Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MEDIA PEMBIAKAN MIKROBA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1. M FADHIL HARTANSYAH ( 1955041004 )
2. NURIL AIQADZANI ( 1915041034 )
3. NAVIRA EBELLA ( 1915041040 )

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TEKNIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
1. JUDUL PRAKTIKUM
Judul praktikum ini adalah MEDIA PEMBIAKAN MIKROBA.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan adalah sebagai latihan
dalam menyiapkan media sintetik untuk pertumbuhan mikroba.

3. LANDASAN TEORI
3.1 DEFINISI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Tumbuh dalam pengertian umum diartikan sebagai


bertambahnyaukuran, sedangkan berkembang diartikan sebagai
bertambahnya kuantitas. Oleh karena itu pertumbuhan dapat
ditunjukkan dengan adanya pertambahan panjang, luas, volume,
berat maupun kandungan tertentu,sedangkan berkembang
ditun8ukan dengan bertambahnya jumlah individudan terbentuknya
alat reproduksi. Dengan demikian dari segi ukuran,maka tumbuh
merupakan proses dari pendek menjadi panjang, dari sempit menjadi
luas, dari kosong menjadi berisi, dari ringan menjadi berat,sedangkan
berkembang adalah dari sedikit menjadi banyak.

Kuantitas atau ukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur,


Pertama dari segi pertambahan dimensi satu, misalnya : panjang,
diameter, jari-jari, dan jumlah sel, Kedua dari segi pertambahan
dimensi dua,misalnya :luas, Ketiga dari segi pertambahan dimensi
tiga, misalnya : volume, berat segar, berat kering. Selain tiga segi
tersebut, Pertumbuhan juga dapat diukur dari segi komponen seluler,
misalnya : RNA, DNA, dan protein dan dari segi kegiatan
metabolisme secara langsung, misalnya : kebutuhan oksigen, karbon
dioksida, dan lain-lain (Winarsih, 2011).

Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :


pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan
populasi. Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya
ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai
bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi atau
bertambahnya ukuran koloni. Namun demikian pertumbuhan
mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari segi
pertambahan panjang, luas,volume, maupun berat,karena
pertambahannya sangat sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih
cepat dari satuan waktu mengukurnya) , sehingga untuk
mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama dengan
satuan perkembangan. Pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme
unisel lainnya dapat ditunjukan dengan cara menghitung jumlah sel
setiap koloninya maupun mengukur kandungan senyawa tertentu
yang dihasilkan ( Winarsih, 2011).

3.2 DEFINISI DAN FUNGSI MEDIA PERTUMBUHAN


MIKROORGANISME

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri


atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak pada media
tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-
nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme identifikasi dan membuat kultur murni.
Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan
isolasi dan identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan
masing-masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan
yangterdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam
media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.

Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien


yang berperan penting untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya. Susunan bahan nutrien, baik bahan alami
maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi
dan perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media. Macam nutrien yang digunakan tergantung
dari macam bakteri yang dibiakkan.
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis
sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan
tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
1. Media harus mengandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum
ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain.

3.3 PERTUMBUHAN MIKROBA


Pertumbuhan secara umum berarti, pertambahan secara teratur
semua komponen di dalam sel hidup.
 Pada organisme multiseluler ---> peningkatan jumlah sel per organisme,
dimana ukuran sel menjadi lebih besar.
 Pada organisme uniseluler ---> pertambahan jumlah sel, yang berarti
pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi (biakan), koloni.
 Pertumbuhan individu (sel) --->adanya penambahan volume sel serta
bagiannya, atau penambahan kuantitas isi dan kandungan dalam sel.
 Pertumbuhan kelompok (populasi) ---> pertambahan jumlah suatu kelompok
organisme akibat pertumbuhan individu

3.4 MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA


Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan
penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada
media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan,
mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam
waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta
sifat-sifat biokimiawinya. Di dalam laboratorium mikrobiologi
kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan antigen,
toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi
dan lain-lain.
3.5 Syarat-Syarat Pertumbuhan Mikroorganisme
Mikroorganisme untuk pertumbuuhannya membutuhkan nutrisi serta
faktor lingkungan guna kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme
membutuhkan komponen-komponen tertentu guna pertumbuhannya,
yakni :
1. Energi
Mikroorganisme bisa dibagi jadi 2 kelompok menurut keperluan
energinay. Yakni mikroorganisme kemotrof dan fototrof.
Mikroorganisme fototrof memakai cahaya matahari menjadi sumber
energinya, sementara mikroorganisme kemotrof sumber energi
asalnya dari oksidasi senyawa organic misalnya seperti glukosa/
senyawa organic misalnya NaNO₂ dan H₂S.

2. Sumber karbon
Menurut kebutuhan karbonnya, mikroorganisme ini bisa dibagi jadi
dua kelompok yakni: mikroorganisme heterotroph dan autotroph.
Mikroorganisme autotroph ialah mikroorganisme yang memakai
karbon (CO₂) menjadi sumber karbonnya, sementara
mikroorganisme heterotroph membutuhkan sumber karbon organic,
seperti glukosa.

3. Sumber nitrogen
Mikroorganisme mengambil sumber N pada bentuk gas nitrogen,
garam nitrat atau berbentuk N dari senyawa organic, dan ammonium.

4. Vitamin
Penting bagi pertumbuhan sel serta dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit.

5. Air
Seluruh sel membutuhkan air pada mediumnya untuk pelarut, jadi
nutrient dengan berat molekul rendah bisa melalui membrane sel.

6. Elemen non metal


Khususnya elemen ini fosfor dan sulfur. Elemen metal terdiri atas
Na, Cu2+, Ca2+, Zn 2+, Mg2+, Fe2+, Fe2+, Mn2+, bentuknya ini
garam-garam anorganik. Ion – ion tersebut mempunyai peran penting
dalam osmoregulasi, transfer electron dan mengatur aktivitas enzim.

7. Vitamin
Penting di dalam pertumbuhan sel dan dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit.

8. Air
Seluruh sel membutuhkan air pada mediumnya untuk pelarut, jadi
nutrient dengan berat molekul yang rendah bisa melalui membrane
sel.

9. Nutrisi
Nutrisi atau sumber pangan ini sangat berperan penting bagi proses
pertumbuhan mikroorganisme, misalnya layaknya makroorganisme.
Mikroorganisme mempunyai kebutuhan akan nutrisi guna menopang
semua kegiatan metabolisme yang akan dilangsungkan dalam tubuh.

Nutrisi –nutirisi yang diperlukan mikroorganisme ini kadang lengkap


ditambah dengan media pertumbuhannya. Di setiap mikroorganisme
mempunyai ciri khas akan nutrisi khusus dalam pertumbuhannya.
Seperti bakteri laktat akan tumbuh secara baik di media yang banyak
susu. Sedangkan untuk bakteri gram yang negative sebaliknya,
sehingga kebutuhan akan nutrisi ini pada setiap mikroorganisme
yang berbeda-beda. Hal tersebut pula meliputi keseimbangan mineral
yang diperlukan mikroorganisme.

10. Derajat keasaman (Ph)


Di dalam lingkungan mempunyai derajat keasaman yang beda
bergantung dengan komposisi didalamnya. Hal tersebut akan
emmpengaruhi mikroorganisme yang tumbuh secara baik. Pada
umumnya mikroorganisme tumbuh secara baik dalam pH netral
kurang lebih 7, sedangkan terdapat sejumlah mikroorganisme yang
mempunyai pH asam maupun basa guna proses pertumbuhannya,
menurut pH optimalnya, sehingga mikroorganisme dibagi jadi :
 Asidofik
Ialah kelompok dari mikroorganisme secara baik pada media (lingkungan)
dengan mempunyai pH asam yaitu dibawah angka enam (Ph <6). Kelompok
tersebut kadang dihuni oleh kelompok jamur dan sejumlah bakteri mislanya
helicobacter pylori akibat dari radang lambung yang bisa bertahan
melaluiasam lambung menggunakan pH2.
 Neutrofilik
Kelompok mikroorganisme menggunakan pH optimum netral (pH 6-7) guna
pertumbuhannya, kelompok tersebut ialah mikroorganisme secara umum.
 Basofilik kebalikan asidofilik
Untuk kelompok tersebut mempunyai pH tinggi untuk bisa tumbuh secara
baik. pH pertumbuhan dari kelompok basofik yakni diatas 7, seperti kelompok
mikroba hidup didasar laut kapur/ lingkungan basa yang lain.
11. Suhu
Untuk pengaruh dari suhu dalam pertumbuhan mikroba sangat
penting, sebab suhu bisa berpengaruh terhadap enzim dengan
membantu proses metabolisme. Di setiap mikroorganisme
mempunyai suhu optimum menjadi syarat pertumbuhan, menurut
suhunya mikroorganisme dibagi jadi :
 Psikrofilik
Golongan mikroba yang tumbuh dalam lingkungan suhu 0 serajat Celsius
sampai 25 derajat Celsius.
 Mesofilik
Kelompok mikroorganisme tumbuh secara baik di suhu antara 20 derajat
sampai 40 derajat Celsius, suhu tersebut sebagain banyak mikroorganisme
secara umum.
 Termofilik
Kelompok mikroorganisme tumbuh pada suhu tinggi yaitu optimum dengan
suhu 50 derajat Celsius sampai 60 derajat Celsius.
12. Air
Air ialah komponen dasar organisme, air fungsinya menjadi pelarut
serta peranannya paling erat dengan transportasi dan juga
berlangsunga metabolisme. Keperluan air pun dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme, yang tidak menggunakan air sehingga
proses metabolisme akan hilang.

13. Oksigen
Oksigen bisa berpengaruh pada pertumbuhan mikroba, sejumlah
mikroba membutuhkan oksigen guna tumbuh sedangkan lainnya
rtanpa toleran pada adanya gas tersebut.
Sehingga dibedakan menjadi :
 Aerob
Aerob ialah kelompok mikroorganisme tumbuh membutuhkan gas oksigen
bebas (O2) pada alam. Aerob bisa dibagi jadi : mikroaerob kelompok yang
membutuhkan sedikit oksigen bebas, kapnofil membutuhkan oksigen lebih
beas, dan anaerob fakultatif ialah mikroba dengan penyesuaian
lingkungannya.
 Anaerob
ialah kelompok yang memakai oksigen terlarut di dalam senyawa lainnya,
seperti CO (x).
Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikoorganisme
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme
yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

3.6 Bentuk, Susunan dan Sifat Media


Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat
seperti agar, gelatin dan sebagainya. Dikenal tiga bentuk media,yaitu:
 Media cair (kaldu cair) : tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk
bakteri dan ragi.
 Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur.
 Media semi padat atau semi cair : penambahan zat padat 50%, dipergunakan
untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau
fakultatif.
Susunan media :
Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin. Dapat berbentuk :
 Media alami : disusun oleh bahan alami, kentang, dagimg, susus, telur dan
lain-lain.
 Media sintetik, disusun dari senyawa kimia
 Media semi sintetis : media yang disusun berdasarkan campuran bahan alami
dan bahan sintetis.
Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri terdiri dari pepton, ekstrak
daging, NaCl dan aquades. Agar toge untuk pertumbuhan jamur/ ragi
dan agar wortel untuk pertumbuhan ragi dan beberapa jenis jamur.

Sifat Media : tujuan lain penggunaan media yaitu untuk isolasi,


seleksi, evaluasi dan diferemsiasi biakan yang didapat, artinya
penggunaan zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembang biakan. Setiap media mempunyai sifat
(spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya.
Pembagian media berdasarkan sifat :

 Media umum, contoh nutrien agar, dan agar kentang dekstrosa.


 Media pengaya
 Media selektif
 Media differensial
 Media penguji
 Media perhitungan.
Media yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium
ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun daripada :

 Kaldu bubuk 3 g
 Pepton 5 g
 Air suling 1000 g
Jika diperlukan medium padat, maka ditambahkan 15 g agar. Media
ini disebut media baku. Jika tidak ada kaldu bubuk, bahan itu dapat
diganti dengan rebusan daging yang diperoleh sebagai berikut: ambil
barang 0,5 kg daging yang tidak berlemak, rendam dalam 1.000 ml
air suling semalam dalam almari es. Paginya buanglah lemak vang
mungkin terdapat mengapung di permukaan air. Kemudian saring
suspensi lewat kain kasa yang halus. Tambahkan air suling kepada
filtrat sehingga volume menjadi 1 liter lagi. Kepada medium ini
ditambahkan 5 g pepton dan lain-lainnya yang diperlukan, lalu panasi
suspensi sampai 100˚C selama 20 menit. Akhirnya tuangkanlah
suspensi lewat kertas saring, dan tambahkan air suling lagi sehingga
volume tetap 1 liter. Medium ini perlu disterilkan dahulu sebelum
digunakan untuk memiara bakteri. juga keasaman medium perlu
diatur, biasanya pH 7.

A. MEDIA CAIR
Media cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagai
berikut. 1 liter air-murni ditambahkan 3 g kaldu daging lembu dan 5
g pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air
susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton mengandung banyak
N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya lagi.
Medium itu kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit
asam atau netral; keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan
bakteri. Kaldu seperti tersebut di atas masih perlu disaring untuk
kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi atau botol-
botol. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah
tabung atau botol berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan
kapas, dapatlah mereka dimasukkan ke dalam alat pensteril
(autoklaf).

B. MEDIA KENTAL (PADAT)


Media padat ialah media dari kaldu yang dicampur dengan sedikit
agar. Setelah media itu disterilisasikan, dan kemudian dibiarkan
mendingin, maka kita perolehlah medium padat. Agar-agar ialah
sekedar zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.

B. MEDIA YANG DIPERKAYA


Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti disebut
di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus,
Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan
Neisseria gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa
serum atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen
adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar di
luka. Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang
sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum
sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat
pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di
dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali
untuk memiara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan
tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang
menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk
menumbuhkan lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.

D. MEDIA YANG KERING


Sekarang ini banyak dipermudah dengan telah tersedia bermacam-
macam medium dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan
medium tersebut, cukuplah serbuk kering tersebut untuk dilarutkan
dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan
pH tidak perlu lagi, karena hal sudah dilakukan lebih dahulu pada
pembuatan serbuk. Salah satu contoh adalah merk DIFCO.

E. MEDIA YANG SINTETIK


Medium sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu
yang mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri autotrof dapat
hidup dalam medium ini. Bakteri saprofit (istilah lain untuk ini ialah
saprobakteri) dapat juga dipiara di dalam medium ini asalkan kepada
medium ini ditambahkan natrium sitrat dan natrium amonium fosfat;
yang pertama merupakan sumber karbon, sedang yang kedua
merupakan sumber nitrogen. Medium ini buatan Koser, dan medium
ini berguna untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari
Escherichia coli; yang pertama dapat hidup dalam medium ini,
sedang yang kedua tidak.

4. HASIL PRAKTIKUM

Media yang telah diamati dalam perbandingan waktu yang belum


disimpan (0 jam) dan yang sudah disimpan (24 jam) dinyatakan
dalam bentuk table sebagai berikut :
Waktu Media Hasil Pengamatan Gambar
Pengamatan
0 Jam Media Cair Kondisi awal media setelah
dituangkan ke dalam tabung reaksi
adalah berwarna bening

Media Agar Pada kondisi awal media ini


Miring berwarna sedikit keruh
dikarenakan warna agar. Media ini
diletakkan dengan keadaan miring

Media Cawan Sebelum disimpan kondisi media


Agar masih cair dan media berwarna
sedikit keruh.
24 jam Media Cair Kondisi media setelah
24 jam yaitu tetap be-
ning dan tidak ada
perubahan signifikan
yang membedakan
dengan sebelum
disimpan
Media Agar Media ini telah
Miring menjadi padat dengan
bentuk agar yang
miring serta warnanya
lebih keruh dari
sebelumnya

Media CawanKondisi Media Agar


Agar Datar yaitu telah
menjadi padat dan
warnanya lebih keruh
dari sebelumnya serta
bentuk agar yang
menyerupai cawan
petri dengan keadaan
agar

5. PEMBAHASAN
Pada tanggal 1 November 2019, kelompok 9 melakukan praktikum
mikrobiologi tentang pembiakan mikroba yang menggunakan media
sintetik. Media sintetik adalah media yang bahan kimia penyusunnya
diketahui secara kualitas dan kuantitas. Pada praktikum ini dibuat 6
media sintetik, terdiri dari 2 buah media cair pada tabung reaksi, 2
buah media agar miring pada tabung reaksi, dan 2 buah media cawan
agar pada cawan petri. Dalam pembuatan media yang harus dipahami
adalah kebutuhan dasar nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba dan
bias menentukan komposisi bahan yang akan digunakan.

Prosedur dalam pembuatan media meliputi penimbangan bahan-


bahan yang akan dicampur, pengukuran derajat keasaman, pengisian
media kedalam tempat tertentu, sterilisasi media dan penyimpanan
media dalam incubator. Pertama, timbang dipotassium pospat
(K₂HPO₄) sebanyak 1,68 gr dengan menggunakan neraca analitik.
Neraca analitik adalah timbangan digital yang memiliki tutup agar
udara tidak berpengaruh terhadap massa beban. Masukan ke dalam
gelas beker.

Selanjutnya timbang potassium monobase (KH₂PO₄) sebanyak 0,48


gr, lalu masukan ke dalam gelas beker. KH₂PO₄ merupakan larutan
penyangga yang juga berfungsi sebagai pengencer. Larutan
pengencer diperlukan untuk membuat media pertumbuhan bakteri
supaya konsentrasinya tidak terlalu pekat dan memudahkan
pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan. Potassium pospat
monobase tidak memengaruhi pH sehingga baik digunakan untuk
pengencer. Hal ini dikarenakan bakteri sensitive terhadap perubahan
Ph media yang cenderung asam. Kandungan KH₂PO₄ berguna untuk
memberikan nutrisi sel mikroorganisme serta sebagai elemen kunci
dalam pengendalian metabolisme sel, proses transport dan
dibutuhkan pada metabolisme karbohidrat.

Timbang magnesium sulfat (MgSO₄.7H₂O) sebanyak 0,048 gr dan


masukan kedalam gelas beker. Magnesium sulfat mengadung unsur
S yang berperan dalam sterilisasi ribosom, stabilisasi membrane, dan
sebagai sumber mineral. Timbang juga ammonium sulfat
((NH₄)₂SO₄) sebanyak 0,24 gr, lalu masukan kedalam gelas beker.
Bahan ini berperan dalam proses perkembangbiakan mikroba dan
juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba lainnya.
Kemudian timbang glukosa sebanyak 1,2 gr, lalu masukan kedalam
gelas beker. Tambahkan air suling sebanyak 120 ml kedalam gelas
beker. Aduk larutan tersebut menggunakan stirrer untuk mengaduk
larutan agar cepat homogen dengan kecepatan putaran 200 rpm.

Setelah dilakukan homogenisasi, prosedur selanjutnya adalah


mengukur tingkat keasaman larutan. Mengukur Ph media sangat
penting, hal ini jika media terlalu asam atau basa maka pertumbuhan
mikroba akan terhambat. Untuk mendapatkan tingkat keasaman yang
diinginkan, maka perlu ditambahkan NaOH 1N untuk menaikan Ph
dan HCL yaitu untuk menurunkan Ph.

Pada saat melakukan pengukuran dengan Ph meter, Ph menunjukkan


tingkat keasaman 7,4 sehingga tidak perlu ditambahkan tambahan
lain karena Ph sudah sesuai. Selanjutnya lakukan pengisian media
cair kedalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi 5 ml larutan
mineral garam-glukosa. Kemudian tutup menggunakan aluminium
foil.

Sedangkan untuk mendapatkan media dalam bentuk padat larutan


mineral garam-glukosa yang tersisa yaitu 110 ml tambahkan agar-
agar dan dipanaskan dengan hot plate dengan kecepatan 200 rpm dan
100˚C. Serta tambahka magnetic stirrer untuk mengaduk larutan.
Setelah larutan mendidih, tuang larutan kedalam 2 buah tabung reaksi
dan 2 buah cawan petri. Tutup semua wadah dengan rapat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba lainnya. Media yang ditaruh dalam
tabung reaksi dinamaka media agar miring, karena media pada
tabung reaksi dibiarkan mengeras dalam posisi miring ±45˚.
Sedangkan media yang ditaruh didalam cawan petri dinamakan
media cawan agar. Semua media yang dimasukan kedalam masing-
masing tempat ditutup menggunakan sumbat kasa, aluminium foil,
dan kertas. Selajutnya simpan seluruh media ke dalam incubator.
Dari hasil pengamatan terhadap media yang telah disimpan di
incubator selama 24 jam. Media cair tidak mengalami perubahan
warna dan bentuk. Tetapi untuk media padat, yang semula cair
berubah menjadi padat dan warnanya juga berubah jadi keruh dari
sebelumnya. Didalam media tersebut juga belum ada tanda-tanda
bahwa media yang telah dibuat terkontaminasi.
6. KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa dalam pembuatan pembuatan media


pembiakan mikroba diperlukan kesabaran dan ketelitian agar
dapat menghasilkan media pembiakan yang steril dari
kontaminasi luar. Syarat media yang dapat digunakan sebagai
media pembiakan mikroba adalah media yang mempunyai
nutrisi dan dapat digunakan oleh mikroba untuk berkembang
biak.

7. DAFTAR PUSTAKA

Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1.


Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Ermila, Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
Situs Web Dunia Mikro. 2008. Media Pertumbuhan
Mikrobiologi.
Winarsih,S. Dkk. 2011. Reproduksi dan Pertumbuhan
Mikroorganisme.
https://www.slideshare.net/SrimariaRevi/pertumbuhan-
mikroba-71261633
http://itarohayanichemicalanalyst.blogspot.com/
https://www.biologi.co.id/syarat-syarat-pertumbuhan-
mikroorganisme/
https://www.pintarbiologi.com/199/syarat-syarat-pertumbuhan-
mikroorganisme.html
LAMPIRAN
LAMPIRAN
N Alat Fungsi
o dan
bahan
1 Fungsi gelas
ukur adalah
sebagai
alat ukur volum
e cairan yang
tidak
memerlukan
ketelitian yang
tinggi

2 Fungsi cawan
petri adalah
digunakan
untuk
membiakkan sel

3 Pipet
tetes berfungsi
untuk membantu
memindahkan
cairan dari wadah
yang satu ke
wadah yang lain
dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu
setetes demi tetes.
4

5 Fungsi tabung
reaksi adalah
sebagai tempat
dimana kita
mereaksikan
bahan kimia
dalam
laboratorium

6 Kegunaan
utama ammoni
um
sulfat ialah me
mbentuk
sejumlah kecil
asam yang
menurunkan pH
keseimbangan
7 Dipotasiu
m
phospat
berfungsi
zat
penyangg
a

8 Potassiu
m
phosphate
membant
u
menjaga
kesegara
n isi
produk

9 Manfaat
Pupuk
Magnesiu
m Sulfat
(MgSO4)
adalah
Nutrisi
penting
dalam
pembentu
kan gula,
karbohidr
at,
protein,
lemak,
dan
minyak

1 Fungsi agar
0 adalah sebagai
media
pertumbuhan

1 glukosa adala
1 h sumber
energi utama.

1 Neraca analitik
2 untuk
menimbang
bahan
1 Ph meter
3 untuk
mengukur pH

1 tabung
4 reaksi tanpa
bibir yang
biasanya
digunakan
untuk
pembiakan
mikroorganis
me dalam
medium cair.
1
5

Anda mungkin juga menyukai