Anda di halaman 1dari 16

BAB III

DASAR-DASAR PERENCANAAN
3.1. Sistem Sumber
Sistem sumber merupakan sistem yang mengatur potensi sumber daya air
yang akan digunakan dalam perencanaan penyediaan air minum. Air tersedia dalam
beberapa wujud yaitu padat (es), liquid, dan gas ( Al-Layla, 1980).
Banyaknya energi yang diserap dari matahari mengubah keadaan air dalam
siklus hidrologi. Saat penguapan, air yang memasuki atmosfer berasal permukaan
bumi bersumber dari daun di pepohonan dan reservoir air permukaaan. Penguapan
air akan kembali ke Bumi dalam bentuk hujan, salju, dan hujan es. Air dalam siklus
hidrologi akan kembali menguap, beberapa akan masuk kedalam tanah dan sisanya
mengalir di permukaan ( Al-Layla, 1980).

Gambar 3.1 Siklus hidrologi


Sumber: Tugas Sekolah, 2017

3.2.1. Macam-Macam Sumber Air


Sumber air dapat berasal dari air tanah dan air permukaan. Air permukaan
bersumber dari air hujan, air sungai, dan danau/waduk begitupun air air tanah (Al-
Layla, 1980).

 Air Tanah
Terdapat dua sumber dari air tanah yaitu (Al-Layla, 1980),
1. Air hujan yang menyerap ke dalam tanah melalui pori-pori batuan dan
akhirnya sampai ke cadangan air tanah; dan
2. Air yang berasal dari permukaan, danau, dan reservoir yang masuk ke dalam
tanah akhirnya sampai ke cadangan air tanah.

Area pengambilan dari suplai air tanah lebih baik di tempatkan dekat dengan
intake point atau dalam jarang yang sangat jauh tergantung pada aliran mana yang
tidak dibatasi atau terkurung di dalam akuifer bawah lapisan tanah. Ketika level
dari air tanah dapat naik dan turun, aliran tidak dibatasi atau bebas. Dalam kasus ini
aliran cadangan air tanah mengikuti kemiringan permukaan tanah. Pergerakan air
akan dalam posisi yang pas untuk kontur cadangan air. Jika akuifer berada di bawah
lapisan, aliran akan dibatasi, yang menyebabkan air dalam pipa berada di bawah
tekanan (Al-Layla, 1980).

Ketika kehilangan tekan dari confined water lebih besar dari jarak air ke
permukaan tanah, artesian water akan terbuka. Air yang terbentuk dari fenomena
tersebut disebut perched water (Al-Layla, 1980).

Kondisi khusus ketika mata air ditemukan di sebuah pulau atau di daerah
dekat pinggir pantai. Mata air akan menyerap ke dalam pori-pori dan hanyut ke laut.
Mata air ini akan naik turun pada keadaan ini (Al-Layla, 1980).

 Air Permukaan
Air di permukaan tidak terlindungi oleh karena itu harus diolah terlebih
dahulu sebelum digunakan. Karena pada air permukaan akan mengandung zat
organik, anorganik, gas dan mikrooganisme. Pada umumnya digunakan untuk
perencanaan air minum ketika persediaan air tanah tidak mencukupi (Al-Layla,
1980).

 Air Hujan
Untuk kebutuhan air kota air hujan sangatlah jarang digunakan. Air hujan
mungkin akan digunakan oleh beberapa komunitas saja yang tidak mempunyai
sumber air lain untuk digunakan atau untuk daerah yang sulit air. Air hujan pada
umumnya dikumpulkan pada atap bangunan dan disimpan dalam bak untuk
konsumsi domestik. Dapat juga dikumpulkan dalam reservoir, tetapi saat area hujan
cukup luas air tidak terkumpulkan dengan cukup yang menyebabkan air tidak dapat
digunakan. Air hujan biasanya digunakan untuk keperluan laundry. Selain itu air
hujan tidak mengandung mineral, tidak berasa dan ketika bereaksi dengan gas
atmosfer contohnya karbon dioksida akan membentuk larutan yang korosif (Al-
Layla, 1980).
 Air Sungai
Air di sungai aku mengalir terus menerus sepanjang tahun atau akan tersimpan
dalam dalam reservoir selama banjir dan akan memenuhi kebutuhan komunitas,
Karena air sungai mudah terkena polusi maka harus terdapat pengolahan yang baik
sebelum digunaka (Al-Layla, 1980).

 Waduk dan Danau


Danau dan waduk memiliki cukup area yang besar untuk digunakan sebagai
penyediaan air kota. Air pada danau atau waduk memiliki kualitas yang cukup baik
dibandingkan dengan air sungai. Air danau dan waduk juga dapat digunakan untuk
kerperluan domestik tanpa terlalu banyak pengolahan. Air dapat dipompakan dari
lapisan terdalam dimana pada umumnya memiliki temperatur yan rendah dan
konsentrasi plankton yang rendah (Al-Layla, 1980).

 Impounded Reservoir
Selama banjir dan hujan deras, waduk dan danau akan mengisi dan
mengalirkan air ke sungai. Tanah yang berada dekat sungai, air akan tersimpan yang
disebut dengan bank penyimpan. Bank penyimpanan akan menyuplai air ke
permukaan atau menerima air dari sungai tergantung dari tingkat air yang
dikandung sungai (Al-Layla, 1980).
Banyaknya jumlah air akan diterima saat hujan dan banjir yang selanjutnya
akan tersimpan di reservoir, sehingga dapat digunakan saat musim kering. Untuk
tujuan ini Impounded Reservoir dibuat dengan membangun dam (Al-Layla, 1980).
Impounded Reservoir pada umumnya memiliki berbagai tujuan dan akan
dibangun untuk melayani kebutuhan air bersih, air limbah, irigasi, kontrol banjir,
transportasi antar puau, kehidupan aquatik, memancing dan rekreasi. Reservoir
hanya dikembangkan sebagai pelayanan air (Al-Layla, 1980)

3.2.2. Kuantitas dan Kualitas Sumber Air

Air permukaan merupakan air yang berada di sungai, danau, waduk, dan
badan air lain. Sekitar 69% air yang mengalir ke sungai berasal dari air hujan,
pencairan salju (biasanya wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah
(Effendi, 2003).
Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar
bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam,
dengan nilai pH 4,2. Hal tersebut terjadi karena air hujan melarutkan beberapa gas
yang berada di udara seperti karbon dioksida (CO2), dihidrogen sulfida (H2S),
nitrogen dioksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah (Novonty dan
Olem,1994). Saat jatuh ke tanah air hujan akan melarutkan sebagian besar mineral
dalam tanah (Effendi, 2003).

Tabel 3.1 Pengaruh strata batuan dalam kualitas air

Batuan Kualitas Air


Granite Melarutkan substansi kimia
Gneiss Mengandung banyak kalium karbonat
State Memiliki kuantitas organik yang kecil
Diabase, Synite Diorite Mengandung besi
Pure Quartz Kesadahan air sangat rendah
Pure sand stone Kuantitas bahan terlarut kecil, cukup murni, air sadah
Lime stone Kesadahan air tinggi, konsentrasi zat terlarut tinggi
Gypsum dan anhydrite Terdapat sulfat, Kesadahan air tinggi
Salt dome Kuantitas bahan terlarut tinggi, berasa asin
Marble, Dolomite Kesadahan air sangat tinggi
Losses, basic crystalline
Banyak mengandung zat terlarut terutama lime
rock
Sumber: Al-Layla, 1980

Karakteristik yang membedakan air tanah dan air permukaan berada pada
pergerakan air tanah yang lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat
mencapai ratusan tahun akibat pergerakannya tersebut. Sehingga, air tanah akan
sulit pulih jika sudah tercemar (Effendi, 2003).

Penggambilan air tanah akan mengubah alirannya. Bersamaan dengan


keluarnya air dari akifer, tekanan hidrostatik air tanah mengalami penurunan
sehingga air tanah dari arah laut akan mengisi daerah yang disedot airnya. Oleh
sebab itu, pengambilan air tanah di wilayah pesisir yang berlebihan akan
mengakibatkan terjadinya intrusi air laut (Effendi, 2003).
Pada saat infiltasi ke dalam tanah , air permukaan akan mengalami kontak
dengan tanah disekitarnya yang mengandung mineral dan melarutkannya,
sehingga kualitas air mengalami perubahan karena terjadi reaksi kimia. Kadar
oksigen dalam air yang masuk kedalam tanah akan menurun, digantikan oleh
karbon dioksida yang berasal dari aktivitas biologis (Effendi, 2003).

Air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memilik kandungan
karbon dioksida yang tinggi dan kandungan bahan terlarut juga tinggi. Air yang
berasal dari deposit kapur mengandung karbon dioksida yang rendah, namum
memiliki nilai zat terlarut yang tinggi. Air tanah yang memiliki kandungan besi
cukup tinggi biasanya mengalami kondak dengan udara. Sehingga, terjadi
oksigensi dimana ion ferri akn teroksidasi menjadi ion ferro. Oleh sebab itu,
sebelum digunakan, air tanah yang baru didiamkan terlebih dahulu untuk
mengendapkan besi dan menurunkan karbon dioksida dan menaikkan kadar
oksigen terlarut (Effendi, 2003).

3.2. Intake
Intake merupakan bangunan yang berfungsi penangkap air atau tempat air
masuk dari sungai, danau atau sumber air permukaan lainnya ke instalasi
pengolahan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu di diperhatikan dalam tata letak
perencanaan intake (Al-Layla, 1980).
 Intake harus terletak ditempat aliran tidak deras yang dapat merusak intake
dimana akan mengganggu penyediaan air bersih;
 Tanah sekitar intake harus stabil agar tidak terkena erosi;
 Penempatan intake harus terhindar dari batuan;
 Inlet sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk mencegah
masuknya benda-benda terapung;
 Intake disimpan jauh dari reservoir agar tidak mengkontaminasi reservoir; dan
 Intake harus ditempatkan di hulu sungai suatu kota.

3.2.1. Jenis-Jenis Intake


Berikut jenis-jenis intake dalam tinjauan kuantitas air permukaan adalah
sebagai berikut ( Al-Layla, 1980).
 Intake Langsung
Intake langsung ditemoatkan di air yang dalam. Intake ini lebih murah dari
pada perencanaan tipe intake yang lain.

Gambar 3.2 Intake langsung


Sumber: Al-Laylal, 1980

Dibawah ini adalah kondisi yang sesuai untuk penentuan intake langsung,
1. Ketika sumber cukup dalam seperti sungai, danau; dan
2. Ketika tanggul tahan erosi dan sedimentasi.
 Kanal Intake
Air permukaan dapat diambil dari kanal sebagai intake, dimana pengambilan
airnya ditampung dalam sebuah penampung (mansory chamber). Dari penampung,
air dialirkan dengan pipa bell mouth yang ditutupi dengan perforated hemispherical
cover. Area lubang penutup dibuat sepertiga wilayah hemisphere.
Selama konstruksi dari penampung di kanal, lebar dari kanal akan berkurang
dikarenakan peningkatan kecepatan. Hal ini akan mengakibatkan tanah disekitarnya
tergerus dan karena itu konstruksi dekat hulu dan hilir harus dipagari.

Gambar 3.3 Kanal Intake


Sumber: Al-Laylal, 1980
 Reservoir Intake
Menara intake ditempatkan dekat dengan bagian dasar dam. Fondasi dari
menara dipisahkan dari dam dan menara ini pun dibangun di hulu. Banyaknya Inlet
dibeberapa tingkatan berfungsi untuk mengimbangi dengan fluktuasi air. Ketika
reservoir berada ditempat dimana air dapat mengalir secara gravitasi, menara intake
tidak perlu digunakan.

3.2.2. Bangunan Pelengkap Intake


Berikut ini bangunan pelengkap ini, yaitu:
1) Menara Intake
Menara ini digunakan untuk air baku yang diambil dari danau. Menara ini
terletak pada perlimpaha atau dekat dengan sisi bendungan. Fondasi menara
terpisah dari bendungan yanag dibangun. Dapat juga dibuat menara intake yang
terpisah. Untuk sistem gravitasi tidak diperlukan pemompaan ( Kawamura,
1991).
2) Shore Intake
Shore intake memiliki berbagai macam diantaranya yaitu siphon well
intake, suspended intake dan floating intake. Perletakannya tergantung dengan
kondisi lapangn tetapi biasanya disimpan di pinggir sungai. (Kawamura, 1991).
3) Crib Intake
Dibuat didasar sungai lokasi ini dipilih agar tidak hanyut terbawa arus
sungai (Kawamura, 1991)

3.3. Reservior Transmisi


Reservoir transmisi merupakan tempat penyimpanan air yang akan
ditransmisikan ke konsumen. Berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber
ke reservoir dan instalasi pengolahan air (Iqbal, 2012).

3.4. Sistem Transmisi


Sistem Transmisi merupakan sistem pengaliran air dari sumber air ke
reservoir air dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir air ke reservoir
air lainnya.
3.4.1. Sistem Pengaliran
Menurut Sarwoko M, (1985) dalam siahaya is mayosa 2010:16. Untuk
mentransmisikan air bersih pada dasarnya dapat dipakai salah satu sistem
diantara tiga sistem pengaliran, yaitu:
1) Sistem pengaliran gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan berada
jauh diatas elevasi daerah layanan dan sistem ini memiliki biaya
pemeliharaan yang lebih murah.
2) Sistem pemompaan
Sistem ini digunakan bila elevasi antara sumber air atau instalasi dan
daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang cukup. Oleh sebab
itu, sistem ini biasanya digunakan pada daerah yang memiliki perbedaan
elevasi.
3) Sistem pengolahan pengaliran kombinasi

Sistem ini merupakan pengaliran dimana air bersih dari sumber atau
instalasi pengolahan akan dialirkan ke jaringan dengan menggunakan pompa
dan reservoir distribusi

3.4.2. Jenis Saluran


Berikut ini jenis saluran yang terdapat pada sistem transmisi (Iqbal, 2012).
 Saluran Tanpa Tekanan ( Saluran Terbuka)
Contoh saluran tanpa tekanan adalah sebagai berikut:
1. Kanal;
2. Flumes dan saluran air;
3. Saluran gravitasi; dan
4. Grade Tunnels.

Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain saluran tanpa tekanan:

1. Hidrolika;
2. Perlindungan akan kualitas air;
3. Kontrol erosi; dan
4. Memperhitungakan kehilangan air akibat evaporasi.
 Saluran Bertekanan (Perpipaan)
Saluran bertekanana mengalir pada saluran tertutup umunya pada pipa.
Berlaku hukum Darcy Weisbach dan Hazen Williams.

3.4.3. Peralatan dan Perlengkapan sistem Transmisi


Berikut ini adalah perlengkapan sistem transmisi (Iqbal, 2012).
1. Wash Out, berfungsi untuk menggelontorkan endapan yang terbentuk dalam
pipa;
2. Air Valve, berfungsi mengeluarkan udara yang terperangkap dalam pipa;
3. Air Admission Valve, berfngsi untuk menghindari under-pressure ketika
internal pressure terlalu rendah;
4. Check Valve, berfungsi mengatur arah aliran;
5. Gate, berfungsi mengatur debit aliran.
6. Blow off, berfungsi untuk menguras pipa; dan
7. Bak Pelepas Tekan, berfungsi untuk mengurangi tekanan pada pipa.

3.4.4. Sistem Distribusi


Sistem distribusi air bersih merupakan sistem pembagian air melalui sistem
perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).
Pada sistem ini mengalirkan air kepada masyarakat melalui jaringan. Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan branching pattern, grid pattern, dan grid
pattern melingkar. Sering kali kombinasi ini digunakan untuk sistem distribusi
perkotaan (Al-Layla,1980).
3.5.1. Pola Sistem Distribusi
Berikut ini pola sistem distribusi yang mengalirkan air kepada
konsumen (Al-Layla, 1980):
1. Pola Cabang dengan Titik Mati
Pola cabang dengan titik matik hampir mirip dengan cabang yang terdapat
dipohon. Pada sistem ini jaringan perpipaan hanya menuju kesatu arah dan
pada setiap ujung akhir daerah pelayanan terdapat titik mati.
Keuntungan sistem cabang,
 Sistem ini lebih sederhana;
 Perhitungan dimensi pipa lebih mudah; dan
 Penentuan dimensi perpipan lebih ekonomis hanya dipasang didaerah
yang padat penduduk.
Kerugian sistem ini adalah,
 Terdapat kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan
di ujung pipa yang menyebabkan timbulnya bau dan perubahan rasa;
 Bila terjadi kerusakan, pengaliran air dibawahnya akan berhenti; dan
 Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup bila ada sambugan
baru.
2. Pola Grid
Pada pola grid seluruh pipa saling berhubungan tanpa adanya titik mati.
Air dapat mengaliri seluruh titik dengan satu jalur.
Keuntungan sistem ini,
 Air akan mengalir secara bebas ke seluruh jalur pengaliran;
 Jika suatu ketika terdapat pipa yang mengalami perbaikan, area pipa yang
terkoneksi tersebut tetap mendapatkan air; dan
 Terdapat sedikit masalah dalam mensuplai air saat terjadi kebutuhan air
yang meningkat.

Kerugian sistem ini adalah,

 Perhitungan dimensi pipa lebih rumit; dan


 Terdapat banyak pipa dan diperlukan fitting.
3. Pola Grid melingkar
Pola melingkar seringkali bergabung dengan pola grid untuk memperbaiki
tekanan air pada distribusi air kota. Pola melingkar harus diletakan secara
strategis sehingga kota mendapatkan tekanan air yang tetap. Keuntungan dan
kerugian pola ini sama dengan pola grid.
(a) (b) (c)

Gambar 3.4 (a) Pola Cabang dengan titik mati (b) Pola Grid (c)
Pola grid melingkar
Sumber: Al-Laylal, 1980

3.5.2. Sistem Pengaliran Dalam Sistem Distribusi


Air dapat di distribusikan kepada konsumen dengan beberapa sistem yaitu
sebagai berikut (Al-Laya dkk, 1980).
 Gravitasi
Ketika sumber air yaitu danau atau reservoir lebih tinggi daripada daerah
pengaliran maka tekanan air akan sampai kepada konsumen. Kemudian metode
gravitasi dapat digunakan. Metode ini paling sering digunakan dalam
pendistribusian air.
 Pompa
Air dipompakan langsung ke saluran utama. Metode ini memiliki beberapa
kerugian. Jika pada suatu ketika aliran listrik terputus maka aliran air yang
didistribusikan akan macet. Perbedaan kebutuhan air akan berpengaruh pada
tekanan pada saluran utama. Untuk mengurangi kerugian pompa tersebut dibuat
penampung dan membutuhkan pengoperasi yang sesuai dengan kebutuhan air.
Metode ini memerlukan pengoperasian yang hati-hati dan pemeliharan yang baik.
 Pompa dengan Penyimpanan

Metode ini cukup banyak digunakan. Akses air pada saat kebutuhan air
rendah akan disimpan pada tanki penampung dan dapat digunakan saat kebutuhan
puncak. Metode ini lebih murah jika dibandingkan dengan pompa. Penyimpanan
air digunakan sebagai cadang air jika suatu saat terjadi kebakaran atau mati
lampu. Tekanan minimum pada pipa

3.5.3. Perpipaan dan Perlengkapan Sistem Distribusi


Pada umumnya perpipaan yang tersedia pada sistem jaringan distribusi air
bersih adalah (Sugiartase, 2018):

1. Pipa primer atau pipa induk


Pipa primer memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan pipa
lainnya. Befungsi membawa air dari instalasi pengolahan.
2. Pipa Sekunder
Pipa sekuder memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan pipa
primer atau induk. Pipa ini disambungkan pada pipa primer.
3. Pipa tersier
Pipa tersier berfungsi menghubungkan pipa sekunder atau primer untuk
melayani pipa service ke induk.
4. Pipa Service
Pipa sevice berfungsi untuk menghubungkan kepada pipa pengguna, pipa
disambungkan langsung pada pipa sekunder atau tersier, yang mempunyai diameter
relatif lebih kecil.

Perlengkapan penunjang sistem distribusi berfungsi secara teratur, sebagai


berikut:
1. Fire Hydrant Berfungsi sebagai pemadam ketika kebakaran;
2. Monhole, berfungsi sebagai tempat pemeriksa/perbaikan jika terdapat
kerusakan;
3. Pembuangan Lumpur, berfungsi sebagai pembuang lumpur yang terendap pada
jalur pipa;
4. Bangunan Perlintasan Biasanya digunakan ketika ada jaringan pipa yang
memotong atau melintasi sungai/ rel kereta api;
5. Gate Valve, berfungsi sebagai pengatur udara pada pipa;
6. Air Valve, berfungsi sebagai pelepasan udara yang terperangkap dalam pipa;
7. Non Return Valve Berfungsi untuk menghindari water hamer dalam pipa;
8. Bak Pelepas Tekanan, berfungsi untuk melepas tekanan yang berlebihan dalam
pipa;
9. Blow Off Valve, dipasang pada setiap titik mati atau titik terendah dari setiap
jalur pipa;
10. Check Valve, berfungsi agar saat pompa mati maka pukulan akibat aliran balik
tidak merusak pipa;
11. Thrust Block, berfungsi sebagai penjaga fitting untuk tetap seimbang saat
mengalami beban hidrolik;
12. Meter Tekanan, berfungsi untuk mengetahui besar tekanan kerja pompa; dan
13. Sambungan pipa dan perlengkapannya.
Perlengkapan yang sering digunakan untuk menyambung antar pipa antara lain
(Sugiartase, 2018):
1. Bell and Spigot;
2. Bend Merupakan belokan pipa;
3. Flange Joint, biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan
yang dekat dengan instalasi pompa sebelum kedua flange disatukan dengan mur
dan baut, maka diantara flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran;
4. Increaser dan Reduser Increaser digunakan untuk menyambung pipa dengan
diameter yang berbeda;
5. Tee , ntuk menyambung pipa pada percabangan; dan
6. Tapping Bend.

3.4.5. Reservoir Distribusi


Reservoir distribusi dibangun sebagai tanki atau menara air. Bangunan
tersebut digunakan untuk menyamakan laju aliran dan untuk keadaan darurat.
Tergantung pada kegunaan, tujuan dan topografi, perletakan reservoir dapat
dibangun di bawah tanah atau lebih tinggi (Al-Layla, 1980).
Reservoir yang lebih tinggi dibuat dari tanah atau batuan dan juga dapat
beton. Sedangkan menara air terbuat dari baja atau beton. Biasanya memiliki
kapasitas diantara 100 dan 1000 m3. Umumnya perbandingan volume tanki air yaitu
1/6 sampai 1/3 total permintaan harian. Volume dan penampung yang diperlukan
untuk reservori dapat dihitung secara analitik dan grafik. Total volume reservoir
harus memenuhi permintaan harian (Al-Layla, 1980)
3.6.1. Penentuan Volume Reservoir
 Metode Analitik
Konsep kebutuhan maksimum kebutuhan perhari dijelaskan pada Tabel 3.1
(kolom 2). Aliran air hanya terbatas 10 jam dari jam 8 pagi hingga jam 6 malam.
Hal ini memperlihatkan kebutuhan maksimum harian (Kolom 3). Penyimpanan
kumulatif dapat dihitung dan dimaskukan ke kolom 4 (Kolom 4 = kolom 3-kolom
2). Kapasitas tangki dapat dihitung dari kebutuhan puncak pada pagi hari dan
minimum kebutuhan pada malam hari (kolom 5). Penampung yang dibutuhkan =
13 + 26 = 39 persen dari maksium kebutuhan harian. Pada kondisi ini, kebutuhan
pemadan api dan kebocoran dihitung. Kuantitas air untuk kebocoran diambil 10
persen dari total kebutuhan air dan kebutuhan pemadaman api (Al-Layla, 1980).
Tabel 3. Kapasitas Penyimpanan Reservoir Distribusi
Persen
Persen
Waktu Persen Aliran Kebutuhan-Aliran penyimpanan
kebutuhan
(jam) Maks. Harian % Maks.
maks. Harian
Harian
(1) (2) (3) (4) = (3)-(2) (5) = Σ(4)
0-1 2 - -2 -2
1-2 1 - -1 -3
2-3 0.5 - -0.5 -3.5
3-4 0.5 - -0.5 -4.0
4-5 0.5 - -0.5 -4.5
5-6 2.5 - -2.5 -7.0
6-7 3 - 3 -10.0
7-8 3 - -3 -13.0
8-9 4 10 +6 -7.0
9-10 6 10 +4 -3.0
10-11 4 10 +6 +3.0
11-12 7.5 10 +2.5 +5.5
12-13 11 10 -1 +4.5
Sumber: Al-Layla, 1980
Tabel 3. Kapasitas Penyimpanan Reservoir Distribusi (lanjutan)
Persen
Persen
Waktu Persen Aliran Kebutuhan-Aliran penyimpanan
kebutuhan
(jam) Maks. Harian % Maks.
maks. Harian
Harian
(1) (2) (3) (4) = (3)-(2) (5) = Σ(4)
13-14 8.5 10 +1.5 +6.0
14-15 7 10 +3.0 +9.0
15-16 5 10 +5.0 +14.0
16-17 3 10 +7.0 +21.0
17-18 5 10 +5.0 +26.0
20-21 7 - -7.0 +9.0
21-22 5 - -5.0 +4.0
22-23 2 - -2.0 +2.0
23-24 2 - -2.0 0.0
Sum 100 100 0 -
Sumber: Al-Layla, 1980

 Metode Grafik
(a) Hitung kebutuhan maksimal dengan kolom 2 dari tabel 3.1 kemudian plotkan
dengan waktu.
(b) Gambar garis lurus dari waktu pemompaan hingga akhir. Menampilkan
aliran masuk. Jumlah maksimun deviasi diindikasi oleh ordinat y1 dan y2
diantara kebutuhan maksimal dan aliran oleh penampungan.
Kuantias dari air dalam reservoir distribusi pada segala waktu dapat dihitung
dengan memploting ordinat diantara kebutuhan maksimal dengan aliran masuk.
Dengan begitu volume air pada reservoir dapat dihitung (Al-Layla, 1980).
3.6.2. Perlengkapan Pada Reservoir
Menara air dapat dibuat dengan beton atau baja. Bentuk silinder merupakan
bentuk yang paling sering digunakan. Tanki beton memiliki spherical atau bentuk
dome pada dasar (Al-Layla, 1980).
Level volume air yang terendah pada tangki disesuaikan dengan tekanan
yang dibutuhkan pada pipa. Tekanan pada pipa berbeda dari 15 hingga 50 m
tergantung dengan tipe dan tekanan yang dibutuhkan. Untuk menjaga harga
pemompaan pada nilai terendah, kedalaman air dalam tangki umumnya dibuat tetap
kecil. Oleh karena itu, kedalam dibuat sama dengan diameter. Untuk tangki
lingkaran dihitung menggunakan persamaan diameter sebagai berikut (Al-Layla,
1980).
Tank Volume V (m3) Diameter Tangki
100 – 500 𝑉
5+
100
500 – 1000 𝑉
8+
250

Anda mungkin juga menyukai