Anda di halaman 1dari 13

AIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN

Dewi Aulya Rahmi

1410422040

Kelas B, Kelompok 2A

ABSTRAK

Air sebagai merupakan komponen utama dalam tumbuhan, yang menyusun 60 – 90%
dari berat daun. Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 31 Agustus 2015 di
Laboratorium Pendidikan IV Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas, Padang pada pukul 08.00 WIB dengan tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis pada jaringan
epidermis, menentukan tekanan osmotic cairan sel, dan mengukur potensial air jaringan
dengan metode chardakov. Metoda yang digunakan adalah pengamatan secara
langsung. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Rhoe discolor, dan
Pachyrhizus erosus dengan hasil yang didapatkan untuk peristiwa plasmolisis larutan
NaCl lebih cepat terplasmolisis daripada larutan sukrosa, tekanan osmotic cairan sel
dengan persentase plasmolisis terbesar pada konsentrasi 0,10; 0,16; 0,18; 0,20; 0,24 M.
Kesimpulan pada praktikum ini potensial air merupakan alat diagnosis yang
memungkinkan penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan
tumbuhan. Semakin tinggi kosentrasi larutan sukrosaatau NaCl, sel yang mengalami
plasmolisis juga semakin besar jumlahnya.

Kata kunci: Deplasmolisis, insipient plasmolisis, Pachyrhizus erosus, plasmolisis,


potensial air, potensial osmotik dan Rhoe discolor.

PENDAHULUAN sel terjadi peristiwa osmosis


(Sasmitamihardja, 1996).

Air menjadi kebutuhan pokok


Air penting bagi tumbuhan. Air bagi semua tanaman juga merupakan
berperan dalam pelaksanaan reaksi bahan penyusun utama dari
biokimia. Air dapat memberikan protoplasma sel. Rhoe discolor
tekanan hidrolik pada sel sehingga merupakan tumbuhan yang banyak
menimbulkan turgor pada sel-sel tumbuh didaerah tropis. Umumnya
tumbuhan, memberikan sokongan tanaman ini tumbuh didaerah dingin
dan kekuatan pada jaringan-jaringan dan cukup air. Tanaman ini tidak
tumbuhan yang tidak dapat tumbuh didaerah tanah yang
memiliki sokongan struktur. Struktur jenuh atau tergenang karena batang
tumbuhan yang penting dalam dan daunnya akan cepat membusuk,
perlalulangan zat adalah dinding dan tanaman ini juga tidak dapat
sel dan membran sel. Pada membran tumbuh didaerah yang kurang air
karena daun dan batangnya akan molekul-molekul tertentu saja
mengerdil ( Fahn, 1991). (Dwidjoseputro, 1986).
Tanaman ini juga merupakan
tanaman yang mempunyai ciri yaitu Osmosis merupakan suatu
dengan bentuk daunya yang fenomena alami, tapi dapat dihambat
memanjang seperti daun jagung, secara buatan dengan meningkatkan
mempunyai warna ungu pada pada tekananpada bagian dengan
permukaan bawah dan warna hijau konsentrasi pekat menjadi melebihi
dipermukaan atas. Pada permukaan bagian dengan kosentrasi yang lebih
atas licin karena terdapat lapisan lilin. encer. Gaya per uniti luas yang dibutuhkan
Tanaman ini mempunyai akar serabut untuk mencegah mengalirnya pelarut
sehingga termasuk tanaman melalui membran permeabel selektif
monocotyledoneae ( Haryadi, 1996). dan masuk ke larutan dengan
Kelangsungan hidup sel kosentrasi yang lebih pekat
tumbuhan bergantung pada sebanding dengan tekanan turgor.
kemampuannya untuk Tekanan osmotik merupakan sifat
menyeimbangkan pengambilan dan koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
pengeluaran air. Pengambilan atau bergantung pada konsentrasi zat
pengeluaran netto air oleh suatu sel terlarut, dan bukan pada sifat zat
terjadi melalui osmosis, yaitu traspor terlarut itu sendiri.
passif air melewati suatu membran. Tekanan osmosis cairan dapat
Dalam hal ini membran sel tumbuhan ditentukan dengan cara mencari
(Campbell, 2004). suatu larutan yang mempunyai
Difusi adalah pergerakan tekanan osmosis sama dengan
molekul atau ion dari larutan cairan tersebut. Dalam cara ini kita
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang dapat mengambil patokan pada
konsentrasi rendah, sehingga kadar terjadinya peristiwa plasmolisis
larutan tersebut merata. Kecepatan sel.dalam keadan insipien plasmolisis
difusi tergantung pada tekanan, tekanan osmosis cairan sel adalah
konsentrasi zat terlarut dan suhu sama dengan tekanan osmosis
(Kimball, 1992). Osmosis adalah larutan dalam massa jaringan sel
proses berpindahnya molekul – tersebut direndam. Plasmolisis dapat
molekul air dari larutan yang dilihat dibawah mikroskop sebagai
berkonsentrasi rendah (hipotonis) suatu percobaan (Lakitan, 2004).
menuju larutan yang berkonsentrasi
tinggi (hipertonis) melalui selaput Proses osmosis sangat
semipermiabel. Membran dikatakan berperan dalam proses
permeabel apabila semua jenis pengangkutan tumbuhan.
molekul dalam cairan dapat melewati Memungkinkan terjadinya
membran, sedangkan suatu penyerapan air dan ion-ion dari
membran dikatakan semi permeabel dalam tanah yang nanti akan
jika hanya dapat dilewati oleh diedarkan keseluruh bagian
tumbuhan. Terjadinya pengangkutan kemampuan tanaman untuk
itu akan menyababkan tekanan turgor menyerap air dari dalam tanah.
sel, sehingga mampu membesar dan Sebaliknya, semakin tinggi potensial
mempunyai bentuk tertentu. Osmosis air, semakin besar kemampuan
juga memungkinkan terjadinya jaringan untuk memberikan air
membuka dan menutupnya stomata. kepada sel yang mempunyai
Plasmolisis merupakan suatu proses kandungan air lebih rendah. Pada
terlepasnya membran plasma dari umumnya nilai potensial air dalam
dinding sel. Hal tersebut dapat terjadi tumbuhan mempunyai nilai yang lebih
bila sel tumbuhan dimasukkan kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai
kedalam cairan hipertonik (larutan nilai yang negative. Nilai potensial air
yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam sel dan nilainya di sekitar sel
daripada konsentrasiisi sel) maka akan mempengaruhi difusi air dari
terjadilah eksosmosis yaitu, dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam
keluarnya air dari isi sel keluar sel tumbuhan ada tiga faktor yang
membran. Karena volume isi menetukan nilai potensial airnya,
berkurang dan dinding plasma yaitu matriks sel, larutan dalam
bersifat permeabel, maka antar vakuola dan tekanan hidrostatik
membran plasma dan dinding sel dalam isi sel. Hal ini menyebabkan
terisi oleh larutan dari luar (Endah , potensial air dalam sel tumbuhan
2014). Menurut Endah (2014), bila sel dapat dibagi menjadi 3 komponen
tumbuhan dimasukkan kedalam yaitu potensial matriks, potensial
cairan hipotonik, turgor sel akan osmotik dan potensial tekanan
meningkat. Bila berada dalam (Hendriyani, 2013).
keadaan isotonik (larutan yang
konsentrasinya sama dengan konsentrasi Potensial air adalah suatu
isi sel, maka sebagian sel yang ada pernyataan dari status energi bebas
mengalami plasmolisis, sebagian sel air, suatu ukuran data yang
tidak. Keadaan ini dapat dipakai menyebabkan air bergerak ke dalam
untuk menentukan tekanan osmosis suatu sistem, seperti jaringan
sel dengan meletakkan pada larutan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau
yang ditentukan molaritas larutan dari suatu bagian ke bagian lain
atau tekanan osmotiknya dan melihat dalam suatu sistem. Potensial air
berapa banyak sel yang mungkin merupakan parameter yang
terplasmolisis. paling bermanfaat untuk diukur dalam
Potensial air merupakan alat hubungannya dengan sistem tanah,
diagnosis yang memungkinkan tanaman dan atmosfir (Nio, 2011).
penentuan secara tepat keadaan Plasmolisis merupakan suatu
status air dalam sel atau jaringan fenomena pada sel berdinding
tumbuhan. Semkain rendah potensial dimana sitoplasma mengkerut dan
dari suatu sel atau jaringan membran plasma tertarik menjauhi
tumbuhan, maka semakin besar dinding sel ketika sel melepaskan air
ke lingkungan hipertonik (Campbell, adalah air menciptakan lingkungan
2009). Peristiwa ini terjadi bila yang memungkinkan untuk
jaringan ditempatkan pada larutan berlangsungnya berbagai reaksi
yang hipertonik atau memiliki biokimia dalam sel tumbuhan
potensial osmotic yang lebih tinggi. (Annur,2008).
Dalam keadaan tersebut, air sel akan
terdorong untuk berdifusi keluar sel Potensial osmotik cairan sel
menembus membran (osmosis). dapat diukur dengan mudah bila nilai
Dalam keadaan tertentu, sel masih potensial tekanan cairan sel sama
mampu kembali ke keadaan semula dengan nol, yaitu pada saat sel
bila jaringan dikembalikan ke air mengalami plasmolisis. Pada proses
murni. Peristiwa ini dikenal sebagai plasmolisis dikenal istilah plasmolisis
gejala deplasmolisis (Suyitno, 2010). insipien yaitu kondisi dimana
protoplasma hampir terlepas dari
Larutan yang di dalamnya dinding sel. Volume sel yang
terdapat sekumpulan sel dimana 50% mengalami plasmolisis sama dengan
berplasmolisis dan 50% tidak palsmolisis yang mengalami
berplasmolisis disebut plasmolisis plasmolisis insipien. Plasmolisis
insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila insipien dapat ditentukan dengan
sel berada dalam keadaan tanpa melihat jumlah sel yang terplasmolisis
tekanan. Nilai potensial osmosis sel dari populasi sel yang teramati
dapat diketahui dengan menghitung (Salisbury/Ross.1995:49).
nilai potensial osmosislarutan
sukrosa yang isotonik terhadap Penentuan nilai osmotik cairan
cairan sel. Peranan air sebagai sel dapat pula dilakukan dengan
pelarut ini penting sekali artinya bagi metode cardakov, penentuan nilai
kehidupan tumbuhan. Struktur osmotik ini sudah sejak lama dikenal
molekul protein dan asam nukleat oleh V.S Chardakov yang berasal
dapat berlangsung karenaadanya air dari Rusia cara ini relative lebih
di sekitarnya. Selain protein dan mudah, akurat dan mudah diterapkan
asam nukleat, aktivitas senyawa dilapangan. Perhitungan nilai
laindi dalam protoplasma juga potensial osmotik cairan sel dengan
ditentukan oleh adanya air kecuali metode chardacov ini didasarkan
untuk molekul yang berada dalam pada perubahan konsentrasi larutan
oleosom atau bagian lemak pada akibat adanya penyerapan larutan
membran. Walaupun demikian oleh jaringan yang direndam didalam
oleosom dan membran secara larutan. Dalam metode chardacov,
keseluruhan dipengaruhi oleh air gerakan partikel – partikel zat
disekitarnya. Walaupun air dapat terlarut keadaan dari jaringan atau
bertindak sebagai bahan pereaksi larutan diabaikan.
(reaktan) atau sebagai produk suatu Tujuan dari praktikum ini
reaksi kimia, tetapi yang lebih penting adalah untuk melihat peristiwa
plasmolisis dan deplasmolisis pada permukaan epidermis bawah Rhoe
jaringan epidermis, untuk mengukur discolor disayat selapis tipis dengan
tekanan osmotic cairan sel dan untuk menggunakan pisau silet yang tajam.
mengetahui cara mengukur potensial Potongan tersebut diletakkan pada
air dengan metode chardakov. kaca objek dan ditetesi 2–3 tetes air,
kemudian ditutup dengan cover glass
dan diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran rendah. Sel–sel
PELAKSANAAN PRAKTIKUM yang bewarna ungu ditepi irisan
diamati antara lain adanya sel–sel
Waktu dan Tempat yang tidak berpigmen, adanya
nucleus, dan partikel subsel lainnya
Praktikum air sebagai komponen
didalam sel. Kemudian ditambah 2–3
tumbuhan ini dilaksanakan pada hari
tetes sukrosa 1 M diantara gelas
Senin tanggal 31 Agustus 2015 pada
preparat dan kaca penutup melalui
pukul 08.00 WIB di Laboratorium
salah satu sisinya. Air yang
Pendidikan IV, Jurusan Biologi,
berlebihan di tepi kaca dilap dengan
Fakultas Matematika dan Ilmu
menngunakan tissue. Penambahan
Pengetahuan Alam, Universitas
tetesan larutan sukrosa terus
Andalas, Padang.
dilakukan sehingga ikut terserap oleh
Alat dan Bahan kertas tissue kedalam kaca.
Kemudian diamati penurunan volume
Alat dan bahan yang digunakan protoplas dan perhatikan benang –
adalah mikroskop, kaca objek, cover benang sitoplasmatik tak berpigmen
glass, pisau silet, dan pipet tetes, tetap melekat pada dinding sel dan
tabung reaksi, gelas objek, enam dicatat waktunya. Lalu kertas tissue
buah pipet berkapasitas 10 ml, alat diletakkan untuk menyerap larutan
pengebor gabus, mikropipet dan sukrosa dan ditambahkan lagi
syringe 6 buah. Bahannya adalah beberapa tetes air disisi kaca
Rhoe discolor., Pachyrhizus erosus, berlawanan. Diamati proses
sukrosa 1 M, NaCl 1 M, larutan deplasmolisi yang terjadi dan dicatat
glukosa dengan konsentrasi 0,24 waktu yang diperlukan untuk proses
:0,22 :0,20 :0,18 :0,16 :0,14 :0,12 deplasmolisis tersebut. Dilakukan hal
:0,10 M dan larutan sukrosa 0,1 :0,2 yang sama untuk larutan Nacl 1 M.
:0,3 :0,4 :0,5 :0,6 dan metilen blue.
II.Penentuan Tekanan Osmotik
Metode Kerja Cairan Sel
Pada percobaan penentuan
I.Plasmolisis dan Deplasmolisis tekanan osmosis cairan sel cara
Pada Jaringan Epidermis
kerjanya adalah disiapkan 7 buah
Pada percobaan plasmolisis
tabung reaksi, diisi larutan glukosa
dan deplasmolisis pada jaringan
atau sukrosa ke dalam tabung kira –
epidermis cara kerjanya adalah
kira 1/3 bagian, satu tabung reaksi
untuk satu konsentrasi. Kemudian kemudian larutan sisa ditetesi dengan
disayat selapis tipis lapisan epidermis larutan asal yang konsentrasinya
Rhoe discolor dengan menggunakan sama dan telah diwarnai dengan
pisau silet dan diamati pada metilen blue, diamati gerakan larutan
mikroskop. Dihitung jumlah sel yang pengetas tadi. Dilihat apakah larutan
bewarna ungu utuh kemudian tersebut jatuh kedasar, melayang,
dimasukkan kembali ke tabung reaksi atau tenggelam pada sisa larutan.
dan dibiarkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit, periksa lagi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menghitung kembali sel bewarna Dari praktikum yang telah
ungu yang masih utuh. Dicari dilaksanakan didapatkan hasil
konsentrasi sukrosa dimana 50% dari sebagai berikut :
jumlah sel epidermis tadi telah
terplasmolisis. Keadaan ini disebut a. Plasmolisis dan
dengan insipient Plasmolisis. Lalu Deplasmolisis pada jaringan
epidermis Rhoe discolor
tentukan potensial osmotic sel pada
Tabel percobaan 1. Plasmolisis dan
insipient plasmolisis. Sel pada
deplasmolisis pada jaringan
keadaan insipient palsmolisi memiliki
epidermis Rhoe discolor
potensial osmotik sama dengan
potensial osmotik larutan yang Perlaku Deskripsi Waktu
digunakan. an pengamatan plasmolisis-
sel deplasmolisis
Air Sel tampak - -
III.Mengukur Potensial Air Jaringan destilasi normal dan
Dengan Metode Chardakov pigmen
Pada percobaan mengukur warna pada
potensi air dengan metoda sel merata.
Glukosa Sebelum sel 386 345
Chardakov cara kerjanya adalah diisi 1M diberi detik detik
tabung reaksi dengan larutan sukrosa perlakuan
glukosa 1 M
yang telah disediakan masing –
sel dalam
masing sebanyak 10 ml (pada keadaan
kosentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 utuh dan
setelah diberi
M). Dibuat potongan umbi glukosa 1 M
Pachyrhizus erosus dengan membran sel
menggunakan pengebor gabus mengkerut
dan diberi
sebesar 1cm. Kemudian dimasukkan aquades lagi
kedalam masing–masing tabung sel kembali
kebentuk
reaksi 10 potongan tadi. Tabung semula.
reaksi ditutup dan dibiarkan selama NaCl Membrane 89 263
80 menit. Setiap 20 menit tabung 1M sel langsung detik detik
mengkerut
digoyangkan untuk mempercepat setelah
terjadinya keseimbangan. Setelah 80 ditetesi, dan
menit potongan umbi dikeluarkan terjadi
penambahan
dengan menggunaka pinset,
jumlah sel jumlah sel menjadi pulih kembali.
berpigmen
ungu.
Berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan data bahwa sel epidermis
Rhoe discolor mengalami plasmolisis
Dari hasil pengamatan yang jika ditetesi larutan glukosa dan NaCl.
diperoleh, pada saat irisan jaringan Hal ini terjadi akibat penambahan
epidermis Rhoe discolor ditetesi glukosa dan NaCl yang
dengan air terlihat pada mikroskop menyebabkan kondisi diluar jaringan
pigmen bewarna ungu merata pada epidermis Rhoe discolor hipertonis
sel karena tidak terjadi peristiwa dibandingkan di dalam sel. Kondisi
plasmolisis. Setelah dikeringkan dan hipertonis di luar sel jaringan
ditetesi larutan glukosa, terjadi epidermis Rhoe discolor
plasmolisis sehingga pigmen menyebabkan air di dalam sel
bewarna ungu pada tepi jaringan memiliki potensial yang lebih tinggi
menghilang sedikit demi sedikit. Hal dibandingkan di luar sel. Hal ini
itu terjadi dengan durasi 386 detik berakibat air yang ada di dalam sel
detik, terlihat dinding sel berkerut dan jaringan epidermis Rhoe discolor
terdapat batasan antara membrane keluar dan membran sel menjadi
sel dengan dinding sel. Larutan mengkerut kemudian lepas dari
glukosa dapat menyebabkan sel dinding sel menjadi berkurang
terplasmolisis karena potensi air pada (plasmolisis).
sel lebih tinggi daripada di luar sel,
sehingga cairan di dalam sel berdifusi
ke luar sel. Setelah glukosa diserap
dengan tissue dan diberi air sel
kembali mengembang. Hal tersebut
merupakan peristiwa deplasmolisis
dengan durasi 345 detik.

Sedangkan pada pengamatan


menggunakan larutan NaCl, hasil
yang terlihat adalah peristiwa Gambar 1. Sebelum plasmolisis
plasmolisis berlangsung sangat cepat
dengan durasi 89 detik yang ditandai
dengan keluarnya cairan dari dalam
sel dan mengakibatkan dinding sel
berkerut, dan sel kembali ke bentuk
semula dengan durasi 263 detik
setelah ditetesi air ke sel jaringan
epidermis Rhoe discolor dan
menyerap cairan NaCl dari jaringan Gambar 2. Setelah plasmolisis
yang mengakibatkan air masuk ke
dalam sel sehingga bentuk dan
Berdasarkan gambar diatas dan sel akan kembali ke keadaan
dua perlakuan yang diberikan, semula (deplasmolisis).
peristiwa plasmolisis mengakibatkan Deplasmolisis dapat terjadi jika sel
dinding sel berkerut, dan jumlah sel bawang merah tersebut tidak
berpigmen ungu berkurang. Menurut mengalami plasmolisis sempurna
Kustiyah (2007) karena potensial air artnya masih ada bagian-bagian
dalam sel lebih tinggi dari luar sel, tertentu dari membran plasma yang
maka air di luar sel bergerak ke masih menempel pada dinding sel
dalam dinding sel mendesak (membran sel tidak lepas seluruhnya
membran sel yang mengakibatkan dari dimdimg sel). Waktu
membrane sel terlepas dari dinding deplasmolisis pada sel mengandung
sel. NaCl lebih cepat dibandingkan
dengan sel yang mangandung
Menurut pernyataan Stephen glukosa. Hal ini dikarenakan garam
(2003) Tanda-tanda yang terlihat lebih cepat larut ketika di tetesi air
pada sel yang mengalami plasmolisis suling debandingkan dengan glukosa.
ini adalah menghilangnya warna yang
ada di dalam sel dan mengerutnya
pinggiran membrane sel ke arah
dalam. Prinsip yang digunakan
dalam peristiwa ini adalah karena
terjadinya peristiwa osmosis sebagai
akibat adanya perbedaan konsentrasi
zat terlarut dalam medium air di
banding zat terlarut yang ada di
dalam protoplasma sel atau dapat
diartikan sebagai dampak perbedaan
potensial air antara dua tempat air
yang dibatasi oleh membrane sel
tersebut. Kondisi sel yang
terplasmolisis tersebut dapat
dikembalikan ke kondisi semula.
Proses pengembalian dari kondisi b. Penentuan tekanan osmotik
terplasmolisis ke kondisi semula ini cairan sel pada jaringan epidermis
dikenal dengan istilah deplasmolisis. Rhoe discolor

Karena penetesan air suling Tabel 2. Penentuan tekanan osmotik


mengakibatkan menurunnya cairan sel pada jaringan epidermis
konsentrasi gliserol dan glukosa Rhoe discolor
sehingga kondisi diluar sel lebih No Konsentrasi Potensial Presentase
hipotonis dibandingkan dengan di (M) osmotik plasmolisis
dalam sel bawang merah. Hal ini (bar)
menyebabkan air diluar sel masuk 1. 0,24 2,493 100%
2. 0,22 2,996 61% = 3,988 bar
3. 0,20 3,490 100%
4. 0,18 3,988 100% 33 − 0
%Plasmolisis 0,16 = x 100%
5. 0.16 4,487 100% 33
6. 0,14 4,986 96%
7. 0,12 5,484 73% = 100%
8. 0,10 5,983 100%
Ѱs = M.i.R.T

% Plasmolisis =0,16M.1.0,0831.300K
−Σsel berwarna ungu akhir x 100% = 4,487 bar
=
Σ sel berwarna ungu awal
23 − 1
46−0 %Plasmolisis 0,14 = x 100%
% Plasmolisis 0,24M = x 100% 23
46
= 100% = 96%
Ѱs = M.i.R.T Ѱs = M.i.R.T

= 0,24M.1. 0,0831.300K =0,14M.1. 0,0831.300K

= 2,493 bar = 4,986 bar


34−9
%Plasmolisis 0,22M =
31−12
x 100% % Plasmolisis 0,12M = x 100%
34
31
= 61% = 73%
Ѱs = M.i.R.T Ѱs = M.i.R.T
=0,22M.1.0,0831.300K =0,12M.1.0,0831.300K
= 2,996 bar = 5,484 bar
54−0
% Plasmolisis 0,20M = x 100%
54
46−0
=100% % Plasmolisis 0,10M = x 100%
46

Ѱs = M.i.R.T = 100%
=0,20M.1.0,0831.300K Ѱs = M.i.R.T
= 3,490 bar = 0,10M.1. 0,0831.300K
33−0
%Plasmolisis 0,18M = x 100% = 5,983 bar
33
= 100%

Ѱs = M.i.R.T Dari hasil pengamatan tersebut,


persentase plasmolisis dari hasil
=0,18M.1. 0,0831.300K penghitungan awal sel bewarna ungu
dikurangi dengan hasil penghitungan
akhir sel bewarna ungu dibagi berada pada kondisi yang isotonic,
dengan jumlah penghitungan awal sel dimana dalam kondisi tersebut
bewarna ungu. Perbedaan hasil potensial air yang ada di dalam sel
persentase plasmolisis disebabkan epidermis Rhoe discolor maupun di
perbedaan konsentrasi dan jumlah luar sel (pada larutan sukrosa)
selisih yang didapatkan. menjadi sama, sehingga tidak terjadi
lagi difusi air karena air yang masuk
Berdasarkan data yang telah ke dalam sel epidermis Rhoe
diperoleh maka dapat diketahui discolor dan air yang keluar
bahwa dengan semakin pekat atau meninggalkannya terdapat dalam
tingginya konsentrasi larutan glukosa jumlah yang sama atau dapat
maka semakin banyak pula sel yang dikatakan terjadi keseimbangan
mengalami plasmolisis. Hal tersebut dinamis. Jika potensial di dalam sel
disebabkan oleh potensial air yang dan di luar sel sama, maka besarnya
ada di dalam sel epidermis Rhoe potensial osmosis yang ada di dalam
discolor lebih besar dari pada di luar
dan di luar sel juga akan sebanding
sel (larutan glukosa), dan oleh karena atau sama. Sedangkan pada
potensial air berbanding lurus dengan kosentrasi 0,14M sel mengalami
potensial osmotiknya, maka potensial plasmolisis dengan persentase 96%
yang ada di dalam sel epidermis dengan tekanan osmotik 4,986 bar,
Rhoe discolor juga akan lebih besar pada kosentrasi 0,12M terjadi
dibandingkan dengan potensial plasmolisis dengan persentase 73%
osmosis yang ada di luar sel. dengan tekanan osmosis 5,484 bar
Persentase plasmolisis tertinggi dan pada kosentrasi. Hal tersebut
terjadi pada konsentrasi 0,10; 0,16; sudah cocok dengan pernyataan
0,18; 0,20; 0,24 M dengan Stephen (2003) yang menyebutkan
pensentase 100% karena semua bahwa dimana semakin tinggi
cairan sel yang keluar , hal ini sesuai konsentrasi glukosa maka semakin
dengan literatur bahwa sitoplasma banya sel yang akan terplasmolisis
keluar dari sel melalui membran sel karena plasmolisis adalah peristiwa
terjadi karena sel diletakkan dalam lepasnya membran sel dari dinding
suatu larutan yang hipertonis sel sebagai dampak hipertonisnya
terhadap cairan sel (konsentrasi sel larutan di luar sel, sehingga cairan
yang besar), akibatnya cairan keluar yang berada di dalam sel keluar dari
dari vakuola dan menyebabkan sel dan akibatnya tekanan turgor sel
vakuola menyusut (Dwidjoseputro, menjadi 0. Dimana hasil dari
1986). Pada konsentrasi larutan praktikum ini sel lebih banyak
sukrosa 0,22 M jumlah sel yang terplasmolisis.
mengalami plasmolisis telah
mencapai 61% dengan tekanan Para ahli fisiologi tumbuhan
osmosis 2,996 bar. Hal tersebut menganggap bahwa plasmolisis
menandakan bahwa kondisi tersebut insipien terjadi pada jaringan yang
separuh jumlah selnya baru saja warna itu mengambang naik, maka
mulai mengalami plasmolisis larutan perendam jaringan tadi telah
(protoplas baru mulai terlepas dari menjadi lebih pekat, menandakan
dinding sel), berarti tekanan di jaringan telah menyerap air. Maka
dalamnya sama dengan nol. Jika dalam hal ini, jaringan mempunyai
anggapan itu benar, maka potensial potensial air lebih rendah (lebih
osmotik larutan penyebab plasmolisis negatif) daripada larutan awal. Jika
insipien setara dengan potensial tetesan tenggelam, larutan telah
osmotik di dalam sel, sesudah menjadi kurang pekat; berarti larutan
kesetimbangan dengan larutan telah menyerap air dari jaringan.
tercapai (Salisbury dan Ross, 1995). Maka, larutan mempunyai potensial
air lebih rendah daripada jaringan
awal. Jika tetesan langsung berdifusi
c. Mengukur Potensi air jaringan
dengan metoda chardakov kedalam larutan tanpa naik atau
tenggelam, maka tidak terjadi
Tabel percobaan 3. Mengukur perubahan kosentrasi; potensial-air
Potensi air jaringan dengan metoda larutan sama dengan potensial-air
chardakov jaringan.

No Konsentrasi (M) Hasil Pengujian


1. 0,1 Memantul keatas
2. 0,2 Memantul keatas
3. 0,3 Memantul keatas
4. 0,4 Melayang
5 0,5 Memantul keatas
6 0,6 Memantul keatas

Pada percobaan mengukur


potensi air jaringan dengan metoda Gambar 3. Larutan jaringan umbi
chardakov, hasil pengamatan pada Pachyrhizus erosus.
konsentrasi 0,4M adalah melayang
hal tersebut terjadi karena potensial
air pada jaringan umbi Pachyrhizus
erosus sama dengan potensial
larutan glukosa diluar. Sedangkan
pada konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,5;
0,6 M hasil yang didapatkan adalah
memantul keatas ini disebabkan
karena potensial air didalam jaringan
umbi Pachyrhizus erosus rendah
daripada potensial larutan glukosa di
luar. Hal ini sesuai menurut pendapat
Salisbury/Ross (1995:58) jika tetesan
Gambar 4. Larutan jaringan umbi pada larutan NaCl 1M daripada
Pachyrhizus erosus ditambahkan larutan glukosa 1M.
metilen blue. 3. Persentase plasmolisis terbesar
terjadi pada konsentrasi 0,10; 0,16;
Bila beberapa larutan dengan 0,18; 0,20; 0,24 M, dan mengalami
kosentrasi yang berbeda digunakan, plasmolisis insipien pada
biasanya akan ditemukan satu konsentrasi 0,22M.
larutan yang tidak menenggelamkan 4. Larutan penguji yang melayang
atau mengambang. Tapi dalam adalah konsentrasi 0,4M
pratikum ini tidak ditemukan larutan sedangkan larutan penguji yang
yang tenggelam, mungkin itu Memantul ke atas adalah 0,1; 0,2;
disebabkan karena larutan dari 0,3; 0,5 dan 0,6M.
metilen blue nya tidak sesuai dengan 5. Semakin tinggi kosentrasi larutan
masing-masing kosentrasi dari glukosa, sel yang mengalami
larutan pada jaringan umbi plasmolisis juga semakin besar
Pachyrhizus erosus .
jumlahnya.
Menurut Salisbury and Ross
(1995) adanya potensial osmosis SARAN
cairan sel air murni cenderung untuk Sebaiknya dalam melakukan
memasuki sel, sedangkan potensial praktikum praktikan harus diharapkan
turgor yang berada di dalam sel aktif bertanya kepada asisten
mengakibatkan air untuk cenderung pendamping agar tidak terjadi
meninggalkan sel. Saat pengaturan kesalahan dalam melakukan
potensial osmosis maka potensial percobaan, lebih teliti dalam
turgor harus sama dengan 0. Agar mengamati setiap percobaan yang
potensial turgor sama dengan 0 maka dilakukan terutama dalam
haruslah terjadi plasmolisis. menghitung jumlah sel yang
Plasmolisis adalah suatu proses terplasmolisis, melihat reaksi sel
lepasnya protoplasma dari dinding sel ketika diberi perlakuan.
yang diakibatkan keluarnya sebagian
air dari vakuola.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


KESIMPULAN
Annur, H dan H.H, Santosa. 2008.
Dari percobaan yang telah dilakukan, Jurnal Ilmiah GIGA, Analisa
maka dapat disimpulkan bahwa: Temperatur Pada Proses Difusi
Obat Dalam Membran Dengan
1. Air bergerak dari potensial tinggi ke
Metode Diferensial Parabolik
potensial rendah.
Untuk Mendeteksi Sinyal
2. Peristiwa plasmolisis dan
Fotoakustik, Vol. 11, No. 3, Hal:
deplasmolisis lebih cepat terjadi
45-56.
Bresnick,Stephen. 2003. Intisari Kimball, John W. 1992. Biologi.
Biologi. Jakarta: Hipokrates Erlangga. Jakarta.
Campbell dan Reece. 2004. Biologi Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi
Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga : dan Osmosis Pada Siswa MAN
Jakarta. Model Palangkaraya, Jurnal
Dwidjo, Seputro. 1986. Pengantar Ilmiah Guru Kanderang
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal : 24-
Jakarta. 37.
Endah, Ratnasari. 2014. Laporan Lakitan,benyamin. 2012. Dasar-
Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Potensial Osmotik Dan Jakarta: raja wali pers
Plasmolisis dalam
Nio, S. A., Cawthray. 2011. Pattern of
https://www.academia.edu/9037
724/plasmolisis Solutes Accumulated during Leaf
Fahn. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Osmotic Adjusment as Related to
Ketiga. Gajah Mada Universitas Duration of Water for Wheat at
Press. Yogyakarta. the Reproductive Stage. Plant
Haryadi, Sri Setyadi. 1996. Pengantar Physiology and Biochemistry. 49
Agronomi. PT. Gramedia (10): 1126-1137.
Pustaka Utama: Jakarta Meyer, Salisbury, F. B dan Cleon W, Ross.
B.S and Anderson, D.B. 1952. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Plant Physiology. D Van ITB. Bandung.
Nostrand Company Inc.,New Sasmitamihardja, Dardjat, dan
York. Arbayah Siregar. 1996.Fisiologi
Hendriyani, I. S. 2009. Kandungan Tumbuhan Jurusan Biologi ITB,
klorofil dan pertumbuhan kacang Bandung.
panjang pada tingkat Suyitno. 2010. Penuntun Praktikum
penyediaan air yang berbeda. J. Biologi Dasar II. Depdiknas.
Sains and Mat. 17(3): 145-150. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai