Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Jalan Jenderal Sudirman Gedung E Komplek Kemdikbud Senayan, Jakarta 10270
Telepon/Faksimile (021) 57906195
Laman: www.dikdasmen.kemdikbud.go.id

SALINAN

PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

NOMOR : 11/D/BP/2017

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 11 Tahun 2017 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
-2-

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5871);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
-3-

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);
11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015;
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
13. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
Indonesia;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun
2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa (SMALB);
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun
2008 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK);
-4-

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015


tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 593);
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 890);
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah,
dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi
Selatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 891);
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1018);
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 6 tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Lingkungan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 331)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016
-5-

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor


2116);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR


DAN MENENGAH TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN
PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Pemerintah yang selanjutnya disebut Bantuan adalah bantuan
yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat, atau lembaga
Pemerintah/non Pemerintah.
2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggungjawab atas pengelolaan
anggaran pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian dari
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
kantor/satuan kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
4. Satuan Kerja adalah unit organisasi lini Kementerian/Lembaga
Pemerintah Nonkementerian atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang
melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah
Nonkementerian dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran.
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
-6-

6. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumberdaya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman bagi Satuan Kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota, penerima Bantuan, dan/atau para pihak
terkait dalam pelaksanaan kegiatan Bantuan.
(2) Petunjuk teknis ini bertujuan untuk:
a. meningkatkan tertib pelaksanaan dan pengelolaan Bantuan;
b. melaksanakan koordinasi para pihak terkait Bantuan;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan Bantuan; dan
d. meningkatkan kinerja, sarana dan prasarana pendidikan dasar dan
menengah.

BAB III
PRINSIP PENGGUNAAN

Pasal 3
Prinsip dalam penggunaan anggaran Bantuan meliputi:
a. efisien, yaitu menggunakan dana dan daya yang ada untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan;
b. efektif, yaitu menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang optimal sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
c. transparan, yaitu menjamin keterbukaan yang memungkinkan masyarakat
dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan
anggaran Bantuan;
d. akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung jawabkan;
e. kepatuhan, yaitu pelaksanaan program/kegiatan harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku; dan
-7-

f. manfaat, yaitu hasil pelaksanaan program/kegiatan dapat dirasakan


manfaatnya dan berdaya guna bagi penerima Bantuan.

BAB IV
SASARAN

Pasal 4
Sasaran Bantuan meliputi peserta didik, satuan pendidikan dasar dan
menengah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun
masyarakat, serta lembaga/organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
pendidikan dasar dan menengah.

BAB V
PEMBERI, BENTUK, DAN JENIS BANTUAN

Pasal 5
(1) Pemberi Bantuan adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah melalui Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
(2) Bentuk Bantuan diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa.
(3) Jenis Bantuan di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah meliputi:
a. penghargaan;
b. beasiswa;
c. bantuan belajar;
d. bantuan operasional;
e. bantuan sarana/prasarana;
f. bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan; dan
g. bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan yang
ditetapkan oleh Pengguna Anggaran.

BAB VI
RINCIAN JUMLAH BANTUAN

Pasal 6
(1) Rincian jumlah Bantuan yang dikelola Satuan Kerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) masing-masing Satuan
Kerja.
-8-

(2) Penggunaan anggaran Bantuan dikelola oleh KPA masing-masing


Satuan Kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN

Pasal 7
(1) Persyaratan umum penerima Bantuan:
a. Penerima Penghargaan:
1) memiliki integritas;
2) memberikan kontribusi yang berpengaruh terhadap pendidikan;
3) memberikan motivasi kepada masyarakat pendidikan.
b. Penerima Beasiswa:
1) Peserta didik aktif dan terdaftar dalam data pokok pendidikan
(DAPODIK);
2) berprestasi;
3) memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Penerima Bantuan Belajar:
1) Peserta didik aktif dan terdaftar dalam DAPODIK;
2) Peserta didik pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus;
3) Satuan Pendidikan sebagai pengampu peserta didik penerima
bantuan belajar anak berkebutuhan khusus, harus memiliki
nomor rekening sekolah atau lembaga.
4) memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Penerima Bantuan operasional:
1) masih beroperasi dan memiliki izin operasional, serta
diprioritaskan bagi satuan pendidikan/program keahlian yang
telah terakreditasi;
2) memiliki kepala sekolah/kepala lembaga yang definitif; dan
3) tercantum dalam DAPODIK dan mempunyai Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN).
e. Penerima Bantuan sarana/prasarana:
1) masih beroperasi dan memiliki izin operasional, serta
diprioritaskan bagi satuan pendidikan/program keahlian yang
telah terakreditasi;
2) memiliki kepala sekolah/kepala lembaga yang definitif;
3) belum memiliki sarana/prasarana sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP); dan
-9-

4) tercantum dalam DAPODIK dan mempunyai NPSN.


f. Penerima Bantuan rehabilitasi:
1) masih beroperasi dan memiliki izin operasional, serta
diprioritaskan bagi satuan pendidikan/program keahlian yang
telah terakreditasi;
2) memiliki kepala sekolah/kepala lembaga yang definitif;
3) bangunan berdiri di atas lahan yang tidak bermasalah/tidak
dalam sengketa; dan
4) tercantum dalam DAPODIK dan mempunyai NPSN.
g. Penerima Bantuan pembangunan gedung/bangunan:
1) masih beroperasi dan memiliki izin operasional, serta
diprioritaskan bagi satuan pendidikan/program keahlian yang
telah terakreditasi;
2) memiliki kepala sekolah/kepala lembaga yang definitif;
3) memiliki lahan yang tidak bermasalah/tidak dalam sengketa;
dan
4) tercantum dalam DAPODIK dan mempunyai NPSN.
h. Penerima Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan
yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran:
1) memiliki kepala sekolah/kepala lembaga yang definitif;
2) masih beroperasi dan memiliki izin operasional;
3) memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g angka 4) tidak
berlaku bagi pembangunan Unit Sekolah baru (USB).
(3) Persyaratan khusus untuk penerima Bantuan ditetapkan dalam
petunjuk pelaksanaan.

Pasal 8
Tahapan penetapan penerima Bantuan meliputi:
a. PPK melakukan seleksi penerima Bantuan berdasarkan
kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan.
b. Seleksi sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat dilaksanakan sebelum
tahun anggaran berjalan.
c. PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan yang disahkan oleh
KPA sebagai dasar pemberian Bantuan.
d. Surat Keputusan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk Bantuan dalam bentuk barang/jasa sekurang-kurangnya
memuat:
- 10 -

a) Identitas penerima Bantuan;


b) Jumlah barang/jasa; dan
c) Nilai nominal barang/jasa.
2) Untuk Bantuan dalam bentuk uang sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas penerima Bantuan;
b) Nominal uang; dan
c) Nomor rekening penerima Bantuan untuk Bantuan dalam bentuk
uang yang disalurkan melalui mekanisme transfer.

BAB VIII
PENYALURAN DAN PENCAIRAN BANTUAN

Pasal 9
(1) Penyaluran Bantuan dalam bentuk barang/jasa dilakukan oleh PPK
kepada penerima Bantuan;
(2) Penyaluran Bantuan dalam bentuk uang sebagai berikut:
a. Pembayaran langsung (LS) ke rekening penerima Bantuan; atau
b. Melalui Uang Persediaan (UP);

Pasal 10
(1) Pencairan Bantuan dalam bentuk barang/jasa dilakukan oleh PPK
melalui mekanisme pengadaan barang/jasa;
(2) Pencairan Bantuan dalam bentuk uang sebagai berikut:
a. Pencairan dilakukan 1 (satu) tahap untuk Bantuan sampai dengan
Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah); dan
b. Pencairan dilakukan 2 (dua) tahap untuk Bantuan sarana/prasarana
dan Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan dengan
nilai di atas Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).
(3) Pencairan dana bantuan operasional
a. Pencairan dana bantuan operasional dapat dilaksanakan secara
sekaligus atau bertahap sesuai kebutuhan, ditetapkan oleh KPA.
b. Penentuan pencairan dana bantuan operasional dengan
mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan
c. Pencairan dana bantuan dilaksanakan secara bertahap, maka
pencairan tahap selanjutnya dilakukan setelah seluruh jumlah dana
Bantuan operasional yang diterima pada tahap sebelumnya telah
dipergunakan paling kurang sebesar 80% (delapan puluh persen)
- 11 -

(4) Pencairan Bantuan sarana/prasarana


Bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang diberikan dengan
ketentuan:
a. Pembelian/pengadaan barang/jasa diutamakan yang dapat
diproduksi/dihasilkan oleh penerima Bantuan; dan
b. Mengacu pada nilai/harga per jenis barang di bawah Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah).
(5) Pencairan dana Bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yang nilai Bantuannya diatas
Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah), dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana
Bantuan sarana/prasarana setelah perjanjian kerjasama
ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; dan
b. Tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana
Bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai
50% (lima puluh persen).
(6) Pencairan Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan
gedung/bangunan
Pencairan dana Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan
gedung/bangunan dalam bentuk uang yang nilai bantuannya Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah) keatas, dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
a. Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana
Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan
setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima Bantuan
dan PPK; dan
b. Tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana
Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan,
apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% (lima puluh persen).

BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN BANTUAN

Pasal 11
Pertanggungjawaban Bantuan dilaksanakan secara transparan, dan
akuntabel, serta terhindar dari penyimpangan.
- 12 -

Pasal 12
(1) Penerima Bantuan melaporkan perkembangan keadaan keuangan dan
penggunaannya secara periodik kepada PPK terkait; dan
(2) Penerima Bantuan menyampaikan laporan akhir pertanggungjawaban
penggunaan dana Bantuan yang meliputi:
a. Berita Acara penyelesaian pekerjaan 100%;
b. Daftar penggunaan dana Bantuan;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB);
d. Laporan sisa penggunaan dana Bantuan;
e. Bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa Bantuan;
f. Melampirkan tembusan Berita Acara Serah Terima aset hasil Bantuan
dari penerima Bantuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangan;
dan
g. PPK mengesahkan Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud
pada huruf f.

BAB X
PERPAJAKAN

Pasal 13
Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana Bantuan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI
PENGENDALIAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 14
(1) KPA melakukan pengendalian pelaksanaan Bantuan sesuai dengan tugas
dan kewenangan masing-masing.
(2) Pengendalian dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan.

Pasal 15
(1) Pemantauan dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja dan Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pemantauan meliputi:
a. aspek teknis kegiatan; dan
b. aspek keuangan kegiatan.
- 13 -

Pasal 16
(1) Evaluasi dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja, Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
(2) Evaluasi Bantuan dilakukan terhadap:
a. pencapaian keluaran (output) per kegiatan sesuai target dan sasaran
output yang telah ditetapkan pada masing-masing kegiatan; dan
b. dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.

BAB XII
PENGAWASAN

Pasal 17
Pengawasan/pemeriksaan fungsional tentang pelaksanaan kegiatan dan
administrasi keuangan Bantuan dilaksanakan oleh instansi terkait sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIII
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA

Pasal 18
Tata cara penyerahan Barang Milik Negara (BMN) hasil Bantuan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
tata cara pemindahtanganan.

BAB XIV
SANKSI

Pasal 19
(1) Penerima Bantuan yang terbukti tidak melaksanakan kegiatan
sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian kerjasama harus
mengembalikan seluruh dana yang diterima ke Kas Negara.
(2) Penerima Bantuan dan/atau pihak-pihak yang terkait dengan Bantuan
yang melakukan penyalahgunaan Bantuan akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Apabila penerima Bantuan melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan/atau ayat (2), akan dipertimbangkan untuk tidak mendapatkan
Bantuan di tahun berikutnya.
- 14 -

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut Peraturan Direktur Jenderal ini diatur dengan
petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan oleh KPA masing-masing Satuan
Kerja.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 30/D/BP/2016 tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Anggaran 2017, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 22
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Desember 2017

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,

TTD.

HAMID MUHAMMAD
NIP 195905121983111001

Salinan sesuai dengan aslinya


Kasubag Hukum Ditjen Dikdasmen,

Mohamad Hartono
NIP 196701101994031003

Anda mungkin juga menyukai