Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN STRATEGIS

PEMINDAHAN IBUKOTA DARI JAKARTA KE KALIMANTAN

Oleh :

DIKAHAYU CAHYATANINGRUM

KELOMPOK 5 BAYANAKA

S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Rencana Pemindahan Ibu Kota

Diketahui wacana pemindahan ibu kota negara bukan baru terjadi


saat ini. Ide pemindahan ini sudah digagas saat Soekarno menjadi
Peresiden RI pertama pasca kemerdekaan.Namun, rencana itu belum
terealisasi dikarenakan perlunya kajian-kajian yang matang.

Lalu, pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo wacana ini


kembali digagas. Pemerintah memilih memindahkan ibu kota
pemerintahan keluar Pulau Jawa dengan sejumlah pertimbangan.

"Dalam rapat terbatas tadi diputuskan, Presiden memindahkan ibu kota


ke luar Jawa," kata Menteri Perencanaan dan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro usai rapat terbatas
bertopik Tindak Lanjut Rencana Pemindahan Ibu Kota di Kantor
Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Presiden Joko Widodo telah resmi mengumumkan ibu kota negara


akan dipindahkan dari DKi Jakarta ke Kalimantan Timur. Pengumuman
yang sudah ditunggu-tunggu itu disampaikan Jokowi dalam konferensi
pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Berikut sejumlah fakta pengumuman ibu kota oleh Jokowi:

1. Di Dua Kabupaten Pemerintah menetapkan lokasi ibu kota


terletak di dua kabupaten yang tersambung di Kalimantan Timur. Fakta
Kalimantan Timur Jadi Ibu Kota Baru, Pemerataan Ekonomi hingga
Siapkan 300.000 Hektar Lahan Kedua Kabupaten itu yakni sebagian
Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai
Kertanegara. "Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian
Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi. Jokowi
menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah
melakukan kajian intensif."Pemerintah telah melakukan kajian mendalam
dan intensifkan studinya selama tiga tahun terakhir," ujar Presiden.

2. Alasan Kaltim Terpilih Jokowi juga mengungkapkan alasan


yang membuat Kaltim terpilih mengalahkan kandidat lain di Pulau
Kalimantan. "Pertama, risiko bencana minimal, baik bencana banjir,
gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor," kata
Jokowi. Jika ditarik koordinat, lokasinya berada di tengah-tengah
wilayah Indonesia.Ketiga, lokasi itu berada dekat perkotaan yang sudah
terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota
Samarinda."

Rumor terkait perpindahan ibu kota pun beredar, mulai dari rumor
soal lingkungan hidup hingga kepentingan politik di balik rencana
Presiden Joko Widodo itu.

Dari pemindahan ibu kota Jakarta ini menimbulkan pro dan kontra
masyarakat karena pada dasarnya tentu ada dampak yang dihasilkan
daripada pemindahan ibukota tersebut. Jokowi menyadari bahwa
memindahkan ibu kota Negara membutuhkan persiapan yang panjang,
jokowi menekankan bahwa pemindahan ibu kota mempertimbangkan dua
hal yaitu pusat pengelolaan pemerintahan dan pelayanan public serta
pusat pengelolaan bisnis.
Jokowi menjelaskan Indonesia harus mencontoh Negara lain untuk
mengantisipasi perkembangan zaman. Tetapi pemindahan ibukota
menelan banyak sekali biaya dengan skema rightsizing, biaya yang
diperlukan saja mencapai Rp 323 triliun dan untuk skema non-rightsizing
sekitar Rp 466 triliun.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan juga dirasakan


oleh masyarakat dampaknya, bagi masyarakat yang ada di sekitar Jakarta
pastinya akan jauh untuk berkunjung ke pemerintahan ibu kota, belum
dengan biaya yang dikeluarkan, bahkan kemungkinan besar para
wisatawan akan beralih kepada ibu kota baru karena dinilai letaknya pasti
strategis kemudian bagaimana dengan gedung gedung pemerintahan yang
ada di Jakarta, hal ini juga akan berpengaruh, apakah nantinya gedung
gedung ini di bongkar atau ada kebijakan lainya dari pemerintah.

Untuk Kalimantan sendiri pastinya juga ada dampak yang


dirasakan oleh masyarakat setempat seperti akan banyak gedung gedung
baru di Kalimantan yaitu gedung pemerintahan, disini ada dampak positif
dan negatifnya. Dampak positifnya aka nada pembangunan
pembangunan berkala untuk menunjang pemerintahan disana sehingga
kemungkinan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di Kalimantan
juga menimbulkan kemakmuran bagi masyarakat setempat khususnya
dan masyarakat Kalimantan pada umumnya.

Jika Kalimantan menjadi ibu kota maka akan mengundang banyak sekali
wisata mancanegara yang akan berkunjung, nah disini juga dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki usaha menengah berlomba
lomba untuk menjajakan produksinya. Artinya akan menambah
pendapatan masyarakatnya. Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko menyebut, pemindahan ibu kota sudah dipikir matang untuk
100 tahun ke depan. Oleh karena itu, Moeldoko meminta kepada
masyarakat menanggapi positif terkait pemindahan ibu kota Indonesia.

Oh iya kalau melihatnya sekarang, kan kita melihatnya jauh ke depan.


Kita melihat, memikirkan Indonesia yang memikirkan 100 tahun ke
depan, bukan memikirkan 5 tahun, 10 tahun ke depan," kata Moeldoko di
Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).

Moeldoko mengungkapkan, rencana pemindahan ibu kota sudah


dibicarakan sejak lama. Jika tidak direalisasikan, menurut dia tidak akan
terjadi pemindahan.

Wacana pemindahan ibu kota negara terus memicu polemik.


Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa ibu kota Indonesia
akan dipindah dari Jakarta ke wilayah yang berada di antara kabupaten
Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Namun
banyak pihak meragukan ibu kota negara memang harus atau pantas
dipindah.

Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (3/9), ahli hukum tata


negara Irman Putra Sidin menjelaskan dalam Undang-undang Dasar 1945
disebutkan ibu kota adalah tempat seluruh rakyat Indonesia mengambil
keputusan tertinggi, makanya Majelis Permusyawaratan Rakyat
bersidang di ibu kota negara.
Undang-undang Dasar 1945 juga menyebutkan semua uang negara yang
dipakai oleh institusi-institusi negara akan diawasi oleh lembaga yang
berkedudukan di ibu kota negara, yakni Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).

Apa tanggapan warga atas kepindahan ibu kota?

Keputusan pemindahan ibu kota ditanggapi beragam oleh publik.


Ada yang setuju dan menaruh harapan pada kondisi Jakarta agar
setidaknya mengurangi kemacetan, namun ada pula yang menolak
dengan alasan pemborosan.

Nungky, pekerja di Jakarta, setuju dan optimistis kepindahan ibu


kota ke Kalimantan Timur mengurangi kemacetan sampai 30%. Sebab
semua pegawai pemerintahan ikut pindah.
"Pasti pengaruh kemacetan. Mungkin nanti rasanya kayak liburan
sekolah. Rasanya agak lengang," ujar Nungky kepada BBC News
Indonesia.

"Karena kalau kita lihat, para ASN ini juga banyak."

Baginya, Jakarta sudah tidak layak dijadikan Ibu Kota Negara


karena sudah terlampau sesak. Dalam bayangannya, ibu kota yang ideal
adalah yang memiliki trotoar luas bagi pejalan kaki dan ada jalur
pesepeda.
"Karena sudah nggak banget punya ibu kota kayak Jakarta. Apalagi
gubernur sekarang, bikin Jakarta makin semrawut. Saya nggak yakin di
tangan dia Jakarta bisa seperti Singapur."
"Sekarang aja kalau keluar rumah, sudah mikir-mikir. Udaranya itu..."

Pendapat berbeda diutarakan Winna Wijaya. Pekerja di perusahaan


swasta ini menyebut alasan kepindahan ibu kota hanyalah pemborosan
anggaran.
"Biaya, kayak Indonesia kaya aja? Wong semua utang," ujarnya kesal.

Menurutnya, kondisi yang disebutkan Jokowi bahwa Jakarta sudah


terlalu berat bebannya, bisa dicari solusi. Persoalan macet, perlahan
ditangani dengan transportasi publik yang kian bagus.
"Kalau macet, masih bisa diselesaikan. Transportasi kita nggak kurang-
kurang," tuturnya.

Hal lain yang dikritiknya yakni gedung-gedung pemerintahan dan


kementerian yang bakal menganggur.
"Itu gedung-gedung yang sudah dibangun, kalau pindah mau diapakan?
Makanya nggak matang pindah ibu kota ini."

Sementara itu, Rai Rahman Indra, pesimistis kemacetan akan berkurang


drastis kalau ibu kota pindah. Paling-paling hanya 10%. Sebab, kata dia,
sebagian besar yang tinggal di Jakarta yang berhubungan dengan bisnis,
bukan pemerintahan.
Perantau dari Padang, Sumatera Barat, ini juga mengatakan tak puas atas
penjelasan pemerintah atas pemindahan ibu kota.
"Nah itu. Kalau dibilang kajian, pemerintah belum merilis secara
lengkap. Jadi agak terburu-buru sih. Biasanya kan heboh dulu atau
minimal ada dialog di televisi. Ya mungkin tiga sampai enam bulan ada
ruang membahas itu. Jadi orang-orang aware," tuturmnya.

Kendati begitu, Rai setuju saja dengan keputusan Jokowi untuk


memboyong pemerintahan ke Kalimantan Timur karena Jakarta sudah
tak layak dijadikan pusat pemerintahan.
"Karena macet makin parah. Setahun terakhir kayak disaster. Berbagai
cara yang dilakukan seperti perluasan ganjil-
genap, nggak mumpuni deh."
Meskipun banyak pro dan kontra tentang pemindahan kita sebagai
mahasiswa harus bisa menerima dengan baik kebijakan pemerintah,
karena setiap sesuatu kebijakan membawa dampak baik dan juga buruk.
Sebagai generasi yang milenial kita harus bisa bersikap bijak dalam
menanggapi segala bentuk berita hoak tentang isu isu pemindahan ibu
kota.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/27/07325011/6-hal-
penting-soal-pemindahan-ibu-kota-ke-kalimantan-timur?page=all
2. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/31/23320271/rumor-
terkait-pemindahan-ibu-kota-baru-dan-klarifikasi-
pemerintah?page=all
3. Sumber. beritaSatu.com

Anda mungkin juga menyukai