Anda di halaman 1dari 4

Ucapan Selamat Idul Fitri

By Ustadz Ammi Nur Baits -


Aug 1, 2013
3951

Share on Facebook

Tweet on Twitter

Ucapan Selamat Idul Fitri


Pertanyaan:
Bagaimana ucapan selamat yang benar di hari raya Idul Fitri?

Jawaban:

Hukum memberikan ucapan selamat hari raya

Al-Hafiz Ibnu Hajar mengatakan, “Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, ‘Dahulu, apabila
para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saling bertemu pada hari raya, mereka saling
mengucapkan, ‘Taqabbalallahu minna wa minkum.”” (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446)

Ibnu Aqil menyebutkan beberapa riwayat. Di antaranya dari Muhammad bin Ziyad; beliau
mengatakan, “Saya pernah bersama Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu dan beberapa
sahabat lainnya. Setelah pulang dari shalat id, mereka saling memberikan ucapan,
‘Taqabbalallahu minna wa minkum.'” (Al-Mughni, 2:250; As-Suyuthi mengatakan, “Sanadnya

hasan.”)

Imam Malik ditanya tentang ucapan seseorang kepada temannya di hari raya, “Taqabbalallahu
minna wa minkum,” atau, “Ghafarallahu lana wa laka.” Beliau menjawab, “Saya tidak
mengenalnya dan tidak mengingkarinya.” (At-Taj wal Iklil, 2:301).

Ibnu Habib menjelaskan maksud ucapan Imam Malik, “Maksud beliau, saya tidak
menganggapnya sebagai sunah dan saya tidak mengingkari orang yang mengucapkannya, karena
ucapan itu isinya baik, mengandung doa ….” (Al-Fawakih Ad-Dawani, 3:244)

Syekh Asy-Syabibi mengatakan, “Bahkan, wajib mengucapkan ucapan selamat ketika hari raya,
jika tidak mengucapkan kalimat ini menyebabkan permusuhan dan terputusnya hubungan sesama
….” (Al-Fawakih Ad-Dawani, 3:244)

Catatan:

Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir, dari Ubadah bin Shamit radhiallahu ‘anhu; bahwa beliau
bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ucapan selamat di masyarakat ketika
id (taqabbalallahu minna wa minkum). Kemudian, beliau menjawab, “Itu perbuatan orang ahli
kitab,” dan beliau membencinya. Namun, di dalam sanad riwayat ini ada perawi yang bernama
Abdul Khaliq bin Khalid bin Zaid. Kata Imam Bukhari, “Mungkarul hadits (hadisnya tidak
diterima),” Abu Hatim menilai, “Dhaif,” An-Nasa’i mengatakan, “Tidak terpercaya,” Ad-
Daruquthni mengatakan, “Perawi yang ditinggalkan,” sedangkan Abu Nu’aim mengatakan,
“Tidak ada apa-apanya.” (Al-Hawi lil Fatawa, 1:117, karya As-Suyuthi)

Lafal ucapan selamat Idul Fitri yang disarankan para ulama

Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, “Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, apabila saling bertemu pada hari raya, saling mengucapkan,

َ‫تقَبَّ َل هللا ُِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم‬

“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.” (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446)

Ibnu habib mengatakan, “Yang semisal dengan ini adalah ucapan sebagian orang ketika id, ‘ ‫ِعي ٌد‬
َ َ‫( ‘ ُمب‬Id yang diberkahi), ‘‫( ‘أَحْ يَا ُك ُم‬Semoga Allah memberi keselamatan bagimu), dan
ٌ‫ارك‬
semisalnya. Tidak diragukan, bahwa ini semua diperbolehkan.” (Al-Fawakih Ad-Dawani, 3:244)

Imam Malik ditanya tentang ucapan seseorang kepada temannya di hari raya, “Taqabbalallahu
minna wa minkum,” atau “Ghafarallahu lana wa laka.” Beliau menjawab, “Saya tidak
mengenalnya dan tidak mengingkarinya.” (At-Taj wal Iklil, 2:301)

Syekhul Islam mengatakan, sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditujukan kepada beliau,
“Ucapan selamat di hari raya antara satu sama lain setelah shalat id (taqabbalallahu minna wa
minkum atau ahalallahu ‘alaika dan semacamnya) maka ucapan ini diriwayatkan dari beberapa
sahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian ulama, seperti: Imam Ahmad dan yang lainnya,
juga memberi keringanan ….” (Majmu’ Fatawa, 5:430)

Catatan:

Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi mengatakan (Ahkamul Idain, hlm. 62), “Adapun ucapan sebagian
orang, ‘Kullu ‘amin wa antum bi khairin‘ atau semacamnya adalah ucapan yang tertolak, tidak
bisa diterima. Bahkan, ini termasuk dalam larangan dalam firman Allah,

‫ست َ ْب ِدلُونَ الَّذِي ه َُو أ َ ْدنَى ِبا َّلذِي ه َُو َخي ٌْر‬
ْ َ ‫أَت‬

‘Apakah kalian hendak mengganti sesuatu yang baik dengan sesuatu yang lebih buruk?‘”

Yang semisal dengan ini adalah ucapan yang tersebar di Indonesia, “Minal aidin wal faizin.”
(artinya: Kita Kembali dan Meraih Kemenangan) Ucapan ini tidak diriwayatkan dari para
sahabat maupun ulama setelahnya. Ini hanyalah ucapan penyair di masa periode Al-Andalusi,
yang bernama “Shafiyuddin Al-Huli”, ketika dia membawakan syair yang konteksnya
mengkisahkan dendang wanita di hari raya. (Dawawin Asy-Syi’ri Al-‘Arabi ‘ala Marri Al-Ushur,
19:182)
Oleh karena itu, tidak selayaknya semacam ini diikuti dan dijadikan kebiasaan. Allahu
a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/7303-ucapan-selamat-idul-fitri.html

Anda mungkin juga menyukai