Anda di halaman 1dari 8

Dasar-Dasar TPA

NADYA TAHSYA RACHMASARI HAM

A. Pengertian

Notaris berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No.30 Tahun 2014 adalah pejabat umum yang berwenang
untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.

Wajib bawa :

 UUJN
 KUHPerdaa
 BUKU DIKTAT

Kewenagan Notaris berdasarkan Pasal 15 ayat (1) :

(1) Notaris berwenang membuat Akta Autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autetik, menjamin
kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan
kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan aau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang ini.

Notaris merupakan pejabat umum, sementara pejabat lainnya hanya berwenang membuat akta
auentik saat ada peraturan yang ditunjuk untuk melakukannya. Dan notaris bisa membuat akta
autentik tanpa ada peraturan yang menunjuknya

 Ada akta-akta yang pejabat lain yang berwenang, notaris tidak berwenang, contoh:
o Akta kelahiran
o Berita acara lelang
o Akta kematian
o Akta perkawinan
 Ada akta-akta notaris berwenang, pejabat lain tidak berwenang
 Ada akta-akta yang notaris dan pejabat lain yang berwenang

Kewenangan Notaris (Pasal 15 ayat (2) UUJN)

a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah


tangan dengan mendaftar dalam buku khusus (Legalisasi)
b. Membukukan surat di bawah tangan (Waarmerking)
c. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian
sebagaimana dalam surat yang bersangkutan;
d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;
e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau
g. Membuat akta risalah lelang
Penjelasan pasal 15 ayat (3) UUJN bahwa yang dimaksud dengan “kewenangan lain yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan”, antara lain kewenangan mensertifikasi transaksi yang
dilakukan secara elektronik (Cyber Notary), membuat aktra ikrar waqaf, dan hipotek pesawat
terbang.

Surat dibawah tangan ada 2:

 Legalisasi : Surat dibawa ke notaris dalam keadaan belum di TTd, di sana di tanda
tangani di hadapan notaris, dengan begitu timbul kepastian secara formil
tanggal dan tanda tangan surat.
 Waarmerking : Surat tersebut sudah jadi (tanggal dan tanda tangan) sebelum dibawa ke
notaris, kemudian di kantor notaris, notaris memasukkan ke dalam
catatan waarmerking. Dengan begitu timbul kepastian hanya tanggal
suratnya. Dan juga diberikan cap.

(catatan=daftar buku khusus)

LEGALISASI ≠ SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (1320)

Berdasarkan kewenangan notaris (pasal 15) bahwa diterangkan rung lingkup notaris berupa :

1. Tempat (Pasal 18 UUJN)


Notaris mempunyai tempat kedudukan dan wilayah jabatan. Tempat kedudukan seorang
notaris adalah satu wilayah kabupaten atau kota dimana notaris berkantor, sedangkan
wilayah jabatan notaris meliputi satu wilayah provinsi yang meliputi tempat kedudukan
notaris.
Seorang Notaris hanya mempunyai kewenangan untuk menjalankan jabatannya di dalam
wilayah jabatannya yaitu dalam satu provinsi yang melipui tempat kedudukan notaris
tersebut.

Notaris harus membuat kantor di tempat kedudukan notaris tersebut. Dan notaris
menjalankan jabatannya di kantor. Kecuali dimungkinkan untuk menjalankan di luar kantor,
dengan syarat tidak terjadi permasalahan/ tidak melanggar kode etik.
Prinsipnya tidak menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya. Hanya boleh berada di
dalam kantor atau di tempat lain di dalam tempat kedudukan dengan alasan yang jelas. Bisa
juga melaksanakan di luar tempat kedudukannya tetapi tidak secara berturut-turut. Apabila
dilakukan berulang-ulang, sehingga hanya bersifat di bawah tangan (Pasal 19 UUJN).

Dan juga larangan untuk menjalankan di luar wilayah jabatannya.


2. Waktu
Ini berarti bahwa pada saat akta tersebut dibuat Notaris mempunyai kewenangan untuk
membuat akta tersebut. Contoh, batas umur untuk klien yang akan membuat akte, harus
minimal 18 tahun. Atau terjadi kasus, seorang notaris belum mengucapkan sumpah, tetapi
sudah membuat akta, maka aktanya dianggap akta dibawah tangan.
Akibat Hukum:
o Dapat SK – Membuat Akta – Mengucap Sumpah
= Akta disebut akta notaris, tetapi kekuatan pembuktiannya sama seperti akta
dibawah tangan. Bukan akta autentik. Kalau terjadi kesalahan, Ganti Rugi
o Dapat SK – Membuat Akta – Tidak pernah mengucap sumpah
= Akta bukan merupakan akta notaris, tidak punya kewenangan membuat akta,
terjadi kesalahan, tuntutan pidana (Pasal 282 KUHP)
3. Orang
Notaris membuat akta sesuai dengan siapapun klien yang datang. Prinsipnya notaris
membuat akta ke semua orang kecuali orang yang bukan merupakan para pihak (Pasal 52
UUJN), Notaris tidak boleh membuat akta untuk notaris itu sendiri, untuk suami/istri notaris,
ketturunan kebawah atau keatas, dan kesamping sampai derajat ke 3.
 Terlarang juga untuk keluarga semenda (hubungan keluarga berdasarkan perkawinan)
(Pasal 5 KUHPer)
 Apabila terjadi perceraian, kekeluargaan semenda diantara 2 pihak tidak dihapuskan.
(Keluarga semenda disamakan derajatnya dengan keluarga sedarah)

4. Akta (Pasal 15 ayat (1) UUJN)


Notaris berwenang unuk membuat akta autentik, kecuali akta yang dikhususkan pejabat lain
yang mengerjakannya

AKTA AUTENTIK

Akta terdiri dari : 1. Akta Autentik

2. Akta dibawah Tangan

Pengertian :

“Suatu akta autentik adalah suatu akta yang didalamnya bentuk yang ditentukan oleh Undang-
Undang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat akta
dibuatnya” ( Pasal 1868 KUHPer)

Ada 3 syarat suatu akta dinyatakan sebagai akta autentik: (Pasal 1868 KUHPer)

a. Akta harus dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum


b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang
c. Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang
untuk membuat akta itu.

Apabila tidak dipenuhinya salah satu syarat tersebut, mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya
mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta diabawah tangan (Pasal 1869).

Perbedaan Akta Partai dan Akta pejabat

 Akta Partai : Adanya ttd para pihak itu mutlak, jika salah satu tidak ikut, tidak terjadi
proses pembuatan akta
 Akta Pejabat : Ada atau tidaknya ttd tidak dipermasalhkan. Cukup notaris menguraikan isi
notaris tersebut sesuai fakta.

BENTUK DAN ISI AKTA

Bentuk dan Isi Akta=kerangka akta secara keseluruhan

1. Awal Akta
2. Badan Akta
3. Akhir Akta

Awal/Kepala Akta

1. Judul akta harus :


 Mencerminkan Isi dari akta
 Tidak boleh terlalu umum
 Dinyatakan bagian dari akta notaris (Pasal 38 aya (1) UUJN)
2. Nomor Akta :
Nomor Akta diisi sesuai dengan nomor urut akta di dalam Buku Daftar Akta Notaris
(Reportorium). Nomor akta dimulai dari nomor 1 dan seterusnya sampai dengan akhir bulan.
Setiap awal bulan diulang mulai dari nomor 1 kembali. Sedangkan PPA diulang seiap Tahunan
3. Waktu Pembuatan Akta :
Notaris berwenang pada saat itu, baik jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Waktu yang
menunjukkan apakah pihak-pihak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penyebutan waktu ini harus dilakukan, dan Notaris harus menjamin kebenaran dan kepastian di
dalam penyebutan waktu ini. Hal ini antara lain untuk memastikan bahwa si notaris tidak sedang
menjalankan cuti, dan si notaris telah melakukan sumpah jabatannya. Dan juga kepastian
penyebutan waktu ini berkaitan dengan pembuatan akta pada umumnya.
4. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris.
Disarankan untuk memakai kalimat “ Berhadapan dengan saya, natasya, sarjana hukum...”

Untuk hal cuti, digantikan oleh notaris pengganti yang diangkat oleh lembaga yang berwenang.

 Untuk jangka waktu cuti < 6 bulan = SK dari Majelis Pengawas Daerah (MPD)
 Untuk jangka waktu 6 bulan – 1 tahun = SK dari Majelis Pengawas Pusat (MPP)
 Untuk jangka waktu > 1 tahun = SK dari Majelis Pengawas Wilayah (MPW)

Permohonan izin cuti dapat diterima atau ditolak oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
cuti.

Syarat untuk dapat diangkat menjadi notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris adalah :
1. Warga Negara Indonesia;
2. Berijazah Sarjana Hukum;
3. Telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut.

Badan Akta

Komparisi :

uraian identitas penghadap, dan kewenangan dan kecakapan seseorang untuk menghadap notaris.
menunjukkan kewenangan seseorang bertindak di hadapn notaris.

Premis :

Menunjukkan kesepakatan para pihak yang tertuang di dalam suat akta. Kadangkala menunjukkan
latar belakang atau ketrerangan di buatnya perjanjian.(cth: alasan/latar belakng dilakukannya jual
beli suatu objek).

Isi Akta :

Berupa pasal-pasal. Sebagai syarat esensalia yang utama (menyamakan bunyi pasal dan kasus yang
ada).

Uraian mengenai Pengenalan Penghadap :

Menerangkan apakah penghadap/para penghadap telah dikenal oleh notaris atau diperkenalkan
kepada notaris oleh 2 (dua) orang saksi pengenal.

Notaris yakin komparisi yang diberikan kepada pihak-pihak itu benar adanya. Dan maksud kata
“dikenal” disini adalah “Mengenal adalah mengetahui bahwa orang yang namanya disebut dalam
akta, oleh masyarakat juga dikenal dengan nama itu. Atau bisa juga diperlihatkannya dengan KTP.
Selain itu kata “mengenal” boleh juga diketahui bahwa si notaris mengenal penghadap dikarenakan
dia merupakan orang sudah terkenal dan tanpa resiko menyebutnya bahwa si notaris tersebut
mengenalnya.

Apabila ada yang tidak dikenalnya, maka dibuat lembaga memperkenalkan (Astisteren) untuk
memperkenalkan para penghadap dan notaris dengan 2 orang saksi yang memperkenalkan
(astisteren) dan saksi instrumen

Jadi pengenalan dapat dilakukan oleh sesama kawan penghadap atau oleh dua orang lain yang
bertindak sebagai saksi pengenal

Akhir Akta

1. “Dibuat sebagai minuta, dibacakan dan ditandantangani di (kabupaten/kota akta di tanda-


tangan di tempat kedudukan) pada hari & tanggal...”
Prinsipnya: “Notaris menjalankan jabatan di dalam kantor. Bisa di luar tempat kedudukan asal
tidak di luar wilayah jabatan. Jika terjadi ada masalah, maka terkait dengan
penulisan akta”
2. Dihadiri oleh :
a. Identitas saksi akta (instrumenter), jika tidak ada di soal, maka saksi aktanya adalah
karyawan notaris sebanyak 2 orang
b. “Yang saya, notaris kenal, sebagai saksi-saksi
3. Pembacaan dan Penandatangan Akta
Pembacaan Akta berdasarkan pasal 16
 Berdasarkan Pasal 16 ayat (1) : Akta harus dibacakan oleh notaris
Kecuali..
 Berdasarkan Pasal 16 ayat (7), bahwa akta tidak wajib dibacakan atas
permintaan para penghadap dengan dasar alasan :
o Sudah membaca sendiri
o Mengerti isi akta
 Kemudian dilanjutkan pasal 16 ayat (8) bahwa ketentuan pasal 16 ayat (7)
dikecualikan terhadap pembacaan kepala akta, komparisi, penjelasan pokok isi
akta secara ringkas dan padat serta penutup akta.
Penjelasan mengenai bahasa di dalam akta ada di dalam UUJN No.2/2014 pasal 43
 Terkait dengan bahasa yang digunakan, pada prinsipnya baik UUJN/PJN, akte
dibuat dalam bahasa Indonesia (Pasal 43 ayat (1), tapi juga dapat diubah ke
bahasa inggris sepanjang notaris mengerti
 Berdasarkan ayat (3) bahwa jika penghadap menghendaki, akta dapat dibuat
dalam bahasa inggris. Namun,si notaris harus mengerti bahasa tersebut
 Apabila notaris tersebut tidak dapan menerjemahkan atau menjelaskannya, akta
tersebut diterjemahkan dan dijelaskan oleh seorang penerjemah tersumpah
(ayat (5))
Penandatangan
 Penandatangan dilakukan oleh notaris, saksi, penghadap, kalau ada penerjemah
maka juga dimaksukkan.
4. Dibagian bawah diberikan materai 6000 dan ditanda tangani dan di tulis nama jelas pihak-
pihak,saksi,dan notaris tersebut.
a. Cuman pihak pertama yang tanda tangan di atas materai
b. Pihak kedua,saksi,dan notaris tidak diberi materai.
Contoh :

Dilangsungkan dengan tanpa perubahan

Pihak Pertama Pihak Kedua

A B

Saksi-Saksi

Saksi 1 Saksi 2

Notaris di Jakarta Pusat

Nadya Tahsya Rachmasari Ham S.H.,MKn.

Perubahan/Renvoi

Sebab Perubahan

- Dapat berupa penambahan, berupa huruf,angka dan kata


- Berupa pencoretan, maka tidak ada penggantian
- Berupa penggantian, maka kata yang akan diganti dicoret dan diganti oleh yang baru,
setelah itu ditulis renvoinnya

Renvoi dilakukan di sisi kiri. 7-8 cm dikosongkan

Setiap renvoi mempunyai tanda yang berbeda setiap halamannya

Jika ada renvoi, maka pada akhir akta ditulis adanya pengesahan, dihitung berapa angka/huruf/kata
yang diubah. Jika tidak ada perubahan, maka cuku ditulis di bagian akhir akta “dilakukan tanpa
perubahan”.

Urutannya yaitu Penggantian-Pencoretan-Penambahan. Jika salah satu kosong, maka ditulis


belakangan, contoh : “ 2 tambahan, 3 penggantian, dan tanpa coretan)

Setiap renvoi harus ada paraf oleh para saksi dan notaris

Apabila ada kesalahan di kalimat akhir renvoi tentang jumlah perubahan renvoi, maka direnvoi
kembali kalimatnya.

Pembenaran renvoi dapat dilakukan di renvoi tersebut, atau di bagian bawahnya.


Renvoi dilakukan biasanya saat akta telah selesai dibuat.

Anda mungkin juga menyukai