Disusun oleh
Kelompok 1
Kelas E2
1. HENING HELDA PRATIWI 1804015017
2. SRI WULANDARI SUSANTI 1804015077
3. MEGA PUTRI RIZKI A. 1804015103
4. DZULFIQAR H.M 1804015255
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik. Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah praktikum kimia organik 2.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun
penyajiannya. Hal ini disebabkan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas.
Walaupun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan
sebaik- baiknya.
Akhir kata Penulis mengharapkan semoga makalah yang disusun ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi
sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan
ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan desinfektan
di bidang kedokteran gigi.
Dalam bidang farmasi, zat aktif iodoform juga digunakan sebagai desinfektan dan
antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai pada infeksi
bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka. Sedangkan, desinfektan merupakan
zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba.
Reaksi alkana dengan halogen disebut halogenasi. Halogenasi pada dasarnya adalah
reaksi substitusi (pergantian) karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalam
struktur. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dalam proses halogenasi, reaksi
berlangsung dalam beberapa langkah yang disebut reaksi rantai radikal bebas. yaitu :
1. Tahap inisiasi, adalah proses pemecahan ikatan molekul halogen menjadi dua atom
radikal bebas yang reaktif
2. Tahap propagasi, radikal halogen berinteraksi dengan molekul metana, kemudian
membentuk hidrogen dan radikal metil
3. Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi.
Pada halogenasi aldehid dan keton, reaksi dapat dipercepat dengan penambahan
asam atau basa. Telah ditemukan bahwa kecepatan halogenasi suatu keton berbanding
langsung dengan konsentrasi asam yang ditambahkan, tetapi tidak bergantung pada
konsentrasi atau jenis halogen yang digunakan (klor, brom, atau iod).
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Beker glass
3. Corong
4. Batang pengaduk
5. Vacum
6. Statif & klem
7. Erlenmeyer
8. Pipet tetes
9. Kertas saring
10. Timbangan analitik
3.2 Bahan
1. Aqua destilata
2. Iodine
3. Natrium hidroksida
4. Etanol
5. Natrium hipoklorit
4.2 perhitungan
Bobot teoritis
0,0045 x 393,7 = 1,7716 gram
Bobot hasil
(massa kertas saring + zat) – (kertas saring kosong)
0,8948 - 0,0489 = 0,8459
Kesalahan
Bobot teoritis-bobot hasil x 100%
Bobot teoritis
= 1,7716-0,8459 x 100%
1,7716
= 0,9257 x 100%
1,7716
=52,25%
Rendemen
100% - 52,25% = 47,75%
Organoleptis ChI3 + aq fervida ChI3 + etanol panas
100tts X 1ml = 5ml 40tts X 1ml = 2ml
Warna: kuning 20 tts 20 tts
Bentuk: serbuk kristal Perbandingan: 0,025 g : 5ml Perbandingan: 0,025 g : 2ml
0,025 g 0,025 g 0,025 g 0,025 g
Bau: khas iodine
= 1:200 ( sukar larut = 1:80 ( agak sukar larut )
Kelarutan ChI3 + etanol ChI3 + metanol
10tts X 1ml = 0,5ml 12tts X 1ml = 0,6ml
ChI3 + aquadest 20 tts 20 tts
100tts X 1ml = 5ml Perbandingan: 0,025 g : 0,5ml Perbandingan: 0,025 g : 0,6ml
20 tts 0,025 g 0,025 g 0,025 g 0,025 g
Perbandingan: 0,025 g : 5ml
0,025 g 0,025 g = 1:20 ( larut ) = 1:24 ( larut )
2. Pemurian
Hal pertama yang dikakukan yaitu kristal dimasukan ke dalam labu alas bulat yang telah
dilengkapi dengan reflux, kemudian ditambahkan etanl hingga tepat larut sambil
dipanaskan diatas water bath lalu dalam keadaan panas, larutan disaring dengan penyaring
panas (corong bunchner direndam dahulu dalam air panas) kemudian filtrat didinginkan
sambil digoyang-goyang hingga terbentuk kristal kembali dengan sempurna dan disaring
dengan corong bunchner, lalu dikeringkan lalu dihitung rendemennya.
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi iodine dengan etanol atau aseton dan
asetaldehide dalam suasana basa. Idodoform merupakan salah satu haloform yang berbentuk
kristal warna kuning yang sedikit larut dalam air. Melting point iodoform adalah 119°c-122°c.
Kegunaan bahan-bahan reaksi sintesa iodoform yaitu:
1. Aseton: sebagai penghasil warna merah kecoklatan pada larutan yang menandakan reaksi
halogenasi
2. NaoCl: sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi kristalisasi yang memberikan warna
merah dan terbentuk kristal kuning
3. Aqua dest: untuk melarutkan naocl sehingga dapat mengurangi kecepatan hidrolisis
iodoform
Prinsip reaksi iodoform → gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform berupa kristal.
BAB 5
PENUTUP
Pada praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sintesa iodoform
yang dibuat dengan cara mereaksikan antara iodine dengan aseton berdasarkan reaksi
halogenasi diperoleh hasil persen rendamen yaitu 47,75 %.
Prinsip reaksi iodoform → gugus keton dengan larutan hipohalida akan menghasilkan senyawa
iodoform berupa kristal. Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesa
berdasarkan reaksi halogenasi dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton
dan menggunakan natrium hidroksida.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden, 1992, Kimia Organik, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga : Jakarta