OLEH :
KELOMPOK 2
2. Karina Ventrika
3.Septya Anggraini
4. Nurul Hidayah
2. Bahrizal
Asisten Dosen :
JURUSAN KIMIA
2019
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
3
Suatu kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat
secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral yang dikenal sebagai ligan. Ion kompleks
terdiri dari ion logam yang dikelilingi oleh sejumlah ligan yang berupa molekul atau ion yang
mempunyai pasangan elektron bebas. Pada umumnya ion logam yang membentuk ion kompleks
dan mempunyai orbital d kosong pada ikatan yang terjadi antara ion logam dan ligan adalah
kovalen koordinasi.
Berdasarkan ikatan valensi, ikatan pada ion kompleks terjadi karena adanya tumpang tindih
orbital ligan yang berupa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas dengan ion
yang masih kosong (Syarifudin, 1994) .
Suatu ion atau molekul kompleks, terdiri dari atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang
terikat erat dengan atom pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi yaitu suatu
angka yang dapat menunjukan jumlah ligan yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan
satu atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom ion
pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masing dapat dihuni oleh suatu
ligan (Vogel,1990).
Untuk membuat senyawa kompleks harus diperhatikan agar hasilnya cukup banyak dan cara
yang baik untuk mengisolasinya. Cara-cara isolasi itu antar lain :
4
sepasang elektronnya kepada sebuah atom ligan disebut ligan monodentat (ligan bergigi satu),
contohnya NH3, Cl-, CN-.
Ligan yang mempunyai dua atom donor yang dapat melekat pada sebuah logam disebut
ligan bidentat, misalnya etilendiamin dan ion oksalat, sedangkan ligan yang mempunyai dua atau
lebih atom donor yang secara bersamaan dapat mengikat satu atom logam disebut ligan
polidentat, misalnya ligan tri-kuadripenta dan heksadentat(Brady, 1992).
a. Ligan monodentat
Menyumbangkan sepasang elektron kepada sebuah atom ligan umumnya. I-, Cl-
b. Ligan bidentat
Mengandung 2 atom yang masing-masing secara serempak membentuk 2 donor
elektron kepada ion logam yang sama. Contoh : diamin, diester
c. Ligan Polidentat
Mengandung lebih dari 2 atom yang membentuk ikatan kepada ion logam yang sama.
Biasanya khelat. Contoh : EDTA, etilen (Cotto,1989).
Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul dan hanya
dijumpai dalam dua kelas senyawa, yaitu alkena dan senyawa siklik. Atom dan gugus yang
terikat hanya oleh ikatan dapat berputar sedemikian sehingga bentuk keseluruhan sebuah
molekul selalu berubah berkesinambungan, tetapi gugus yang terikat oleh oleh ikatan rangkap
tak dapat berputar dengan ikatan rangkap itu sebagai sumbu, tanpa mematahkan ikatn phi itu.
Dua gugus yang terletak pada satu titik ikatan phi disebut Cis, sedangkan gugus yang terletak
pada sisi yang berlawanan disebut trans.
Isomer geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus di dalam
ruang. Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans. Isomeri ini tidak tidak
reddapat pada kompleks dengan strruktur linear, trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum
terdapat pada kompleks planar segiempat dan oktahedral. Kompleks yang mempunyai isomer
hanya kompleks-komplek yang bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan
karena kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil,
sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil
Sifat-sifat fisik, seperti titik didih senyawa berisomer cis dan trans berbeda. Cis dan trans
bukan isomer structural, karena urutan ikatan atom-atom dan lokasi ikatan rangkapnya sama.
Pasangan isomer ini masuk dalam kategoristereoisomer. Isomer cis dan trans pada suatu senyawa
5
dapat mempengaruhi titik didihnya, sehingga senyawa berisomer cis dan transdapat dipisahkan
dengan destilasi (Fessenden,1992.)
H2O
OH2 H2O
Cr
OH2 H2O
H2O
O O
H2O H2O
OH2 H2O C O O C
2-
Cr 2C2O4 Cr 4H2O
OH2 H2O C O O C
H2O H2O
O O
6
Reaksi Kompleks Cis –Kalium dioksalatodiaquoKromat (III) dengan NH3
(S) (S) (S)
OH2 C2O4 OH2 C2O4 H3 N C2O4
NH3 NH3
Cr Cr Cr
NH4 NH4
OH2 C2O4 H3N C2O4 H3 N C2O4
(R) (R) (R)
BAB III
METEDEOLOGI
3.1.1 Alat
Penyaring vakum
Botol dengan mulut
Gelas kimia (100 ml dan 250 ml)
Plat pemanas
Kertas saring
Aspirator
Batang pengaduk
Kaca arloji
7
3.1.2 Bahan
NH3
Asam Oksalat dihidrat
Kalium Bikarbonat
Etanol 95%
Aseton
Aquades
Meletakan bubuk dalam cawan penguap secaramerata, campuran akan lembab oleh air yang
teringgal di cawan penguap
Menutup cawan penguap dengan kaca arloji dan hangatkan perlahan diatas hot plate
Akan segrea terjadi reaksi spontan dan akan diikuti dengan pelepasan CO2.Campuran harus
dicairkan sampai seperti sirup berwana gelap
8
Memasukan kira-kira 20 ml etanol kedalam cairan yang panas itu dan teruskan pemanasan
hingga larutan agak panas
Jika tidak terbentuk padatan, dekantasi cairan dan menambahkan kembali 20 ml etanol
Menghangatkan larutan dan mengulangi kembali triturasi sampai semua produk sudah
mengendap sebagai kristal
Hasil yang di oeroleh harus hampir kuantitatif (kira-kira 9 g). Senyawa ini sangat dikroik tampak
dalam keadaan padat berwarna hampir hitam
Melarutkan 12 gram asam oksalat dihidrat dalam sedikit mungkin air panas pada gelas kimia
500ml
Menambahkan kedalam larutan ini dalam porsi kecil-kecil 4 g kalium bikromat dalam sedikit air
panas
Menutup gelas piala dengan kaca arloji ketika reaksi yang kuat berlansung
Mendinginkan isi gelas piala dan membiarkan penguapan yang spontan pada temperatur kamar
terjadi sehingga larutan berkurang volume sepertiga
9
Mengkumpulkan kristal yang terbentuk dengan filtrasi dan cuci beberapa kali dengan air dingin,
alkohol dan biarkan kering di udara
Hasil kira-kira 6,5 gram kompleks yang terbentuk berwarna merah terang
Meletakan sejumlah kecil larutanberair tiap kompleks pada masing-masing dua kertas
saring yang terpisah dan meletakan pada kaca arloji
Membiarkan komplek tersebut kering dan menambahkan setetes reagen NH3 encer dan HCl
encerbpada masing-masing k ompleks
Mengamati perubahan yang terjadi dan membandingkan dengan reaksi pada gambar 4 di atas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Brady, 1992. “Kimia Universitas-Asas dan Struktur”. Jakarta : Erlangga
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT
Karman Media Pustaka.