Anda di halaman 1dari 7

Nama:

 Tabita Nathasaria (102016169)


 Rachel Gefilem (102016153)

Kasus PAK

Seorang laki-laki, 45 tahun dengan satu istri dan 2 anak, datang dengan keluhan sering insomnia
1 tahun terakhir dan makin sering sejak 1 bulan terakhir. Pekerjaannya sebagai seorang manajer
marketing sebuah perusahaan bir di cibitung sejak satu tahun. Dia tinggal di Depok, sehingga
setiap hari dia harus berangkat sebelum pukul 6, untuk menghindari kemacetan. Kira-kira 1 bulan
yang lalu ibunya meninggal dunia karena stroke akibat darah tinggi.

1. Diagnosis klinis
2. Pajanan yang dialami selama ini?
3. Cari referensi: apakah pajanan tersebut dapat menyebabkan no.1
4. Apakah jumlah pajanan cukup besar untuk menimbulkan no.1
5. Apakah terdapat faktor individu yang dapat mempengaruhinya
6. Kemungkinan lain di luar pekerjaan yang mungkin menyebabkan no.1
7. Buat keputusan: klasifikasi PAK

Langkah-langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

1. Menentukan diagnosis klinis


 Anamnesis
a. Identitas: nama (-) /45 tahun/depok/manajer marketing perusahaan bir di
cibitung/Agama (-)/Sudah menikah memiliki 2 anak
b. Keluhan utama: sering insomnia
c. Riwayat penyakit sekarang
 Sudah berapa lama gangguan dialami ?
sejak 1 tahun terakhir dan makin sering sejak 1 bulan terakhir
 Apakah gangguan tersebut dialami setiap hari ?
 Apa yang biasa mencetuskan bpk untuk sulit tidur ?
 Apakah gangguan tsb sering disertai dg gejala fisik ( jantung berdebar-debar, sesak
napas, pusing atau sakit kepala)
 Apakah bpk sering merasakan kekhawatiran, sulit untuk konsentrasi, harga diri &
kepercayaan diri berkurang, pesimis, merasa bersalah dan tdk berguna ?
 Apakah yang memperberat dan memperingan keluhan tsb ?
 Apakah ada orang terdekat atau rekan sekerja yang mengalami hal serupa?
d. Riwayat penyakit dahulu:
 Apakah pernah memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, asma?
 Apakah memiliki riwayat trauma (operasi atau kecelakaan)?
e. Riwayat penyakit keluarga:
 Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gejala yang sama?
 Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, asma, atau keganasan?
f. Riwayat pribadi:
 Merokok
 Minum minuman beralkohol
 Riwayat alergi
 Apakah sedang mengalami kesulitan dalam keluarga, lingkungan masyarkat, atau
pekerjaan?
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksan Penunjang
 Diagnosis klinis: insomnia (gangguan tidur)
2. Menentukan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja
Pajanan Fisik
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini
mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak
diinginkan.1
Pajanan Biologi
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Seperti pekerja di pertanian,
perkebunan dan kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu indoor air quality, banyak
menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan virus, bakteri atau hasil dari pertanian,
misalnya tabakosis pada pekerja yang mengerjakan tembakau, bagasosis pada pekerja - pekerja
yang menghirup debu-debu organic misalnya pada pekerja gandum (aspergillus) dan di pabrik
gula,. Penyakit paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu organik,
misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus paru pada pekerja gandum.
Demikian juga “grain asma” sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya
lembab dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam tangan atau kaki di air seperti
pencuci. Agak berbeda dari faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor
biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja lainnya.1
Pajanan Ergonomi
Ergonomi adalah studi tentang hubungan antara pekerjaan dan tubuh manusia. Prinsip
ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti mengatur pekerjaan dan area
kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk
menyesuaikan diri. Desain ergonomis yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan
perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. Hal ini juga
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan
atau menghilangkan potensi bahaya.1
Pajanan kimiawi
Pajanan kimia menjadi berbahaya bagi manusia, terutama karena potensi toksisitasnya.
Toksisitas adalah kemampuan suatu bahan kimia untuk merusak sutatu jaringan, organ, atau
sistem tubuh. Misalnya, asbes yang utuh (tidak rusak/pecah) adalah suatu bahan bangunan
yang sangat berguna karena tahan api dan tidak berbahaya, tetapi asbes dikenal sangat toksik
dan menjadi bahaya kerja bila pecah/rusak karena serat-seratnya akan dilepaskan ke udara.1
Pajanan Psikososial
Menurut Kementerian Kesehatan (2011), faktor psikososial dapat mengakibatkan perubahan
dalam kehidupan individu, baik bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh
cukup besar sebagai faktor penyebab terjadiya gangguan fisik dan psikis pada diri individu
tersebut.1
 Berdasarkan skenario pasien tersebut mengalami pajanan psikososial dimana kondisi sosial
nya mempengaruhi kondisi psikologisnya.
3. Menentukan hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis
Berikut adalah beberapa bukti referensi yang menunjukkan beberapa pemicu terjadinya
insomnia (gangguan tidur) salah satu penyebabnya adalah stress dan faktor-faktor yang
mempengaruhi stress tersebut.
 Stress merupakan salah satu pemicu yang cukup sering menimbulkan insomnia,
sedangkan pencetus stress adalah tekanan/ beban dalam pekerjan, masalah keluarga
atau perkawinan, musibah kematian dalam keluarga. Salah satu reaksi yang terjadi pada
seseorang dalam kondisi kerja penuh stress adalah perubahan perilaku diantaranya
insomnia. Diantara berbagai aspek stressor kerja, yang sudah terbukti merupakan
pencetus insomnia adalah tuntutan dan beban pekerjaan yang tinggi, konflik intra-grup
dan kurangnya kesempatan kerja.2
 Berdasarkan dari sisi individu seseorang, sumber stres kerja adalah interaksi hubungan
yang tidak harmonis antara individu yang berkepribadian tipe A dan lingkungan
kerjanya dalam organisasi, sehingga menimbulkan stres kerja. 3
Ada 3 ciri kepribadian tipe A, yaitu:
1) orientasi perilaku tipe bersaing;
2) rasa terburu-buru dikejar waktu; dan
3) rasa permusuhan dan kemarahan
 Stres kerja merupakan kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan
pekerjaannya serta dikarakteristikkan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka
untuk menyimpang dari fungsi normal mereka. Pada umumnya stres kerja lebih banyak
merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi
tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi dan
sebagainya. Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas
kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat
tidur dan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan
sebagainya. 4
 Stres akibat kerja mempunyai gejala-gejala sebagai berikut menurut Kementrian
Kesehatan Indonesia 2011: 5

1. Gejala fisiologis berupa otot tegang, jantung berdebar-debar, perut mual, dan
keringat dingin.
2. Gejala psikologis berupa mudah marah, emosi meledak-ledak, serta mudah panik.
3. Gejala psikosomatik berupa gangguan muskuloskeletal (nyeri otot, kram),
gangguan sistem pernapasan (asma, spasmus bronchitis), gangguan kardiovaskuler
(migrain, hipertensi), gangguan kulit (eksim, jerawat), gangguan kelenjar endokrin
(hipertiroid, diabetes, infertilitas), gangguan sistem saraf (neurostenia), gangguan
mata (glaucoma), gangguan gastrointestinal (gastritis, peptic ulcer, diare),
gangguan genitourinarial (dismenorhea, gangguan haid).
 Gejala perilaku berupa absensi, menghindari interaksi atau komunikasi dengan orang
lain, menghindari hal-hal yang biasa disukai, sulit tidur, perubahan kebiasaan makan,
banyak merokok, gangguan tidur, tidak masuk kerja, serta penurunan prestasi kerja.4
 Seorang manajer marketing secara umum mempunyai sepuluh peran pokok dalam
perusahaan, yaitu: sebagai tokoh, pemimpin, penghubung, pemantau, penyebar, juru
bicara, wirausaha, pengalokasi sumber, penyelesai gangguan dan juru runding.
Secara spesifik, tanggung jawab manajer pemasaran dalam perusahaan mencakup:6
1. Pengembangan strategi pemasaran
2. Analisis dan segmentasi pelanggan
3. Pemosisian dan analisis pesaing
4. Analisis pasar dan peramalan penjualan
5. Pengembangan produk
6. Penetapan harga
7. Pengembangan saluran distribusi
8. Pengerahan angkatan penjualan
9. Pemasaran langsung
10. Priklanan
11. Promosi penjualan
12. Penyiapan dan implementasi rencana pemasaran

berdasarkan pemaparan tugas seorang manajer diatas dapat disimpulkan bahwa


seorang manajer memiliki beban dan tanggung jawab yang cukup besar untuk
perusahaan. dan hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan yaitu terdapat
hubungan antara beban kerja dengan stress kerja (yogi inggit, 2012).4
 Yang mempengaruhi terjadinya stress pada pekerja juga adalah kondisi
fisik/lingkungan kerja misalnya: bekerja pada tempat yang sunyi/ terpencil, tempat
kerja yang jauh atau sulit di jangkau, kemudian pajanan di tempat kerja seperti suhu
yang yang terlalu tingi atau terlalu rendah, tempat kerja yang sempit dan berdesakan,
ventilasi buruk, penerangan yang kurang baik, dan debu kerja.7
4. Menentukan besarnya pajanan
kualitatif
a. Pengamatan cara, proses dan lingkungan kerja dengan memperhitungkan lama kerja dan
masa kerja.
b. Pemakaian alat pelindung secara benar dan konsisten untuk mengurangi besar pajanan.
kuantitatif
a. Data pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan secara periodik.
b. Data monitoring biologis.
5. Menentukan faktor individu yang berperan
 Jenis kelamin
 Usia
 Kebiasaan
 Riwayat penyakit keluarga (genetik)
 Riwayat atopi
 Penyakit penyerta
6. Menentukan faktor lain diluar tempat kerja
Penyakit yang timbul mungkin disebabkan oleh pajanan yang sama di luar tempat kerja
sehingga perlu informasi tentang kegiatan yang dilakukan di luar tempat kerja seperti hobi,
pekerjaan rumah dan pekerjaan sampingan
 Berdasarkan skenario pasien sudah mengalami ganggua tidur sudah sejak satu tahun yang
lalu namun hal ini makin sering dialami ketika ibu dari pasien meninggal.
7. Menentukan diagnosis okupasi
Peyakit yang diperberat, karena terdapat faktor di luar lingkungan pekerjaan yang membuat
pasien lebih sering sulit tidur. Apabila tidak ada faktor lain di luar pekerjaan maka hal ini baru
bisa disebut sebagai penyakit akibat kerja.
Daftar Pustaka

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di unduh dari


https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo
jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf pada tanggal 16 oktober 2019
2. Afrianti R, Widyahening I, Amri Z, Kusumawardhani A. Stresor kerja dan insomnia pada
petugas pemadam kebakarandi jakarta selatan. J Indon Med Assoc. 2011 Des 12;61(12)
3. Wijono sutarto. Pengaruh kepribadian type a dan peran terhadap stres kerja manajer madya.
Insan. Desember 2006;8(3)
4. Panenngah Yogi I. Hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada pekerja di sentra
industry gamelan wurun sukoharjo. Di unduh dari
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/25787/Hubungan-Antara-Beban-Kerja-Dengan-
Stres-Kerja-Pada-Pekerja-di-Sentra-Industri-Gamelan-Wirun-Sukoharjo pada tanggal 17
oktober 2019
5. Malik AR. Gambaran faktor psikososial di tempat kerja pada pekerja tekstil pt. Sandratex
ciputat tahun 2016. Di unduh dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34193/1/ANIS%20ROHMAN
A%20MALIK-FKIK.pdf pada tanggal 17 oktober 2019
6. Dharmmesta BS. Peran pemasara dalam perusahaan dan masyarakat. Di unduh dari
https://www.academia.edu/5150294/Peran_Pemasaran_dalam_Perusahaan_dan_Masyara
kat pada tanggal 17 oktober 2019
7. Harrianto R. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: EGC, 2009. 275 p.

Anda mungkin juga menyukai