Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Pada Mahasiswa Baru Universitas


Indonesia Tahun 2013 dan 2014

Solihati ¹,Ruswanti ²
,2
¹ Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung-Jakarta Selatan 12610
Email: ayisolihati@gmail.com, bunda.anti@gmail.com

Abstrak

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah penyakit yang banyak sekali diderita oleh masyarakat
Indonesia. Hipertensi salah satunya disebabkan adanya berat badan berlebih. Pada penelitian ini data kesehatan
mahasiswa baru tahun 2013 sebanyak 910 mahasiswa dari total keseluruhan mahasiswa masuk 6000 mahasiswa.
Artinya sekitar 15% mahasiswa gemuk dan obesitas memiliki tekanan darah diatas normal >120/80 mmHg.
Sedangkan pada tahun 2014 data kesehatan mahasiswa baru yang beresiko sebanyak 732 mahasiswa dari total
keseluruhan mahasiswa masuk 6000 mahasiswa. Artinya sekitar 12% mahasiswa gemuk dan obesitas memiliki
tekanan darah diatas normal >120/80 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
obesitas dengan kejadian Hipertensi pada mahasiswa baru Universitas Indonesia tahun 2013 dan 2014. Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru pada tahun
2013-2014. Banyaknya sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria sebanyak1642 responden. Analisis data
menggunakan teknik analisis bivariat dengan Chi Square dan studi kohort retrospektif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara berat badan dengan Hipertensi. Mahasiwa baru UI tahun 2013 dan
2014 dengan obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih besar 5 kali dibandingkan dengan yang mempunyai
IMT normal. Jenis kelamin perempuan mempunyai risiko yang lebih besar untuk menjadi obesitas, dan usia
remaja mudah terkena obesitas.

Kata kunci : Berat badan, IMT normal, Obesitas dan Hipertensi

Abstrack

Hypertension or high blood pressure is a disease that affects a great many people of Indonesia. Hypertension is
one of them due to their excess weight. In this study, a new student health data by 2013 as many as 910 students
of the total student enters 6000 students. This means that approximately 15% of overweight and obese students
had above normal blood pressure> 120/80 mmHg. Whereas in 2014 the new student health data is at risk as
many as 732 students of the total student enters 6000 students. This means that approximately 12% of
overweight and obese students had above normal blood pressure> 120/80 mmHg. The purpose of this study was
to determine the relationship between obesity and the incidence of hypertension in the new students of University
of Indonesia in 2013 and 2014. This study uses secondary data obtained from the results of medical
examinations of new students in 2013-2014. The number of samples in accordance with the criteria
sebanyak1642 respondents. Data analysis using bivariate analysis technique with Chi Square and a
retrospective cohort study. The results showed that there is a relationship between weight with Hypertension. UI
new students in 2013 and 2014 with obesity are at risk of hypertension greater than 5 times compared to having
a normal BMI. Gender women have a greater risk of becoming obese, and their teens prone toobesity.

Keywords : Weight, Normal BMI, Obesity and Hyprtension

388
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Pendahuluan Prevalensi hipertensi di Indonesia


berdasarkan hasil pengukuran pada umur
Hipertensi merupakan masalah
≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan
kesehatan global yang memerlukan
nakes hanya 36,8persen, sebagian besar
penanggulangan yang baik. Hipertensi
(63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
merupakan masalah kesehatan yang umum
terdiagnosis Angka ini akan naik kembali bila
terjadi di masyarakat. Tidak hanya menjangkiti
tidak mendapat pengobatan dan akan berakhir
masyarakat dari kalangan kelas atas, tapi juga
dengan kematian akibat serangan jantung,
menjangkiti masyarakat kelas bawah, baik tua
stroke dan gagal ginjal. Itu sebabnya penyakit
dan muda. Tidak jarang karena perawatan dan
hipertensi sering disebut silent killer.
cara pengobatan yang salah, penyakit ini
mendatangkan kematian.1 Di seluruh dunia, Riskesdas merupakan hasil riset
hipertensi merupakan masalah yang besar dan berbasis komunitas yang dilaksanakan di 497
serius. Disamping karena prevalensinya yang kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di
tinggi dan cenderung meningkat di masa yang Indonesia tahun 2013 sehingga data dapat
akan datang, juga karena dampak yang mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota di
diakibatkannya berupa kematian mendadak2 seluruh Indonesia. Data kesehatan masyarakat,
Sedangkan dampak dari hipertensi ini sendiri berhasil dihimpun data dasar kesehatan dari
terhadap mahasiswa dapat mengakibat 300.000 sampel rumah tangga. Data biomedis,
penyakit kronik seperti jantung, stroke, berhasil dihimpun dan diperiksa spesimen urin
diabetes, mata,gangguan musculoskeletal.3 dan darah dari 25.000 sampel rumah tangga.
Berdasarkan data WHO tahun 2014 Pada penelitian ini data kesehatan
dari 50% penderita hipertensi yang diketahui mahasiswa baru tahun 2013 sebanyak 910
hanya 25% yang mendapat pengobatan dengan mahasiswa dari total keseluruhan mahasiswa
baik. Padahal hipertensi merupakan penyebab masuk 6000 mahasiswa. Artinya sekitar 15%
utama penyakit jantung, kerusakan hati dan mahasiswa gemuk dan obesitas memiliki
kerusakan ginjal. Sekitar 20% populasi dewasa tekanan darah diatas normal >120/80 mmHg.
mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara Sedangkan pada tahun 2014 data kesehatan
mereka menderita hipertensi primer, dimana mahasiswa baru yang beresiko sebanyak 732
tidak dapat ditemukan penyebab medisnya dan mahasiswa dari total keseluruhan mahasiswa
10% menderita hipertensi skunder mengalami masuk 6000 mahasiswa. Artinya sekitar 12%
kenaikan tekanan darah dengan penyebab mahasiswa gemuk dan obesitas memiliki
tertentu.4 tekanan darah diatas normal >120/80 mmHg.
Mahasiswa Fakultas Teknik pada tahun 2013
Laporan Riskesdas tahun 2013
dan Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2014
menunjukkanbahwa hipertensi terjadi
merupakan responden terbanyak
penurunan dari 31,7 persen tahun 2007
menjadi 25,8 persen tahun 2013. Namun Pada tahun 2013 mahasiswa yang
prosentase tersebut masih terbilang cukup mengalami hipertensi sebanyak 1 orang pada
tinggi karna masih berkisar di atas 20%. fakultas Ilmu Komputer , dan pada tahun 2014
Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam- sebanyak 6 orang pada fakultas Ilmu
macam mulai dari alat pengukur tensi yang Komputer 1 orang, Fakultas Ekonomi 1 orang,
berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat FMIPA 1 orang, Fakultas Teknik 1 dan RIK 2
sudah mulai datang berobat ke fasilitas orang. Untuk mahasiswa yang tidak
kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi mengalami tekanan darah tinggi dan obesitas
hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pada tahun 2013 sebanyak 4834 orang dan
pernah didiagnosis nakes dan minum obat tahun 2014 sebanyak 4680 orang.
hipertensi) dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5
Dewasa ini obesitas terjadi pada usia muda
persen tahun 2013. Prevalensi hipertensi pada
(18-25 tahun), hal ini dapat diketahui dari
umur ≥18 tahun di Indonesia yang didapat
mahasiswa baru yang masuk di Klinik
melalui jawaban pernah didiagnosis tenaga
Layanan Primer Kampus X. Maka peneliti
kesehatan sebesar 9,4 persen, Sedangkan yang
ingin melihat hubungan antara Obesitas
pernah didiagnosis tenaga kesehatan atau
dengan kejadian Hipertensi pada mahasiswa
sedang minum obat hipertensi sendiri sebesar
baru Universitas Indonesia tahun 2013 -2014.
9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen Penduduk
yang minum obat sendiri, meskipun tidak
pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes.
389
Solihati Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Metode
Deskripsi Responden
Populasi penelitian adalah mahasiswa Pada penelitian ini jenis kelamin sampel
baru Universitas Indonesia tahun 2013 dan responden sebagai berikut :
2014 sebanyak 12.000 mahasiswa. Sampel
penelitian diambil dari populasi sesuai dengan Karakteristik Responden
criteria inklusi: Usia>18 tahun, mahasiswa
baru, bersedia menjadi responden. Variabel Tabe1 1 Distribusi Karakteristik Responden
yang digunakan untuk variabel bebas obesitas Berdasarkan Umur tahun 2013-2014
dan variable tergantung adalah tekanan darah/ Karakteristik n %
hipertensi. Prosedur penelitian yaitu dilakukan
Umur
pemiliha mahasiswa yang akan dijadikan
sampel. Pelaksanaan penelitian responden 17-19 1230 75
diukur tinggi badan ,responden diukur berat 19-
412 25
badan, responden diukur tekanan darah. 21

Sampel diambil dari data sekunder yang 1642 100


Jumlah
didapat dari Klinik Satelit UI hasil dari Sumber : Data Primer, 2013-2014
pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru.
Pengambilan sampel menggunakan Purposive Jenis Kelamin Responden
sampling atau judgmental sampling. Penarikan
samples ecara purposive dengan cara Tabe1 2 Distribusi Karakteristik Responden
penarikan sample yang dilakukan memilih Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2013-2014
subjek berdassarkan criteria spesifik yang Karakteristik n %
ditetapkan peneliti. Jumlah sampel sebanyak JenisKelamin
1642 responden yang terdiri dari obesitas
Laki-Laki 752 45.8
sebanyak 863 orang dan berat badan normal
sebanyak 779. Perempuan 890 54.2
Jumlah 1642 100
Jenis penelitian ini menggunakan studi Sumber : Data Primer, 2013-2014
Kohortretrospektif.. Studi Kohort adalah
menganilisis hubungan antara factor risiko dan Tabel 3. Distribusi hasil Tekanan Darah
efek (penyakit atau masalah kesehatan), Mahasiswa Baru Tahun 2013-2014
dengan memilih kelompok studi berdasarkan Jumlah
perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti %
Mahasiswa
sepanjang periode waktu tertentu untuk
Normal 9200 76.6
melihat berapa banyak subjek dalam masing- Tekanan Darah
Hipertensi 2800 23.4
masing kelompok yang mengalami efek
penyakit atau masalah kesehatan. Pada studi Total 12000 100
kohortretrospektif, faktor risiko dan efek atau Pada tabel dapat dijelaskan bahwa pada
penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum hasil pemeriksaan kesehatan dilihat dari
dimulainya penelitian. Dengan demikian tekanan darah terdapat 23.4% mahasiswa yang
variable tersebut diukur melalui catatan histori. mengalami hipertensi.
Tabel 4. Distribusi hasil Berat Badan Mahasiswa
Hasil Baru Tahun 2013-2014

Pelayanan yang berkualitas tentu tidak Hipertensi


hanya bagi masyarakat umum, tetapi perlu Tidak
Hipertens Total
Hipert
disediakan juga bagi warga UI (mahasiswa, i
ensi
dosen dan karyawan). Klinik Layanan Primer Berat Obesitas 4200 1300 5300
di Kampus UI, yang merupakan salah satu Badan Normal 2100 4500 6700
institusi pendidikan terbaik untuk pendidikan 1200
profesi kesehatan di Indonesia, sudah Total 6300 5800
0
selayaknya menyediakan juga pelayanan Pada tabel terlihat bahwa mahasiswa
kesehatan yang prima bagi warga civitas obesitas yang hipertensi 4200 orang dari total
akademika.
390
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

mahasiswa 12.000 atau sekitar kurang lebih


30%. Tabel ini merupakan tabulasi silang
antara Berat Badan dengan Hipertensi. Secara
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mudah dapat dibaca bahwa responden yang
2013 yang baru dirilis Kementerian Kesehatan berat badannya obesitas dengan hipertensi
(Kemkes) meningkatnya proporsi obesitas atau berjumlah 8280 orang, Tidak hipertensi
kegemukan yang juga terus meningkat. Yaitu berjumlah 3720 orang dan responden yang
dari 18,8% tahun 2007 menjadi 26.6% di berat badannya normal dengan hipertensi
2013.Ironisnya, obesitas pada perempuan berjumlah 3760 orang, tidak hipertensi
cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki. berjumlah 8240 orang. Pada tabel juga dapat
Perempuan meningkat dari 14,8% (2007) dilihat bahwa proporsi berat badan yang
menjadi 32,9% (2013), sedangkan laki-lakinya obesitas terhadap tekanan darah tinggi sebesar
13,9% menjadi 19,7%. 69%, hal ini lebih besar dari mahasiswa yang
mempunyai berat badan normal yaitu 31%.
Neal Barnard, M.D., seorang ahli gizi
Sedangkan untuk yang obesitas tidak
dari Washington DC, menyatakan bahwa
hipertensi 31,5% lebih kecil dibandingkan
wanita ternyata lebih banyak memiliki masa
normal yaiitu 69,5%.
lemak pada tubuhnya dibandingkan lelaki. Dan
wanita mudah menimbun lemak di beberapa Sedangkan untuk Odds Ratio sebesar
bagian tubuh tertentu yang sulit untuk 4,881 berarti mahasiswa obesitas memilki
dihilangkan.Sementara itu, menurut seorang kecenderungan untuk terkena hipertensi
professor dari University Montgimery, pria sebesar 4,881 atai 5 kali lebih besar
juga memilik isistem metabolism tubuh yang dibandingkan dengan mahasiswa dengan berat
lebih aktif dibandingkan pria. Hal ini badan normal. Selanjutnya diperoleh juga
dikarenakan masa otot pria lebih banyak selang kepercayaan [(3,956),(6,024)] dimana
dibandingkan masa otot wanita. Setiap pada selang kepercayaan tidak mengandung
setengah kilogram otot mampu membakar 6 nilai odds ratio 1 sehingga menunjukan adanya
kalori, sedangkan setengah kilogram lemak hubungan antara obesitas dengan tekanan
hanya mampu membakar 2 kalori. darah tinggi/hipertensi. Dari tabel tersebut
diatas maka dapat diartikan ada hubungan
Hal lain yang menyebabkan wanita
yang erat antara berat badan obesitas dengan
lebih mudah gemuk dibandingkan lelaki
tekanan darah tinggi pada nilai sig atau p-value
dipengaruhi oleh faktor hormone dan
fisiologis. Hormon dan fisik lelaki lebih mudah = 0,000.
menghilangkan bobot lemak dibandingkan Pembahasan
wanita. Selain itu faktor emosi juga
mempengaruhi pola makan. Saat sedang emosi Hubungan Berat Badan dengan Kejadian
wanita cenderung tidak memperhatikan asupan Hipertensi
kalori kedalam tubuhnya. Inilah yang
menyebabkan bobot tubuh bertambah. Itulah Pada penelitian ini terdapat hubungan
beberapa alasan mengapa wanita cenderung bermakna antara berat badan dan kejadian
lebih mudah mengalami kegemukan hipertensi, hal ini dibuktikan Nilai Odds ratio
dibandingkan dengan pria. Alasan ini jugalah sebesar 4,881 berarti mahasiswa obesitas
yang membuat wanita harus lebih rutin memilki kecenderungan untuk terkena
berolahraga untuk menjaga kesehatan dan hipertensi sebesar 4,881 atau 5 kali lebih besar
kebugaran tubuhnya. dibandingkan dengan mahasiswa dengan berat
Tabel 5. Tabulasi Silang Berat Badan dan badan normal.Hal ini berarti bahwa obesitas
Hipertensi merupakan factor risiko untuk terjadinya
hipertensi, Penderita obesitas mempunyai
Tidak OR CI risiko mengalami hipertensi lebih besar
95% dibandingkan subjek yang mempunyai IMT
Tekanan Hipertensi
Hipertensi P- normal.
Darah
Value
4,881 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian
Obesitas 8280 3760
Berat 0.000 Hipertensi
Badan 3.956 –
Normal 3720 8240 Jenis kelamin perempuan mempunyai
6.024
resiko yang lebih besar untuk menjadi obesitas,
12000 12000
Total
391
Solihati Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

dan usia remaja mudah terkena obesitas karena lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
beberapa factor seperti teknologi yang dengan Ada berbagai macam faktor yang
gampang memesan semuanya tanpa harus menyebabkan terjadinya kegemukan antara
memakai aktivitas fisik. Dengan demikian, lain: faktor genetik, faktor lingkungan, faktor
diperlukan intervensi non-farmakologis yang pola makan, faktor psikis, faktor kesehatan,
lebih awal dan lebih intensif pada penderita faktor perkembangan, faktor aktivitas fisik,
obesitas guna mencegah penyakit faktor ras, faktor berat badan saat anak dan
kardiovaskuler dan sindrom metabolik di masa faktor hormon.
yang akan datang. Intervensi yang dapat
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
dilakukan meliputi diet rendahgaram (≤2,4
Hipertensi
gram natrium atau 6 gram NaCl), olahraga
(aerobik) teratur (≥30 menit/hari), pola diet Obesitas juga dapat terjadi bukan
tinggi sayur, buah, dan rendah lemak, hanya karena makan yang berlebihan, tetapi
menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi juga dikarenakan aktivitas fisik yang kurang
minuman alcohol berlebihan, serta sehingga terjadi kelebihan energi. Beberapa
menurunkan berat badan hingga tercapai nilai hal yang mempengaruhi kurangnya aktivitas
IMT normal (18,5 – 22,9 kg/m2). fisik antara lain adanya berbagai fasilitas yang
memberikan berbagai kemudahan yang
Menurut beberapa pakar dikatakan
menyebabkan aktivitas fisik menurun. Faktor
bahwa Obesitas meningkatka risiko terjadinya
lainnya adalah adanya kemajuan teknologi
hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar
diberbagai bidang kehidupan yang mendorong
massa tubuh, makin banyak darah yang
masyarakat untuk menempuh kehidupan yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal
makanan kejaringan tubuh. Ini berarti volume
ini menjadikan jumlah penduduk yang
darah yang bereda rmelalui pembuluh darah
melakukan pekerjaan fisik sangat terbatas
menjadi meningkat sehingga member tekanan
menjadi semakin banyak, sehingga obesitas
lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan
menjadi lebih merupakan masalah kesehatan.
berat badan juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Kesimpulan
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh Kesimpulan dalam penelitian ini
menahan natrium dan air. Menurut Alison Hull terdapat hubungan bermakna antara berat
dalam penelitiannya menunjukkan adanya badan dengan kejadian hipertensi. Hasil dari
hubungan antara berat badan dan hipertensi, penelitian bahwa hipertensi pada mahasiswa
bila berat badan meningkat di atas berat badan yang berumur 17-19 tahun dengan didominasi
ideal maka risikohipertensi juga meningkat. oleh perempuan sebanyak 890. Gambaran
Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan mahasiswa baru yang beresiko hipertensi
bahwa obesitas merupakan cirri khas pada dengan obesitas pada penilitian ini diperoleh
populasi pasien hipertensi. Pada penelitian lain sebanyak 40%. Sedangkan untuk yang
dibuktikan bahwa curah jantungdan volume obesitas tidak hipertensi sebanyak 31,5%.
darah sirkulasi pasien obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan Saran
penderita yang mempunyai berat badan normal Saran Penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan tekanan darah yang setara. dengan analisis multifaktorial terhadap factor
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian risiko hipertensi. Penelitian ini juga dapat
Hipertensi dilanjutkan dengan tetap mengkaji hubungan
obesitas dan hipertensi, akan tetapi
Meningkatnya aktivitas, kehidupan menggunakan indicator obesitas yang berbeda,
sosial, dan kesibukan pada remaja akan yaitu lingkar perut atau rasio antara lingkar
mempengaruhi kebiasaan makan mereka. perut dan lingkar pinggul (waist-hip ratio) dan
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal data demografi tentang pola makan.
pada kebiasaan makan keluarga yang sudah
tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada Daftar Pustaka
usia remaja. Mereka makan seadanya tanpa 1. Almatsier, Sunita. Penuntun Diet Edisi Baru
mengetahui kebutuhan akan berbagai zat gizi Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
gizi tersebut terhadap kesehatan mereka. Indonesia; 2008.
Obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori
392
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

2. Anggara. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian 12. Humayun, Anjum et al. Relation of
Hipertensi Pada Mahasiswa Fakultas Hypertension With Body Mass Index and
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Agein Male and Female Population of
Muhammadiyah Yogyakarta; 2014. Peshawar; 2009.
3. Ardiansyah Muhammad. Medikal Bedah Untuk 13. Lumoindong, Umboh, Masloman. Hubungan
Mahasiswa. Jogjakarta : Diva Press; April 2014. Obesitas Dengan Profil Tekanan Darah Pada
4. Arikunto Suharsimi,“Prosedur Penelitian Suatu Anak Usia 10-12 Tahun Di Kota Manado; 2013
Pendekatan Praktik”, Jakarta,Rineka Cipta; 14. Natalia,Hasibuan, Hendro. Hubungan Obesitas
2006. Dengan Kejadian Hipertensi di Kecamatan
5. Asfuah. S. Buku Saku Klinik Untuk Sintang, Kalimantan Barat; 2015.
Keperawatan dan Kebidanan.Yogyakarta: Nuha 15. Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson.
Medika; 2012. Patofisiologi Konsep klinis Proses-Proses
6. Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Penyakit. Jakarta : EGC; 2016.
Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC; 16. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Pedoman
2002. Pewawancara Petugas Pengumpul Data.
7. Corwin, Elizabeth J. Buku Saku : Patofisiologi. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI; 2013
Jakarta: EGC; 2009. 17. Sugondo,Obesitas, dalam Buku Ajar Ilmu
8. Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Penyakit Dalam UI., Jakarta: Pusat Penerbitan
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 1919-
Hipertensi. Jakarta : Depkes; 2006. 1925; 2006.
9. Dhianningtyas,Yunita dan Lucia Y Hendrati. 18. Supariasa Nyoman. Penilaian Status Gizi.
Resiko Obesitas. Kebiasaan Merokok, dan Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC; 2012
Konsumsi Garam Terhadap Kejadian Hipertensi 19. Sopiyudi. Biostatistik untuk kedokteran dan
pada Usia Produktif. The Indonesia Journal of kesehatan, Jakarta: salemba; 2009.
Public Healt; 2006. 20. Sulastri, Elmatris, Ramadhani. Hubungan
10. Fattah, Sulchan. Asupan Tinggi Natrium Dan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Berat Badan Lahir Sebagai Faktor Risiko Masyarakat Etnik Minangkabau Di Kota
Kejadian Hipertensi Obesitas Pada Remaja Padang; 2012.
Awal; 2012.
11. http://www.tempointeraktif.com, 2001.

393

Anda mungkin juga menyukai