Anda di halaman 1dari 2

Wanita dalam keluarga memiliki 2 peran aktif ya itu peran publik dan domestik yang dilakukan dalam

kegiatan kerumahtanggaan. Wanita tani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keluarga tani,
memiliki peranan yang penting terhadap ekonomi dan sosial keluarga. Keterlibatan wanita dalam
menopanh perekonomian keluarga akan mengurangi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Wanita tani berperan sebagai pengatur rumah tangga yang berpartisipasi dalam menunjang
ekonomi keluarga.

Wanita tani sering melaksanakan tugas kerumahtanggaan dan membantu mencari tambahan
penghasilan bagi kebutuhan keluarga juga melakukan kegiatan sosial masyarakat. Kegiatan yang
dilakukan diantaranya adalah kegiatan PKK, pengajian rutin, arisan, kegiatan posyandu, kegiatan di
kelompok wanita tani, dan lain lain. Aktivitas sosial masyarakat menunjukkan kemampuan untuk
aktualisasi diri dalam lingkungan masyarakat dan keinginan menambah keterampilan serta pengetahuan.

Perubahan produktivitas tenaga kerja wanita sebagai ibu rumah tangga memiliki potensi strategis untuk
membantu suami menambah pendapatan. Potensi tersebut menjadi kelebihan keluarga apabila sumber
daya manusianya berkualitas tinggi dilihat dari tingkat pendidikan dan ketrampilan, daya nalar dan
tingkat jasmani serta rohani (Basroni dan Juariyah, 2010). Wanita berperan sebagai mitra laki laki untuk
memenuhi kebutuhan keluarga tanpa melalaikan tugas utamanya menjadi ibu rumah tangga.
Peningkatan keharmonisan keluarga dan penurunan tingkat stress pada ibu rumah tangga dapat
diperoleh ketika ibu bekerja (Izumi dan Gullon, 2018).

Secara sosial yang berkembang di Indonesia, budaya patriarki yang masih kental membuat wanita
dituntut terus menerus berada dalam batas aman di dalam rumah dan berkewajiban mengurus segala
urusan kerumahtanggaan. Hal tersebut membuat kesempatan perempuan untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi menjadi terbatas sehingga berdampak pada aspek institusional. Di
Indonesia masih banyak yang menilai wanita sebagai second class citizen karena gender ideologi
(Nurohmah dkk, ).

Kesenjangan sosial antara wanita dan laki laki dalam pembagunan di Indonesia mulai dirasakan pada
senses 1971. Program Pelita V dan Pelita VI yang dicetuskan sebagai program peningkatan peran wanita
belum bisa menunjukkan pengajian khusus terhadap kelompok kelompok wanita, hanya pengakuan
secara umum( Iqbal, 1994). Di era industrialisasi pun, laki laki masih menjadi anak emas pembangunan.
Laki laki masih mendominasi sehingga wanita tidak bisa sejajar dan setara. Sudah menjadi rahasia
umum, game pekerja wanita lebih rendah dari pekerja laki laki untuk jenis pekerjaan yang sama.
Pemutusan hubungan kerja di kalangan perempuan juga cukup tinggi.

Peran Kelompok Wanita Tani dalam kehidupan keluarga tani sangat berkaitan erat dengan peningkatan
sumber daya manusia dalam keluarga tersebut. Kelompok wanita tani meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan partisipasi wanita di daerah pedesaan. Keterlibatan wanita dalam berbagai peran
dipengaruhi oleh masa lampau, ideologi, budaya dan kehidupan sehari hari. Keterlibatan dan
keikutsertaan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya mewujudkan pembangunan berkeadilan.

Kegiatan pemberdayaan wanita di Maumbi didominasi oleh kegiatan PKK. Dari kegiatan PKK tersebut
banyak munculnya dan berkembangnya home industri yang memanfaatkan kearifan dan sumber daya
alam yang ada di daerah. PKK memiliki berbagai peran. Diantaranya adalah sebagai motivator, fasilitator
dan pembinaan untuk wanita di daerah Maumbi (Manembu, 2017).

Anda mungkin juga menyukai