MADIUN, 2018
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
BAB II ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) ....................................... 3
A. Pengertian Root Cause Analysis (RCA) ................................... 3
B. Langkah-langkah Root Cause Analysis (RCA) ......................... 3
C. Tahapan Melakukan Root Cause Analysis (RCA) ..................... 4
BAB III FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) ........... 12
A. Pengertian Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) .............. 12
B. Tahapan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) .................. 13
Perbedaan RCA dengan FMEA, yaitu RCA merupakan pendekatan analisis sistem yang
reaktif sementara FMEA merupakan pendekatan proaktif untuk mencegah kegagalan
sistem.
RCA dan FMEA saling berhubungan, bagian pendekatan yang satu dapat
digunakan pada bagian pendekatan yang lainnya. FMEA dapat digunakan untuk
membantu mengevaluasi perubahan strategi hasil analisa dengan RCA. Pendekatan FMEA
dapat melihat titik-titik potensial kegagalan berbagai proses dan kemudian
mengidentifikasi kegagalan-kegagalan baru yang ditimbulkan dari penerapan proses baru.
RCA dapat digunakan untuk mengidentifikais proses- proses mana saja yang
membutuhkan FMEA dan kemudian menentukan akar permasalahan secara spesifik.
BAB II
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
A. Pengertian
Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal dimana
bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka peluang terjadinya
insiden akan berkurang.
RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak luas yaitu semua KTD dan
Sentinel. Apabila terjadi insiden lain seperti KTC, KNC, dan KPC cukup dilakukan
investigasi sederhana. Setian proses pengelolaan insiden harus dapa menetapkan tingkat
investigasi dan tindakan yang diperlukan.
RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa maslah terjadi untuk kemudian menyusun
rencana tindak lnjutnya. RCA dilakukan oleh Tim RCA, sementara komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab untuk :
Mengingatkan untuk dilaksanakannya RCA.
Mengatur Penyelenggaraan suatu investigasi.
Mengelola tim RCA.
Pelaporan secara organisatoris dan memonitor tindak lanjut upaya
pengurangan resiko.
Koordinasi program RCA.
Evaluasi program RCA.
INSIDEN :
Ketua :
Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili ? YA
TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sesudah
diwakili dalam tim tersebut ? YA TIDAK
WAKTU/KEJADIAN
KEJADIAN
INFORMASI
TAMBAHAN
Good Practice
MASALAH
PELAYANAN
LANGKAH 5 : Identifikasi care management programs
MASALAH INSTRUMENT/TOOLS
1.
2.
3.
4.
5.
MASALAH INSTRUMENT/TOOLS
1. Mengapa
2. Mengapa
3. Mengapa
4. Mengapa
5. Mengapa
Ket :
Proses mengurangi resiko di RSUD Baturaja dilakukan paling sedikit sat kali dala
setahun dan dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA).Proses yang dipilih adalah proses dengan resiko tinggi.
TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sudah diwakili didalam tim
tersebut?
YA TIDAK
Tahapan Proses :
Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Jika proses terlalu kompleks, pilih satu proses atau sub proses untuk di tindak lanjuti.
1 2 3 4 5 6
Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses
A. A. A. A. A. A.
B. B. B. B. B. B.
C. C. C. C. C. C.
D. D. D. D. D. D.
E. E. E. E. E. E.
1 2 3 4 5 6
Jelaskan sub proses kegiatan yang dipilih dan kemungkinan kegagalan pada
setiap sub proses
Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses Sub Proses
A. A. A. A. A. A.
B. B. B. B. B. B.
C. C. C. C. C. C.
D. D. D. D. D. D.
E. E. E. E. E. E.
Failures mode adalah suatu perilaku yang dapat gagal, dan secara umum
menjelaskan bagaimana suatu kegagalan terjadi dan dampaknya terhadap suatu proses. E
(efek) adalah hasil dari kegagalan tertentu atau kestabilan seluruh ayau sebagaian proses.
Efek kegagalan adalah konsekuensi dari failure mode pada operasional, fungsi atau status
dari tahapan proses.
Probabilitas terjadinya failure mode( Sering disebut frekuensi atau likelihood dari
suatu kejadian )
Kemudahan untuk di deteksi
Kriteria Efek
Probabilitas terjadinya efek
Tingkat keparahan
Kriteria lain
Biaya, waktu dan ketersediaan sumber daya lain.
RPN (Risk Priority Number) merupakan cara untuk menghitung tingkat bahaya dan
disebut juga sebagai Critially Index, yang berdasarkan tingkat keparahan, tingkatkejadian
dan nilai kemudahan dideteksi.
Tujuan menyusun prioritas adalah mengidentifikasi failure mode yang paling butuh
dianalisis untuk meningkatkan proses dan mengurangi risiko mencelakai pasien.
TINGKAT KEPARAHAN (SEVERITY)
LEVEL DESKRIPSI CONTOH
1 MINOR Tidak akan dirasakan / diketahui oleh pasien dan
tidaka akan berefek pada proses
Dapat berdampak pada pasien dan dapat
menimbulkan beberapa efek pada proses
2 MODERAT Kegagalan dapat mempengaruhi proses
pelayanan kesehatan tetapi menimbulkan
kerugian minor
Dapat berdampak pada pasien dan dapat
menimbulkan efek yang sangat besar
3 MAYOR Kegagalan menyebabkan kerugian yang
lebih besar terhadap pasien
4 MAYOR INJURY Dapat membuat pasien mengalami luka
parah dan menimbulkan efek yang besar pula
pada proses
5 TERMINAL INJURY Sangat berbahaya: kegagalan akan
berakibat pada kematian dan menimbulkan efek
yang sangat besar terhadap proses
Lihat bab 2