Ada tiga bagian akuntansi biaya standar dengan menggunakan metode tunggal yaitu : pencatatan
biaya bahan baku, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Catatan :
KSDib = Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli
KSDip = Kuantitas sesungguhnya yang dipakai
KStDip = Kuantitas standar yang seharusnya dipakai
HS = Harga sesungguhnya
HSt = Harga standar
Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan apabila pada akhir periode
akuntansi terdapat persediaan bahan baku di gudang. Kesulitan yang timbul adalah dalam
menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada persediaan bahan baku pada
akhir periode tersebut. Rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku hanya dapat menunjukkan
jumlah seluruh selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi.
Contoh 9
PT Rimendi menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku per satuan produk adalah sebagai
berikut
Kuantitas standar 50 kg
Harga standar per kg Rp 100
Dalam bulan januari, 19X1, jumlah produk yang dihasilkan adalah 2.000 satuan, yang mengkonsumsi
bahan baku sebanyak 120.000 kg. Dalam bulan tersebut, kuantitas bahan baku yang dibeli adalah
150.000 kg, dengan harga beli Rp 90 per kg. Perusahaan menggunakan model dua selisih (the two-
way model) dalam menganalisis selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar.
Perhitungan selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut :
Jika selisih bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli, jurnal yang dibuat oleh PT Rimendi
pada saat pembelian dan pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data dalam contoh di atas, jurnal pencatatan pembelian dan pemakaian bahan
baku dengan metode ini adalah sebagai berikut :
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai
Metode ketiga ini merupakan kombinasi antara metode 1 dan metode 2 yang telah diuraikan
di atas. Pada saat bahan baku dibeli, selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening Selisih Harga
Pembelian Bahan Baku. Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada
bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai. Dalam
metode ini rekening Persediaan Bahan Baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.
Berikut adalah gambar yang melukiskan pencatatan selisih harga bahan baku yaitu :
Contoh :
Jika perusahaan menggunakan model dua selisih dalam analisis selisih biaya sesungguhnya dari
biaya standar, maka perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Dari perhitungan selisih dengan model dua selisih dalam contoh 8 diperoleh selisih tarif upah
sebesar Rp 127.500 L dan selisih efisiensi upah Rp 50.000 R
SELISIH KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN SELISIH HASIL (MATERIALS MIX DAN YIELD
VARIANCE)
Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdiri atas berbagai macam jenis dan mutu.
Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, seringkali terdapat kemungkinan untuk mengubah komposisi bahan
baku yang dipakai dengan tujuan untuk merendahkan biaya, dengan mutu dan kuantitas hasil produk yang
tetap memuaskan. Penurunan biaya juga dapat dilakukan dengan perbaikan hasil bahan baku yang dipakai.
Dalam perusahaan semacam ini, manajemen memerlukan analisis selisih komposisi dan hasil bahan baku.
Selisih Hasil
Hasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang dihasilkan dari pengolahan bahan
baku tertentu. Jika untuk menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan 20 kg bahan baku, maka persentase
hasil dalam hal ini adalah 50 % (10/20 x 100 %). Jika persentase hasil sesungguhnya menyimpang dari
standar, maka penyimpangan ini disebut selisih hasil.
Contoh 10
Untuk menghasilkan 5 satuan produk A dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar disajikan dalam
gambar berikut.
Jenis Bahan Baku Kuantitas Harga Standar per kg Biaya bahan baku
Jumlah % per 5 satuan
produk
X 6 kg 60 Rp 15 Rp 90
Y 4 kg 40 Rp 20 Rp 80
Total 10 kg 100 Rp 170
Misalkan jumlaj produk A yang dihasilkan dalam bulan April 19X1 berjumlah 4.550 satuan dengan
pemakaian bahan baku X = 5.200 kg dan Y = 3.800 kg.
Dari contoh di atas, jurnal pencatatan Selisih Hasil Bahan adalah sebagai berikut :
Persediaan Produk Jadi (4.550 satuan x Rp 34) Rp 154.700
Selisih Hasil Bahan Baku Rp 1.700
Barang dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 153.000
(5.400 satuan x Rp 15) + (3.600 satuan x Rp 20)
Untuk mencatat selisih hasil biaya tenaga kerja dan selisih hasil overhead pabrik adalah sebagai berikut.
1. Jenis selisih : selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik
2. Besarnya selsiih. Jika jumlah selisih relative kecil, disajikan lansgung kedalam laporan laba
rugi, sedangkan jika jumlahnya relative besar, diperlakukan sebagai adjustment terhadap
persediaan dan harga pokok penjualan
3. Pengalaman penggunaan biaya standar
4. Sebab-sebab terjadinya selisih
5. Waktu terjadinya selisih
Dari contoh prosedur akuntansi biaya standar dengan metode ganda dapat dibuat ringkasan jenis
dan jumlah selisih sebagai berikut:
Rugi-Laba 22.500
PT Eliona Sari
Selisih rugi
Selisih laba
Rp 22.500
Pembagian selisih ke rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan dapat didasarkan
pada perbandingan harga pokok atau kuantitasnya.
Standar harus diubah hanya apabila kondisi yang mendasari penentuannya telah mengalami
perubahan. Mengenai kapan standar harus diubah ada dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan
bahwa standar harus diubah dalam periode akuntansi, yaitu segera setelah diketahui bahwa standar
tersebut keliru ditetapkan. Pendapat kedua mengatakan bahwa jika standar diperbaiki dalam akuntansi,
perubahan tersebut akan menghancurkan standar sebagai alat pengukur efisiensi. Oleh karena itu
meskipun standar yang ditetapkan telah mengalami kekeliruan, perbaikan standar harus ditunda sampai
akhri periode akuntansi.