ABSTRAK
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mencegah pemborosan
sumber daya yang digunakan khususnya dalam proses produksi. Suatu proses pemeriksaan
diperlukan dalam menilai kinerja perusahaan untuk mencegah pemborosan yang sering
terjadi. Audit operasional adalah audit yang menekankan pada penilaian sistematis dan
objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keefektifan,
keefesienan, dan keekonomisasian pendapatan atas kegiatan operasional perusahaan.
Penelitian dilakukan pada PG. Meritjan Kediri yang merupakan salah satu pabrik gula di
Kota Kediri. Masalah yang diangkat adalah mengenai penerapan audit operasional pada
bagian produksi PG. Meritjan serta apakah penerapan audit operasional pada bagian produksi
sudah mengacu pada peningkatan efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian
studi kasus.Fokus dalam penelitian adalah struktur organisasi perusahaan, kegiatan produksi,
kriteria efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi. Hasil penelitian menerangkan bahwa
manajemen audit dari PG. Meritjan dilakukan oleh auditor internal, auditor independen, dan
auditor pemerintah. Berdasarkan hasil analisis data tahun 2010-2012, menunjukkan bahwa
efisiensi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja terjadi pada tahun 2011. Efisiensi
penggunaan kapasitas mesin tertinggi pada tahun 2010. Efektivitas tertinggi terjadi pada
tahun 2011 dan ekonomisasi tertinggi tercapai pada tahun 2011.
Kata Kunci: Audit Operasional, Efisiensi, Efektivitas, Ekonomisasi
2012 7,49% 8,34 % (-0,85%) Belum Efisien Kriteria: Tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses
Kriteria: tepat waktu, tepat produksi harus bekerja secara
kuantitas, dan tepat kualitas maksimal dan disesuaikan
Kejadian: Tidak tepat waktu dalam dengan kebutuhan masing-
pengiriman bahan baku. masing bagian karena dalam
Sebab: Kondisi cuaca yang pada penggunaan setiap tenaga kerja,
saat itu musim penghujan. perusahaan mengeluarkan biaya
Kejadian: Kurangnya kuantitas Kejadian: Tenaga kerja yang
bahan baku yang digiling dengan tidak bekerja secara optimal.
kapasitas 26.000 kuintal per 24 jam. Sebab: Tidak konsisten bekerja.
Sebab: Tidak tersedianya bahan Akibat: Kenaikan beban
baku tebu pada saat itu. perusahaan telah menyebabkan
Kejadian: Kurangnya kualitas kadar menurunnya laba, khususnya
rendemen pada bahan baku tebu beban biaya tenaga kerja.
yang disetor oleh petani tebu rakyat.
Sebab: Bahan baku yang disetor c) Efisiensi idle capacity
oleh petani tebu rakyat mengandung Kriteria: Kapasitas giling mesin
kadar rendemen yang rendah. 26.000 kuintal per 24 jam
Akibat: Penurunan Produksi Gula Kejadian: Jumlah kuantitas
pada tahun 2012. bahan baku yang digiling tidak
mencapai kapasitas giling mesin
yang tersedia.
Sebab: Tidak tersedianya bahan Kejadian: Pengeluaran biaya
baku tebu. overhead melebihi target yang
Akibat: Output yang dihasilkan dianggarkan.
kurang maksimal. Semakin besar Sebab: Kenaikan sejumlah
kapasitas menganggur, maka kebutuhan operasional sehingga
semakin besar juga biaya pengeluaran atas biaya overhead
kesempatan perusahaan yang meningkat.
hilang, disisi lain biaya kesempatan Akibat: Beban perusahaan semakin
tersebut dapat berpotensi tinggi, dan akan berpengaruh
menghasilkan laba bagi perusahaan. terhadap semakin kecilnya laba
yang diperoleh perusahaan.
2) Analisis Efektivitas Produksi
4.2.4 Pelaporan
a) Temuan
(1)Analisis struktur organisasi
Pelaksanaan kerja di PG.
Meritjan dipimpin oleh seorang
Administratur dan dibantu oleh
masing-masing kepala bagian
Kriteria: Dikatakan tercapai tingkat yang telah diatur dan
efektivitas perusahaan, apabila dilaksanakan sesuai dengan
semakin besar realisasi output yang kewajiban dan tanggung
dihasilkan. jawabnya masing-masing.
Kejadian: Output aktual gula yang (2)Analisis perencanaan dan
dihasilkan lebih rendah pengendalian produksi
dibandingkan hasil produksi gula (a) Bahan baku: Pengendalian
yang dianggarkan bahan baku di PG. Meritjan
Sebab: Kadar rendemen tebu aktual kurang berjalan dengan baik
yang rendah dibandingkan kadar disebabkan karena masih
rendemen tebu yang dianggarkan. ditemukannya bahan baku
Akibat: tujuan yang dicapai tebu yang masih belum
perusahaan belum maksimal. memenuhi kriteria
Dikatakan mencapai tujuan apabila kelayakan giling.
presentase penilaian terhadap (b) Tenaga kerja: Proses
tingkat achievement rate mencapai perekrutan dilakukan secara
100 % atau lebih dari 100 %. fleksibel, dikatakan secara
fleksibel karena PG.
3) Pengukuran Ekonomisasi Meritjan hanya melakukan
perekrutan selama masa
giling, dan yang direkrut
adalah tenaga kerja tidak
tetap seperti karyawan
kampanye, outsourching)
(c) Perencanaan biaya
overhead: Pengeluaran
Kriteria: Pengeluaran biaya aktualnya ditekan secara
overhead produksi dinilai optimal agar pengeluaran
ekonomisasi apabila tidak melebihi biaya realisasi overhead
target yang dianggarkan tidak lebih dari biaya
overhead yang dianggarkan.
(d) Pengendalian peralatan dan (5)Pengukuran ekonomisasi biaya
fasilitas produksi:Pegendalian overhead
mesin produksi kurang a) Tingkat pemborosan
berjalan dengan baik karena penggunaan biaya overhead
meskipun telah dilakukan terjadi pada tahun 2010.
perawatan terhadap mesin b) Kejadian, Sebab, dan Akibat
produksi, namun apabila Efisiensi Produksi
dilihat dari laporan jam kerja (1) Bahan Baku
mesin, masih terjadi Kejadian: Tidak tepat
kemacetan pada saat proses waktu dalam pengiriman
produksi. Hal tersebut bahan baku.
mengakibatkan jam berhenti Sebab: Kondisi cuaca yang
mesin semakinn tinggi. pada saat itu musim
(e) Penetapan kapasitas mesin penghujan.
giling: 26.000 kuintal per 24 Kejadian: Kurangnya
jam kuantitas bahan baku yang
(f) Pengendalian kualitas: Bagian digiling dengan kapasitas
yang bertugas untuk 26.000 kuintal per 24 jam.
menangani control kualitas Sebab: Tidak tersedianya
adalah bagian Quality Control bahan baku tebu pada saat
dan telah dilaksanakan sesuai itu.
prosedur sehingga gula yang Kejadian: Kurangnya
siap dikemas telah melewati kualitas kadar rendemen
proses control kualitas. pada bahan baku tebu yang
disetor oleh petani tebu
(3)Analisis Efisiensi rakyat.
(a) Bahan baku: Pada tahun Sebab: Bahan baku yang
2010-2012, penggunaan disetor oleh petani tebu
bahan baku secara efisien rakyat mengandung kadar
terjadi pada tahun 2011. rendemen yang rendah.
(b)Tenaga Kerja: Tahun 2010- Akibat: Penurunan
2012, efisiensi penggunaan Produksi Gula pada tahun
tenaga kerja terjadi pada 2012.
tahun 2011.
(c) Idle Capacity: Efisiensi (2) Tenaga Kerja
penggunaan kapasitas mesin Kejadian: tenaga kerja
produksi mengalami yang tidak bekerja secara
penurunan pada tahun 2010- optimal.
2012 Sebab: tidak konsisten
(4)Pengukuran efektivitas produksi dalam bekerja.
Tingkat efektivitas pada tahun Akibat: kenaikan beban
2010 adalah sebesar 96,20 %, perusahaan sehingga
sedangkan pada tahun 2011 menurunkan laba
tingkat efektivitasnya mengalami perusahaan, khususnya
peningkatan dan mencapai beban biaya tenaga kerja.
puncak tingkat efektivitas
produksi sebesar 104,06 %. Pada (3) Idle Capacity
tahun 2012 mengalami Kejadian: Jumlah kuantitas
penurunan tingkat efektivitas bahan baku yang digiling
produksinya yaitu 73,67 %.
tidak mencapai kapasitas (1) PG. Meritjan sebaiknya
giling mesin yang tersedia. memberikan reward bagi para
Sebab : Tidak tersedianya petani tebu yang memberikan
bahan baku tebu. hasil bahan baku tebu dengan
Akibat: Output yang kualitas yang baik dan
dihasilkan kurang memenuhi kriteria kelayakan
maksimal. Semakin besar giling
kapasitas menganggur, (2) Mesin produksi PG. Meritjan
maka semakin besar juga seharusnya lebih ditingkatkan
biaya kesempatan kembali dalam perawatan dan
perusahaan yang hilang, perbaikan.
disisi lain biaya (3) Produktivitas tenaga kerja
kesempatan tersebut dapat sebaiknya disesuaikan dengan
berpotensi menghasilkan input bahan baku yang akan
laba bagi perusahaan. digunakan.
(4) Pemakaian kapasitas mesin
Efektivitas Produksi produksi harus lebih
Kejadian: Output aktual gula dioptimalkan kembali,
yang dihasilkan lebih rendah sehingga mencegah terjadinya
dibandingkan hasil produksi biaya kesempatan yang hilang
gula yang dianggarkan yang berpotensi untuk dapat
Sebab: Kadar rendemen tebu menghasilkan laba.
aktual yang rendah (5) Pengeluaran dana atas
dibandingkan kadar penggunaan biaya overhead
rendemen tebu yang harus lebih ditekan kembali
dianggarkan. dengan cara mencari supplier
Akibat: Tujuan yang dicapai yang menawarkan harga paling
perusahaan belum maksimal. rendah, sehingga pengeluaran
Dikatakan mencapai tujuan dana atas biaya overhead tidak
apabila presentase penilaian terlalu besar.
terhadap tingkat
achievement rate mencapai 4.2.5 Tindak Lanjut
100 % atau bahkan lebih a) Reward yg diberikan kepada petani
dari 100%. tebu yang menyetorkan hasil
Ekonomisasi Produksi tebunya dengan kualitas yang baik
Kejadian: Pengeluaran biaya dan memenuhi kriteria kelayakan
overhead melebihi target giling adalah berupa Tunjangan
yang dianggarkan. Hari Raya (THR). THR yang
Sebab: Kenaikan sejumlah diberikan oleh PG. Meritjan dapat
kebutuhan operasional berupa sembako.
sehingga pengeluaran atas b) Berkaitan dengan produktivitas
biaya overhead meningkat. tenaga kerja, PG. Meritjan telah
Akibat: Beban perusahaan memperketat proses seleksi
semakin tinggi, dan akan penerimaan tenaga kerja dengan
berpengaruh terhadap mempertimbangkan kemampuan
semakin kecilnya laba yang yang dimilikinya sehingga output
diperoleh perusahaan. yang dihasilkan maksimal.
c) Perawatan dan perbaikan mesin
b) Rekomendasi produksi dilakukan dengan
menambahkan minyak pelumas
pada masing-masing bagian mesin Efisiensi penggunaan bahan baku
produksi dan mengganti komponen terjadi pada tahun 2011, sedangkan
mesin yang sudah tidak bekerja efisiensi penggunaan bahan baku pada
secara optimal kembali, sehingga tahun 2010 dan 2012 masih dikatakan
dapat mengurangi jam berhenti belum efisien, akan tetapi presentase
mesin. efisiensi tahun 2012 lebih besar dari tahun
d) Berkaitan dengan kapasitas 2010. Efisiensi produktivitas tenaga kerja
produksi,perusahaan mengupayakan terjadi pada tahun 2011, sedangkan
ketepatan kedatangan bahan baku efisiensi produktivitas tenaga kerja pada
dan menambahkan pasokan bahan tahun 2010 dan 2012 belum dikatakan
baku supaya penggunaan mesin efisien, akan tetapi presentase efisiensi
dapat dioptimalkan sehingga tahun 2010 lebih besar daripada tahun
nantinya berpengaruh terhadap 2012. Tingkat efisiensi terhadap
pendapatan laba yang diperoleh. penggunaan kapasitas mesin produksi
e) Berkaitan dengan penggunaan dana selama tahun 2010-2012 mengalami
atas biaya overhead produksi, PG. peningkatan yang ditandai dengan
Meritjan mengupayakan untuk presentase idle capacity.
mencari supplier yang menawarkan Tingkat efektivitas selama tahun 2010-
harga paling rendah sehingga 2012 mengalami peningkatan dan
pengeluaran dana atas biaya penurunan.Hal tersebut menunjukkan
overhead dapat ditekan seminimal bahwa tingkat ketercapaian tujuan
mungkin. Supplier yang dimaksud perusahaan dari perencanaan perusahaan
adalah supplier yang menawarkan mengalami peningkatan selama tahun
biaya yang rendah terhadap biaya 2010-2012.Tingkat efektivitas produksi
overhead / biaya tidak langsung tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar
yang digunakan oleh perusahaan. 104,06%.
Contoh seperti biaya bahan bakar Tingkat ekonomisasi biaya overhead
mesin, biaya minyak dan pelumas, produksi pada tahun 2011 mengalami
dan lain-lain kenaikan dibandingkan pada tahun 2010,
sehingga menyebabkan penurunan
pemborosan penggunaan dana atas biaya
5. KESIMPULAN DAN SARAN overhead, sedangkan pada tahun 2012
5.1 Kesimpulan mengalami peningkatan pemborosan
Penerapan audit operasional PG. penggunaan dana atas biaya overhead
Meritjan Kediri bertujuan untuk menilai produksi.
efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi
bagian produksi. Tingkat efisiensi 5.2 Saran
penggunaan input perusahaan dapat dilihat PG. Meritjan hendaknya lebih intensif
dari hasil pengukuran tingkat produktivitas dalam mengadakan penyuluhan dan
bahan baku, produktivitas tenaga kerja, dan pengawasan kepada petani tebu untuk
produktivitas penggunaan kapasitas mesin meningkatkan kualitas tebu, mulai dari
produksi. Tingkat efektivitas dapat dilihat pemilihan bibit unggul, penanaman,
dari hasil pengukuran tingkat achievement pemeliharaan, dan proses penebangan tebu.
rate, dimana efektivitas ini berhubungan Selain itu, PG. Meritjan harus lebih selektif
dengan tingkat tercapainya tujuan dari dan lebih ketat kembali dalam melakukan
target yang telah dibuat dalam RKAP. selektif atas bahan baku, agar bahan baku
Tingkat ekonomisasi dilihat dari yang akan siap digiling adalah bahan baku
pengukuran tingkat ekonomisasi biaya yang memenuhi kriteria layak giling,
overhead penggunaan dana atas biaya sehingga akan memperoleh hasil gula
overhead produksi. dengan kualitas yang baik.
Perbaikan dan perawatan mesin-mesin Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002.
produksi harus dilakukan secara optimal Metodologi Penelitian Bisnis untuk
pada masa luar giling, sehingga pada saat Akuntansi dan Manajemen. Edisi
masa giling tiba mesin-mesin produksi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
telah siap digunakan dengan baik dan dapat Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik.
meminimalisir akan kerusakan mesin yang Yogyakarta: Andi.
mengakibatkan berhentinya jam kerja Mulyadi, 2005. Auditing. Edisi 6. Jakarta:
mesin. Salemba Empat.
Menindak lanjuti penerapan audit Nazir, M. 2005. Metode Penelitian.
operasional sebaiknya pihak manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia.
PG. Meritjan Kediri memperhatikan Simamora, H. 2006. Akuntansi Manajemen.
rekomendasi auditor untuk ditindak lanjuti Yogyakarta: STIE YKPN.
agar yang akan dating kinerja bagian Sunarto. 2003. Auditing. Yogyakarta:
produksi dapat lebih ditingkatkan lagi Panduan
efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasinya. Tunggal, A. W. 2000. Manajemen Audit
Kontemporer. Edisi Revisi. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Harvarindo.
Usry, M.F. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Arens, A.A, R. J. Elder dan M. S. Beasley, Salemba Empat.
2008. Auditing and Assurance Yusup, A.H. 2001. Auditing (Pengauditan).
Services an Integrited Approach. Yogyakarta: STIE Yayasan
9th Edition. New Jersey: Person Keluarga Pahlawan Negara.
Education, Inc.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi &
Operasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit LPFE Universitas
Indonesia.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Edisi
Pertama. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Bustami, B dan Nurlela.2001. Akuntansi
Biaya Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen
Prosedur dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Boynton, W. C, R. N Johnson, and W.G
Kell. 2002. Modern Auditing. New
York: Ronald Press Publication,
John Wiley and Sons, Inc. Jilid 1.
Edisi 7. Dialihbahasakan oleh
Rajoe, P. A., Gania, G., Budi, I. S.
Jakarta: Erlangga.
Garrison dan Norren. 2000. Akuntansi
Manajeria. Jakarta: Salemba Empat
Ginting, R. 2007. Sistem Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.