A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa
Sedangkan akibat dari terjadinya cedera kepala yang paling fatal adalah
kematian.
alkohol Ginsberg (2005) dalam Putri (2013). Risiko utama pasien yang
serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai
integritas fisik, kimia, dan listrik dari sel diarea tersebut, yang
3. Etiologi
diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala
mengenai area tulang tengkorak yang berlawanan serta area kepala yang
kepala.
rongga tengkorak.
4. Manifestasi Klinis
Berdasarkan anatomis
kehilangan kesadaran
detik/menit
muntah
b. Edema serebri
- Penurunan kesadaran
- Defisit neurologis
- Herniasi
d. Laserasi
- Hematoma Epidural
- Hematoma subdural
lansia, alkoholik.
perdarahan epidura
dengan berbulan-bulan
f) peningkatan TIK
h) disfasia
- Perdarahan sub arachnoid
b) Kaku kuduk
5. Patofisiologi
Trauma
Renggangan/Robekan
ADO TIK
Kerusakan
Resiko tinggi nafas tidak
Resiko kurangnya volume cairan memori
efektif
7. Pemeriksaan Diagnostik
usaha pernafasan
8. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Keperawatan
hiperhidrasi
2) Penatalaksanaan Medis
k. Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari
9. Komplikasi
disebarkan pada jaringan otak dan struktur internal otak yang kaku.
atau lateral otak (herniasi) melalui atau terhadap struktur kaku yang
kematian.
mata, dan defisit neurologik seperti afasia, defek memori, dan kejang
post traumatic atau epilepsy. Pasien mengalami sisa penurunan
Komplikasi lain:
a. Peningkatan TIK
b. Hemorarghi
c. Kegagalan nafas
d. Diseksi ekstrakranial
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
b. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
b) Pemeriksaan persistem
- Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera:
frekuensi)
lesi)
- Sistem reproduksi
obatan)
- Pola eliminasi
2. Diagnosa
persepsi/kognitif.
elektrolit serum
3. Intervensi
DIAGNOSA
dispnea sianosis dan dyspneu (mampu Buka jalan nafas gunakan teknik chin lift atau jaw
mengeluarkan sputum, mampu bernafas, thrust bila perlu
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
Menunjukkan jalan nafas yang paten memfasilitsi suksion nasotrakeal
(klinik tidak merasa tercekik, iraa nafas, Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
frekuensi pernafasan, dalam rentang Kolaburasi dengan dokter dalam pembrian O2
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas
Dx 1:
nyeri
Dx 2 :
kemampuan berpindah
Dx 3:
dan eksternal
Dx 4:
Dx 5:
normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik membran
Nasir. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Cedera Kepala Sedang di
Muhammadiyah
Keperawatan