Anda di halaman 1dari 4

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agromedicine

Dosen Pengampu:
dr. Ancah Caesarina Novi M., Ph.D.

Disusun oleh:
Nadia Dian Rosanti 182520102004

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. Identifikasi 3 nilai positif dan 3 nilai negative dari sikap sosio-kultural yang
mempengaruhi kesehatan petani
Jawaban

1. Positif :
a. Menjunjung tinggi solidaritas dan kerukunan antar masyarakat
Gotong royong masih menjadi symbol penting abgi masyarakat petani yang hidup di
pedesaan dimana fasilitas dunia modern sangat terbatas. Rasa saling membutuhkan
dan kepekaan sosial yang masih tinggi membuat komunitas petani cukup responsive
saat ada anggota masyarakatnya membutuhkan perawatan medis di kota. Mereka
akan bahu membahu untuk membantu orang sakit tersebut hingga bisa mendapatkan
perawatan.
b. Pola makan yang sehat dan stressor yang minim
Banyak petani yang memiliki pola makan yang masih kaya sayuran dan buah buahan
serta rendah lemak jahat. Pekerjaannya yang juga membutuhkan aktivitas fisik sehari-
hari dan sumber stress yang tidak banyak jika dibandingkan dengan area perkotaan
membuat petani lebih sehat. Hal ini berkontribusi pada kecilnya resiko penyakit yang
berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat dan stress seperti jantung coroner,
obesitas, diabetes, dll.
c. Keterbukaan antar anggota masyarakat
Sebagian besar petani hidup dalam kelompok-kelompok yang hidup bersama di
daerah pertanian tempat mereka bekerja. Karena keterbatasan akses dengan dunia luar
membuat petani lebih sering berkomunikasi dan menghabiskan waktu dengan
sesamanya. Ini membuat komunitas semakin erat karena kabar tersebar dengan
mudah dari mulut ke mulut. Faktor ini dapat memudahkan tenaga medis saat
menggali informasi mengenai penyakit-penyakit yang pernah terjadi atau informasi
mengenai orang-orang yang membutuhkan perawatan medis.
Negatif :
a. Kurang terbuka terhadap perubahan baru terutama di bidang medis dan
pengembangannya.
Mayoritas petani merupakan tamatan SD atau tidak sekolah yang mencakup 72,6%
dari total populasi petani di Indonesia. Kurangnya ilmu pengetahuan tentang
teknologi terbaru membuat petani enggan atau bahkan menolak akan adanya
perubahan baru. Rendahnya tingkat pendidikan juga diasosiasikan dengan daya
tangkap yang cenderung rendah. Karena rendahnya pemahaman petani terhadap
pengembangan IPTEK dan kesehatan, hal ini juga mempersulit usaha tenaga medis
dalam mempromosikan penanganan kesehatan kepada golongan petani.
b. Community-centered yang menuakan seorang tetua adat sebagai pemimpin
Ada hal positif dan negatif dari pemilihan tetua adat dalam suatu komunitas.
Kepatuhan terhadap tetua adat dan segala perkataannya dapat menyulitkan tenaga
medis saat akan melakukan tindakan pada komunitasnya apabila tetua adat tidak
mengijinkan tenaga medis untuk masuk. Pemberian edukasi tentang kesehatan beserta
pemberian pengobatan dapat terhambat atau bahkan tidak dapat dilaksanakan. Hal ini
bisa memperburuk kondisi kesehatan yang terjadi di komunitas tersebut apabila telah
terjadi wabah penyakit yang bisa membahayakan masyarakat, terutama di kalangan
petani.
c. Masih ada komunitas yang mendiskriminasi beberapa penyakit
Pada komunitas petani di daerah pedalaman, mitos-mitos, ilmu gaib dan legenda
setempat masih sangat erat hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa
petani menganggap penyakit yang terjadi merupakan kutukan karena telah melakukan
suatu larangan mitos setempat atau menjadi korban dari praktek ilmu gaib. Kondisi
ini diperparah dengan tingkat pemahaman tentang penyakit dan persebarannya yang
rendah yang menyebabkan munculnya diskriminasi apabila salah satu anggota
masyarakat terkena penyakit ‘aneh’ tersebut. Karena diskriminasi tadi, pasien tidak
dapat mengakses fasilitas kesehatan yang memadai untuk penyembuhan.
2. Bagaimana cara mengubah sikap negative untuk meningkatkan kesehatan petani?

Jawaban :

Tenaga medis dapat melakukan pendekatan kepada jajaran petinggi komunitas agar
mendapatkan ijin untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan dengan cara
menjelaskan tingkat urgensi dari masalah tersebut. Apabila ijin telah didaptkan, maka
tenaga medis dapat memberikan penyuluhan mengenai penyakit-penyakit yang sering
terjadi di kalangan petani dengan bahasa dan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
Tenaga medis dapat memberikan pelatihan mengenai cara-cara preventif, pertolongan
pertama apabila ditemukan warganya yang terkena penyakit, dan cara rehabilitatif agar
klien dapat kembali ke keadaan sehat kembali. Tentu saja dibutuhkan kolaborasi antara
masyarakat, petinggi desa, dan tenaga medis agar bisa meningkatkan taraf kesehatan
masyarakatnya dan mencegah terjadinya wabah penyakit.

Anda mungkin juga menyukai