Anda di halaman 1dari 8

LOMBA ESAI MAHASISWA TINGKAT SE-JAWA TIMUR

Festival Watoe Dhakon 2019

JUDUL ESAI
“SAM”
Student Action Movement
dalam Pergolakan Demonstrasi di era Reformasi

Disusun oleh:
Khalida Kirana 12203193020

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG


TULUNGAGUNG
2019
PENDAHULUAN
Indonesia sekarang dapat dikatakan sebagai negara yang sedang dilanda
banyak masalah. Berbagai masalah muncul di Indonesia tahun ini, mulai masalah sosial,
ekonomi, dan yang paling booming saat ini adalah masalah konflik politik pembuatan
berbagai undang-undang yang rentan dengan konflik kepentingan. Ketidaksesuaian
pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dalam melakukan tugas yang
diamanatkan menimbulkan berbagai persoalan di masyarakat. Pengesahan revisi
Undang- Undang(UU KPK), Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(RKUHP) dan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai sangat kontroversial
seperti RUU Pertanahan, RUU Minerba, RUU Ketenagakerjaan, serta RUU
Pemasyarakatan. Seolah hanya manipulasi dan berdiri atas kepentingan sekelompok
orang. Penerbitan RUU ini banyak mengalami penolakan dari masyarakat, khususnya
dari kalangan pemuda.
Pemuda adalah individu yang apabila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan. Dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,
sehingga pemuda merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) pembangunan baik saat ini
maupun masa yang akan datang. Menurut UU Kepemudaan nomor 40 tahun 2009
menegaskan bahwa batasan usia pemuda Indonesia yakni 15 sampai dengan 30 tahun.
Dan salah satu bagian dari pemuda ialah mahasiswa.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Mahasiswa adalah
seseorang yang belajar di perguruan tinggi yang dalam struktur pendidikan di Indonesia
mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang lain. Mahasiswa selalu
menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah demokrasi selalu
menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil
keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara..
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa.
Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial
yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada pemerintah, dengan cara mereka sendiri.
Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum
akademis, akan tetapi mereka wajib juga berkewajiban memikirkan dan mengembang
tujuan bangsa.
Diterbitkannnya revisi UU KUHP dan UU KPK yang bermasalah
menjadikan masyarakat Indonesia resah khususnya mahasiswa sebagai kaum akademisi
yang paham tentang prosedur membuat suatu kebijakan. Ketidaksesuaian tersebut
menggugah mahasiswa untuk menuntut pemerintah agar meninjau kembali undang-
undang yang telah dibuat. Bentuk dari perwujudan tersebut adalah pengiriman surat
kepada sekretaris DPR untuk mengadakan konsolidasi serta konfirmasi mengenai revisi
undang- undang tersebut. Namun hal tersebut tidak digubris sedikitpun oleh DPR.
Sehingga menjadikan mahasiswa semakin geram dan menggugah hati dan pikiran
mahasiswa untuk mengadakan sebuah aksi pergerakan.

PEMBAHASAN
Gerakan aksi mahasiswa adalah sebuah aksi kemahasiswaan yang ada di dalam
maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan,
intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Mahasiswa mempunyai andil dan peran yang besar dalam suatu negara, diantarnya
yaitu:
1. Guardian of Value
Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya
mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lainnya.
Mahasiswa dituntut mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai yang mereka
jaga. Dan tidak hanya itu saja, mahasiswa juga dikatakan sebagai pembawa,
penyampai, serta penyebar nilai-nilai itu sendiri. Penerapan dari nilai tersebut adalah
mahasiswa mahasiswa harus mampu berperan aktif dalam dunia akademisi serta di
lingkungan masyarakat, cepat dan tanggap terhadap fenomena sosial.
2. Agent of Change
Mahasiswa juga sebagai pengerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk
bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan melalui
berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki. Penerapan dari nilai
tersebut adalah aksi gerakan mahasiswa yang diharapkan mampu membawa
perubahan yang sebelumnya Indonesia mengalami berbagai macam persoalan salah
satunya dalam masalah konflik politik kepentingan dalam pembuatan berbagai
perundang-undangan.
3. Moral Force
Mahasiswa dengan tingkat pendidikannya yang paling tinggi “diwajibkan”
untuk memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan
disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Ini yang menyebabkan mengapa mahasiswa
menjadi kekuatan moral bangsa yang harapannya mampu menjadi contoh dan
penggerak perbaikan moral dalam masyarakat. Implementasi nilai tersebut adalah
mahasiswa dalam melakukan setiap tindakan harus mempunyai etika yang baik salah
satunya adalah melakukan aksi demonstrasi yang dilaksanakan dengan damai sesuai
aturan perundang-undangan tanpa merugikan pihak manapun dan tanpa merusak
fasilitas yang ada.
4. Social Control
Mahasiswa melalui kemampuan intelektual, kepekaan sosial serta sikap
kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial
pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan
sosial masyarakat ataupun bangsa. Penerapan dari nilai tersebut adalah ketidaksesuaian
pemerintah dan DPR dalam pembuatan undang-undang menjadikan mahasiswa untuk
bergerak dan mempejuangkan hal tersebut melalui berbagai cara dan salah satunya yaitu
melalui aksi demonstrasi.

Bergerak Karena Panggilan Hati Nurani


Gerakan aksi mahasiswa bukanlah sekedar kegiatan hanya menggertak
pemerintah agar takut dan tersadar dari kesewenang-wenangan. Aksi mahasiswa ini
tumbuh dari keresahan mereka yang tidak setuju dengan pemerintah. Gerakan
mahasiswa ini bertujuan untuk memperjuangkan hal-hal yang seharusnya sesuai dengan
keadaan rakyat, tidak ada kebijakan yang memberatkan rakyat, serta undang-undang
yang tidak menjadikan pemerintah untuk melakukan tindakan kesewenang-wenangan.
Mahasiswa disini mempunyai kedudukan yang sangat dipertimbangkan. Mahasiswa
sebagai penyalur aspirasi rakyat untuk disampaikan kepada pemerintah, serta sebagai
calon intelektual muda yang mampu mengkritisi dan menjadi oposisi apabila kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah kurang baik dan dirasa tidak mempunyai kualitas dan
tidak jarang bernafaskan subjektivitas.
Gerakan aksi mahasiswa ini merupakan perwujudan dari salah satu bentuk
jihad memperjuangkan ketidaksesuaian yang terjadi dan merupakan panggilan jiwa
mahasiswa untuk menegakkan peraturan perundang-undangan yang sekarang ini
menjadi permasalahan besar di Indonesia. Dan salah satu bentuk dari gerakan aksi
mahasiswa ini adalah demonstrasi. Demonstrasi mahasiswa ini dikerahkan oleh banyak
aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai penjuru negeri dengan
mengambil bagian dalam pergerakan aksi mereka. Mereka bersatu untuk
memperjuangkan perundang-undangan yang selama ini masih mengganjal. Tidak jarang
juga demonstrasi mahasiswa ini hanya sebagai ajang eksistensi serta ajang untuk upload
pencitraan diri.

Kecacatan Mahasiswa dalam Demonstrasi


Banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui maksud dan
tujuan dari aksi demonstrasi ini. Terkadang sebagian dari mereka hanya ingin
mengabadikan peristiwa demo ini kemudian mereka upload di berbagai media sosial
sehingga dapat memberikan ketertarikan orang lain untuk menonton hal yang mereka
upload. Sehingga menimbulkan stigma baru bahwa aksi demonstrasi ini melenceng dari
tujuan utama demonstrasi mahasiswa.
Dalam berita Liputan6.com, Jakarta. Menteri Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menyebut sebagian mahasiswa
yang ikut demontstrasi menolak revisi UU KPK dan RKUHP tak memahami substansi
persoalan. "Pada saat itu ada yang enggak tau apa yang didemokan, enggak tau, tapi
hanya ingin ini dibatalkan. Apa yang dibatalkan, isinya, substansinya tidak tahu secara
detil," ujar Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta (Fery Pradolo,2019,
Liputan6.com, 26 September 2019). Hal ini menambah deretan isu baru bahwasanya
aksi demonstrasi mahasiswa ini dipandang tidak mempunyai tujuan dalam aksi yang di
demonstrasikan.
Berbagai macam cara untuk mengungkapkan rasa ketidaksukaan mereka kepada
pemerintah. Aksi anarkis yang dilakukan mahasiswa seperti perusakan pagar gedung
DPR karena ketiadaan respon dari DPR menyebabkan sarana prasarana menjadi rusak.
Selain itu juga penggunaan poster –poster yang sangat menohok yang mereka tujukan
kepada DPR mulai dari poster lucu hingga poster yang bertuliskan nada-nada berbau
pornografi. Sebagai agen perubahan kaum intelektual seharusnya dapat berpikir jernih
dan memikirkan dampak dari apa yang dilakukan.

PENUTUP
Kesimpulan
Gerakan aksi mahasiswa untuk menolak kesewenangan pemerintah dalam
pembuatan perundang-undangan khususnya RKUHP dan UU KPK dilakukan melalui
demonstrasi atau biasa disebut dengan demo yang merupakan salah satu cara untuk
menyuarakan ketidaksetujuan mereka serta mengandung unsur keberpihakan. Gerakan
ini muncul dari mahasiswa sebagai kaum aktivis dan akademis yang mempunyai peran
agent of change. Terdapat pula sebagian mahasiswa yang berdemo di jalan hanya
sekedar aksi untuk memenuhi jalan, berfoto selfi untuk mereka upload di berbagai
media sosial agar menaikkan eksistensi mereka dalam strata mahasiswa sehingga dapat
dikatakan sebagai kaum aktivis yang peduli dengan masalah bangsa. Dan terkadang aksi
demo ini, mahasiswa tidak mengetahui maksud dan tujuan mereka yang tidak jarang
mereka berdemo membawa poster yang berisi kalimat tidak senonoh dan mengandung
unsur pornografi. Hal lain yang menyebabkan kecacatan dalam demonstrasi adalah
pelaksanaan demo yang berlangsung ricuh dan perusakan infrastruktur negara.
Saran
Pentingya kepekaan terhadap masalah sosial serta perundangan-undangan
yang dibuat oleh pemerintah dengan menumbuhkan kesadaran bahwa mahasiswa
sebagai kaum aktivis dan akademisi harus mampu memperjuangkan perihal
ketidaksesuaian kebijakan yang dibuat pemerintah tanpa mempunyai maksud dan tujuan
tertentu selain untuk menegakkan kebijakan perundang-undangan yang efektif dan
proporsional. Dan dalam aksi demonstrasi haruslah sesuai dengan prosedur dan berjalan
dengan tertib tanpa ada aksi kekerasan. Serta penggunaan atribut dalam demonstrasi
haruslah tidak mengandung unsur yang terlalu menyudutkan beberapa pihak yang
mengandung unsur pornografi seperti penulisan kalimat yang tidak senonoh dalam
poster.
DAFTAR PUSTAKA
Dipna Videlia.2019. 26 Masalah Revisi UU KPK, Jadi Tuntutan Demo Mahasiswa
Jakarta.https://tirto.id/26-masalah-revisi-uu-kpk-jadi-tuntutan-demo-
mahasiswa-jakarta-eiGl [Diakses 23 Oktober 2019]
Pradolo, Fery (2019 ) Menristekdikti: Sebagian Mahasiswa Demo Tak Paham Substansi
Persoalan.https://www.liputan6.com/news/read/4072417/menristekdikti-
sebagian-mahasiswa-demo-tak-paham-substansi-persoalan [Diakses 25
Oktober 2019]
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 5067. Sekretariat Negara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai