Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MEDIA BIG BOOK TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA

PADA ANAK USIA DINI

Sundari Septiyani
A1I012033
sundaryvirgo@yahoo.co.id

Nina Kurniah
nina_kurniah@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media big book terhadap
kemampuan berbicara anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen. Subjek kelompok eksperimen B3 dan subjek kelompok kontrol B6. Teknik
pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive random sampling. Pengumpulan
data dengan menggunakan observasi. Teknik analisis menggunakan (uji t-test). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam kemampuan berbicara (thitung 5,437 ≥ dari ttabel
2,145) dengan rata-rata kelompok eksperimen 13,7 (baik) dan kelompok kontrol 13,1
(baik). Berdasarkan temuan penelitian disarankan kepada guru untuk dapat
menggunakan media big book sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.
Kata Kunci : media big book, kemampuan berbicara.

Abstract : This study aim to determine the influence of media big book on speaking
ability to early childhood. The method in this study use an experimental method. Subject
experimental group B3 and subject control group B6. A sampling technique that use in
this study is purposive random sampling. The technique of collecting data is
observation. The analytical technique uses (t-test). The results show that a significant
difference between the experimental group and the control group in the ability to speak
(t-count 5.437 ≥ t-table 2,145) with an average of 13.7 experimental group (good) and
the control group 13.1 (good). Based on the research ,I suggest to teachers should use
the Big Book as an alternative media in learning to develop speaking skills in early
childhood.

Keywords: media big book, speaking ability

47 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah individu dan aspek non kebahasaan. Untuk
yang unik karena memiliki pola mengembangkan kemampuan berbicara
pertumbuhan dan perkembangan yang pada anak dapat distimulasi dengan
sangat pesat dalam aspek fisik, kognitif, bercerita. Bercerita dapat dilakukan
sosial emosional, kreativitas, bahasa dan secara langsung tanpa media ataupun
komunikasi yang khusus dan sesuai menggunakan alat peraga/media.
dengan tahapan yang sedang dilalui oleh Menurut Dhieni, dkk (2008: 6.29)
anak (Augusta dalam Hasnida, 2014: bercerita dengan alat peraga bertujuan
167). Salah satu aspek yang perlu agar anak dapat menanggapi secara
dikembangkan adalah aspek bahasa. tepat terhadap isi cerita, selain itu alat
Bahasa merupakan alat terpenting peraga dapat membantu
dalam melakukan interaksi, komunikasi, mengembangkan imajinasi anak untuk
dan mengembangkan peradaban dalam memahami isi cerita. Salah satu media
sepanjang kehidupannya. Melalui yang dapat merangsang anak untuk
bahasa anak dapat menciptakan mengembangkan kemampuan berbicara
berbagai interaksi simbolik, dalam adalah dengan menggunakan media big
mengungkapkan perasaan, pengalaman book karena media big book memiliki
dan pengetahuannya (Ambara dkk, teks dan gambar yang ukurannya lebih
2014: 34). Selanjutnya Bromley (dalam besar dan penuh warna warni
Dhieni, 2008: 1.19) menyebutkan ada (Madyawati, 2016: 177).
empat macam bentuk bahasa yaitu Berdasarkan kelebihan yang
menyimak, berbicara, membaca dan dimiliki oleh media big book, maka pada
menulis. Salah satu yang sangat penting penelitian ini akan menerapkan media
untuk dikembangkan adalah berbicara, big book untuk melihat apakah dapat
karena dengan berbicara anak dapat mempengaruhi kemampuan berbicara
mengekspresikan pikiran dan anak menjadi lebih optimal. Selanjutnya
perasaannya secara cerdas sesuai penelitian dituangkan dalam bentuk
konteks dan situasi pada saat dia sedang tulisan ilmiah yang berjudul “Pengaruh
berbicara. Kemampuan berbicara adalah Media Big Book Terhadap Kemampuan
kemampuan anak untuk berkomunikasi Berbicara Pada Anak Usia Dini di PAUD
secara lisan dengan orang lain. Dharma Wanita Persatuan Provinsi
Kemampuan ini memberikan gambaran Bengkulu”.
tentang kesanggupan anak menyusun Menurut Sadiman, dkk (2014:7)
berbagai kosakata yang telah dikuasai media merupakan segala sesuatu yang
menjadi suatu rangkaian pembicaraan dapat digunakan untuk menyalurkan
secara berstruktur (Depdiknas, 2007: pesan dari pengirim ke penerima
15). Menurut Arsjad dan Mukti (1988: sehingga dapat merangsang pikiran,
17-21) aspek-aspek kemampuan perasaan, perhatian, minat serta
berbicara terdiri dari aspek kebahasaan perhatian anak sehingga proses belajar

48 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
terjadi dengan baik. Menurut Rohani nyata dengan cara yang tidak
(1997: 9-10) fungsi media pembelajaran menakutkan; 2) memungkinkan anak
adalah: 1) menyampaikan informasi melihat tulisan yang sama ketika guru
dalam proses belajar mengajar; 2) membaca tulisan tersebut; 3)
memperjelas informasi pada waktu tatap memungkinkan anak secara bersama-
muka dalam proses belajar mengajar; 3) sama dengan bekerjasama memberi
melengkapi dan memperkaya informasi makna pada tulisan didalamnya; 4)
dalam kegiatan belajar mengajar; 4) memberikan kesempatan dan
mendorong motivasi belajar; 5) membantu anak yang mengalami
meningkatkan efektivitas dan efisiensi keterlambatan membaca untuk
dalam menyampaikannya; 6) menambah mengenali tulisan dengan bantuan guru
variasi dalam penyajian materi; 7) dan teman lainnya; 5) mengembangkan
menambah pengertian nyata tentang semua aspek bahasa termasuk
suatu pengetahuan; 8) memberikan kemampuan keaksaraan dan
pengalaman-pengalaman yang baru; 9) pengungkapan bahasa; 6) dapat diselingi
mendorong terjadinya interaksi langsung dengan percakapan yang relevan
antara peserta didik dengan guru, mengenai isi cerita bersama anak
peserta didik dengan peserta didik serta sehingga topik bacaan dan isi
peserta didik dengan lingkungannya; 10) berkembang sesuai pengalaman dan
dapat menimbulkan semangat dan imajinasi anak. Karges Bone (dalam
pelajaran yang berlangsung lebih hidup; USAID, 2014: 43) menyatakan bahwa big
11) mudah dicerna dan informasinya book memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1)
sangat membekas. Cerita singkat; 2) Pola pengulangan kata;
Solehuddin dkk (2008:7.41) 3) Pola kalimat jelas; 3) Gambar memiliki
menyatakan bahwa big book adalah makna; 4) Jenis dan ukuran huruf jelas
buku bergambar yang dipilih untuk terbaca; 5) Jalan cerita mudah dipahami.
dibesarkan dan memiliki kualitas khusus. Senada dengan Solehuddin, dkk
Kualitas khusus disini maksudnya adalah: (2008:7.42-7.43) big book mempunyai
big book dapat melibatkan ketertarikan karakteristik yaitu: 1) Pola pengulangan
anak dengan cepat karena gambar yang kata; 2) pola pengulangan kumulatif; 3)
dimilikinya, mengandung irama yang memiliki irama (seperti irama
menarik bagi anak, memiliki gambar bayi/nursery rhymes); 4) pola bacaan
yang besar, ada tulisan yang diulang- berdasarkan pada budaya yang dikenal
ulang, memuat kosakata yang anak; 5) memiliki alur cerita yang mudah
direncanakan dan sebagian diulang- ditebak. Menurut Lynch (dalam
ulang, mempunyai alur cerita yang Solehuddin, dkk 2008:7.44) big book
sederhana. Lynch (dalam Madyawati, mempunyai tiga tipe yaitu: 1) Struktur
2016: 175) menyatakan bahwa media sebab akibat. 2) Struktur pola masalah
big book memiliki beberapa kelebihan dan pemecahannya; 3) Struktur pola
yaitu: 1) memberikan kesempatan daftar/urutan.
kepada anak untuk terlibat dalam situasi

49 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
Arsjad dan Mukti (1998: 17) tepat yaitu kata-kata yang sudah dikenal
menyatakan bahwa kemampuan yang menunjukan aktivitas akan lebih
berbicara yaitu kemampuan mudah dipahami pembicara. Bervariasi
mengucapkan kalimat untuk maksudnya kata/ungkapan memiliki
mengekspresikan, menyatakan, makna yang hampir sama dengan topik
menyampaikan pikiran, gagasan dan pembicaraan (Arsjad dan Mukti, 1988:
perasaan. Aspek-aspek kemampuan 19)
berbicara terdiri dari aspek kebahasaan Sikap yang wajar, tenang dan tidak
dan aspek non kebahasaan. Aspek kaku maksudnya adalah pada saat
kebahasaan meliputi: a) ketepatan berbicara bersikap wajar yaitu berbuat
ucapan; b) penempatan tekanan, nada, biasa sebagaimana adanya tidak
sendi dan durasi yang sesuai; c) pilihan mengada-ada. Sikap yang tenang adalah
kata. Sedangkan aspek non kebahasaan sikap dengan perasaan hati yang tidak
meliputi: a). sikap yang wajar, tenang gelisah, tidak gugup, menunjukkan sikap
dan tidak kaku; b) pandangan harus yang semangat dan tidak terburu-buru
diarahkan kepada lawan bicara; c) saat berbicara (Arsjad dan Mukti, 1988:
gerakan-gerakan dan mimik yang tepat; 20).
d) kenyaringan suara; e) kelancaran. Pandangan harus diarahkan
Ketepatan ucapan maksudnya adalah kepada lawan bicara maksudnya adalah
kemampuan seseorang dalam saat berbicara mampu mengarahkan
mengucapkan huruf vocal maupun pandangan matanya kepada semua
konsonan dalam setiap kata dengan pendengar (Arsjad dan Mukti, 1988: 21).
artikulasi jelas (Arsjad dan Mukti, 1988: Gerakan-gerakan dan mimik yang
18) tepat maksudnya adalah saat anak
Penempatan tekanan, nada, sendi berbicara mampu menggunakan gerak-
dan durasi yang sesuai berhubungan gerik anggota tubuh yang tidak kaku,
dengan keras lemahnya suara, tinggi- tidak berlebihan dan ada perubahan
rendahnya suara, cepat-lambatnya ekspresi saat berbicara. Gerak-gerik
berbicara, dan ada jeda saat berbicara. anggota tubuh dan ekspresi wajah yang
Keempat hal itu harus dapat dipadukan sesuai topik pembicaraan yang akan
secara serasi untuk memperoleh dilihat dalam penelitian ini (Arsjad dan
intonasi yang baik dan menarik saat Mukti, 1988: 21).
berbicara (Chaer, 2007: 120-122). Kenyaringan suara maksudnya
Pilihan kata adalah kemampuan adalah saat berbicara mampu
seseorang dalam memilih kata-kata memproduksi suara yang nyaring sesuai
untuk menyusunnya menjadi rangkaian dengan tempat, situasi, dan jumlah
kalimat yang sesuai. Pilihan kata pendengar. (Arsjad dan Mukti, 1988: 21).
hendaknya jelas, tepat dan bervariasi. Kelancaran maksudnya adalah saat anak
Jelas maksudnya kata-kata yang berbicara mampu menyampaikan
diucapkan dipahami oleh pendengar. gagasannya dengan tidak terputus-putus
Selain itu menggunakan kata-kata yang dan kecepatan berbicaranya tepat.

50 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
Artinya saat berbicara anak tidak dengan metode ini dapat memberikan
berbicara terlalu cepat ataupun terlalu pengalaman belajar bagi anak dengan
lambat (Arsjad dan Mukti, 1988: 21). membawakan cerita kepada anak secara
Untuk mengembangkan lisan dan cerita yang dibawakan menarik
kemampuan berbicara anak dapat dan mengundang perhatian anak karena
dilakukan dengan menggunakan big book memiliki ukuran gambar dan
berbagai media yang menarik. Salah tulisan yang lebih besar dibandingkan
satunya adalah penggunaan media big buku-buku cerita lainnya. Namun pada
book dalam pembelajaran. Seperti yang penelitian ini anak akan lebih aktif
telah dijelaskan pada teori big book yaitu berbicara dan guru mengarahkan anak-
big book memiliki beberapa kelebihan anak dalam bercerita dengan
salah satunya adalah dapat menggunakan media big book.
mengembangkan kemampuan dasar Penerapan media big book untuk
anak dalam semua aspek bahasa yaitu mengembangkan kemampuan berbicara
mendengarkan, berbicara, membaca anak saat penelitian adalah sebagai
dan menulis (Solehuddin, dkk: berikut: Kegiatan Pembukaan meliputi:
2008:7.42). Selanjutnya Madyawati, baris berbaris, bernyanyi bersama,
(2016: 177) menyatakan bahwa big book berdoa, pengenalan hari dan tanggal,
dapat membantu anak untuk lebih pengenalan tema dan sub tema yang
mengembangkan kemampuan akan diajarkan, menjelaskan aturan dan
berbicara, karena pada media big book tata cara pembelajaran dengan
memiliki teks dan gambar yang menggunakan media big book. Kegiatan
ukurannya lebih besar dan penuh warna Inti meliputi: 1) Anak duduk di kursi
warni yang sesuai dengan pemikiran menghadap kedepan; 2) Guru duduk di
anak pada tahap pra-operasional (2-4 depan sambil memegang media dan
tahun). Namun big book tidak hanya membawa penggaris untuk menunjuk
dapat digunakan pada anak yang berada gambar; 3) Guru menunjukkan gambar
pada tahap pra-operasional tetapi big dan melakukan tanya jawab dengan
book juga dapat dibuat sesuai kebutuhan anak terkait judul gambar; 4) Guru
dalam mengembangkan kemampuan menunjukkan setiap gambar pada anak
berbicara anak. Penelitian ini dilakukan dan anak menceritakan gambar yang
pada anak yang berada pada tahap ditunjuk oleh guru; 5) Guru
intuitif yaitu usia 5-6 tahun sehingga mempertegas cerita yang ada pada
media big book yang digunakan memiliki media big book; 6) Setelah cerita selesai
kata-kata yang lebih bervariasi. Selain itu anak diminta menceritakan kembali
gambar pada big book pada tahap ini secara bergantian di depan kelas.
juga lebih beragam dan mengandung Kegiatan Penutup meliputi: tanya jawab
cerita yang lebih kompleks. tentang kegiatan yang telah dilakukan
Penggunaan media big book dalam dan berdiskusi, memberikan pesan-
pembelajaran dapat dilakukan dengan pesan sebelum pulang sekolah,
menggunakan metode bercerita, karena

51 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
bernyanyi dan berdoa, mengucapkan tiga kali pertemuan. Media big book
salam dan pulang. yang digunakan memiliki cerita yang
berbeda-beda.
METODE Pada pertemuan pertama judul
Penelitian ini termasuk penelitian cerita big book adalah tentang berangkat
eksperimen dengan desain True ke sekolah. Pada pertemuan kedua judul
Eksperimental Design dengan bentuk cerita big book adalah tentang membeli
posttest-only control group design. makanan kesukaanku, dan pada
Dalam desain ini terdapat dua kelompok pertemuan ketiga judul cerita big book
yang masing-masing dipilih secara adalah tentang liburan ke kebun
random (Sugiyono, 2008: 85). binatang. Sedangkan pada kelompok
Kelompok pertama diberi kontrol anak-anak tidak diberikan
perlakuan dengan menggunakan media perlakuan dengan menggunakan media
big book saat belajar, dan kelompok big book.
kedua tidak menggunakan media big Anak-anak pada kelompok kontrol
book saat belajar. Kelompok pertama belajar seperti biasa tanpa ada perlakuan
yang diberi perlakuan menggunakan khusus yaitu dengan pembelajaran
media big book disebut kelompok konvensional dimana anak-anak
eksperimen, dan kelompok kedua yang menceritakan tentang kegiatan yang
tidak menggunakan media big book telah dilakukan pada hari itu. Setelah
disebut kelompok kontrol. diberikan perlakuan pada kelompok
Dalam rancangan ini dilakukan dua eksperimen, tahap selanjutnya adalah
kali observasi, yaitu observasi sebelum melakukan postes pada kelompok
eksperimen disebut pretes dan observasi eksperimen dan kelompok kontrol.
sesudah eksperimen disebut postes. Postes dilakukan untuk
Pretes dilakukan pada kelompok mengetahui apakah terdapat perbedaan
eksperimen dan kelompok kontrol yang signifikan antara kelompok
dengan menggunakan media gambar eksperimen yang telah diberikan
dan melakukan tanya jawab kepada anak perlakuan dengan menggunakan media
terkait gambar yang ditunjukkan oleh big book dan kelompok kontrol yang
guru, kemudian meminta anak satu tidak diberi perlakuan dengan
persatu menceritakan gambar tersebut menggunakan media big book. Postes
di depan kelas. dilakukan juga menggunakan media
Lembar observasi digunakan gambar seperti yang telah dilakukan
sebagai pedoman untuk melihat pada saat pretes. Pedoman observasi
kemampuan awal berbicara anak yang digunakan juga sama seperti yang
sebelum diberikan perlakuan. dilakukan pada saat pretes. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas. juga dilakukan oleh guru. Sampel yang
Selanjutnya kelompok eksperimen digunakan adalah kelompok B3 dan B6
diberikan perlakuan dengan yang berjumlah 30 orang. Waktu
menggunakan media big book sebanyak pelaksanaan penelitian adalah pada

52 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
tanggal 10 Agustus - 10 September tahun membuat anak terangsang untuk
2016. Teknik pengumpulan data yang mengungkapkan kata-kata saat melihat
digunakan dalam penelitian ini adalah setiap gambar yang ditunjukkan oleh
observasi. Teknik analisis yang guru saat belajar. Selain itu anak lebih
digunakan dalam penelitian ini dengan berani dalam mengungkapkan apa yang
menggunakan uji statistik dengan rumus dilihatnya. Anak juga lebih semangat
uji-t menurut Sudijono, (2014 : 305). untuk bercerita tentang gambar yang
Sebelum dilakukan uji-t, harus dilihatnya.
memenuhi prasyarat uji-t yaitu : 1) uji Penelitian ini juga memperkuat
normalitas dengan uji Liliefors (Sudjana, penelitian terdahulu yang mengatakan
1989: 466-467) dan 2) uji homogenitas bahwa peningkatan keterampilan
dengan uji Bartlett (Misbahuddin & Iqbal membaca permulaan melalui media big
Hasan: 2014: 289-290). books siswa kelas I B SDN Mangiran
Kecamatan Srandakan (Yuniati 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN pengaruh penggunaan media buku besar
Berdasarkan hasil analisis data (big book) terhadap kemampuan
menggunakan pengujian secara statistik membaca permulaan anak Kelompok B
Yaitu dengan T-test maka diperoleh nilai Di Tk Qoshrul Ubudiyah Surabaya
thitung sebesar 5,437 yang ternyata nilai (Fitriani, 2013).
tersebut lebih besar dari ttabel yaitu Penelitian yang dilakukan pada
2,145. Dengan demikian berarti terdapat anak Kelompok B PAUD Dharma Wanita
perbedaan yang signifikan antara Persatuan Provinsi Bengkulu memiliki
kemampuan berbicara pada kelompok Hasil penelitian yang menunjukkan
eksperimen dan kelompok kontrol. bahwa rata-rata kelompok kontrol
Berdasarkan hasil tersebut dapat kemampuan berbicaranya lebih rendah
disimpulkan bahwa hipotesis yang dibandingkan dengan kelompok
peneliti ajukan dapat diterima, artinya eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan
Terdapat pengaruh media big book mean kelompok kontrol 13,1 (baik) dan
terhadap kemampuan berbicara anak di mean kelompok eksperimen 13,7 (baik).
PAUD Dharma Wanita Persatuan Pada kelompok eksperimen yang telah
Provinsi Bengkulu. diberi perlakuan dengan menggunakan
Adanya pengaruh media big book media big book rata-rata pada aspek
terhadap kemampuan berbicara pada kebahasaan anak adalah 6,7 yang berada
anak dikarenakan penerapan media big pada kategori baik dan pada aspek non
book dilakukan secara sistematis dengan kebahasaan anak adalah 6,9 yang berada
melakukan tahapan-tahapan tertentu pada kategori baik. Sedangkan Pada
yang telah dirancang untuk kelompok kontrol yang tidak diberi
mengembangan kemampuan berbicara perlakuan dengan menggunakan media
anak. Dengan melakukan tahapan yang big book rata-rata pada aspek
telah dirancang secara sistematis dalam kebahasaan anak adalah 6,3 yang berada
menggunakan media big book sehingga pada kategori baik. Rata-rata pada aspek

53 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
non kebahasaan anak adalah 6,5 yang intonasi yang tepat dan sesuai pada saat
berada pada kategori baik. berbicara, anak-anak cenderung
Adanya penggunaan media big berbicara menggunakan nada yang sama
book saat pembelajaran dapat membuat saat berbicara. Sebagian anak-anak juga
anak lebih aktif berbicara, anak lebih belum mampu untuk mengucapkan 3
aktif mengekspresikan diri, anak lebih variasi kata yang tepat sesuai dengan
banyak mengungkapkan ide yang gambar, Sehingga walaupun sudah
berkenaan dengan cerita atau gambar, diberikan perlakuan dengan
anak banyak berkomunikasi dengan menggunakan media big book masih
orang lain, anak lebih memahami cerita terdapat kemampuan berbicara yang
karena melihat gambarnya langsung, belum optimal pada aspek kebahasaan.
anak mendapat pengalaman baru, dan Sedangkan pada aspek non
menimbulkan keberanian dan semangat kebahasaan yang belum optimal terlihat
saat anak berbicara di depan kelas. pada nomor instrumen empat belas,
Dengan demikian banyak anak yang bisa enam belas, dan delapan belas.
mengungkapkan ide, gagasan, atau Instrumen tersebut adalah: anak
cerita dengan baik, juga kemampuan menunjukkan gerak tubuh yang luwes
berbicara anak berkembang lebih saat berbicara, anak berbicara dengan
optimal setelah dilakukan eksperimen suara yang nyaring dan anak berbicara
dengan media Big Book saat dengan lancar. Hal ini disebabkan oleh
pembelajaran. individu dari setiap anak tersebut
Namun pengaruh media big book berbeda-beda. Anak-anak yang belum
terhadap kemampuan berbicara anak berkembang pada aspek ini dalam
ternyata tidak semua anak mendapatkan kesehariannya cenderung lebih pemalu
hasil yang optimal. Masih terdapat dan pendiam, sehingga saat di ajak
beberapa anak yang kemampuan bercerita di depan kelas masih terlihat
berbicaranya belum optimal walaupun malu saat berbicara.
telah diberikan perlakuan. Berdasarkan Belum berkembangnya semua
lembar observasi kemampuan berbicara aspek kemampuan berbicara pada anak
anak yang masih rendah pada aspek dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
kebahasaan dengan nomor instrumen Salah satu faktornya adalah dari dalam
dua, tiga dan tujuh yaitu tentang: Anak diri anak itu sendiri, karena setiap anak
jelas mengucapkan huruf konsonan, pada dasarnya bersifat individual dan
berbicara menggunakan intonasi yang tidak memiliki kemampuan yang sama.
tepat dan menggunakan minimal 3 Selain itu faktor kemampuan berbicara
variasi kata yang tepat sesuai dengan anak juga sangat dipengaruhi dari
gambar. Dalam hal ini anak-anak lingkungan keluarganya yaitu stimulus
tersebut masih ada yang belum mampu dari orangtua setiap anak berbeda.
mengucapkan huruf konsonan dengan Sehingga pada saat diberikan perlakuan
jelas seperti huruf “r” dan “s”. Selain itu dengan menggunakan media big book
anak belum mampu memberikan tidak semua anak dapat berkembang

54 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
secara optimal karena potesi yang Sehingga direkomendasikan
dimiliki oleh setiap anak berbeda-beda. kepada guru untuk dapat menggunakan
Hal ini sejalan dengan pendapat alternatif media big book yang
Susanto (2012:37) yang menyatakan dipersiapkan secara matang untuk
bahwa faktor kognitif individu membantu mengembangkan
merupakan yang tidak dapat dipisahkan kemampuan berbicara pada anak usia
pada perkembangan bahasa anak, faktor dini. 2). Kepada peneliti lain; Diharapkan
ini juga menegaskan bahwa kemampuan pada peneliti lain untuk menggunakan
berbicara anak bergantung pada alternatif media yang lebih baik dan lebih
kematangan kognitifnya. Selain itu menarik lagi untuk mengembangkan
Proses pengembangan kemampuan kemampuan berbicara anak pada aspek
berbicara anak tergantung pada stimulus kebahasaan dan aspek non kebahasaan
dari lingkungan sekitar anak yaitu: agar semua indikator aspek tersebut
lingkungan rumah, lingkungan sekolah dapat berkembang dengan optimal.
dan lingkungan sekitar anak.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
Ahmad, Abdul Karim. 2007. Media
Simpulan
Pembelajaran. Makassar: Badan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Penerbit Universitas Negeri
telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Makassar.
dapat disimpulkan bahwa Terdapat
pengaruh media big book terhadap Aisyah, Siti. 2009. Perkembangan dan
kemampuan berbicara pada anak di Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta:
kelompok B PAUD Dharmawanita
Universitas Terbuka.
Persatuan Provinsi Bengkulu dengan
hasil perhitungan menunjukkan bahwa Ambara, dkk. 2014. Asesmen Anak Usia
thitung > ttabel = 5,437 > 2,145. Rata-rata Dini. Yogyakarta: Graha Ilmu.
kelompok eksperimen hasil kemampuan Arsjad, Maidar & Mukti. 1998.
berbicaranya adalah 13,7 (baik), Pembinaan kemampuan
sedangkan rata-rata pada kelompok berbicara bahasa indonesia.
kontrol hasil kemampuan berbicaranya Jakarta: Erlangga
adalah 13,1 (baik). Arsyad, Azhar. 2011. Media
Saran Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Berdasarkan hasil penelitian, Grafindo Persada
pembahasan dan kesimpulan maka
Depdiknas, 2007. Kurikulum 2004.
disarankan : 1). Kepada guru; Dalam
Sumber Kompetensi Bahasa
penelitian ini, kemampuan berbicara Indonesia Taman Kanak-kanak.
anak dapat dipengaruhi dengan Jakarta: Depdiknas
menggunakan media big book dalam
Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode
pembelajaran.
Pengembangan Bahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka

55 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7
Fitriani. 2013. (skripsi). pengaruh Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan
penggunaan media buku besar Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
(big book) terhadap kemampuan Prenada Media Group.
membaca permulaan anak Suyanto, Kasihani K.E. 2007. English
Kelompok B Di Tk Qoshrul for Young Learners. Jakarta: PT
Ubudiyah Surabaya. Bumi Aksara.
http://ejournal.unesa.ac.id/index. USAID.2014. Buku Sumber untuk Dosen
php/paud LPTK: Pembelajaran Literasi
teratai/search/advancedResults. Kelas Awal di LPTK.
Diunduh tanggal 20 Mei 2016. Jakarta:USAID.
Pukul 20:00 wib.
http://www.prioritaspendidikan.org/file/
Hasnida. 2014. Analisa Kebutuhan Anak
Buku_Sumber_untuk_Dosen_LP
Usia Dini. Jakarta: Luxima Metro TK.Pembelajaran_Literasi_di_Ke
Media las_Awal_di_LPTK1.pdf. di
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi unduh pada tanggal 11 mei2016
Pengembangan Bahasa Pada pukul 10.30 wib
Anak. Jakarta: Prenadamedia Yuniati. 2014. (Skripsi). peningkatan
Group keterampilan membaca
Rofiudin, Ahmad. 2002. Pendidikan permulaan melalui media big
Bahasa dan Sastra Indonesia. books siswa kelas I B SDN
Malang: Universitas Negeri Mangiran Kecamatan Srandakan.
Malang. Diunduh tanggal 20 Mei 2016.
Pukul 20:30 wib.
Rohani, ahmad. 1997. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sadiman, dkk. 2014. Media Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana (1989). Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Solehuddin, dkk. 2008. Pembaharuan
Pendidikan TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.

56 | J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7

Anda mungkin juga menyukai