Anda di halaman 1dari 28

Panduan teknis budidaya tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan.
Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg
per tahun. Secara umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.
Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang
hanya cocok di dataran tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah
seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun
rendah, seperti GH2 dan GH4.
Memilih benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik
lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi
begitu juga sebaliknya.
Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit
mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan
menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).
Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah
tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang
menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian
lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau
keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.
Penyemaian benih tomat
Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan
batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan
penanaman masal. Lihat cara membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.
Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi
resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih
mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan
memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar
larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai
bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan
siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan
pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak
putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media persemaian dibuat lubangi permukaanya
sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media
tanam. Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan
tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.
Pengolahan tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5),
tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk
memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.
Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm,
lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm.
Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk
kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya
kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk
budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-
kira 30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna
terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali
tanah selama satu minggu sebelum ditanami.
Penanaman bibit tomat
Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan
terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam
satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.
Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas
terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman.
Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng,
masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram
dengan air untuk menjaga kelembabannya.
Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan
terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko
kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita
hendak melakukan budidaya tomat.

a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena
cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak
sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal
tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk
mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman,
karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang
hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh
pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa
dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau
gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan
ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.
d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium
tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa
dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1
liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh
melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman
berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan
perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan
kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman
masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan,
pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut.
Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.
e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan.
Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur
tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa
menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.
Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya
disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru
yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman.
Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah
retak-retak kekeringan.
f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh.
Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20
cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran
lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat
penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga
kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat
pertumbuhan dan mengundang penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat
dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat
tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar
tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan
batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.
Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah,
kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit
kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama
dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak,
sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti
petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik,
hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan
pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya
serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan
dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan
juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti
merek dengan bahan aktif berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian
hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-
variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih
bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami,
memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis
maupun alami.
Pemanenan budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya.
Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan
pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah
berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang
mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih
melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah
tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia
produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas
tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar

[LARGE][LINK=/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/588-teknik-budidaya-tanaman-tomat-solanum-
lycopersicum]Teknik Budidaya Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)[/LINK] [/LARGE]

● Syarat Tumbuh.

. Iklim

Tanaman[/B] [B]tomat[/B] bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya.
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan
dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi
(di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung
tidak merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang
umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap
pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat. kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80
%. Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya 10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat.
1992).

b. Tanah

Tanaman tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah sampai daerah
dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar
keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang
teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman
tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan
pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan
untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat
pucuk muda. Bunga tanaman tomat berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun
mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50
hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%.

[B]c. Teknik Budidaya[/B]

[*][B]Persemaiaan Benih tomat [/B][/*]

Benih tomat martha harus disemai dulu sebelum ditanam. Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray),
media persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih
ditanamkan kedalam kotak pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-30 hari setelah semai.. Beberapa
persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik adalah :

[#]Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat kalau langsung ditanam di tempat yang tetap[/#]

[*]Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai
merusak benih yang masih lemah[/*]

[*]Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang[/*]

[*] Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.[/*]


[*]Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat[/*]

[*]Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat
penanamannya.[/*]

[*] Pengolahan tanah Pengolahan tanah untuk tanaman tomat adalah meliputi pembersihan lahan pembajakan atau
pencangkulan dan pembuatan bedengan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dengan tujuan :[/*]

[#]Akar bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat tumbuh lebih sempurna.

[*]Rumput liar dapat dikendalikan tumbuhnya.

[*]Peredaran udara lebih mudah dan luas, sehingga menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah dapat lebih
sempurna

Air yang berlebihan dapatb mudah meresap atau menguap.[/*]

Akar-akar tanaman dapat menembus tanah lebih mudah dan dalam.

[* Pemupukan Organik dan Non Organik. [/B] [/*]

Pemberian pupuk kandang diberikan dengan cara diratakan diatas tanah bedengan. Pupuk kandang selain dapat
memperbaiki sifat biologis tanah juga dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, pupuk kandang juga perlu
diberikan pada tanaman sayuran yang banyak mengkonsumsi nitrogen sehingga nitrogen sangat menentukan kuantita
dikonsumsi pada fase vegetatif . Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk
penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan
100 g.

[*][B]Penanaman [/B][/*]

[IMG]/images/tomat.jpg[/IMG]tomatApabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu
diperhatikan dalam penanaman adalah waktu tanam dan[B] jarak tanam[/B]. Waktu tanam berkaitan erat dengan
iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, sedangkan Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi
tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang
sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan mengatur jarak tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang
teratur sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya.

Bibit yang sudah siap tanam dicabut dipersemaian beserta akarnya jika bibit berasal dari persemaian plastik atau
tray 25-30 hari setelah semai bibit langsung ditanam pada lubang tanam dengan jarak 70x60 cm, Sewaktu penanaman
bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah, agar tanaman tidak membusuk dan terkena penyakit akibat
kotoran disebabkan oleh tanah, saat yang paling tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4 minggu sebelum hujan
terakhir. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang
ditanami.

[B]Pemeliharaan[/B]

[B][I]- Penyiraman[/I] [/B]

Penyiraman tanaman sayuran banyak membutuhkan air seperti halnya tanaman tomat, sayuran daun mengandung ±
waktu penyiraman yang baik ialah pada sore hari perlu diketahui bahwa maksud penyiraman adalah :

a. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari;

b. Mengembalikan kekuatan tanaman pada keadan tanaman dimalam hari;

c. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.

Penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati–hati, dan diusahakan tidak atau jangan sampai mengenai daun karena
tanaman akan mudah menderita penyakit seperti virus. Penyiraman yang dilakukan penyusun menggunakan alat
berupa selang dan dilakukan pada sore hari dengan tujuan mengurangi penguapan.

[B][I]- Penyulaman[/I] [/B]

[B]Bibit tomat[/B] yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung ditanam tidak semuanya dapat
tumbuh dan bertahan menjadi tanaman dewasa beberapa diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara
mengatasinya adalah melakukan penyulaman, caranya saat tomat berumur 7–14 hari setelah tanaman lakukan
penggantian bibit yang mati dengan bibit yang baru dan diambil dari bibit terdahulu atau bibit yang ditanam dengan
selang waktu 7–14 hari dari awal penyemaian. Jika dalam 3 mingu setelah tanam masih ditemukan bibit yang mati tidak
perlu lagi dilakukan penyulaman, sebab penyulaman pada umur lebih, dari 3 minggu akan menghasilkan tanaman yang
pertumbuhan dan umur panennya tidak seragam sehingga akan menyulitkan penanaman

[B][I]- Penyiangan/Pembumbunan[/I][/B]

Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat
dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan dilakukan dengan cara dicabut menggunakan
tangan dan yang sulit dicabut menggunakan cangkul atau kored.

[B][I]- Pemupukan[/I][/B]
Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat diberikan pada tanah atau lewat daun atau
bagian tanaman lain. Sebagai pupuk dasar bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa pupuk
NPK yang diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya dengan cara ditugal kan pada setiap tanaman. NPK 15-15-15
sebanyak dosis 2 gram/tanaman.

[B][I]- Pemangkasan[/I][/B]

Tanaman yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan. Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain
untuk membentuk pohon, mengurangi daun, mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain.

Tujuan membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi lebih banya. Pengurangan daun
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi bersih yang optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan
mempercepat proses pembuahan. Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk peremajaan tanaman
(rejuvenilisasi).

Secara umum pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang/ranting yang tumbuhnya tidak tepat, memotong
tunas-tunas air, atau memotong ranting-ranting yang kena penyakit. Pemangkasan yang penulis lakukan setiap
seminggu sekali selama pertumbuhannya, tiap pohon hanya ditinggalkan sua cabang dan masing-masing cabang
dibiarkan tumbuh masing-masing tiga tandan, dan buah yang dibiarkan masing-masing tandan disisakan 5 buah yang
dipelihara agar menghasilkan buah yang besar.

[B][I]- Pengikatan[/I][/B]

Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat roboh pada saat berbuah dan supaya tanaman
tomat tersebut dapat tumbuh tegak

- [B][I]Pengendalian hama dan penyakit[/I] [/B]

1. Hama

a. Ulat buah [I](Hiliothis armigera[/I])

Ulat ini menyerang tomat yang masih muda sehingga buah sudah tua tampak berlubang–lubang dan biasanya busuk
karena infeksi, ulat ini dapat dibrantas denagn inteksida.

b. Nematoda [I](Helodogyama sP[/I])

Cacing ini menyebabkan akar–akar tomat berbintil–bintil, biasanya hanya timbul pada tanah–tanah ringan yang terlalu
asam ( PH 4 – 5).

Pemberantasan dengan nematisida:

c. Lalat buah [I](Dacus durcalis)[/I]


Lalat ini umumnya menyerang dengan cara menyuntikan telur–telurnya kedalam kulit buah tomat, dan telur tersebut
akan menjadi larva yang menggerogoti buah tomat dari dalam sehinga buah tersebut menjadi busuk dan rontok. Lalat
buah dapat dikendalikan dengan cara menyemprotkan inteksida sistemik sejak buah berumur 1 minggu.

e. Kutu putih [I](Pseu dococus SP[/I])

Kutu putih menyerang tomat dengan cara menghisap cairan daun. Hama ini juga mambawa penyakit embun jelaga.
Akibatnya daun menjadi keriting dan bunga/buah mengalami kerontokan pemberontakan gunakan insektisida.

2. Penyakit

a. Blossom and Root (busuk ujung buah)

Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Penyakit disebabkan
oleh kekurangan unsur hara mikro Ca \[kalsium]. Pembarantasnya dengan penyebaran kapur
dolomit.pemupukan yang berimbangan pengairan rata penyemprotan CaCl2 pada seluruh permukaan daun dengan
frekuensi 5–7 hari sekali sebanyak 0,1%.

b. Layu furasium

Biasanya menyerang buah tomat baik yang masih muda di dataran tinggi yang memiliki kelembaban tinggi dimusim
hujan. Langkah yang dapat mencegah serangan penyakit layu furasium,sebagai berikut:

- Lakukan pemupukan yang berimbang

- Pilih dan tanam bibit yang tahan terhadap segala penyakit

- Pilih lokasi penanaman yang berdrainse cukup baik.

- Pilih daerah yang bersikulasi udara lancar

- Pilih lokasi penanaman yang mendapatkan sinar matahari penuh .

- Pilih tanaman yang masih sehat .

- Rendam bibit ke dalam larutan benomil 0,1% sebelum penanaman.

c. Bacterial wilt (layu bakteri )

Biasanya menyerang tanaman tomat yang tumbuh didaerah dataran rendah dengan suhu dan kelembaban yang tinggi
penyakit ini disebabkan oleh bakteri psedomonas penyakit ini dapat dikendalikan dengan memakai Agrep 20 wp atau
agromicin 15/1,5 wp .

d. Penyakit busuk buah

Biasanya disebabkan oleh cendawan Collectroticum SP. Cegah serangan penyakit ini dengan cara pemangkasan yang
teratur, menjaga kelembaban kebun, dan menjaga saniatasi tanah. Penyakit ini dapat dicegah dan diberantas dengan
menggunakan bubur Bordeaux 1-3%, alcohol 50WP, Prekiur N, prukit PR 10/56 WP, ridomil dan antracol.
Panen dan pasca panen

Panen buah tomat di panen pertama kali pada umur 90 hari sejak pindah tanam. Lalu selama 3–5 hari sekali sampai
buah habis, buah tomat yang akan dipasarkan dalam jarak jauh sebaiknya dipanen pada tingkat kemasan 75%, ketika
buah marih hijau atau kira–kira 5– hari lagi menjadi merah, sedangkan untuk jarak dekat tingkat kemasakan 90% yakni
ketika buah berwarna kuning kemerah – merahan.

DAFTAR PUSTAKA

Kanisius 1992. Petunjuk Praktis.Sayuran.Yogyakarta

Sastrahidayat. 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 38 p.

Turgiyono Herry, 2002. Budidaya tanaman tomat, Yogyakarta

Panduan Lengkap dan Praktis Cara Budidaya Tomat


Tanaman Sayuran

Apakah Anda tertarik untuk melakukan budidaya tomat? Memang, tomat merupakan sayuran yang
hampir setiap hari dibeli oleh ibu-ibu rumah tangga untuk keperluan memasak. Karena itu, pangsa
pasarnya sangat besar, meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Jika Anda berminat melakukan budidaya tomat, maka artikel ini akan menyajikan semua informasi
yang Anda butuhkan.

Mulai dari jenis-jenis tomat, syarat tumbuh, cara menanam tomat, pengendalian penyakit dan hama,
hingga analisa usahanya.

Daftar Isi

1. Jenis-jenis Tomat Varietas Unggul


2. Syarat Agar Tanaman Tomat Tumbuh Dengan Baik
3. Cara Menanam Tomat Dari Bibit Hingga Panen
4. Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat
5. Analisa Usaha Budidaya Tomat
Anda bisa membacanya lebih dulu sebelum memulai budidaya tomat dalam skala komersil.
Jenis-jenis Tomat Varietas Unggul

via tentree.com
Kalau berbicara mengenai jenis-jenis tomat, maka ada ratusan jenis tomat di dunia maupun di
Indonesia sendiri. Tomat yang memiliki bahasa latin Lycopersicum esculentum Mill ini, ada yang
berukuran besar, sedang dan kecil.

Tomat yang kecil-kecil seukuran kelereng umumnya tidak laku dipasaran. Walaupun popularitas
Tomat Cherry pernah meningkat, tetapi permintaannya tidak pernah melambung. Tomat dengan
ukuran besar dan sedang lebih disukai untuk di konsumsi.

Sekarang kita lihat jenis-jenis tomat varietas unggul yang banyak dibudidayakan di Indonesia.

1. Tomat Apel
via thesteamboatspecialist.com.sg
Jika Anda berminat untuk menjual tomat di supermarket, maka pilihlah tomat apel. Tomat ini
memiliki bentuk buah yang bulat serta kompak dan sedikit keras seperti buah apel. Tomat apel
sangat baik ditanam di daerah dataran tinggi.

Saat ini, tomat apel telah dikembangkan lagi menjadi beberapa varietas baru yang dapat ditanam di
dataran rendah. Ada Tomat Ratna atau VC. 11-1 dan Tomat AV-33 yang dikenal juga dengan Tomat
Intan. Selain itu terdapat juga varietas Tomat Apel VC.11-1, AV-15 dan VC.48-1.

2. Tomat Biasa atau Tomat Porselen


via drjt.wordpress.com
Kalau ingin tahu jenis tomat yang dijual di pasar tradisional, maka itu adalah tomat biasa atau tomat
porselen, yang memiliki bahasa latin L. commune. Bentuk buahnya bulat agak pipih, tidak teratur,
serta memiliki sedikit alur-alur dekat bagian tangkai. Tidak seperti TOMAT APEL, tomat jenis ini
dagingnya agak lunak. Menanam tomat porselen akan baik dilakukan di daerah dataran rendah.

3. Tomat Keriting
via cerminretak.blogspot.com
Satu lagi varietas tomat yang termasuk unggul dan banyak dibudidayakan di Indonesia, yaitu tomat
keriting. Jangan salah, walaupun namanya tomat keriting, tetapi buah tomat ini tidak keriting.

Lalu kenapa dinamakan tomat keriting? Itu dikarenakan daun dari pohon tomat ini rimbun dan
bentuknya keriting seperti terkena virus keriting. Daun inipun memiliki warna hijau yang kelam.
Sedangkan bentuk buahnya sendiri agak lonjong dan keras.

4. Tomat Sakura
via westcoastseeds.com
Sakura merupakan nama dagang dari salah satu jenis tomat yang banyak ditanam di daerah
dataran sedang hingga tinggi. Produktifitas tomat ini cukup tinggi dan memiliki masa panen yang
lumayan panjang. Hasil panen yang bisa diperoleh mencapai 60-80 ton per hektar.

Kelebihan lain dari tomat ini adalah tahan penyakit layu serta kuat dikirimkan ke daerah yang
jaraknya jauh. Untuk bentuk buah, tomat sakura berbentuk agak lonjong dengan kulit dari buah yang
lumayan tebal.
5. Tomat Synta

via pinterest.com
Daya tehan terhadap penyakit tentu menjadi nilai plus dari sebuah jenis tomat. Karena itu, tomat
Synta yang tahan terhadap banyak penyakit sangat disukai petani. Penyakit-penyakit tersebut
diantaranya adalah keriting daun dan kuning daun. Walaupun wabah penyakit sedang menyerang,
tetapi tomat jenis ini tidak akan terganggu produksinya.

Bagaimana dengan produktifitasnya? 70 ton per hektar menjadi hasil panen dari tomat synta yang
memiliki buah bulat, besar dengan kulit buah yang tebal.

Selain kelima jenis tomat di atas, masih ada beberapa jenis lain yang bisa Anda pertimbangkan
untuk memulai budidaya tomat. Ada jenis Moneymaker, Monresist, Bonset dan Maas-cross Extase
yang memiliki buah berukuran sedang.
Jika ingin menanam tomat dengan ukuran besar, Anda bisa memilih jenis Indian River ataupun
Geraldton Smooth-skin. Untuk tomat-tomat jenis ini, hanya baik jika ditanam di daerah dataran
tinggi. Untuk dataran rendah, ada jenis Tomat Saviro dan Tantyna.

Syarat Agar Tanaman Tomat Tumbuh Dengan Baik

via mendoorganicscsa.wordpress.com
Sebelum mulai menanam tomat, kita harus memahami dengan baik syarat tumbuh dari tanaman ini.
Dengan begitu, budidaya tomat yang dilakukan dapat memberikan hasil yang optimal.

Syarat tumbuh ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun
perkembangan tanaman tomat. Produktifitas atau banyaknya buah tomat yang bisa dipanen juga
sangat dipengaruhi syarat tumbuh ini.

Kalau begitu, mari kita perhatikan beberapa syarat tumbuh dari tanaman tomat berikut ini:

1. Cahaya Matahari dan Hujan


Dalam pembahasan sebelumnya, kita tahu kalau ada jenis tomat yang baik ditanam di dataran tinggi
dan ada juga yang bai k ditanam di dataran rendah. Dimanapun tomat ditanam, tanaman tomat akan
membutuhkan sinar matahari yang penuh disepanjang hari.

Namun, sinar ini juga sebaiknya tidak terlalu terik dan suhu lingkungan juga jangan yang terlalu
panas.

Selain itu, tanaman tomat tidak menyukai curah hujan terlampau tinggi. Kondisi yang terlalu basah
dan lembab dapat menyebabkan tomat rentan berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan.

2. Suhu

Bagaimana dengan suhu? Suhu terbaik untuk menanam tomat adalah 230C di siang hari dan 170C
di malam hari. Tomat tidak menyukai suhu yang terlalu tinggi, apalagi ditambah dengan kelembaban
yang juga tinggi. Hal ini akan memicu penyakit daun.

Sedangkan suhu pada malam mari memberikan pengaruh yang sangat besar pada pembentukan
bunga maupun buah. Kalau malam hari terlalu panas, maka tanaman tomat tidak bisa membentuk
bunga sama sekali. Sedangkan suhu yang terlalu rendah hingga dibawah 100C, dapat
menyebabkan matinya serbuk sari.

3. Kondisi Tanah

Ketika akan berkebun tomat, kita harus mempersiapkan kebun yang memiliki drainase serta aerasi
yang baik. Hal ini dikarenakan tanaman tomat tidak menyukai tanah yang becek apalagi tergenang
air. Akar tomat akan mudah busuk jika kondisi tanah becek.

Perhatikan juga kondisi keasaman tanah. Tingkat keasaman 5 – 6 merupakan kondisi yang paling
sesuai untuk menanam tomat. Tanah inipun sebaiknya mengandung sedikit pasir serta kaya akan
humus. Dengan demikian, tomat dapat tumbuh dengan optimal.

Jadi, apakah kondisi lahan yang Anda pilih telah memenuhi persyaratan di atas? Ingat juga, dalam
memilih lahan disarankan untuk tidak menggunakan lahan bekas berkebun tomat maupun tanaman
yang sefamili. Karena penggunaan lahan tersebut akan memperbesar kemungkinan penyebaran
penyakit maupun hama. Begitupun ketika kita telah berkebun tomat.
Sebaiknya penggunaan lahan hanya dilakukan dalam 2 kali masa tanam saja. Setelah itu biarkan
lahan atau gilir dengan jenis tanaman lainnya. Pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik
dengan cara tanam seperti ini.

Cara Menanam Tomat Dari Bibit Hingga Panen

via learn.uvm.edu
Apakah Anda sudah menentukan varietas tomat dan lahan untuk berkebun? Jika sudah, kini
saatnya kita mulai menanam. Menanam tomat dapat dilakukan di dalam polybag, taman vertikultur,
hidroponik, maupun lahan terbuka. Untuk skala besar, lahan terbuka menjadi pilihan terbaik.

Benih tomat yang digunakan sebenarnya bisa dibeli di toko-toko pertanian. Tetapi, membuat benih
sendiri juga mudah dilakukan.

Karena itu, cara menanam tomat yang akan dijelaskan berikut ini akan dimulai dengan pemilihan
benih. Adapun cara menanam tomat tersebut adalah:

1. Memilih Benih Tanaman Tomat


Jika kita sudah memiliki tanaman tomat dengan varietas unggul, kita bisa mengembangkannya
sendiri dengan membuat bibit. Bibit yang baik bisa kita dapatkan dari buah tomat yang paling besar,
bagus bentuknya serta tidak cacat. Kalau sudah dapat, biarkan buah tomat itu menjadi tua di pohon.

Petik buah tomat yang sudah tua, ambil dan bersihkan bijinya. Coba masukkan biji ke dalam air.
Pilih biji yang tenggelam, tidak keriput ataupun cacat. Jemur biji-biji tersebut, lalu simpan diwadah
yang kering dan steril.

2. Penyemaian Biji Tomat

Apakah benih tomat bisa langsung di tanam di kebun? Jika Anda menjawab tidak, maka Anda
benar. Karena benih tomat, baik yang kita buat sendiri maupun hasil membeli harus disemaikan dulu
dalam polybag maupun bedengan.

Media tanam yang dipakai untuk penyemaian tentu berbeda dengan media di kebun. Media ini terdiri
dari tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Gunakan tanah hutan, tanah dibawah
pohon bambu atau tanah lapisan teratas. Pupuk kandang atau kompos yang telah dihaluskan
menjadi pupuk organiknya.

3. Pengolahan Tanah

Sambil menunggu benih tomat siap ditanam, kita akan mempersiapkan media tanam di kebun. Hal
pertama yang harus diperhatikan adalah tingkat keasaman tanah. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, derajat keasaman tanah harus 5 – 6. Jika dibawah itu, maka kapur atau dolomit perlu
ditambahkan.

Setelah itu, gemburkan tanah dengan pembajakan atau mencangkul. Buatlah bedengan yang
memiliki lebar 1 meter serta ketinggian 30 sentimeter. Jarak antara satu bedangan dengan lainnya
adalah 30 hingga 40 cm. Jika sudah siap, biarkan tanah selama seminggu.

Tugas selanjutnya adalah memberikan pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar.
Jumlahnya 20 ton/hektar lahan. Tambahkan juga pupuk TSP kurang lebih 5 gram untuk tiap
tanaman.

Jika ingin melakukan budidaya tomat secara organik, pupuk TSP tidak boleh diberikan dan sebagai
gantinya, pupuk kandang atau kompos ditingkatkan hingga 30-40 ton/hektar.
Setelah diberi pupuk, bedengan ditutup dengan mulsa plastik dan dibiarkan seminggu sebelum
mulai ditanami. Pemakaian mulsa plastik bermanfaat mempertahankan kelembaban tanah,
mencegah gulma dan menjaga tomat tetap bersih.

4. Penanaman Benih Tomat

Setelah menunggu 35 hingga 40 hari, maka bibit yang disemai akan cukup kuat untuk dipindahkan
ke kebun. Ingin tahu cara memindahkan benih tersebut? Begini caranya. Pertama-tama siapkan
lubang yang memiliki diameter 5 hingga 7 cm, dengan kedalaman 5 hingga 7 cm juga. Kita bisa
membuat dua lajur lubang dalam satu bedengan.

Jika lubang sudah siap, tinggal memasukkan benih. Benih dari polybag dapat dipindah dengan
mudah setelah polybag disobek. Sesudah benih dimasukkan lubang, timbun dan ratakan tanah, lalu
sirami air.

5. Pemeliharaan Serta Perawatan

Ada kemungkinan benih tomat gagal untuk tumbuh. Karena itu, dalam pemeliharaannya, perlu
dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman tersebut dengan benih lain yang lebih sehat.
Selain penyulaman, penyiangan gulma juga perlu dilakukan. Untuk lahan yang ditutupi mulsa,
penyiangan ini sangat jarang dibutuhkan.

Perawatan lainnya adalah pemangkasan tanaman. Tunas yang mulai tumbuh di ketiak daun
sebaiknya dipangkas agar tidak menjadi batang. Lakukan pemangkasan ini sekali dalam seminggu.
Coba perhatikan juga ketinggian tanaman. Untuk mengatur ketinggian ini, ujung pohon terkadang
perlu dipotong.

Berikutnya, kita akan membahas pemupukan tambahan. Pada usia 1 minggu, berikan pupuk urea
serta KCl yang dicampur sebanyak 1:1. Pemberian pupuk perlu diulang 2 kali lagi pada minggu ke-2
dan ke-4.

Untuk penyiraman, perlu diperhatikan curah hujan yang ada. Jika sering terjadi hujan, maka pohon
tomat tidak perlu disiram. Tetapi saat kemarau, setiap pagi Anda harus menyirami tanaman-
tanaman ini. Satu hal lagi yang harus dilakukan adalah pemasangan lenjeran atau batang bambu
yang digunakan untuk mengikat tanaman agar tidak roboh.
Setelah merawat tanaman selama 60 hingga 100 hari. Kini saatnya panen. Ada ciri-ciri buah yang
harus diihat untuk menentukan kapan waktu panen yang tepat. Ciri-ciri itu adalah kulit buah yang
sudah kekuningan, tepi daun yang juga mulai menguning dan batang tomat yang mengering.

Kalau sudah begitu, tandanya tomat siap dipetik. Kalau mau memetik tomat, sebaiknya di pagi hari.
Dengan begitu tomat tidak mudah layu. Anda bisa melakukan panen setiap 2 hingga 3 hari sekali,
hingga buah tomat benar-benar habis.

Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat

via intercongreen.com
Berapa banyak jumlah tomat yang bisa dipanen? Sebelum menghitungnya kita harus menyadari
bahwa jumlah tomat yang dipanen akan sangat dipengaruhi kesehatan tanaman tomat. Itu karena
tomat merupakan tanaman yang sensitif serta rentan penyakit dan hama.
Ulat buah, lalat putih, kutu daun, nematoda, tungau, lalat buah, bercak daun, bercak coklat, penyakit
layu, kapang daun, busuk buah dan busuk daun merupakan hama dan penyakit yang dapat
menyerang tomat.

Lalu, bagaimana cara mencegah dan mengobatinya? Ini dia pembahasannya:

1. Ulat Buah

Ulat buah sangat berbahaya karena menyerang buah, daun dan bunga. Jadi, ulat ini harus
dikendalikan dengan serius dengan cara memungutinya secara manual, lalu membakar ulat beserta
telurnya. Kalau masih berupa ngengat, perangkap ultraviolet bisa digunakan. Jika jumlahnya sudah
banyak, sebaiknya gunakan insektisida. Untuk pencegahannya, kebersihan kebun harus dijaga,
jangan sampai ada gulma ataupun semak.

2. Ulat Tanah

Tangkai daun serta pangkal batang tomat bisa diserang ulat tanah. Kalau sudah begitu, batang jadi
mudah patah lalu mati. Hati-hati dengan ulat tanah pada awal musim kemarau. Saat ini serangannya
bisa sangat hebat. Pengendalian hama ini bisa Anda lakukan dengan memunguti larva yang
berkumpul di tanah. Lakukan pada sore atau malam. Penyemprotan insektisida pun bisa dilakukan
jika perlu.

3. Lalat Putih

Pernah melihat tanaman tomat yang terselubungi warna putih seperti tepung? Penyebab masalah ini
adalah lalat putih. Kalau sudah begitu, tanaman bisa menjadi kerdil, daun mengecil lalu menggulung
ke bagian atas. Pertumbuhan tanamanpun Akan menjadi terhambat. Perkembangan lalat putih
dapat dikendalikan jika kita menggunakan mulsa kuning atau mulsa jerami. Insektisida bisa
membunuh lalat-lalat tersebut.

4. Layu Fusarium

Berikutnya, kita akan membahas penyakit pada tanaman tomat. Yang pertama adalah penyakit layu
fusarium yang disebabkan serangan jamur. Kalau sudah terkena penyakit ini, tanaman akan layu
dan mati. Untuk menghindarinya, gunakan benih yang resisten. Mulsa plastik juga bisa dipakai untuk
menekan perkembangan jamur. Selain itu, jangan gunakan lahan bekas tanaman tomat yang
terserang penyakit ini.
5. Busuk Daun

Ternyata, jamur juga bisa menyebabkan penyakit lain yaitu busuk daun. Walaupun awalnya hanya
menyerang ujung dan sisi daun, tapi lama kelamaan seluruh permukaan daun bahkan tangkai bisa
ikut diserang. Segera cabut dan bakar tanaman yang terserang busuk daun, jangan hanya dikubur.
Untuk menghindari penyakit ini, gunakan varietas yang unggul dan juga bebas jamur.

6. Busuk Buah

Bila buah tomat yang kita tunggu-tunggu panennya tiba-tiba busuk, tentu sangat mengecewakan.
Karena itu, penyakit busuk buah harus dihindari. Gunakan benih yang resisten agar tahan terhadap
penyakit yang disebabkan cendawan ini. Selain itu, usahakan buah tomat tidak menyentuh tanah
dengan cara menopangnya. Fungisida berbahan aktif senyawa kaptafol cukup efektif membasmi
penyakit ini.

7. Bercak Bakteri

Masih ada satu penyakit lagi yang harus diwaspadai, yaitu bercak bakteri. Penyakit ini akan
menyerang batang, daun bahkan buah. Salah satu cara mencegahnya adalah menggunakan bibit
yang sudah bebas penyakit. Lakukan juga rotasi penanaman dengan tanaman yang keluarganya
berbeda untuk pengendalian penyakit ini. Sedangkan untuk pengobatannya, harus menggunakan
bakterisida mengandung antibiotik dengan dosis yang sesuai.

Wah, cukup banyak juga ya penyakit dan hama pada tanaman tomat. Tapi jangan risau, dengan
cara menanam tomat yang tepat dan menjaga kebersihan lahan, maka masalah-masalah tersebut
dapat dihindari.

Mulsa juga terbukti mampu membantu pengendalian hama maupun penyakit tanaman tomat.
Karenanya, jangan ragu-ragu untuk menggunakan mulsa. Keluar uang sedikit tentu tidak masalah
daripada harus gagal panen.

Analisa Usaha Budidaya Tomat


via ccmhats.wordpress.com
Sekarang saatnya kita melakukan perhitungan matematis dari budidaya tomat. Analisa usaha ini
tidak menghitung tomat yang ditanam di lahan seluas 1 hektar, tetapi cukup 2.000 m2 saja. Jika
lahan tersebut harus kita sewa, maka dalam satu masa tanam kita butuh biaya sewa lahan Rp.
500.000.

Mulsa yang digunakan untuk lahan seluas 2.000 m2 membutuhkan biaya Rp. 2.000.000. Kedua
pengeluaran ini termasuk dalam biaya tetap, yang jika dihitung jumlahnya adalah Rp. 2.500.000.

Selain biaya tetap, kita juga harus mengeluarkan biaya variabel yang terdiri dari pembelian bibit
4.000 batang dengan harga Rp. 550.000. Untuk membeli pupuk yang digunakan dalam satu masa
tanam dibutuhkan biaya Rp. 3.300.000.

Sedangkan pestisida dan obat-obatan lainnya dibeli dengan harga Rp. 750.000. Ongkos tenaga
kerja akan membutuhkan biaya Rp. 2.475.000. Perlu juga dianggarkan biaya lain-lain yang
jumlahnya adalah Rp. 1.500.000. Sehingga keseluruhan biaya variabel ini adalah Rp. 8.575.000.
Sekarang kita akan menghitung pendapatan yang bisa diperoleh. Dari 2.000 m2 lahan, buah tomat
yang dihasilkan bisa diperkirakan mencapai 5.000 kg. Jika harga tomat ditingkat petani adalah Rp.
2.500, maka pendapatan kita sebesar Rp. 12.500.000.

Tapi ini belum selesai, karena untuk menghitung keuntungan, pendapatan tersebut harus dikurangi
dengan biaya tetap dan biaya variabel. Setelah dihitung, maka hasilnya adalah Rp. 3.925.000.

Rp. 3.925.000 merupakan uang yang bisa Anda dapatkan dalam jangka waktu 2 hingga 3 bulan
saja. Penghasilan akan lebih besar lagi jika budidaya tomat ini Anda lakukan sendiri tanpa harus
membayar tenaga kerja.

Hasil berlipat pun bisa didapatkan dengan luas lahan yang lebih besar dan penggunaan varietas
tomat unggul yang bisa menghasilkan buah hingga 3 kali lipat.

Jadi, peluang budidaya tomat dapat terus diperbesar dengan kerja yang lebih keras dan lebih cerdas

Anda mungkin juga menyukai