USULAN PENELITIAN
Oleh:
PEKANBARU
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
akuntabel. Hal ini berarti bahwa untuk mampu melaksanakan fungsi pemerintah
terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan hal tersebut
pembinaan aparatur negara dilakukan secara terus menerus, agar dapat menjadi
alat yang efisien dan efektif, bersih dan berwibawa, sehingga mampu
terhadap masyarakat.
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, tiap-tiap provinsi, kabupaten dan
1
2
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan
disusun daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota yang berwenang
menyatakan bahwa:
Ayat 14. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.
Ayat 15. Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki
Daerah.
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten
Rokan Hulu Provinsi Riau. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Agam
Kabupaten Pasaman terletak antara 00°55’ Lintang Utara dan 00°06’ Lintang
9,33 persen dari luas wilayah Propinsi Sumatera Barat (urutan ke tiga terluas
605,29 km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas daerah terkecil adalah
Kecamatan Simpang Alahan Mati dengan luas 69,56 km2. Jumlah penduduk
pelaku usaha mikro kecil (UMK), maka Pemerintah daerah Kabupaten Pasaman
Perangkat Daerah, maka kewenangan wajib atas penanganan koperasi dan umkm
Hal ini dikarenakan UMK merupakan salah satu jenis usaha yang
memberikan definisi Usaha Mikro Kecil (UMK). Yang dimaksud dengan Usaha
Mikro Kecil adalah entitas usaha yang mempunyai atau memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan
warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih bersar dari Rp.
6
kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki
merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.
Nomo 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi
UKM yang disampaikan oleh Undang-Undang ini juga berbeda dengan definisi
Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut: (1) kekayaan bersih
lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juga rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
perekonomian daerah.
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dalam Pasal 4 disebutkan tugas dan
Menengah;
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
- Subbagian Umum dan Kepegawaian
- Subbagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan
c. Bidang Koperasi;
- Seksi Pembinaan Kelembagaan Koperasi
- Seksi Pembinaan dan Pengawasan Usaha Koperasi
d. Bidang Usaha Kecil Dan Menengah;
- Seksi Promosi Pengembangan UMKM
- Seksi Kemitraan dan Pengawasan UMKM
e. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu;
f. Unit Pelaksana Teknis.
8
Tugas dan Fungsi Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai berikut:
(1) Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui
Sekretaris;
(2) Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan fasilitas kemitraan
dan pengembangan usaha mikro kecil menengah;
(3) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja Bidang Kemitraan dan pengembangan usaha
mengacu pada rencana strategis dinas;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang kemitraan dan pengembangan usaha
mikro;
c. Penyusunan bahan kemitraan dan pengembangan usaha mikro;
d. Pelaksanaan kemitraan dan pengembangan usaha mikro;
e. Pelaksanaan pengolahan data dan informasi kemitraan dan
pengembangan usaha mikro;
f. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang kemitraan dan
pengembangan usaha mikro;
g. Pelaksanaan peningkatan skala usaha mikro ke usaha kecil;
h. Pelaksanaan bimbingan teknis dan standarisasi sertifikasi usaha mikro;
i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya.
(4) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:
a. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup Usaha Mikro
Kecil dan Menengah;
b. Menyusun rencana dan program kerja lingkup Usaha Mikro Kecil dan
Menengah;
c. Melaksanakan perumusan, formulasi dan pengkajian kebijakan lingkup
Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
d. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan lingkup Usaha Mikro
Kecil dan Menengah;
e. Melaksanakan kebijakan teknis lingkup Usaha Mikro Kecil dan
Menengah;
f. Melaksanakan dan mengkoordinasikai programdan kegiatan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah;
g. Melaksanakan kerjasama lingkup Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
h. Memeriksa, memaraf dan atau menandatangani konsep naskah dinas
lingkup Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
i. Membuat telaah staf bahan perumusan kebijakan lingkup Usaha Mikro
Kecil dan Menengah;
j. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan intensif terkait lingkup
Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
9
melaporkan perkembangannya.
Tabel I.1 Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupatan Pasaman Tahun
2017
Kategori Usaha
No. Nama Kecamatan Jumlah
Mikro Kecil Menengah
1 Tigo Nagari 584 148 4 736
2 Simpati 279 40 2 321
3 Bonjol 656 13 1 670
4 Lubuk Sikaping 1.375 39 0 1.414
5 Panti 779 15 1 795
6 Padang Gelugur 601 25 3 629
7 Rao Selatan 550 8 0 558
8 Rao 378 0 0 378
9 Rao Utara 365 17 0 382
10 Mapat Tunggul 172 21 0 193
11 Mapat Tunggul Selatan 341 3 0 344
12 Dua Koto 430 7 0 437
Jumlah 6.510 336 11 6.857
Sumber: Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Pasaman, 2018.
10
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Sumatera Barat.
2. Kegunaan Penelitian
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Studi Kepustakaan
1. Konsep Pemerintahan
dikemukakan diatas.
12
13
dapat diterima secara universal melalui distribusi nilai secara wajar dan merata.
kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Tanpa itu, pemerintahan
lebih terlihat sebagai segala sebaliknya, yakni dapat menimbulkan dampak buruk
dan yang diperintah. Ungkapan yang sederhana ini ternyata di dalam prakteknya
merupakan suatu pemahaman yang rumit dan memiliki pengaruh yang begitu
segala bentuk implikasinya merupakan jantung dari studi ilmu politik. Demikian
salah satu alasan mengapa ilmu pemerintahan pada umumnya sulit melepaskan
14
diri dari bayang-bayang ilmu politik (Ndraha, 1999;7). Bagian terakhir dari
yang menarik, yaitu hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.
bagi upaya mencapai tujuan. Dalam fenomena yang lazim, sebagian pemerintah
Sekalipun demikian, keduanya memiliki alasan yang dapat diterima, baik karena
kekuasaan dalam berbagai ranah publik. Ia tidak saja merujuk pada pemerintah
itu sendiri, namun berkaitan pula pada aktivitas dalam berbagai konteks
yang berkaitan dengan ranah publik seperti kepentingan warga negara, pemilik
suara (voters) maupun para pekerja (workers). Jika peran pemerintah sebatas
pada otoritas politik semata guna menjaga ketentraman dan ketertiban umum
mengacu pada proses pengelolaan politik, gaya atau model pengurusan masalah-
masalah umum serta pengelolaan sumber daya umum. Dalam konteks itu,
transparansi.
mereka yang diperintah terhadap orang yang memerintah. Atau dalam bahasa
dipandang sah untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan seberapa wajar dan
akses umum dalam pengambilan keputusan. Ini berkaitan dengan seberapa besar
mereka sebagai bagian dari semua konsekuensi yang akan terjadi (Labolo,
2010;20)
pemerintah
lingkungan hidup.
ke dalam dan luar. Oleh karena itu, pertama, harus mempunyai kekuatan militer,
pemerintah maka ada tugas yang dapat diserahkan atau dilimpahkan pemerintah
kabupaten/kota.
pertahanan, keamanan, yustisi, fiskal nasional atau moneter dan urusan agama.
pokok dapat diringkas menjadi 3 (tiga) fungsi hakiki yaitu; pelayanan (service),
dalam masyarakat.
18
keputusan di daerah, arah tindakan aktif dan positif pemerintah daerah haruslah
fungsi pemerintahan dapat dibagi menjadi empat bagian yakni sebagai berikut:
Labolo,2014:34)
primer atau fungsi pelayanan (service), sebagai provider jasa publik yang baik
pemberdayaan.
Untuk mengemban tugas yang berat itu, selain diperlukan sumber daya,
dukungan lingkungan, dibutuhkan institusi yang kuat yang didukung oleh aparat
20
yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
fungsinya dengan baik maka secara otomatis akan berpengaruh pada tugas-tugas
pokok pemerintah yang dijalankannya. Hal ini juga akan berdampak pada
tugas pokok pemerintah yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
1) Desentralisasi
2) Dekonsentrasi
tertentu.
3) Tugas pembantuan
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
aktifitas yang diarahkan tujuannya, sebagai yang memiliki cirri tersendiri dari
Menurut Van Meter dan Horn (1974) dalam buku Erwan Agus Purwanto
public or private individuals (or group) that are directed at the achivement of
(tocomplete).
yang pada dasamya bersifat politis. Aktifitas politik tersebut dijelaskan sebagai
serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu,
sebuah aktifitas yang diarahkan tujuan, sebagai yang memiliki cirri tersendiri
dan aktifitas fisik dan ekpresif murni yang bertujuan untuk mempengaruhi
keseluruhan.
yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
24
Setiap kebijakan yang akan dibuat harus pula memiliki tolak ukur agar setiap
yang dibuat oleh pemerintah atau Negara yang ditujukan untuk kepentingan
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan ancaman dan
peluang yang ada. Dan kebijakan pemerintah merupakan suatu usaha untuk
mengikat secara formal, etik dan moral, diarahkan guna menempati pertanggung
kebijakan publik dapat dibedakan dari sisi sumber daya yaitu antara kebijakan
publik yang bertujuan mendistribusikan sumber daya negara dan yang bertujuan
akan suatu kebijakan atau pula pengkajian untuk merumuskan suatu kebijakan.
keilmuan yaitu analisis kebijakan dalam arti pemahaman mendalam akan suatu
kebijakan merupakan sebuah dimensi keilmuan. Dalam hal ini analisis kebijakan
dilakukan untuk meneliti suatu kebijakan yang sudah dibuat dan dilaksanakan
dalam dimensi ini analisis kebijakan dibuat sebagai sebuah upaya awal untuk
para analis kebijakan profesional yang bekerja pada suatu lembaga negara atau
lembaga tersebut.
26
4. Konsep Pemberdayaan
Dalam era otonomi daerah saat ini, pemerintah dituntut untuk memiliki
dalam upaya mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuan ini dapat
kehidupan bernegara.
kecenderungan, yaitu :
yaitu:
masyarakat, yaitu:
1. Pengembangan potensi
2. Kemampuan
3. Perlindungan
4. Dukungan
5. Pemeliharaan
Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga
mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
(Usaha Menengah Kecil dan Mikro) dibedakan pengertian antara Usaha Mikro,
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
1. Usaha mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati
miskin. Usaha tersebut dimiliki oleh keluarga dengan sumber daya lokal milik
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
menjadi bagian yang baik langsung maupun yang tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
tanah bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
yaitu :
kemiskinan.
Pasal 6 yaitu :
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
kontribusi yang besar bagi pendapatan Negara dan kesejahteraan rakyat dengan
Peran penting dari usaha kecil dan mikro di Indonesia dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu: peranannya dalam menyerap tenaga kerja dan terhadap
industry atau industri padat karya yang secara langsung dapat mengurangi
ini, tenaga kerja yang berketerampilan dan berpendidikan terbatas tersebut dapat
terserap.
begitu saja berhasil karena banyaknya hambatan yang harus disikapi dengan
bijak. Layaknya sektor usaha lain, UMKM memiliki beberapa kekuatan dan
limbah atau sampah dari industri besar untuk dikelolah menjadi suatu produk
manusia. Kendala modal dalam menyediakan bahan baku dan kendala dalam
mencari informasi dan jaringan pasar. Selain itu dari segi konsumen juga
masih banyak meragukan kualitas dari produk ini sehingga sebagian kecil
Barang yang diproduksi cenderung sama dan tidak terlalu berinovasi untuk
3. Tantangan usaha kecil dan mikro meliputi iklim usaha yang tidak kondusif
tidak proaktif dan lebih membiarkan usaha stagnan dari pada berusaha untuk
meningkatkan usaha menjadi lebih besar dari sebelumnya. Iklim usaha yang
ada sekarang cenderung tidak kondusif karena adanya monopoli dalam bidang
usaha tertentu, sehingga usaha kecil dan mikro sulit bersaing. Terlebih
C. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pikir
manusia sebagai penggerak disertai sumber daya alam sebagai pendukung yang
pada pembentukan Usaha Mikro Kecil (UMK). Hal ini juga menjadi pemicu
Republik Indonesia.
Pemberdayaan
1. Pengembangan potensi
2. Kemampuan
3. Perlindungan
4. Dukungan
5. Pemeliharaan (Suharto, 2010:67-68)
penulisan ini, maka berikut ini penulis akan menuangkan konsep-konsep yang
Sumatera Barat.
b. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah adalah salah satu instansi
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
UMK.
engelolaan UMK
UMK.
pengelolaan UMK.
pengelolaan UMK.
40
D. Operasionalisasi Variabel
E. Teknik Pengukuran
Cukup Baik : Apabila hanya 2-3 dari indikator variabel berada pada kategori
Kurang Baik : Apabila 0-1 dari indikator variabel berada pada kategori baik
1. Pengembangan Potensi
67-100%
Cukup Baik : Apabila item penilaian dapat dijalankan berada pada ukuran
34-66%.
33%.
2. Kemampuan
67-100%
42
Cukup Baik : Apabila item penilaian dapat dijalankan berada pada ukuran
34-66%.
33%.
3. Perlindungan
67-100%
Cukup Baik : Apabila item penilaian dapat dijalankan berada pada ukuran
34-66%.
33%.
4. Dukungan
67-100%
Cukup Baik : Apabila item penilaian dapat dijalankan berada pada ukuran
34-66%.
33%.
5. Pemeliharaan
67-100%
Cukup Baik : Apabila item penilaian dapat dijalankan berada pada ukuran
34-66%.
43
33%.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang di teliti. Kemudian melalui
secara menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti agar di peroleh gambaran
yang jelas.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan
Menengah Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat dan Lokasi Usaha yang
tergolong UMK, dengan alasan pemilihan lokasi belum seluruh UMK yang
44
45
Populasi adalah kumpulan objek atau elemen yang terdapat dalam suatu
yang dimaksud tersebut yaitu seluruh pegawai Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan
pengelola UMK.
Tabel III.1 Sampel dan Populasi Penelitian Tentang Pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil (UMK) Oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat
Jumlah
No. Jenis Populasi Persentase
Populasi Sampel
Kepala Dinas Koperasi Usaha 1 1 100%
Kecil Dan Menengah
1.
Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat
2. Kepala Bidang UKM 1 1 100%
Kepala Seksi Usaha Mikro
3. 1 1 100%
Kecil (UMK);
Seksi Pengembangan
4. 1 1 100%
Permodalan dan Kerjasama.
Pemilik UMK di Kabupaten
5. 6.750 34 0,5%
Pasaman
Jumlah 6.754 38
Sumber : Data Modifikasi, 2017
kecil dan masih bisa dijangkau penulis dalam waktu yang singkat untuk pegawai
Sumatera Barat yakni kepada Dinas, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi.
purposive sampling.
a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas Koperasi Usaha
2. Jumlah pegawai
1. Wawancara
2. Observasi
3. Kuesioner
pemberdayaan UMK.
4. Dokumentasi
melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek
H. Jadwal Penelitian
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali, Faried, dkk. 2012.Studi Analisa Kebijakan., Konsep, Teori dan Aplikasi
Sampel Teknik Analisa Kebijakan Pemerintah. Bandung. Refika
Aditama.
Blanchard, Ken, et. al. 2004.Pemberdayaan Memerlukan Waktu Lebih dari Satu
Menit. Batam Centre. Interaksara.
Rasyid, Ryaas. 2000. Makna Pemerintahan: Tinjauan dari segi etika dan
kepemimpinan. Jakarta. Mutiara Sumber Widya.
Dokumentasi :