Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM IPA SD

PDGK4107 MODUL 1
MAKHLUK HIDUP

OLEH:

KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA:
1. DONA YUSTEA (856714639)
2. EKA LUTFIYAH NURHAKIMAH (856708982)
3. HANIFAH BUNAYATI (856708979)
4. INDAH TRICAHYANI (856714614)
5. PUJI LESTARI (856703288)
6. YUNNY PUSPITA ANGGRAINI (856705844)
7. YENNY TRIANA ANGGRAINI (856716428)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
2019.2
Kegiatan Pratikum 2
Gerak Lurus Beraturan
I. Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan jarak dan waktu yang dibutuhkan benda
bergerak lurus beraturan.
II. Dasar teori
Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus suatu obyek dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak
lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu. Suatu benda dikatakan melakukan gerak
lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar
kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan alias
kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak
pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan.
Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan kelajuan konstan 10
m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap sekon. Karena
kelajuannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20
meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter… dan
seterusnya.sehingga bisa dikatakan bahwa arah kecepatan mobil = arah perpindahan
mobil = arah gerak mobil. Gerak lurus beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑆
𝑣=
𝑡

Dimana:
S = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (m)

III. Alat dan bahan


a. Katrol gantung tunggal
b. Stop watch
c. Penggaris
d. Beban gantung 100 gr (2 buah)
e. Statif dan klem
f. Benang kasur
g. Plastisin
h. Beban tambahan

IV. Cara kerja


Isilah lembar kerja sesuai dengan pentunjuk!
a. Rakitlah alat dan bahan.
b. Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik
c. Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
d. Ukur panjang BC
e. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan
M1 untuk bergerak dari B ke C
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap,
B tetap, C berubah)
g. Catat datanya pada tabel di bawah ini

VI. Hasil Pengamatan

No Jarak BC s (m) Waktu t (sek)

1 15 0.40

2 12 0.43

3 10 0.47

4 8 0.54

5 5 0.56

V. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa pada gerak lurus beraturan (GLB) suatu benda, semakin jauh jaraknya
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bergerak. Dengan beban yang sama
beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa, dengan beban yang sama
beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan. Perbandingan
antara jarak dan waktu suatu benda untuk bergerak lurus beraturan (GLB) adalah
berbanding lurus. Sedangkan kecepatan yang digunakan adalah konstan.

VII.Jawaban Pertanyaan
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (S sumbu vertikal dan t sumbu horizontal ).
Grafik GLB

15
Jarak (S)

12

10

5
0.56 0.54 0.47 0.43 0.40
Waktu (t)

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas.


Jawab:
Karena GLB, maka berdasarkan grafik di atas kecepatannya adalah konstan/tetap
yaitu 𝑣 = 𝑆⁄𝑡
v = kecepatan
S = jarak tempuh
t = waktu
3. Buatlah kesimpulannya?
Jawab:
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa, dengan beban yang sama
beratnya, makin dekat jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.
Perbandingan antara jarak dan waktu suatu benda untuk bergerak lurus beraturan
(GLB) adalah berbanding lurus. Sedangkan kecepatan yang digunakan adalah
konstan.
Daftar Pustaka

Ichwan. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Mujadi. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Resnick, R., Halliday, D., Krane, K.S. (1992). Fisika Dasar I (terjemah Silaban). Jakarta:
Erlamgga.

Sudomo, Joko. (2000). Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA I, Modul 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamusa
Besar Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka, Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai