persamaan :
qo qo
Pwf Fw Pr max qt max (tan )
J J
Laju alir total untuk kurva IPR composite dapat diperoleh dari
persaman :
qt max qo Pwf G (tan )
Atau
qo
qt max qo max Fw Pr max (tan )
J
B. Perhitungan dari q total pada flowing bottom-hole pressure yang pasti
Sama seperti perhitungan untuk mencari, perhitungan dari flowing
bottom-hole pressure pada q total yang pasti. Dimana dibagi menjadi
tiga interval :
1. Untuk interval Pb < Pwf < Pr
Total aliran dapat dihitung menggunakan persamaan :
qt J (Pr Pwf )
2. Untuk interval PwfG < Pwf < Pb
Total aliran dapat dihitung menggunakan persamaan :
C C 2 4B 2 D
qt untuk B tidak sama dengan 0
2B 2
Keuntungan dari suatu sumur akan didapat pabila harga Pwf * >
Pwf, dimana harga Pwf tersebut akan disamakan kedalam
kondisi dari aliran inflow (q=0) pada IPR total. Sedangakan
inflow dari setiap lapisan atau zona akan dimasukan kedalam ql
total ( qt ) pada berbagai harga pwf yang sesuai.
Kinerja Aliran Fluida Dalam Pipa Vertikal
Dasar Pengelompokannya
1. Tanpa memperhatikan adanya slip dan pola aliran.
2. Memperhatikan slip tetapi pola aliran diabaikan.
3. Memperhatikan baik slip maupun pola aliran.
• Kelakuan Aliran Fluida dalam Pipa
Dengan menganggap sistem adalah steady state
m vA2 m g zA m vB2 m g z B
UA p A VA q W U B p B VB
2 gc gc 2 gc gc
(a ) (b )
Metode perhitungan kehilangan tekanan oleh
para ahli pada dasarnya dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
Kelompok yang tidak memperhatikan adanya slip serta pola
aliran, metoda yang digunakan adalah :
Metode Poettman & Carpenter
dimana:
U = energi dalam
PV = energi ekspansi/energi kompresi
mv 2
= energi kinetik/gerak
2g c
mgz
= energi potensial
gc
q = energi panas ditambahkan (masuk) ke dalm fluida
W = kerja yang dilakukan terhadap fluida
Z = ketinggian
2.Metoda Baxendall & Thomas
Dari test dilapangan Baxendall dan Thomas mendapatkan bahwa hubungan dνρ dan f
dari Poettman dan Carpenter tidak cocok dengan sebenarnya untuk harga f lebih kecil
dari 0,008 atau q m/d lebih besar dari 3x106 atau laju produksi yang tinggi.Dengan
demikian Baxendall dan Thomas telah memperbaiki kurva Poettman dan Carpenter untuk
laju produksi tinggi, walaupun dasar pendekatan Baxendall dan Thomas adalah
persamaan Poettman dan Carpenter.
144
P
m
f (qLm) 2
2
Vm / 2g c
m
h 2,965 1011 d 5 m h
dimana:
ρ m ρ L H L ρ g (1 H L )
HL = liquid hold up factor
m = total masa oil, water, gas pada 1 bbl cairan
(lb/cuft)
C.Dengan Slip dan Pola Aliran
1.Metoda Duns &Ros
Menurut Ros, metoda Poettman dan Carpenter tidak cocok untuk
laju aliran yang kecil, karena untuk laju aliran yang kecil ada
energi yang hilang akibat gas slippage atau gelembung gas naik
mendahului cairan.
dP 1 / 2 2
g 4f
dh d
Untuk aliran dua fasa , Duns & Ros melakukan percobaan laboratorium
dengan menggunakan tekanan rendah dan komponen fluida yang
digunakan adalah udara, minyak, dan air. Pipa yang digunakan dengan
panjang 10 meter dan diameter 3,2 cm sampai dengan 8,02 m.
Ns = S (L/g)0,25
dimana:
Daerah I : Fasa cair kontinyu dan fasa gas diskontinyu, berupa bubble.
atau plug.Daerah ini disebut pola aliran bubble
Daerah II : Fasa cair dan gas diskontinyu, disebut pola aliran slug.
Daerah III : Fasa gas kontinyu dan fasa cair terbubarkan kedalam gas
disekitar dalam pipa. Daerah ini disebut pola aliran mist.
2.Metoda Beggs & Brill
Beggs dan Brill mengembangkan metode perhitungan kehilangan tekanan
aliran fluida dua fasa dalam pipa, berdasarkan hasil pengukuran di
laboratorium. Pengukuran kehilangan tekanan dilakukan di aliran dalam pipa
acrylic dengan diameter 1 inch dan 1,5 inch dengan panjang pipa 90 feet.
Tabel
Macam-macam Range Parameter yang diukur
(Dale Beggs., 1991)
No Parameter Range
dimana :
Vb = C1 C2 (g.d)0.5
3.Pola Aliran Transisi
Densitas rata-rata pada pola aliran transisi ditentukan berdasarkan
interpolasi antara densitas untuk pola aliran slug dengan densitas untuk
pola aliran mist sepeti halnya yang dilakukan oleh Dunns dan Ros.
L M N GV slug
L GV L S
L M L S L M L S mist