Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Fehling

dan Pengujian
Kandungan Gugus
Aldehid
Pengujian Kandungan Aldehid dengan
menggunakan larutan Fehling A dan Fehling B

Nurul Fitriana
XII.IA.2
2/13/2009
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb pencipta alam semesta, pengatur segala urusan makhluk-
Nya, Raja segala Raja, tiada sekutu bagi-Nya, tiada tuhan yang disembah kecuali Dia Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Atas berkat rahmah Allahlah penulis dapat menyelesaikan
Laporan ini.

Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada nabi Muhammad , keluarga, para
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran kimia dan
pihak-pihak yang telah memberikan banyak sekali masukan dan dorongan yang membangun
demi selesainya laporan ini.

Menyadari atas keterbatasan pengetahuan penulis maka tentu saja laporan ini banyak
kekurangannya, karena tidak ada gading yang tak retak,Untuk itu penulis mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan terhadap makalah ini.

Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan serta sekaligus menambah keimanan terhadap Allah Yang Maha Kuasa.

Pekanbaru, Februari 2009

Penulis
I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan yang dilakukan pada tanggal 31 januari 2009 di laboraturium Kimia SMA
Plus Riau ini bertujuan agar siswa :

a. Mengetahui cara pembuatan Fehling A dan fehling B

b. Mengetahui ukuran dan takaran yang tepat untuk membuat larutan fehling A dan
Fehling B.

c. Mengetahui adanya kandungan gugus aldehid dalam suatu larutan melalui


pengujian dengan menggunakan larutan fehling A dan larutan Fehling B.

II. LANDASAN TEORI

Aldehid adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi =O-C-H yang
disebut gugus formil. Senyawa ini mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen
berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid turunan alkana disebut dengan alkanal.
Gugus karbonil bersifat polar sehingga electron tertarik ke oksigen yang lebih
elektronegatif. Oksigen gugus karbonil memiliki dua pasang electron bebas. Dengan
adanya electron bebas pada oksigen, gugus karbonil dapat membentuk ikatan
hydrogen (tetapi tidak dengan senyawa karbonil lainnya, kecuali jika senyawa itu
memiliki hydrogen asam). Kemampuan karbonil membentuk ikatan hydrogen
menyebabkan aldehid dengan Mr rendah larut dalam air. Gugus karbonil tak jenuh
dan juga polar sehingga reaksinya mudah dihubungkan dengan teori electron.

Sift penting gugus karbonil dapat diperkirakan dnegan mengamati struktur


electron gugus ini. Kita lihat bahwa sebuah atom karbon terikat pada oksigen yang
lebih elektronegatif. Hasil ketidakseimbangan dalam kerapatan electron menciptakan
sebuah dipole permanen sebesar 2-3 Debye untuk senyawa karbonil sederhana.
Penggambaran polar gugus karbonil menunjukkan bahwa atom karbon akan sedikit
positif dan atom oksigen sedikit negative. Hal ini berarti ada 2 cara reaksi untuk
gugus karbonil. Atom karbon yang kekurangan electron (elektrofil) dapat bereaksi
dengan nukleofilik dan atom oksigen yang kaya electron (nukleofil) dapat bereaksi
dengan elektrofil. Dua proses ini jika digabung merupakan alur adisi unsure-unsur
nukleofilik dan elektrofilik melintasi ikatan rangkap karbon-oksigen.

Aldehida dan keton sangat reaktif, tetapi biasanya aldehida lebih reaktif
dibanding keton. Reaksi yang menyebabkan penjenuhan pada ikatan rangkap disebut
reaksi adisi (reaksi penjenuhan). Pada reaksi adisi, satu ikatan rangkap menjadi
terbuka. Sementara itu pereaksi yang mengadisi terputus menjadi dua gugus yang
kemudian terikat pada ikatan rangkap yang terbuka tersebut. Apabila pereaksi yang
mengadisi bersifat polar gugus yang lebih positif terikat pada oksigen, sedangkan
gugus yang lebih negatif terikat pada karbon. Titik pusat reaktivitas dalam aldehida
dan keton ialah ikatan pi dari gugus karbonilnya. Seperti alkena, aldehid dan keton
mengalami adisi reagensia kepada ikatan pi-nya.

Reaktivitas relatif aldehida dan keton dalam reaksi adisi sebagian dapat
disebabkan oleh banyaknya muatan positif pada karbon karbonilnya, makin besar
muatan itu akan makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh
,olekul, maka senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil. Gugus karbonil
distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat melepaskan elektron. Suaru
keton dengan gugus R lebih stabil dibandingkan suatu aldehida yang hanya memiliki
satu gugus R. Faktor sterik juga memainkan peranan dalam kereaktifan relatif
aldehida dan keton. Banyaknya gugus di sekitar karbonil menyebabkan halangan
sterik yang lebih besar, suatu reaksi adisi dari gugus karbonil juga meningkatkan
halangan sterik di sekitar karbon karbonil

Aldehid merupakan suatu reduktor yang dapat dioksidasi oleh pengoksidasi


lemah seperti pereaksi fehling dan pereaksi Tollens. Pada umumnya yang lebih sering
digunakan adalah pereaksi Fehling karena lebih praktis dan akurat. Pereaksi fehling
dapat juga digunakan untuk membedakan aldehid dengan keton. Aldehid dapat
bereaksi membentuk endapan merah bata, sedangkan keton tidak.

Fehling adalah contoh dari oksidator lemah yang biasa digunakan untuk
mengidentifikasi aldehid. Aldehid merupakan reduktor kuat sehingga dapat mereduksi
oksidator lemah Pereaksi fehling terdiri dari Fehling A dan Fehling B dengan
perbandingan 1 : 1. Larutan Fehling A terdiri dari larutan CuSO4, sedangkan larutan
Fehling B terdiri atas larutan NaOH dan larutan kalium-natrium Tartrat. Campuran
Fehling A dan Fehling dalam jumlah yang sama disebut pereaksi Fehling.

Larutan Fehling merupakan ion kompleks kuprat Cu2+ dalam suasana basa
yang berwarna biru, dan dalam persamaan reaksi cukup ditulis CuO(aq). Aldehid
dengan pereaksi Fehling dapat bereaksi menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna
merah bata.

III.ALAT DAN BAHAN

Alat :

• Kaca arloji (2) • Lampu spritus dan


kaki tiga (1)
• Neraca O’Hause (1)
• Tabung reaksi (5)
• Spatula (3)
• Rak tabung reaksi
• Botol semprot (1)
(1)
• Gelas kimia (2)
• Penjepit buaya(2)
• Pipet tetes (2)
• Gelas ukur 5 ml(2
• Kawat Kasa (1)

Bahan :
 CuSO4

 Air 50 mL

 NaOH 7,7 gram

 K-Na Tartrat 17 , gram

 Larutan uji

 Fehling A dan B
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Pembuatan Fehling A

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam keadaan bersih dan siap pakai

2. Timbang massa serbuk CuSO4.5H2O dengan menggunakan neraca


sebanyak 3,49 gram

3. Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan air


sampai volumenya 50 ml.

4. Aduk hingga serbuk larut seluruhnya.

B. Pembuatan Fehling B

1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam keadaan bersih dan siap pakai

2) Ukur massa NaOH sebanyak 7,7 gram dan 17,3 gram K—Na Tartrat

3) Campurkan NaOH dan K- Na tartrat du dalam gelas kimia dan dilarutkan


dalam air sebanyak 25mL

4) Aduk larutan dengan menggunakan batang pengaduk sampai rata

5) Masukkan 25 mL larutan Fehling B kedalam labu ukur

6) Tambahkan Aquades hingga volume akhir 50 mL

7) Goyang goyang kan labu ukur hingga tercampur rata larutan nya

C. Pengujian kandungan gugus aldehid


1) Menyiapkan larutan yang akan diuji kandungan gugus aldehidnya

2) Mengambil larutan uji masing masing sebanyak 2 ml dengan menggunakan


gelas ukur 5 ml, kemudian memasukkan kedalam tabung reaksi.

3) Menambahkan 5 tetes Fehling a dan 5 tetes fehling B pada larutan uji dalam
tabung reaksi tersebut.

4) Siapkan pembakar spritus dan kaki tiganya, kemudian lakukan pemanasan


dengan merebus tabung reaksi sampai larutan berubah warna.

5) Kalau larutan dalam tabung reaksi berubah warna menjadi merah bata atau
orange, berarti larutan tersebut mengandung gugus aldehid.

V. HASIL PERCOBAAN

Setelah tiap tiap larutan uji di tambahkan Larutan Fehling A dan Fehling B , dan
dipanaskan selama 5 menit hingga berubah warna

jenis Larutan Warna Warna Warna


sebelum di Setelah di setelah di
tambahkan tambahkan panaskan
Fehling A & B Fehling A & B

Larutan A Bening Biru Biru

Larutan B Bening Kehijau-hijauan Merah Bata

Larutan C Bening Biru Biru

Larutan D Bening Biru Biru

Larutan E Bening Kehijau-hijauan Merah Bata


VI. ANALISIS DATA

Dalam pembuatan Fehling A, konsentrasi yang biasa digunakan adalah 0,28 M.

Peraksi Fehling ynag terdiri dari 2 bagian, berupa Fehling A dan Fehling B. Pereaksi
Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut. Dalam campuran tidak
terbentuk endapan Cu(OH)2 sebagaimana halnya apabila larutan CuSO4 dicampurkan
dengan NaOH, tetapi merupakan suatu larutan yang berwarna biru tua.

VII. KESIM PULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

 Larutan fehling merupakan gabungan dari Fehling A dengan konsentrasi


0,28M dan Fehling B (garam Rochelle)

 Pengujian kandungan gugus aldehid dalam suatu larutan dapat dilakukan


dengan penambahan larutan Fehling dan pemanasan.

 Kandungan gugus aldehid ditunjukkan dengan perubahan warna larutan yang


telah ditambahkan dengan Fehling dan dilakukan pemanasan menjadi merah
bata.
 Dari kelima larutan uji yang diuji kandungan gugus aldehid, ternyata larutan
yang mengandung gugus aldehid adalah larutan 2
DAFTAR PUSTAKA

Pine, Stanley(dkk). 1988. Kimia Organik 1. Bandung : Penerbit ITB.

Sutresna, Nana. 2004. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XII SMA / MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai