Lap PKL
Lap PKL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2016
menyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung kepada pasien yang terkait dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Depkes, 2016).
Apotek mempunyai dua fungsi, yaitu memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sekaligus sebagai
tempat usaha yang menerapkan prinsip laba. Apotek dapat
diartikan sebagai perwujudan dari praktik kefarmasian yang
berfungsi melayani kesehatan masyarakat sambil mengambil
keuntungan finansial dari transaksi kesehatan tersebut.
Kedua fungsi tersebut bisa dijalankan secara beriringan tanpa
meninggalkan satu sama lain. Meskipun sesungguhnya
mencari laba, namun apotek tidak boleh mengesampingkan
peran utamanya dalam melayani kesehatan masyarakat
(Bogadenta, 2012).
Kesehatan mencakup kesehatan individu maupun
masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah salah satu modal
pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa
serta berperan penting dalam pembangunan nasional.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Pengertian Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian pada pasal 1 ayat 13, Apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek yang
menyatakan bahwa apotek adalah salah satu tempat
tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada
masyarakat
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek menyatakan bahwa apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker.
B. Tujuan,Tugas,dan Fungsi Apotek
Apotek adalah suatu tempat atau terminal distribusi obat dan
perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker dan menjadi tempat
pengabdian profesi apoteker sesuai dengan standar dan etika kefarmasian.
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek
adalah :
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian
7
D. Pengelolaan Apotek
1. Pemilihan (selection)
Fungsi pemilihan obat adalah untuk menentukan obat yang benar-
benar diperlukan sesuai dengan pola penyakit. Untuk mendapatkan
11
1) Metode epidemiologi
Perencanaan dengan metode ini dibuat berdasarkan pola
penyebaran penyakit dan pola pengobatan penyakit yang terjadi
dalam masyarakat sekitar.
2) Metode konsumsi
Perencanaan dengan metode ini dibuat berdasarkan data
pengeluaran barang tahun lalu, selanjutnya data tersebut
dikelompokkan dalam kelompok fast moving (cepat beredar)
atau slow moving (lambat beredar).
3) Metode kombinasi
Metode ini merupakan gabungan dari metode
epidemiologi dan metode komsumsi. Perencanaan pengadaan
barang dibuat berdasarkan pola penyebaran penyakit dan
melihat kebutuhan sediaan farmasi periode sebelumnya.
b. Pengadaan
3. Penyimpanan
Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Hal ini pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-
kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan
menjamin kestabilan bahan.
Penyimpanan obat digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku
seperti bahan padat, dipisahkan dari bahan yang cair atau bahan yang
setengah padat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan zat-zat
yang higroskopis, serum, vaksin dn obat-obat yang mudah rusak atau
meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari es. Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, alfabetis dengan menerapkan prinsip First ln First Out (FIFO)
dan First Expired First Out (FEFO).
Penyimpanan obat-obat narkotika disimpan dalam almari khusus
sesuai dengan Permenkes No.28 tahun 1978 yaitu apotek harus
memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika. Tempat khusus
15
Apoteker Pendamping
a) Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter
kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan/atau
membuat, meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien
(Syamsuni, 2006). Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
Jika resep tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus
menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut. Resep yang
lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau
dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescrippio/ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep
dokter hewan.
8. Tanda seru atau paraf dokter untuk setiap resep yang melebihi
dosis maksimalnya (Anief, 2000).
b) Tahap-tahap pelayanan resep di apotek secara umum:
19
3. Pertimbangan klinis
Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan
terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan
alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
b. Penyiapan obat
1. Peracikan, merupakan kegiatan menyiapkan menimbang,
mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada
wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat
suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis
dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
2. Etiket, etiket harus jelas dan dapat dibaca.
a) Obat yang diserahkan atas dasar resep, harus
dilengkapi dengan etiket berwarna putih untuk obat
dalam dan warna biru untuk obat luar.
b) Pada etiket, harus dicantumkan :
20
d. Surat Izin Praktek Apotek (SIPA) adalah Surat Izin yang diberikan oleh
menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik
Sarana Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat
tertentu.
e. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat di peroleh
jika seorang apoteker memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Memiliki Ijazah Apoteker.
2. Memiliki sertifikat kompentensi apoteker.
3. Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker.
4. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
mempunyai surat izin praktek.
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
f. Surat Izin Kerja Apoteker ( SIKA ) adalah surat izin praktek yang
diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan perkerjaan
23
BAB III
LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Apotek
1. Profil Apotek Gulon Sejahtera
Apotek Gulon Sejahtera didirikan oleh D.Agus
Riyanto,S.Si,Apt dengan Surat Izin Apotek (SIA)
449/007/SIA/21/2013 pada tanggal 5 April 2011
yang beralamatkan di Jalan Gulon-Salam Kabupaten Magelang
dengan nama Apotek Gulon Sejahtera.
Tujuan Berdirinya Apotek Gulon Sejahtera adalah sebagai tempat
untuk melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta
perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dengan berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien sebagai
implementasi kompetensi profesi farmasi. Memberikan dan menyediakan
informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan kepada masyarakat sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat. Dapat tercapainya
pengobatan yang tepat dan rasional dari aspek farmasi berdasarkan bukti
ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Apotek Gulon
Sejahtera mempunyai Visi, Misi, sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi apotek yang dapat memberikan pelayanan kefarmasian
yang berkualitas, informatif dan dapat memuaskan konsumen
dengan mengutamakan pada patient oriented dan menerapkan
pharmaceutical care, serta dapat menguntungkan bagi institusi.
2. Misi
a. Menyediakan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya yang berkualitas.
26
D.Agus Riyanto,SSi,Apt
a) Metode konsumsi
28
Skrining/Pengkajian Resep :
a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan
resep yaitu nama dokter, nomor izin praktek, alamat,
tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan
berat badan pasien.
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu
bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
c. Mengkaji aspek klinis yaitu adanya alergi, efek
samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah
obat dan kondisi khusus lainnya).
d. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep
apabila diperlukan.
Copy resep adalah salinan tertulis dari suatu
resep. Istilah lain dari copy resep adalah apograph atau
exemplum. Menulis copy resep dilakukan bila obat yang
dibutuhkan tidak ada atau sedang kosong. Resep
Narkotika dan Psikotropika tidak bisa dibuat copy resep
kecuali jika apotek mempunyai atau menyimpan resep
aslinya. Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh
apotek, selain memuat semua keterangan yang terdapat
dalam resep aslinya juga harus memuat :
a. Nama dan alamat apotek.
b. Nama dan nomor Izin Apoteker Pengelola Apotek
(APA).
c. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
(APA).
d. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan,
tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum
diserahkan, pada resep dengan tanda ITER ...X diberi
tanda “detur” “orig” atau detur ...X”.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan
34
4. Pelayanan Swamedikasi
35
Membubuhkan cap serta paraf pada resep dan disatukan dengan nota
pelunasan setelah pasien melakukan pembayaran
Lakukan assesment (tanyakan pada pasien apa yang sakit, gejala atau
e. lama keluhan, tindakan atau obat yang pernah diberikan
keluhan,
tersebut baru datang. Hal ini dilakukan agar pasien masih mendapatkan
obat dengan kualitas baik dan meminimalkan persediaan obat yang
kadaluarsa. Di Apotek Gulon Sejahtera digunakan sistem penyimpanan
dengan kombinasi dengan bertujuan untuk memelihara mutu sediaan
farmasi, menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab,
menjaga ketersediaan, memudahkan dalam pencarian dan
pengawasan.Tata letak rak obat keras di Apotek Gulon Sejahtera
sebaiknya jangan didepan kamar mandi untuk menghindari kelembapan
dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
6. Sistem Dan Manajemen Keuangan
Keuangan meliputi Administrasi untuk uang masuk dan uang
keluar, buku harian penjualan. Catatan mengenai uang masuk meliputi,
Laporan Penjualan harian sedangkan uang yang keluar tercatat dalam
buku pengeluaran apotek.
E. Penyampaian Informasi Dan Komunikasi
1. Alur Penyerahan Perbekalan Farmasi Kepada Komunitas
Alur pelayanan Perbekalan Farmasi di Apotek Gulon Sejahtera
yaitu pasien datang dan dilayani langsung oleh petugas pelayanan dan
serta konsultasi pemilihan obat dilayani baik oleh TTK maupun Apoteker
secara langsung. Mahasiswa PKL membantu apoteker dalam melakukan
assesment (seperti gejala/keluhan pasien, lama keluhan dan membantu
memilihkan obat yang sesuai untuk pasien sampai menyerahkan obat
beserta informasinya. Kegiatan yang dilakukan ini sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku. Kelebihan dari penerapan SOP ini adalah pasien
mendapatkan obat yang sesuai, pasien merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan, pasien mendapatkan informasi yang jelas.
SOP pelayanan obat dan komoditi lain bertujuan agar pasien atau
pelanggan mendapatkan obat sesuai kebutuhan dan mendapatkan
informasi dengan benar dan aman. Berikut ini merupakan Alur
Penyerahan Perbekalan Farmasi kepada Komunitas di Apotek Gulon
Sejahtera:
40
Lakukan assesment (tanyakan pada pasien apa yang sakit, gejala atau
keluhan, lama keluhan, tindakan atau obat yang pernah diberikan
4.
42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Apotek Gulon Sejahtera adalah :
1. Peran Tenaga Teknis Kefarmasian adalah membantu apoteker dalam
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dispensing, dan distribusi obat
kepada pasien.
2. Tenaga Teknis Kefarmasian dapat berperan dalam memberikan informasi
obat untuk obat bebas dan obat bebas terbatas kepada pasien di apotek.
3. Tenaga Teknis Kefarmasian dapat ikut serta dalam kegiatan
pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek, salah satu contoh
seperti pelayanan dan pengelolaan obat yang sudah baik dan dapat
digunakan sebagai acuan untuk tenaga teknis kefarmasian memasuki
dunia kerja.
4. Mahasiswa PKL dapat memahami tugas dan tanggung jawab sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian yang kedepannya dapat digunakan sebagai
acuan untuk menjadi seorang Tenaga Teknis Kefarmasian yang
professional.
5. Mahasiswa PKL mendapatkan masukan dan umpan balik yang sangat
berguna sebagai penyempurna kurikulum saat sudah memasuki
persaingan dalam dunia kerja.
B. Saran
1. Pencatatan Kartu Stok supaya bisa dijalankan
2. Perlu adanya tambahan tenaga untuk Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Administrasi
43
DAFTAR PUSTAKA
40
Anief, M, 2000, Ilmu Meracik Obat teori dan Praktek, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Hartini, Y.S., dan Sulasmono, 2006, Apotek Ulasan Beserta Naskah Peraturan
Perundang-undangan terkait Apotek, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
44
2. Copy resep
45
46
3. Etiket
47
4. Faktur
48
9. Surat Pesanan
53