Anda di halaman 1dari 4

PEMICU I

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FITONUTRISI DALAM MIKROALGA SPIRULINA


PLANTESIS DENGAN METODE SPEKTOFOTMETRI

Oleh:

Kelompok 8

-Achmad Ja’far Shodiq 1906435580

-Calvin Santoso 1806233423

-Diajeng Putri Suciutami 1906435593

-Indira Aisha Primandari 1806182422

-Peter Surjo 1806199726

-Reinaldo Raymond 1806148561

Program Studi Teknik Kimia Reguler, Paralel, dan Ekstensi

Departemen Teknik Kimia FTUI

Depok 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mikroalga merupakan salah satu biota perairan yang bermanfaat sebagai pakan alami.
Salah satu mikroalga yang banyak digunakan untuk pakan alami adalah Spirulina platensis.
Spirulina platensis merupakan mikroalga hijau-biru yang banyak dibudidayakan secara
komersil. Spirulina platensis merupakan mikroalga dengan protein tertinggi dibanding sumber
lain sehingga berpotensi dikembangkan sebagai pakan alami (Nur, 2014). Unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan S. platensis terdiri dari makronutrien (C, H, N, P, K, S, Mg,
dan Ca) dan mikronutrien (Fe, Cu, Mn, Zn, Co, Mo, Bo, Vn, dan Si). Nitrogen sering menjadi
faktor pembatas pertumbuhan mikroalga. Komponen utama penyusun dalam tubuh mikroalga
berupa protein, karena di dalam selnya terkandung 50 % protein dan 7 % - 10 % nitrogen
(Nemerrow, 1991). Christwardana dan Hadiyanto (2013) mengemukakan bahwa Spirulina
platensis mengandung protein tinggi sekitar 55 – 70 % yang mengandung asam amino esensial,
metionin (1,3 – 2,75 %), sistin (0,5–0,7 %), triptofan (1– 1,95 %), dan lisin (2,6–4,63 %).

Protein memiliki peranan penting di dalam tubuh, di antaranya untuk proses pembentukan
sel – sel baru sehingga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Kadar asam amino yang
tinggi baik untuk kesehatan karena merupakan salah satu bahan pembuat protein
(Christwardana dan Hadiyanto, 2013). Marrez et al. (2014) berpendapat bahwa protein pada
spirulina cukup lengkap karena terdapat semua asam amino esensial yang merupakan 47% dari
total berat protein. Nilai tertinggi untuk asam amino esensial adalah leusin, valin dan isoleusin
dan yang paling sedikit adalah asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan
sistein.

Spirulina platensis mengandung senyawa fikobiliprotein yang terdiri dari fikosianin, allo-
fikosianin, dan fikoeritrin dengan kandungan tertinggi fikosianin. Arlyza (2005) melaporkan
keberhasilannya dalam ekstraksi pigmen fikosianin, salah satu pigmen dari Spirulina platensis
yang merupakan pewarna alami dan mempunyai aktivitas antioksidan tinggi. Fikosianin
berfungsi untuk menghambat tumor nekrosis dan melindungi sel-sel saraf karena
karakteristiknya sebagai antioksidan (Romay et al., 1998, 2003; Reddy et al., 2000). Fikosianin
juga dapat digunakan sebagai zat warna alami serta sebagai pewarna pada reaksi imunologi
deteksi HIV (Tri-Panji et al., 2003). Fikosianin yang terkandung dalam 100 gram Spirulina
powder sebesar 15,6 gram atau sekitar 15,6% (Koru et al., 2008).

Pengujian identifikasi senyawa/kandungan fitonutrisi dilakukan dengan menggunakan


spektroskopi IR. Spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi tang terdapat
dalam spirulina plantesis, dari gugus fungsi yang ditentukan maka dapat digunakan untuk
penentuan senyawa/kandungan spirulina plantesis dalam sampel. Pengujian kadar kandungan
dilakukan dengan metode Spektroskopi UV-VIS.

1
1.2. Tujuan
 Mengetahui pemanfaatan Mikroalga Spirulina sebagai senyawa antikanker.
 Mengetahui cara pembiakkan Spiulina Plantesis.
 Mengetahui metode pegujian/analisis kandungan fitronutrisi dari Spirulina Plantesis
menggunakan Spektroskopi IR dan Spektroskopi UV-VIS.
 Mengetahui keunggulan teknik analisis Spektroskopi IR dan Spektroskopi UV-VIS.

1.3. Struktur Penulisan


a. Topik 1: Pemanfaatan Spirulina Plantesis dan Pembiakkannya
a) Potensi Pemanfaatan Mikroalga Spirulina Plantesis sebagai senyawa antikanker.
b) Hal penting dalam membiakkan Spirulina Plantesis.

b. Topik 2: Pengujian identifikasi/senyawa dan kadar kandungan dalam Spirulina


Plantesis menggunakan metode Spektroskopi IR dan UV-VIS
a) Metoda Spektrofotometri IR dan prinsip kerja instrumennya
b) Keunggulan dan kekurangan Tknik Analasis IR
c) Analisis Kualitatif dan Kuantitatif dengan metode spektroskopi IR
d) Pemilihan metode Spektroskopi UV-VIS untuk menentukan kadar kandungan
senyawa fitonutrisi dalam Spirulina Plantesis dan prinsip kerja instrumennya
e) Keunggulan dan kekurangan Teknik analisis spektroskopi UV-VIS
f) Tahapan proses dalam menentukan kadar/konsentrasi senyawa fitonutrisi
(pigmen) dalam Spirulina dengan menggunakan Spektroskopi UV-VIS

Sumber:
 https://media.neliti.com/media/publications/91212-ID-none.pdf
 Marrez, D.A., Mohamed, M.N., Yousef, Y.S., Zakaria, Y.D. & Aziz, M.H. 2014. Evaluation of
Chemical Composition for Spirulina platensis in Different Culture Media. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 5(4): 1161 – 1171.
 Jos, B., Setyawan, PE., dan Satria, Y. 2011. Optimalisasi Ekstraksi dan Uji Stabilitas Phycocyanin
dari Mikroalga Spirulina platensis. Jurnal Teknik Vol. 32, No.3.

2
3

Anda mungkin juga menyukai