Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancaindera manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak
masalah mengenai benda-benda yang sangat kecil yang ingin dipecahkannya
hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat khusus, salah satunya
adalah mikroskop (Nurfitria Anugrasari, 2012).
Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Leukosit ini
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit terdiri dari berbagai macam
bentuk. Berdasarkan bentuknya maka Leukosit dibedakan lima jenis, yaitu
basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Perbedaan bentuk ini yang
melatar belakangi proses pengenalan pola citra Leukosit dengan metode
ekstraksi fitur. Pengenalan pola citra sel darah dimulai dengan mengambil
citra sel darah secara digital. Pengambilan citra sel darah ini menggunakan
mikroskop digital. Mikroskop digital merupakan mikroskop cahaya yang
telah dimodifikasi dengan kamera digital. Mikroskop digital akan
dihubungkan dengan perangkat lunak komputer. Perkembangan perangkat
lunak komputer yang begitu pesat dan didukung konsep pengenalan pola dan
teknik pengolahan citra, maka diharapkan identifikasi Leukosit dapat secara
otomatis diperoleh ( D.R. Fifin, 2010).
Mikroskop adalah alat yang memungkinkan perbesaran citra objek
untuk mengamati rincian dari objek tersebut. Perkembangannya mulai dari
mikroskop optik yang menggunakan satu seri lensa gelas untuk memperoleh
gelombang cahaya tampak agar menghasilkan citra yang diperbesar,
mikroskop petrografik, mikroskop medan-gelap, mikroskop rasa, mikroskop
ultraviolet, mikroskop medan gelap dan mikroskop elektron yang
menggunakan berkas elektron untuk mengiluminasi objek (Ardisasmita,
2015).
Berdasarkan uraian di atas, yang melatar belakangi Percobaan ini
adalah untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari setiap bagian mikroskop
serta terampil dalam menggunakan mikroskop dan untuk membuat preparat
basah dan melihat letak bayangan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan Pengenalan Mikroskop dan Membuat
Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan, yaitu :
1. Untuk mengenali dan mengetahui fungsi dari setiap bagian mikroskop
serta terampil dalam menggunakan mikroskop.
2. Untuk membuat preparat basah dan melihat letak bayangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikroskop
Mikroskop berasal dari bahasa yunani (micron artinya kecil dan
schopos artinya tujuan), mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan
untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan meggunakan alat ini
disebut mikroskopik, kata mikroskopik berarti sangat kecil dan tidak bisa
dilihat oleh mata. Mikroskop merupakan alat optik yang terdiri atas satu atau
lebih lensa yang memproduksi gambar dengan perbesaran tertentu dari
sebuah benda yang diletakkan fokal dari lensa tersebut (Utami, 2007).
B. Jenis-jenis Mikroskop
Secara umum mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Penamaan kedua mikroskop diberikan berdasarkan
sumber pembentukan bayangan yang digunakan (Sudjadi, 2006).
1. Mikroskop Cahaya
Sebuah mikroskop cahaya dapat memperbesar penglihatan
menjadi 1.000 kali. Adanya perbesaran demikian menyebabkan objek
yang berdiameter 0,2 mikrometer dapat dilihat, meskipun sudah 300
tahun berlalu sejak mikroskop ditemukan, sampai saat ini standar
mikroskop cahaya tetap didasarkan pada prinsip-prinsip optik (Sudjadi,
2006).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa
okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada
kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung
bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat
meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Adapun ciri-ciri dari
mikroskop cahaya yaitu mikroskop cahaya digunakan untuk mengamati
morfologi, mikroskop cahaya menggunakan cahaya untuk sumber
penyinarannya sehingga memerlukan lensa untuk memperbesar bayangan
benda, preparat harus tembus cahaya supaya dapat diamati dengan jelas
sehingga preparat harus diiris setipis mungkin dengan ketebalan tidak
lebih dari 50 mikron. Biasanya menggunakan medium air yang
diteteskan keatas gelas benda, objek dapat diamati dalam keadaan hidup
atau mati, pengamat dapat mengamati langsung melalui lensa okuler
sehingga pengamat dapat menentukan bentuk, warna, dan gerakan objek,
bayangan dapat diperbesarkan hingga mencapai 100x, 400x, dan 1000x
(Michele, 2005).
2. Mikroskop Elektron
Masalah yang mendasari mikroskop cahaya adalah
keterbatasannya dalam mengubah kemampuannya. Objek yang
berukuran lebih kecil dari 0,2 tidak bisa dilihat dengan jelas melalui
mikroskop cahaya. kira-kira 50 tahun yang lalu, para ahli biologi telah
menyadari bahwa mikroskop dapat dibuat menggunakan elektron sebagai
sumber pembentuk bayangan. Secara teori kemampuan mikroskop
elektron 100.000 kali lebih baik dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron dapat memperbesar kemampuan penglihatan kita hingga 1
nanometer, pada dasarnya mikroskop memiliki dua macam yaitu
transmittion electron microscop (TEM) dan scanning electron microscop
(SEM) (Sudjadi, 2006).
C. Fungsi bagian Mikroskop
Menurut Ari Sulistyorin (2009), Adapun fungsi dari bagian
mikroskop, antara lain :
1. Lensa objektif adalah lensa yang menghadap kearah preparat yang
berfungsi memperbesar bayangan preparat. Perbesaran yang tersedia
adalah 4 kali, 10 kali, 40 kali, 100 kali.
2. Revolver atau pemutar lensa adalah alat yang digunakan untuk
memasang lensa objektif. Alat ini dapat diputar-putar agar lensa objektif
berada pada kedudukan yang sesuai.
3. Lensa okuler adalah lensa yang menghadap kearah mata kita yang
berfungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif. Perbesaran
yang tersedia adalah 5 kali, 10 kali, 12,5 kali.
4. Tubus okuler adalah bagian yang menghubungkan lensa okuler, revolver,
dan lensa objektif.
5. Kaca atau cermin merupakan bagian alat penerang yang berfungsi untuk
menangkap cahaya, kemudian memantulkannya ke arah kondensor.
6. Diafragma merupakan bagian yang dapat mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk. Bagian ini dapat menutup dan membuka.
7. Kondensor merupakan bagian yang berfungsi memusatkan cahaya pada
preparat yang kita amati.
8. Dasar atau kaki yang bentuknya yang menyerupai tapal kuda yang
berfungsi sebagai tempat menopangnnya mikroskop
9. Tiang atau penyangga yang menghubungkan dasar dan pegangan
mikroskop
10. Lengan mikroskop yang merupakan tempat memegang mikroskop
11. Meja benda yang berfungsi sebagai tempat meletakkan preparat yang
akan diamati dengan mikroskop. Bagian tengah meja ini berlubang
sebagai lubang untuk masuknya cahaya dari kondensor.
12. Penjepit berfungsi sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak
bergeser-geser.
13. Makrometer atau tombol pengatur kasar berfungsi menggerakan lensa
naik-turun dengan cepat.
14. Mikrometer atau tombol pengatur halus berfungsi menggerakan lensa
naik-turun dengan perlahan-lahan.
D. Preparat Basah
Preparat segar/basah adalah preparat objek biologi yang dibuat dari
objek hidup, langsung dan tidak diawetkan. biasanya, preparat basah
digunakan untuk kegiatan pengamatan sekali pakai (Agung wijaya, 2008).
Menurut Agung Wijaya (2008), Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membuat preparat basah mikroskopis (untuk pengamatan dengan
mikroskop) adalah sebagai berikut:
1. Buat sayatan setipis mungkin dengan menggunakan silet atau cutter yang
tajam.
2. Sayatan dilakukan dengan arah dari luar ke dalam (ke arah tubuh) dengan
posisi agak jauh dari tubuh, sejajar mata.
3. Letakkan hasil sayatan di tengah kaca objek.
4. Upayakan sayatan objek dalam keadaan rata.
5. Tetesi sayatan preparat yang telah diletakkan di atas kaca objek dengan air
menggunakan pipet sebanyak satu tetes. Pegang pipet dengan benar
6. Setelah ditetesi air, tutup sayatan objek dengan kaca penutup. Caranya,
siapkan kaca penutup dalam posisi berdiri dengan menahannya
menggunakan pipet. Sementara satu tangan yang lain memegang kertas
hisap/kapas untuk menyerap kelebihan tetesan air yang menutup sayatan.
Kegiatan ini bertujuan agar tidak terjadi gelembung air pada preparat.
7. Sambil tangan yang memegang kapas mengurangi tetesan air, perlahan-
lahan rebahkan kaca penutup dengan menggerakkan pipet yang
menahannya, sampai kaca penutup menutupi sayatan objek tadi. Setelah
tertutup, preparat sudah jadi dan siap diamati.
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Pengenalan
Mikroskop dan Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu :
Hari / Tanggal : Sabtu, 28 Oktober 2017
Waktu : Pukul 15.00 Wita-Selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu (FK) Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan
Mikroskop dan Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan adalah:
a. Alat
1. Mikroskop
2. Gunting
3. Pipet Tetes
4. Kaca Objek
5. Deck Glass
b. Bahan
1. Koran
2. Aquades
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum Pengenalan Mikroskop dan
Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan ini adalah sebagai
berikut :
1. Menggunting koran yang ukurannya kira-kira 3x3 m yang mengandung
sedikitnya 1 huruf “a”
2. Meletakkan potongan huruf ditengah kaca objektif dengan huruf menghadap
ke atas.
3. Meletakkan secukupnya aquades dengan menggunakan pipet tetes,
mengusahakan di sekitarnya masih terdapat air.
4. Menutup preparat dengan menggunakan gelas penutup (Deck Glass),
mengusahakan agar tidak terjadi gelembung udara.
5. Melihat melalui lensa okuler, membandingkan letak bayangan huruf a yang
ada dalam lensa okuler, membandingkan huruf a yang ada didalam preparat.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
NO Sebelum Sesudah Keterangan

Sifat bayangan
1. maya, terbalik,
dan diperbesar

Perbesaran 10x0,25

2.
Sifat bayangan
maya, terbalik,
dan diperbesar

Perbesaran 4x0,10
Tidak terlihat
karena sampel
yang
3. digunakan
terlalu besar
dan
perbesarannya
juga terlalu
Perbesaran 40x0,65 besar.

4. Tidak terlihat
karena
perbesarannya
berjamur

Perbesaran 100x1,25
B. Pembahasan
Berdasarkan percobaan pengenalan mikroskop dan membuat preparat
basah dan melihat letak bayangan, mikroskop memiliki bagian-bagian yang
bagian tersebut mempunyai fungsi masing-masing seperti lensa okuler yang
berfungsi untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif. kemudian lensa
objektif berfungsi sebagai memperbesar bayangan dari objek yang akan
diamati. Didalam bagian mikroskop juga terdapat alat pemutar kasar dan
halus. Sekrup kasar berfungsi menggerakan objek naik turun secara cepat
sedangkan sekrup halus berfungsi menggerakkan objek naik turun secara
perlahan-lahan. Adapun fungsi dari sumber cahaya pada mikroskop ialah agar
objek yang diamati terlihat jelas pada saat melihat melalui lensa okuler.
Fungsi dari Sakelar Lampu pada mikroskop untuk mematikan dan
menyalakan cahaya pada mikroskop. Fungsi dari diafragma ialah untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk sedangkan kondensor berfungsi
memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati. Kemudian fungsi dari
meja preparat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Dibagian meja
mikroskop terdapat penjepit yang berfungsi menjepit objek agar tidak
bergeser-geser. Disamping meja mikroskop terdapat sekrup penggerak
preparat yang berfungsi menggerakkan objek ke kiri dan ke kanan agar sesuai
dengan lensa objektif. dimikroskop cahaya juga kaki dan pegangan yang
dimana kaki berfungsi menopang mikroskop sedangkan pegangan berfungsi
sebagai mengangkat mikroskop apabila ingin dipindahkan ketempat lain.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yang
dimana alat-alat yang digunakan antara lain mikroskop, pipet tetes, kaca
objek, deck glass, dan gunting. Mikroskop berfungsi sebagai alat utama yang
digunakan untuk melihat bayangan dari huruf a. Pipet tetes berfungsi sebagai
tempat yang berisi aquades lalu untuk diteteskan pada kaca objek yang
terdapat potongan huruf a tersebut. Sedangkan deck glass berfungsi sebagai
penutup potongan huruf a yang telah diteteskan aquades agar tidak terjadi
gelembung, dan terakhir gunting berfungsi untuk menggunting potongan
huruf a dari koran. Adapun bahan-bahan yang digunakan ialah koran dan
aquades. Koran berfungsi sebagai bahan utama yang terdapat potongan huruf
a yang akan diamati. Dan aquades berfungsi sebagai cairan yang diteteskan
pada objek agar terlihat jelas serat-serat dari objek yang diamati.
Cara kerja dari percobaan ini adalah pertama-tama menggunting koran
yang terdapat huruf a terkecil kemudian menaruhkannya tepat diatas kaca
objek, lalu meneteskan sedikit aquades ke potongan huruf a yang sudah
berada dikaca objek tersebut, mengusahakan agar huruf a tidak terbalik saat
meneteskan aquades karena apabila terbalik akan susah mengamatinya.
Setelah diteteskan aquades, tutup dengan deck glass. Cara menutupnya
dengan meletakkan sudut kanan deck glass lalu pelan-pelan semua bagiannya
menutupi objek yang sudah diberi aquades. Cara ini dilakukan agar tidak
terdapat gelembung. Setelah itu meletakkannya tepat diatas meja preparat lalu
menjepitkan objek menggunakan mikroskop. Kemudian cara selanjutnya
mengamati objek dengan memakai perbesaran pertama yakni perbesaran
10x0,25 lalu amati melalui lensa okuler dan mencari letak fokusnya dengan
menggunakan sekrup halus dan sekrup kasar. Apabila sudah mendapatkan
fokus, kemudian memotret objek tersebut melalui lensa okuler. Begitupun
seterusnya pada tiga pembesaran selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama yaitu mencari letak fokusnya dan memotret objek yang diamati. Setelah
selesai mengamati objek, kemudian membersihkan atau merapikan alat dan
bahan yang digunakan agar kebersihan laboratorium tetap terjaga.
Berdasarkan hasil pengamatan, perbesaran yang digunakan dalam
percobaan ini menggunakan empat perbesaran yaitu, perbesaran 4x0,10,
perbesaran 10x0,25, perbesaran 40x0,65, dan perbesaran 100x1,25. Pada
perbesaran 4x0,10 dan 10x0,25 objek yang diamati bersifat maya, terbalik,
dan diperbesar. Hal ini sesuai dengan teori menurut susiana (2013) yang
mengatakan bahwa “Baik lensa objektif maupun lensa okuker keduanya
merupakan lensa cembung. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, maya, terbalik, dan
lebih lagi diperbesar”. Sedangkan pada lensa 40x0,65 tidak terlihat
bayangannya karena sampel yang digunakan terlalu besar dan pembesarannya
juga terlalu besar sehingga yang terlihat hanya serat-serat dari potongan huruf
a tersebut. Pada lensa 100x1,25 juga tidak terlihat hal ini dikarenakan
pembesaran yang digunakan berjamur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan Pengenalan Mikroskop dan
Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan, yaitu:
1. Mikroskop memiliki bagian-bagian yang masing-masing dari bagian
tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Adapun bagian dari mikroskop
antara lain lensa okuler, lensa objektif, revolver, tabung (tubus), sekrup
kasar, sekrup halus, meja preparat, penjepit kaca, sekrup penggerak
preparat, diafragma, kondensor, sakelar lampu, lampu, pegangan
mikroskop, dan kaki. Dalam menggunakan mikroskop juga diperlukan
ketelitian dalam mengamati suatu objek.
2. Dalam percobaan ini, membuat preparat basah dan melihat letak bayangan
dengan cara menggunting potongan koran kira-kira 3x3 mm yang
mengandung 1 huruf “a”, kemudian meletakan potongan huruf ditengah
kaca objek dengan huruf menghadap keatas, lalu meneteskan secukupnya
aquades dengan menggunakan pipet tetes dan menutupnya dengan deck
glass, usahakan tidak terjadi gelembung udara, setelah itu lihatlah lensa
okuler dan membandingkan letak bayangan huruf “a” yang ada di meja
preparat.
B. Saran
Adapun saran dari percobaan Pengenalan Mikroskop dan Membuat
Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan, yaitu:
1. Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya dalam melakukan
percobaan lebih teliti agar hasil percobaan berjalan dengan baik dan benar,
serta ada baiknya alat dan bahan lebih dilengkapi.
2. Saran untuk asisten yaitu agar selalu mendampingi praktikan jikalau
praktikan tidak mengerti asisten dapat membantu dan menjelaskan kepada
praktikan sampai benar-benar mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Anugrasari Nurfitria. 2012 . Mikroskop . Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Muhamadiyah Jakarta.
Fifin D.R .2010. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia . Pengenalan Pola Citra
Dengan Metode Ekstraksi Fitur Citra Leukosit. Vol. 6. ISSN. 1693-1246.
Hal. 133-137
Ardisasmita, M. Syamsa. 2015. Mikroskopi dan Mikroanalisis. Vol. 3. ISSN.
1410-5599. Hal. 25. Pusbangtek imformatika dan komunikasi. Batam.
Utami Hestty. 2007. Mengenal Cahaya dan Optik. Erlangga. Jakarta
Sudjadi, Bagod. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Erlangga. Jakarta .
Michele. 2005. Metode dalam Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sulistyorin Ari. 2009. Biologi kelas X. Balai Pustaka. Jakarta
Wijaya Agung, Dkk. 2008. Ipa Terpadu Kelas VII. Grasindo. Jakarta
Susiana. 2013. Penggunaan Mikroskop. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
LEMBAR ASISTENSI
PENGENALAN MIKROSKOP DAN MEMBUAT PREPARAT BASAH
DAN MELIHAT LETAK BAYANGAN

NAMA : NUR VAEGA ULFIANA F. LAPU


STAMBUK : P 101 17 240
KELOMPOK: V (LIMA)
ASISTEN : KHAIRUNNISAA ( N 201 15 023)

NO HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF

Anda mungkin juga menyukai