Industri pangan merupakan salah satu industri yang cukup berpengaruh pada perekonomian Indonesia dengan kontribusi PDB Nasional 2018 yang mencapai 7,91 persen (Kemenperin, 2018). Sementara catatan Badan Pusat Statistika (BPS) di semester pertama tahun 2019 industri manufaktur besar dan sedang khusus pangan tumbuh mencapai 7,4 persen. Kesadaran akan pentingnya makanan sehat mendorong berbagai macam industri olahan pangan untuk semakin menjamur dan bertumbuh di masyarakat. Peningkatan industri pangan setiap tahunnya selain meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat juga berdampak negatif terhadap lingkungan, diantaranya adalah pemanasan global dan penipisan ozon. CV. Agrindo Suprafood adalah salah satu industri pangan yang berada di daerah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang memproduksi nata de coco. Nata de coco adalah salah satu produk pangan yang banyak digemari oleh masyarakat. Makanan yang berbentuk seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan mempunyai tekstur kenyal ini dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa dengan bantuan bakteri acetobacter xylinum. Dalam proses produksi nata de coco dibutuhkan bahan baku utama yaitu air kelapa yang diambil dari pengepul, dimana para pengepul tersebut mengambil air kelapa dengan mendatangi para petani kelapa di daerah Bantul dan sekitarnya. Selain itu bahan baku lain yang dibutuhkan adalah gula pasir, asam asetat, asam sitrat dan pupuk urea. Untuk mendatangkan bahan- bahan tersebut perusahaan menyediakan transportasi mobil untuk proses pengangkutan. Proses produksi yang melibatkan mikrobakteria tentunya akan menghasilkan limbah yang beraroma kurang sedap serta dapat mencemari lingkungan dan mengganggu warga sekitar. Perusahaan sejatinya telah mengelola limbah cair dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Namun IPAL tersebut belum berjalan dengan baik karena belum adanya biofilter. Sementara untuk limbah
I-1 I-2
padat dari hasil produksi dibuang ke Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu
(TPSP) Piyungan. Selain itu tidak bisa dihindari dalam kegiatan produksi CV. Agrindo Suprafood telah menimbulkan emisi dengan penggunaan energi listrik, pengggunaan kayu sebagai bahan bakar, serta penggunaan transportasi dengan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Undang-undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 67 mengatakan agar setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya wajib untuk menjaga dan memelihara kelangsungan lingkungan hidup. Kepedulian perusahaan dalam bidang pengelolaan lingkungan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan, Diantaranya ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Kajian dan evaluasi terhadap produk nata de coco sepanjang siklus hidupnya dengan mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan yang ditimbulkan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Salah satu standar LCA adalah seri ISO 14000 tentang manajemen lingkungan yang dapat memberikan keuntungan ekonomi signifikan antara lain mengurangi penggunaan bahan baku, mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi proses, mengurangi biaya limbah dan pembuangan serta memanfaatkan sumberdaya terbarukan (ISO, 2009). Adapun penelitian spesifik tentang dampak produksi nata de coco terhadap lingkungan dengan menggunakan metode LCA telah dilakukan sebelumnya di CV. Agrindo Suprafood (Petra, 2019). Penelitian tersebut berfokus pada proses produksi, energi listrik dan energi bahan bakar yang dikeluarkan selama produksi serta mengetahui dampak limbah yang dihasilkan (gate to gate). Dari anasisis tersebut dihasilkan bahwa penggunaan energi listrik berpengaruh paling besar terhadap lingkungan yang menyebabkan gas rumah kaca (GRK). Namun, pada penelitian tersebut tidak menganalisis siklus hidup produk parsial dari proses ekstrasi sumber daya sampai ke tahap produksi selesai dilakukan (cradle to gate). Selain itu diperlukan analisis yang lebih luas tidak hanya dari segi lingkungan saja, namun juga dari segi ekonomi. Analisis semacam ini dapat dilakukan dengan I-3
pendekatan eco-efficiency yaitu suatu konsep efisiensi yang memasukkan aspek
sumber daya alam dan energi atau suatu proses produksi yang meminimumkan penggunaan bahan baku, air, energi serta dampak lingkungan per unit produk (WBCSD, 2000)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana dampak lingkungan proses pembuatan nata de coco yang paling dominan dan sumber dampak yang signifikan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). 2. Bagaimana nilai eco-efficiency dari proses produksi nata de coco.
1.3 Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan pada penelitian ini adalah: 1. Pengamatan dilakukan hanya pada proses produksi nata de coco dari total 3 jenis produk yang dihasilkan oleh CV. Agrindo Suprafood. 2. Data yang digunakan adalah data hasil lini produksi Agustus-Oktober 2019. 3. Metode yang digunakan adalah cradle to gate, dimulai dari pengadaan bahan baku hingga akhir produksi. Asumsi pada penelitian ini adalah: 1. Proses produksi berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala apapun. 2. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam keadaan normal tidak terjadi kerusakan saat produksi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dampak lingkungan proses pembuatan nata de coco yang paling dominan dan sumber dampak yang signifikan dengan menggunakan metode life cycle assessment (LCA). 2. Mengetahui nilai eco-efficiency dari proses produksi nata de coco. I-4
1.5 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada industri yang bersangkutan dan masyarakat tentang dampak lingkungan dari produksi nata de coco, sehingga dapat dirancang alternatif strategi meminimalkan dampak lingkungan yang dihasilkan.
1.6 Sistematika Penulisan
Langkah-langkah yang dilalui didalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, dimana pembagiannya dibatasi oleh tiap bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, asumsi, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2. LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori dan pemikiran yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas untuk mendukung analisa-analisa yang dilakukan dalam penelitian, dimana teori-teori ini diperoleh dari studi literatur sebagai acuan dalam pembahasan serta pemecahan permasalahan. BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, data yang digunakan, data yang dibutuhkan dan metode pengumpulan data, kerangka penelitian, pengolahan data, serta analisis hasil dan penarikan kesimpulan. BAB 4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS HASIL Bab ini menjelaskan mengenai pengumpulan data, pengolahan data dan analisis hasil. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian serta saran atau masukan untuk penelitian selanjutnya.