KEPERAWATAN ANAK
MAKALAH
oleh
Kelompok 16
MAKALAH
oleh
Kelompok :
Setiap tahun dilaporkan ada sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia,
lebih dari satu dalam 10 kelahiran. Kelahiran prematur meningkat tiap tahun
hampir di sumua negara. Word health organization (WHO) menargetkan bahwa
hingga tahun 2015, 16 juta bayi dapat di selamatkan. Namun, pada kenyataannya
tingkat penurunan untuk pengurangan angka kematian masih tidak mencukupi
untuk mencapai target yang di terapkan. Salah satu hambatan untuk kemajuan
MDGs sehingga gagal untuk mengurangi kematian bayi yaitu kematian akibat
tunggal prematuritas (WHO,2012).
1.3 Tujuan
2. untuk memahami lebih luas terkait dengan bayi prematur pada pembaca
dan penulis untuk menegakkan diagnosis pada bayi prematur
BAB I. TEORI
2.1 Pengertian
Menurut definisi WHO, pengertian bayi prematur adalah bayi lahir hidup
sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir).
Bayi prematur ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37
minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir
dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003).
2.2 Klasifikasi
1. Berat badan bayi 1500 – 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
2. Berat badan bayi 1000 – 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Sangat Rendah (BBLSR)
3. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER).
2.3 Penampilan
Menurut ( Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003)
a. Ukuran fisik
1. Usia kehamilan <37 minggu
2. BB < 2500 gram
3. PB < 45 cm
4. LK 33 cm,
5. LP 30 cm, sehingga kepala tampak lebih besar
b. Gambaran fisik
1. Kulit tipis dan transparan sehingga gerakan peristaltik uterus terlihat
2. Kurus, lelargis (mengantuk)
3. Resistensi terhadap rotasi kepala atau gerakan pasif tungkai tidak ada
4. Telapak tangan dan kaki tidak mempunyai garis-garis alur serta ditutupi
oleh lanugo yang lurus.
5. Otot masih lemah sehingga nafas lemah, tangis masih lemah-merintih
dan kemampuan menghisap lendir kurang.
6. Tumit mengilap, telapak kaki halus
7. Alat kelamin pada bayi laki-laku pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Sedangkan bayi
perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora
8. Fungsi syaraf kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan dan
batuk masih lemah atau tidak aktif dan tangisan lemah.
9. Jaringan kelenjar mame masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
10. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit
Penjelasan :
1. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara bertahap. Oleh karena itu,
kulit akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.Pada
jangka panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal
ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,
menyebabkan kulit mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi, kemudian
menjadi kasar.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa, kulit
tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan
biasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28
kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, karena posisi janin
yang tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada daerah
lumbo-sakral. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo
berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui
usia kehamilan.
3. Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan lipatan di telapak kaki. Penampilan
pertama dari lipatan muncul di telapak anterior kaki. ini mungkin berhubungan
dengan fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi kulit.
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk
tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi
janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan ada atau tidak adanya stippling
5. Mata / Telinga
Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian konfigurasi
dan peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian
meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke
arah wajah dan melepaskannya.
6. Genitalia Pria
Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum
pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri mendahului testis kanan yang
biasanya baru memasuki skrotum pada minggu ke-32.
7. Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus dinaikan sedikit, sekitar
45 ° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. hal ini menyebabkan klitoris
dan labia minora menonjol. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang
datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai kelamin laki-laki.
1. Kesulitan bernafas
Akibat imaturitas, bayi akan kesulitan bernafas karna pengembangan
paru kerja pernafasaan sangat meningkat karena sindrom gawat nafas
idiopatik
2. Imaturitas hati
Ikterus fisiologi sering menjadi lebih nyata dan lebih lama pada bayi
prematur. Namun, dengan perawatan yang cermat, pemberian minum sejak
dini serta penggunaan fototerapi. Diduga bahwa otak bayi prematur resiko
kerusakan yang lebih besar akibat kadar bilirubin yang tinggi.
3. Infeksi
Akibat kulit yang tipis dan daya imunitas yang terbatas maka bayi
prematur lebih rentan terhadap infeksi karena daya tahan yang lemah.
4. Enterokolitis nekrotikans (EKN)
Keadaan serius yang mempengaruhi usus dalam 3 minggu pertama.
Hal ini lebih sering terjadi pada bayi prematur yang paling kecil.
Penyebabnya belum diketahui , tapi cedera hipoksia pada dinding usus
mungkin berhubungan dengan keteterisasi vena umbilikalis, serangan
epneu, septokemia, dan kolonisasi usus oleh organisme tertentu karna
faktor presipitasi.
5. Retinopaty of prematurty
Bayi prematur yang menghirup gas campuran dengan konsentrasi
oksigen yang tinggi mempunyai resiko terjadinya vaskularisasi abnormal
dibelakang mata. Walaupun dilakukan pengendalian kadar oksigen secara
ketat, beberapa bayi sangat imatur akan mengalami retinopaty of
prematurty dan sebagian akan menjadi buta persial ataupun buta komplet.
6. Difisiensi nutrisi
Segera setelah bayi prematur beradaptasi dengan kehidupan ekstauteru
dan makanan telat diberikan, bayi prematur akan tumbuh sengan laju yang
serupa denga pertumbuhan yang akan dicapai dan laju pertumbuhan tinggi
dapat menimbulkan defidiensi vitamin sehingga perlu duberikan suplemen
vitamin
7. Bahaya lain
Bayi prematur sering lahir tanpa diduga dan punya resiko lebih besar
untuk mengalami asfiksia selama kelahiranm dan cedera pada jaringan
yang rentan, bayi prematur rentan juga mudah cedera akibat prosedur
perawatan dan prosedur medis
Selain yang terjadi di atas, juga ada beberapa menurut Dokter indonesia
yang menyebutkan beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada bayi prematur,
yaitu :
1. BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya upaya yang paling efektif
mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan
menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau
perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan
kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara
selalu menggendongnya.
2. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi
prematur. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya
terkandung kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal. bayi ini
mempunyai refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih sangat
lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokkan ke
mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung.
3. Bayi prematur sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah lahir.
Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang
bayi, segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak
mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan
jadwal.
BAB II. STUDI KASUS
Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
1. Identitas Pasien
Nama : By. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tgl. Lahir : Jember, 10 April 2027
Umur : 4 hari
Anak Ke : Satu (pertama)
Nama Ayah : Tn. W
Nama Ibu : Ny. S
Pendidikan Ayah : SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4
Tanggal MRS : 14 April 2017 (di Ruang Neonatologi)
Diagnosa Medis : NP/BBLR/SMK
Sumber Informasi : Status/rekam medik
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
1.1 Keluhan utama : Bayi lahir prematur (34 minggu),
BBLR (2100 gram), melalui SC (Sectio Caesar).
1.2 Lama keluhan : 4 hari.
1.3 Akibat timbulnya keluhan : Bayi dirawat terpisah dari ibu
secara intensif.
1.4 Faktor yang memperberat : tidak ada.
1.5 Upaya untuk mengatasi : dirawat di Ruang Neonatologi.
1.6 Lainnya : tidak ada.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
2.7 Status gizi : penurunan BB= 2100 gram menjadi 2000 gram.
1. Khusus Neonatus
a. Reflek moro : baik
b. Reflek menggegam : baik
c. Reflek menghisap : kurang
d. Tonus otot/aktivitas : menggerakkan tangan dan kaki ( lemah)
e. Kekuatan menangis : lemah/pelan
2. Anak dan neonatus
a. Keadaan umum
Lemah, aktivitas kurang, lebih banyak tidur, tangis cukup, BB = 1400
gr, PB = 42 cm, LK = 30 cm, suhu; 36.8 C, Nadi:148 x/menit, RR : 42
x/mt.
b. Kepala
Bentuk bulat, rambut lanugo (+) dipelipis dan telinga, kepala simetris
(+), ubun-ubun besar (fontanela mayor) belum menutup, cembung (-),
cekung (-), sutura ; melebar (-), tampak kebiruan pembuluh darah akibat
tusukan infus.
c. Mata
Mata lebih banyak terpejam, reflek membuka (-), sclera mata ; ikterik (-
), hiperemi (-), konjuctiva anemi (+), udem palpebra (-), pergerakan
bola mata bisa kesegala arah
d. Telinga
Terdapat rambut lanugo pada daun telinga, simetris (+), bila dipegang
lembut dan keduanya bersih, serumen (-)
e. Hidung
Atresia koani (-), septum tidak ada deviasi (normal), kedua bersih dan
terpasang sonde pada lubang sebelah kanan.
f. Mulut
Reflek menelan dan menghisap lemah, labioskhisis (-), palatoskisis (-
), cyanosis (-)
g. Tenggorokan
tidak ada kelainan
h. Leher
Reflek tonik neck lemah, kaku kuduk (-)
i. Dada
Bentuk simetris (+), retraksi interkostae jelas, kulit tipis.
j. Paru-paru
Pernafasan kadang tidak teratur, gerakan dada simetris (+), bunyi
sonor (+)
k. Jantung
S1, S2 tunggal, murmur (+)
l. Abdomen
Terlihat banyak pembuluh darah, distensi (-), bising usus (+)
m. Ginjal
BAK lancar dan frekwensi berkemih ± 6-7 x/hari
n. Genetalia
Kedua testis belum turun, hipospadia (-), terdapat luka kemerahan dan
basah disekitar scrotum.
o. Rektum
Anus (+), diare (-), BAB 1x/hr, dekubitus disekitar kulit bokong (+),
terkelupas, basah dan kemerahan.
p. Ekstremitas
Pergerakan masih lemah dan kurang, tonus otot sangat lemah.bayi
lebih banyak tidur terlentang, tampak kebiruan pada kaki dan tangan
akibat tusukan infus dan ambil darah. Kulittipis , lemak bawah kulit
(-)
q. Punggung
Lecet (-),Lordosis (-), scoliosis (-), kiposis (-)
r. Neurologi
Reflek baik
s. Endokrin
Tidak ada kelainan
Gangguan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
3. 14 April 2017 DS=- Kelemahan Resiko
08.00 DO: tonus otot dan Gangguan
-Kulit jaringan kulit Integritas Kulit
disekitar tipis bd kelemahan
bokong, anus tonus otot dan
dan kulit jaringan kulit
terkelupas tipis
basah dan Kelemahan
kemerahan fisik
- bayi tidur
terlentang
- Kebiruan Penekanan
pada kepala, yang lama
le-ngan dan pada satu
kaki bekas posisi bagian
tusukan infus. tubuh
-BBLR hari
perawatan ke
23 angkutan O2
- Keadaan dan Nutrisi
umum lemah terganggu
Nekrosis
jaringan
Kerusakakn
integritas kulit.
4. 14 April 2017 Kerentanan Risiko
08.00 bayi/ terhadap
immaturitas, infeksi
bahaya berhubungan
lingkungan, dengan
luka terbuka kerentanan
(tali pusat). bayi/im-
maturitas,
bahaya
lingkungan,
luka terbuka
(tali pusat).
Diagnosa Keperawatan
P: lanjutkan
intervensi
14 April 2017 S:
15.00 O: -bayi terlihat
Tidak terjadi
penurunan berat HV
badan
A: Masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
14 April 2017 S:
15.00 O: - keadaan umum
bayi lemah dan
geraknnya
kurang aktif
- Bayi masih
dalam incubator
- Bayi di bedong
dengan kain
yang bersih dan
hangat
- Kulit tipis, HV
belum terbentuk
jaringan lemak
A: masalah teratasi
P: lanjutkan
intervensi
14 April 2017 S:
15.00 O: - Tidak ada HV
gangguan fungsi
tubuh A:
masalah teratasi
P: lanjutkan
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=8svztyjUXN8C&pg=PA214&dq=