Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA PRAKTIKUM KE: V

Peran Hara Makro dan Mikro Serta Gejala Defisiensi

Nama : Azura Zuhri Lazuardi


NIM : 24020118130108
Kelompok :6
Hari, tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Asisten : Febiasasti Trias N

LABORATORIUM BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
Lembar Pengesahan

Menyetujui, Semarang, 24 Oktober 2019

Asisten Praktikan

Febiasasti Trias N Azura Zuhri Lazuardi

24020118410011 24020118130108
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan akan energi
sebagai bahan bakar metabolisme dalam tubuh makhluk hidup. Tumbuhan dan
hewan sangatlah berbeda dalam hal memperoleh makanan. Hewan digolongkan
dalam heterotrof yang berarti mereka tidak dapat memproduksi makanannya
sendiri sehingga membutuhkan asupan karbon organik ndari makluk hidup lain.
Sedangkan tumbuhan digoloong kan sebagai makhluk autotrof yang berarti
mereka mampu memproduksi makannanya sendiri sehingga hanya memerlukan
asupan karbon anorganik. Asupan materi materi anorganik itu terdapat pada tanah
dan sering disebut unsur hara. Unsur hara dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan oleh tanman, yaitu unsur hara makro dan unsur hara
mikro
Menurut Haryoto (2009) Meskipun tanah tempat tumbuh tanaman tidak kaya
makanan, ada sejumlah tanaman yang masih bisa bertahan hidup . Ini disebabkan
tanah mengandung dua unsur utama bagi kebutuhan hidup tanaman , yaitu unsur
hara makro dan mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara esensial yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Sementara, unsur hara mikro
dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan latar belakang
tersebut praktikum acara V tentang unsur hara ini dilakukan untuk mengetahui
peran unsur hara dan gejala defisiensi dari tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apakah peran dari unsur hara bagi tanaman?


2.Bagaimana gejala defisiensi unsur hara bagi tanaman?

1.3tTujuan

1.Mengetahui peran unsur hara bagi tanaman


2.Mengetahui gejala defisiensi unsur hara bagi tanaman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1ePengetian Unsur Hara
Unsur hara atau nutrisi tanaman merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
tanaman yang dapat diibaratkan sebagai zat makanan bagi tanaman. Sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan tanaman, unsur hara di bagi menjadi dua kelompok, yaitu
unsur hara makro dan unsure hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara
yang diburuhkan tanaman dalam jumlah banyak, antara lain, Fosfor (P), Kalium (K),
Nitrogen (N) belerang (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). unsur hara primer
(N, P, K) dan unsur hara sekunder (S, Ca, Mg), sedangkan yang tergolong unsur hara
mikro (dibutuhkan dalam jumlah kecil, antara lain besi (fe), boron (B), mangan (Mn)
seng (Zn), tembaga (Cu) dan molybdenum (Mo). Unsur hara makro N, P dan S
adalah unsur yang merupakan bagian integral dari protein tanaman, jumlah energi
yang dibutuhkan bagi penyerapan aktif unsur hara tanaman diperoleh dari respirasi
karbohidrat yang terbentuk sebagai hasil dari fotosintesis tanaman (Tando, 2018)

a.aUnsur Hara Makro


Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri atas unsur hara makro dan
mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Nitrogen yang diserap oleh tanaman dirombak
menjadi asam amino, yang dalam metabolisme selanjutnya membentuk protein
dan asam nukleat. Fosfor adalah unsur hara esensial dalam reaksi biokimia
termasuk fotosintesis dan respirasi. Fosfor merupakan komponen utama dari
adenosin difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP) digunakan untuk
mensuplai energi dalam reaksi biokimia pada tumbuhan. Unsur hara K pada
tanaman kelapa sawit penting untuk penyusunan minyak dan mempengaruhi
jumlah dan ukuran tandan (Yulianus et al, 2015)

b.eUnsur Hara Mikro

Unsur hara mikro tanaman merupakan unsure logam yaitu Cu, Fe, Mn, Ni,
dan Zn dalam bentuk ion. Keberadaan ion logam dalam tanah sebagai unsure
hara mikro seperti ionion Fe2+, Cu2+, Zn2+ , dan Mn2+ pada konsentrasi
tertentu sangat diperlukan untuk kesuburan tanaman (Buhani dan Suharso, 2006).
Tanaman membutuhkan unsur-unsur mikro kurang dari 0,01% atau 100 ppm.
Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh tanaman hanya pada konsentrasi sangat
rendah dan sering toksik pada konsentrasi yang lebih tinggi. Zn merupakan unsur
mikro esensial yang berperan sebagai ko-faktor lebih dari 300 jenis enzim yang
berperan dalam metabolisme asam nukleat, pembelahan sel dan sintesis protein.
Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman (Fauziah, et
al. 2018)

2.2Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman


Tanah yang tidak dapat menyediakan unsur hara cukup bagi tanaman, maka
pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis
tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Unsur hara tersebut
diantaranya nitrogen an fosfor. Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam
bentuk NH4 + atau NO3", yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan
tahapan dalam pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan pengatusan yang baik N
diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah terjadi perubahan bentuk NH4
+menjadiNO3, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap NH4
+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobil, mudah sekali terlindi dan mudah
menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi. Tanaman menyerap P
dalam bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet
sekunder (HPO4) (Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi
dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik (Fahmi et al, 2010)

2.3 Defisiensi Unsur Hara

Secara umum, tanaman akan menunjukkan gejala apabila mengalami


defisiensi maupun toksisitas unsur hara. Gejala tersebut merupakan respons
dari tanaman yang mengalami gangguan dalam proses fisiologinya. Gejala
yang timbul umumnya berupa perubahan morfologi tanaman yang menjadi
tidak normal seperti pertumbuhan melambat, serta perubahan bentuk dan
warna daun. Gejala yang muncul dapat digunakan sebagai indikator diagnosis
penyebab kerusakan pada tanaman. Defisiensi Sulfur menunjukkan gejala
klorosis sehingga berakibat rendahnya gula sebagai hasil fotosintesis.
Defisiensi Sulfur dapat diatasi dengan aplikasi pupuk S seperti gipsum
(CaSO4 – 2H2O) untuk tanah yang mengalami defisiensi S sangat tinggi,
pupuk superfosfat, amonium sulfat dan potasium sulfat (Lestari et al, 2019)

BAB III

METODE

3.1 Alat dan Bahan

1. Kertas dupleks
2. Kapas

3. Botol selai

4. Unsur hara makro

5. Unsur hara mikro

6. Unsur hara lengkap

7. Aquades

8. Vigna radiata.

3.2 Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Unsur hara mikro, makro, lengkap dan kontrol dimasukkan kedalam botol
selai, kemudian kertas duplex dipotong dari tengah hingga kesamping, lalu V.
radiata diselipkan ke tengah kertas dupleks

3. Tanaman dimasukkan ke dalam unsur hara kemudian tanaman diberi kapas

4. Dilakukan pengamatan 2 hari seklai dengan penambahan aquadest jika unsur


hara berkurang.

5. Diamati perubahan warna daun, jumlah kerontokan daun dan jumlah daunnya,
kemudian didokumentasikan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Tabel Pengamatan

P1 P2 P3 P4
Hari
1 2 1 2 1 2 1 2
ke-
2
2 2 2 Daun
Daun
Daun Daun hijau,
0 0 0 0 hijau, 0
Hijau hijau batang
batang
Tegak Tegak segar
segar
2
2 2 2 Daun
Daun
Daun Daun hijau,
2 0 0 0 hijau, 0
hijau hijau batang
batang
Tegak Tegak segar
segar
2
2 2 2 Daun
Daun
Daun Daun hijau,
4 0 0 0 hijau, 0
hijau hijau batang
batang
Tegak Tegak segar
segar
2
2 2 2 Daun
Daun
Daun Daun hijau,
6 0 0 0 hijau, 0
hijau hijau batang
batang
Tegak Tegak segar
segar
2
2 Daun 2
2 Daun 2 2 Daun
2 Daun hijau , Daun
hijau Daun Daun 2 Daun hijau,
8 hijau batang hijau
,batang hijau hijau hijau tegak batang
merunduk segar tegak
tegak Tegak Tegak segar,
tegak segar
tegak
10 2 Daun 2 2 Daun 2 2 Daun 2 Daun 2 2
hijau Daun hijau Daun hijau , batang Daun Daun
,batang hijau merunduk hijau batang menguning, hijau, hijau
merunduk Tegak Tegak segar daun layu batang tegak
segar,
tegak segar
tegak
2
2 Daun 2 Daun, 2
2 Daun 2 2 Daun
2 Daun hijau , daun Daun
hijau Daun Daun hijau,
12 hijau batang kering, hijau
,batang hijau hijau batang
merunduk segar batang tegak
merunduk Tegak Tegak segar,
tegak menguning segar
tegak
Daun
2
2 Daun kering, 2
2 Daun 4 2 Daun
2 Daun hijau , batang Daun
hijau Daun Daun hijau,
14 hijau batang layu, hijau
,batang hijau hijau batang
merunduk segar kuning, tegak
merunduk Tegak Tegak segar,
tegak batang segar
tegak
patah

Praktikum fisiologi tumbuhan dengan acara V yang berjudul “Peran Hara Makro
dan Mikro Serta Gejala Defisiensi” dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2019.
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika, Departemen
Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang. Tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui peran unsur hara bagi tanaman dan mengetahui
gejala defisiensi unsur hara bagi tanaman. Alat yang digunakan adalah botol selai,
kapas, kamera, kertas duplex. Bahan yang digunakan adalah Vigna radiatra, unsur
hara mikro, hara makro, lengkap dan kontrol.

Fungsi kertas duplex adalah untuk menjaga dari kontaminan dari luar dan
menahan tanaman, kapas untuk melindungi tanaman dari gangguan luar yang
menyebabkan patah. Fungsi bahan unsur hara mikro adalah untuk menyediakan
kebutuhan hara mikro kepada tanaman, unsur hara makro untuk menyediakan hara
makro, unsur hara lengkap untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro, serta
kontrol yang berisi aquadest untuk menjadi kontrol uji unsur hara.
4.1 Unsur Hara Mikro

Hari petama pengamatan tanaman yang diberikan unsur hara mikro


memiliki ciri ciri daunnya 2, berwarna hijau, tumbuh tegak, tingkat
keguguran daun 0. Pengamatan hari terakhir menunjukan ciri ciri batang
merunduk, daun berjumlah 2 dan berwarna hijau, dengan tingkat keguguran
daunnya 0. Hal ini meunjukan tanaman mengalami defisiensi unsur makro
yang berperan dalam menjaga ketegakan dari batang. Menurut Buet et al
(2019) tanaman yang dalam keadaan kekurangan nutrisi akan menunjukan
reaksi tersendiri. Reaksi itu dapat dilakukan dari dalam tumbuhan maupun
luar, reaksi dari luar dapat berupa batang melemah, daun tampak layu dan
lain sebagainya. Dari dalam tanaman akan mensekresikan NO (Nitrit
Oksida)

4.2 Unsur Hara Makro

Hari pertama pengamatan tanaman yang diberikan unsur hara makro


menunjukan ciri ciri daunnya 2, berwarna hijau, batangnya segar, tingkat
keguguran daun 0. Hari terakhir pengamatan, tanaman menunjukan ciri ciri
batangnya layu, daun berjumlah 2 dengan warna kuning diujung ujungnya,
dan tingkat keguguran daun 0. Hal ini menunjukkan terjadi defisiensi dari
unsur hara mikro terhadap tanaman. Menurut McCauley et al (2011) seiring
dengan defisiensi Fe bertambah, seluruh daun menjadi kekuningan dan
dalam proses menuju nekrosis

` 4.3 Larutan Hara Lengkap

Hari pertama perlakuan unsur hara lengkap pada tanaman


menunjukkan ciri ciri daun berjumlah 2 dengan warna hijau segar, dan tidak
memiliki daun yang rontok. Hari terakhir perlakuan unsur hara lengkap
menunjukan ciri ciri tanaman daun hamper bertambah 1 tetapi belum
sepenuhnya, tidak ada daun yang gugur, warna daun hijau. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada gejala defisiensi pada perlakuan unsur hara
lengkap karena semua kebutuhan hara terpenuhi. Menurut McCauley et al
(2019) unsur hara yang lengkap tidak akan menyebabkan toksisitas maupun
defisiensi pada tanaman.

4.4 Aquades

Hari pertama perlakuan kontrol dengan aquades menunjukan ciri


tanaman berupa daun berjumlah 2 berwana hijau dengan tingkat keguguran
daun 0. Hari terakhir pengamtan perlakuan kontrol menunjukan ciri ciri
tanaman daunnya bertambah menjadi 4, berwarna hijau, tidak ada daun yang
rontok. Hal ini membuktikan bahwa air saja cukup untuk memenuhi
kebutuhan tanaman hanya sementara saja, karena ranaman masih
memnbutuhkan unsur hara. Menurut McCauley et al (2019) pemberian air
dapat menjaga tanaman dengan sementara saja, karena air mampu menjaga
kadar hara dalam tanaman.

Gejala defisiensi pada keempat perlakuan menyebabkan tanaman menjadi


berwarna kuning dan batangnya layu tepatnya pada perlakuan unsur makro,
sedangkan gejala berupa batang tanaman menjadi merunduk terjadi pada perlakuan
unsur mikro. Gejala defisiensi yang lebih cepat terjadi adalah defisiensi terhadap
unsur makro, karena unsur makro banyak diburuhkkan oleh tumbuhan. Sehingga
gejalanya lebih cepat muncul daripada gejala defisiensi unsur mikro. Menurut
McCauley et al (2019) defisiensi terhadap unsur makro lebih sering ditemukan dan
lebih cepat untuk muncul karena berkaitan dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Unsur hara berperan dalam berbagai proses metabolisme dalam tubuh


tanaman. Proses proses itu menjadi serangkaian pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh tanaman. Unsur hara memiliki peran spesifiknya sendiri, seperti
boron untuk pembentukan dinding sel, Fe untuk pembentukan klorfil, fosfor untuk
pembelahan sel dan lain sebagainya.

Gejala defisiensi dapat dilihat secara morfologi ataupun secara fisiologis.


Secara morfologi, tanaman yang mengalami defisiensi akan menunjukan gejala
berupa klorosis, daun menguning, batang lemah, daun layu dan masih banyak lagi.
Umtuk data yang lebih akurat dapat menggunakan soil test pada laboratorium guna
mengetahui kandungan hara yang ada pada tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Buet, Agustina et al. 2019. Nitric oxide and plant mineral nutrition: current
knowledge, Journal of Experimental Botany, Vol 70 (17): 4461–4476
Fahmi, A et al. 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen Dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L) Pada tanah regosol dan
Latosol1. Berita Biologi. Vol 10(3) :297-304
Fauziah, F et al. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Mikro Zn dan Cu serta Pupuk
Tanah terhadap Perkembangan Empoasca sp. pada Areal Tanaman The.
Jurnal Agrikultura. Vol 29 (1): 26-34
Haryoto. 2009. Bertanam Seledri Secara Hidroponik. Yogyakarta :Kanisius
Lestari et al. 2019. Respons Semai Jati (Tectona grandis) Unggul pada Beberapa
Tingkat Konsentrasi Sulfur. Jurnal Sylva Lestari.Vol. 7(2): 128-138
McCauley, Ann dkk. 2011. Plant Nutrient Functions and Deficiency and Toxicity
Symptoms. Montana: Montana state univeristy
Tando, Edi. 2018. Review : Upaya Efisiensi Dan Peningkatan Ketersediaan Nitrogen
Dalam Tanah Serta Serapan Nitrogen Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza
sativa L. Buana Sains. Vol 18 (2): 171 – 180.
Yulianus et al. 2015. Respons Pemupukan N, P, K dan Mg Terhadap Kandungan
Unsur Hara Tanah dan Daun pada Tanaman Muda Kelapa Sawit. B.
Palma. Vol. 16 (1): 23 – 31
file:///C:/Users/Ivan/Downloads/1190-2669-1-SM.pdf
file:///C:/Users/Ivan/Downloads/Documents/4503-10480-1-SM.pdf
file:///C:/Users/Ivan/Downloads/Documents/16923-41735-1-SM.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/68518-ID-none.pdf
file:///C:/Users/Ivan/Downloads/Documents/2973-7743-2-PB.pdf
https://books.google.co.id/books?id=Ry5-
Hi0R8iMC&pg=PA17&dq=unsur+hara+makro+dan+mikro&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi
7wtufwN3lAhVP8XMBHbP8BaYQ6AEIUzAG#v=onepage&q=unsur%20hara%20makro
%20dan%20mikro&f=false

https://academic.oup.com/jxb/article-abstract/70/17/4461/5418823

file:///C:/Users/Ivan/Downloads/Documents/NM9.pdf

LAMPIRAN

Unsur hara lengkap

Anda mungkin juga menyukai