Anda di halaman 1dari 4

A.

Implementasi Activity-Based Management (ABM)


ABM bersifat lebih komprehensif daripada sistem ABC dikarenakan ABM
menambahkan review proses untuk penentuan nilai biaya sesuai sistem ABC. ABC
merupakan sumber dari ABM. Adapun tujuan dari ABM, yaitu : meningkatkan
pengambilan keputusan dengan memberikan informasi biaya yang akurat dan
mengurangi biaya dengan mendorong dan mendukung upaya perbaikan terus-menerus.
1. Model Implementasi ABM

Gambar diatas menunjukan tujuan ABM secara garis besar yaitu untuk keuntungan
perusahaan, mencapai tujuan dengan mengindentifikasi dan memilih peluang untuk
tumbuh serta mendapat informasi yang lebih akurat untuk membuat keputusan.
a. Sistem Perencanaan
Sistem perencanaan menyediakan penyesuaian untuk implementasi ABM dan
membahas beberapa isu :
1) Maksud dan tujuan dari sistem ABM,
2) Posisi kompetitif organisasi saat ini dan yang diinginkan,
3) Proses bisnis organisasi dan bauran produk,
4) Waktu, tanggung jawab yang ditugaskan, dan sumber daya yang
diperlukan untuk implementasi,
5) Kemampuan organisasi untuk melaksanakan, belajar, dan menggunakan
informasi baru.
b. Identifikasi, Mendefisinisikan, dan Menglasifikasikan Aktivitas
Pada tahap ini akan membutuhkan lebih banyak memerlukan ABM daripada
ABC. Daftar Aktivitas harus harus mencakup daftar rinci dari tugas yang
mendefinisikan setiap aktivitas. Mendefinisikan suatu kegiatan dapat sangat
membantu untuk meningkatkan efisiensi kegiatan bernilai tambah. Klasifikasi
kegiatan juga memungkinkan ABM untuk terhubung dengan inisiatif perbaikan
terus-menerus lain seperti JIT, manajemen kualitas total, dan jumlah biaya
manajemen kualitas lingkungan.

2. Alasan Pengimplementasian ABM terkadang Gagal


Alasan utama dari kegagalan sistem ABM adalah kurangnya dukungan dari
manajemen tingkat yang lebih tinggi. Dukungan dari pihak manajamen harus ada
sampai pengimplementasian sistem ini. Kehilangan dukungan dapat terjadi jika
pelaksanaan terlalu lama atau hasil yang diharapkan tidak terwujud. Untuk detail
sistem ABM gagal dikarenakan kegagalan untuk mengintegrasikan sistem baru.
Probabilitas keberhasilan meningkat jika sistem ABM tidak dalam persaingan
dengan program peningkatan lain atau sistem akuntansi resmi. Selain itu, adalah
penting bahwa ABM diintegrasikan ke titik bahwa aktivitas biaya hasil yang tidak
bersaing secara langsung dengan angka akuntansi tradisional. Manajer mungkin
tergoda untuk terus menggunakan angka akuntansi tradisional sebagai pengganti
data baru.

B. Financial-Based versus Activity-Based Responsibility Accounting


Akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental sebagai kontrol manajerial.
Tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mempengaruhi perilaku
sedemikian rupa bahwa inisiatif individu dan organisasi selaras untuk mencapai tujuan
bersama. Adapun empat elemen penting dalam ini, yaitu:
1. Menetapkan tanggung jawab
2. Membangun Pengukuran Kinerja
3. Mengevaluasi kinerja
4. Menetapkan imbalan.

Berikut merupakan model Akuntansi Pertanggungjawaban :

1. Menetapkan Tanggung Jawab


Akuntansi berbasis keuangan bertanggung jawab pada unit organisasi fungsional
dan individu. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi pusat
tanggung jawab. Pusat ini biasanya unit organisasi seperti departemen atau lini
produksi. Bagaimanapun jenis unit fungsional, tanggung jawab ditugaskan untuk
individu yang bertanggung jawab.
2. Membangun Pengukuran Kinerja
Setelah tanggung jawab didefinisikan, ukuran kinerja harus diidentifikasi dan
standar yang ditetapkan untuk melayani sebagai tolok ukur untuk pengukuran
kinerja. Penganggaran dan standar biaya merupakan landasan kegiatan patokan
untuk sistem berbasis keuangan. Terdapat beberapa perbedaan mencolok bagi
perusahaan yang beroperasi di lingkungan dengan perbaikan terus-menerus.
Pertama, ukuran kinerja yang berorientasi proses dan harus berkaitan dengan proses
atribut seperti waktu proses, kualitas, dan efisiensi. Kedua, standar pengukuran
kinerja yang terstruktur untuk mendukung perubahan. Oleh karena itu, standar
memiliki sifat yang dinamis. Standar berubah untuk mencerminkan kondisi baru
dan tujuan baru dan untuk membantu menjaga kemajuan yang telah terealisasi.
3. Mengevaluasi Kinerja
Dalam kerangka berbasis keuangan, kinerja diukur dengan membandingkan hasil
aktual dengan hasil yang dianggarkan. Pada prinsipnya, individu harus bertanggung
jawab pada sesuatu yangmana mereka memiliki kontrol. Kinerja keuangan, yang
diukur dengan kemampuan untuk memenuhi atau mengalahkan standar keuangan
yang stabil sangat ditekankan. Kinerja harus lebih dari sekedar perspektif keuangan
dan perspektif proses menambahkan waktu, kualitas, dan efisiensi sebagai dimensi
penting dari kinerja. Mengurangi waktu proses diperlukan untuk memberikan
output untuk pelanggan merupakan hal yang penting.
4. Menetapkan Imbalan
Individu dihargai atau dihukum sesuai dengan kebijakan dan kebijaksanaan
manajemen yang lebih tinggi. Terdapat banyak instrumen keuangan yang
digunakan untuk memberikan penghargaan untuk kinerja yang baik, seperti :
kenaikan gaji, bonus, dan promosi jabatan.

Anda mungkin juga menyukai