Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2


“IODOFORM”

Disusun oleh
Kelompok 1
Kelas E2
1. HENING HELDA PRATIWI 1804015017
2. SRI WULANDARI SUSANTI 1804015077
3. MEGA PUTRI RIZKI A. 1804015103
4. DZULFIQAR H.M 1804015255

Dosen pembimbing: Nuriza Rahmadini M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik. Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah praktikum kimia organik 2.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun
penyajiannya. Hal ini disebabkan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas.
Walaupun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan
sebaik- baiknya.

Akhir kata Penulis mengharapkan semoga makalah yang disusun ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, oktober 2019


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi
halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan
bantuan natrium hidroksida. Prinsip dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan
reaksi halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari halogen.

Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi
sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan
ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan
di bidang kedokteran gigi.

Dalam bidang farmasi, zat aktif iodoform juga digunakan sebagai desinfektan dan
antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi
bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan, desinfektan merupakan
zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba.

1.2 tujuan praktikum


tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana cara mendapatkan zat murni
melalui reaksi rekristalisasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 dasar teori
Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesa berdasarkan reaksi
halogenasi dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan
natrium hidroksida. Dalam percobaan ini pertama-tama iodium direaksikan dengan aseton
untuk menetralisir iodium yang bersifat higroskopik yang selanjutnya direaksikan dengan
NAOH untuk membentuk iodoform yang di harapkan
Iodoform sangat sukar larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol. Senyawa ini di
dekomposisi oleh cahaya, alkalis, tannin, dan Merkuri klorida lemah. Senyawa ini juga
incompatible dengan Merkuri oksida. Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan larutan
perak nitrat, akan terjadi endapan kuning pucat, yang tidak larut dalam asam nitrat encer
dan larutan amonia. Untuk membedakanya dari perak klorida dan perak bromida adalah
bahwa perak iodida tidak membentuk kompleks perak diamin yang larut dengan amonia.
Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan asam encer dan kalium bikromet, akan terjadi
iod yang mudah larut dalam kloroform dengan warna violet kemerahan. Daam larutan asam,
iodida dioksidasi menjadi iod yang larut dalam senyawa hidrogen karbon dan hidrogen
karbon yang terhalogenasi dengan warna violet kemerahan
Iod adalah pembunuh kuman, fungi dan virus yang terkuat dengan daya kerja cepat.
Begitu pula spora-spora jamur dinaikkan, walaupun diperlukan waktu yang lebih lama: 2%
dalam 2-3 jam. Sebagai efek sampingnya timbul warna coklat dan adakalanya radang kulit
(dermatitis). Tingtur iod 2% dalam alkohol 50% tidak digunakan lagi karena bersifat
merangsang

Reaksi alkana dengan halogen disebut halogenasi. Halogenasi pada dasarnya adalah
reaksi substitusi (pergantian) karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalam
struktur. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dalam proses halogenasi, reaksi
berlangsung dalam beberapa langkah yang disebut reaksi rantai radikal bebas. yaitu :
1. Tahap inisiasi, adalah proses pemecahan ikatan molekul halogen menjadi dua atom
radikal bebas yang reaktif
2. Tahap propagasi, radikal halogen berinteraksi dengan molekul metana, kemudian
membentuk hidrogen dan radikal metil
3. Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi.
Pada halogenasi aldehid dan keton, reaksi dapat dipercepat dengan penambahan
asam atau basa. Telah ditemukan bahwa kecepatan halogenasi suatu keton berbanding
langsung dengan konsentrasi asam yang ditambahkan, tetapi tidak bergantung pada
konsentrasi atau jenis halogen yang digunakan (klor, brom, atau iod).
BAB 3

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat

1. Gelas ukur
2. Beker glass
3. Corong
4. Batang pengaduk
5. Vacum
6. Statif & klem
7. Erlenmeyer
8. Pipet tetes
9. Kertas saring
10. Timbangan analitik

3.2 Bahan

1. Aqua destilata
2. Iodine
3. Natrium hidroksida
4. Etanol
5. Natrium hipoklorit

3.3 Cara kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Larutkan KI dalam beker glass dalam 20ml air lalu tambahkan 1ml aseton
3. Tambahkan NaOCl 5% aduk ad terbentuk endapan berwarna kuning
4. Diamkan selama 15 menit kemudian saring, cuci kristal yang diperoleh 2-3x dengan
air dingin
5. *rekristalisasi
6. Endapan iodoform dimasukan kedalam erlenmeyer yang diberi tutup corong kaca
tuangkan 10ml etanol melalui corong dan hangatkan samsil terud siaduk diatas
hotplate’dalam wadah lain hangatkan etanol 50ml
7. Jika telah hangat tambahkan etanol yang telah dipanaskan sedikit-sedikit,
pemanasan jangan sampai mendidih
8. Lakukan berkali-kali sampai iodoform larut sempurna
9. Saring larutan dalam keadaan panas sambil divacum
10. Hasil saring ditutup kemudian dinginkan selama 15 menit kedalam larutan
tambahkan airdengan untukmengendapkann iodoform
11. Saring larutan ke dalam beker glass
12. Saring kristaldengan kertas saring * lalu keringkan
13. Timbang kristal dan lakukan uji kualitatif
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 tabel pengamatan


Berat Kertas Berat Kertas
Zat yang dihasilkan
saring + Kristal Saring kosong

Iodoform 0,8948 gram 0,0489 gram

4.2 perhitungan
Bobot teoritis
0,0045 x 393,7 = 1,7716 gram
Bobot hasil
(massa kertas saring + zat) – (kertas saring kosong)
0,8948 - 0,0489 = 0,8459
Kesalahan
Bobot teoritis-bobot hasil x 100%
Bobot teoritis
= 1,7716-0,8459 x 100%
1,7716
= 0,9257 x 100%
1,7716
=52,25%
Rendemen
100% - 52,25% = 47,75%
Organoleptis ChI3 + aq fervida ChI3 + etanol panas
100tts X 1ml = 5ml 40tts X 1ml = 2ml
Warna: kuning 20 tts 20 tts
Bentuk: serbuk kristal Perbandingan: 0,025 g : 5ml Perbandingan: 0,025 g : 2ml
0,025 g 0,025 g 0,025 g 0,025 g
Bau: khas iodine
= 1:200 ( sukar larut = 1:80 ( agak sukar larut )
Kelarutan ChI3 + etanol ChI3 + metanol
10tts X 1ml = 0,5ml 12tts X 1ml = 0,6ml
ChI3 + aquadest 20 tts 20 tts
100tts X 1ml = 5ml Perbandingan: 0,025 g : 0,5ml Perbandingan: 0,025 g : 0,6ml
20 tts 0,025 g 0,025 g 0,025 g 0,025 g
Perbandingan: 0,025 g : 5ml
0,025 g 0,025 g = 1:20 ( larut ) = 1:24 ( larut )

= 1:200 ( sukar larut )


4.2 Pembahasan
1. Sintesis
Hal pertama yang dilakukan yaitu kedalam labu alas bulat dimasukkan 3 gram KI,
100 ml aquadest dan 1 ml aseton, lalu ditambahkan bertetes-tetes kaporit 5% sambil
dikocok dan teruskan penambahan hingga 1 tetes NaOcl 5% sambil dikocok (akan timbul
endapan), setelah itu campuran didiamkan 15 menit, kemudian disaring dengan corong
Bunchner, kemudian kristal dicuci 3x dengan aquadest dingin hingga tidak bereaksi alkalis
(dicek dengan lakmus).

2. Pemurian

Hal pertama yang dikakukan yaitu kristal dimasukan ke dalam labu alas bulat yang telah
dilengkapi dengan reflux, kemudian ditambahkan etanl hingga tepat larut sambil
dipanaskan diatas water bath lalu dalam keadaan panas, larutan disaring dengan penyaring
panas (corong bunchner direndam dahulu dalam air panas) kemudian filtrat didinginkan
sambil digoyang-goyang hingga terbentuk kristal kembali dengan sempurna dan disaring
dengan corong bunchner, lalu dikeringkan lalu dihitung rendemennya.

Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi iodine dengan etanol atau aseton dan
asetaldehide dalam suasana basa. Idodoform merupakan salah satu haloform yang berbentuk
kristal warna kuning yang sedikit larut dalam air. Melting point iodoform adalah 119°c-122°c.
Kegunaan bahan-bahan reaksi sintesa iodoform yaitu:

1. Aseton: sebagai penghasil warna merah kecoklatan pada larutan yang menandakan reaksi
halogenasi
2. NaoCl: sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi kristalisasi yang memberikan warna
merah dan terbentuk kristal kuning
3. Aqua dest: untuk melarutkan naocl sehingga dapat mengurangi kecepatan hidrolisis
iodoform

Sifat fisika iodoform

1. Bentuk berupa kristal kuning


2. Titik lebur 119-123 derajat celcius
3. Bj 4.00gr/ml
4. Mudah menguap pada suhu kamar
5. Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara
6. Memiliki bau yang khas
7. Sukar larut dalam air mudah larut dalam alkohol dan etanol
8. Berfungsi debagai bakterisid, antiseptik dan mencegah pertumbuhan bakteri

Prinsip reaksi iodoform → gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform berupa kristal.
BAB 5

PENUTUP

Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sintesa iodoform
yang dibuat dengan cara mereaksikan antara iodine dengan aseton berdasarkan reaksi
halogenasi diperoleh hasil persen rendamen yaitu 47,75 %.

Prinsip reaksi iodoform → gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform berupa kristal. Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesa
berdasarkan reaksi halogenasi dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton
dan menggunakan natrium hidroksida.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden, 1992, Kimia Organik, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga : Jakarta

Anonim, 2016, Penuntun Praktikum Kimia Sintetik, UMI : Makassar.

Riawan. S. 2009. Kimia organik. Tangerang. Bina rupa aksara

Hart. Haravid.2003. kimia organik ed III. Jakarta.erlangga

Akhmadi suminar.1995.kimia organik ed IV. Bandung. ITB

Anda mungkin juga menyukai