Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Pustaka

Peran selenium sebagai antioksidan


pada dyspepsia fungsional anak

Bia Safitri, Atan BA, Supriatmo


Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara/
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

ABSTRAK:
Dispepsia fungsional merupakan penyakit yang sering dijumpai pada saluran cerna bagian atas, dimana muncul pada 26%
sampai 34% dari seluruh populasi dan sering terjadi pada anak, dengan 80% gejalanya nyeri perut kronik. Dalam dekade
terkahir ini, konsep dari radikal bebas memicu stres oksidatif, ini menjadi suatu momentum untuk mempelajari patofisiologi
penyakit untuk suatu tujuan terapeutik. Stres oksidatif sering kali dianggap sebagai faktor yang berperan untuk terjadinya
penyakit gastrointestinal, dan intervensi dengan antioksidan diberikan melalui diet untuk menurunkan efek stres oksidatif ini.
Selenium merupakan salah satu dari antioksidan. Enzim glutation peroksidase yang dijumpai pada selenium membantu
mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Penelitian mengenai fungsi selenium pada dispepsia masih
sangat terbatas, namun diketahui fungsi antioksidan dari selenium memainkan peran protektif dalam penyakit manusia,
termasuk prostat, lambung, paru-paru, kanker usus besar, imunodefisiensi, dan penyakit jantung, namun ini diketahui
sebagai efek enzimatik dari selenium.
Kata kunci : dispepsia fungsional; stres oksidatif; selenium

ABSTRACT
Functional dyspepsia is common disorder of the upper gastrointestinal tract, occurring in 26% to 34% of the general population
and very common in children with 80% with chronic abdominal pain. In the last one and a half decades, the concept of free
radical mediated oxidative stress has gain tremendous scientific momentum right from studying its role in the pathophysiology of
disease to its therapeutic implications. Almost all gastrointestinal diseases have been evaluated for underlying Oxidative stress
as a causative factor and intervention with antioxidants attempted it. Selenium is one of many antioxidants. Selenium is an
essential component of the enzyme glutathione peroxidase, which functions as part of an antioxidant system to protect cells from
the potential damaging effect of reactive oxygen. The result in these studies have been limited, but the antioxidant function of

35
selenium plays protective roles in human disease, including prostate, stomach, lung, colon cancer, immunodeficiency and heart
disease, its known as enzymes effect of selenium.
Keywords : functinal dyspepsia; oxidative stress; selenium

PENDAHULUAN Dalam dekade terkahir ini, konsep dari radikal bebas


Dispepsia fungsional merupakan penyakit yang sering memicu stres oksidatif, ini menjadi suatu momentum untuk
dijumpai pada saluran cerna bagian atas, dimana muncul mempelajari patofisiologi penyakit untuk suatu tujuan tera-
pada 26% sampai 34% dari seluruh populasi. Dispepsia peutik. Sering kali stres oksidatif dianggap sebagai faktor
merupakan kejadian yang sering terjadi pada anak, yang yang berperan untuk terjadinya penyakit gastrointestinal,
dilaporkan 80% dengan gejala nyeri perut kronik.1 Dispepsia dan intervensi dengan antioksidan diberikan melalui diet
dibagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan untuk menurunkan efek stres oksidatif ini.4
dispepsia nonorganik ataupun fungsional. Keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan pada
Dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui organisme aerobik merupakan kondisi yang kritis. Jika
dengan jelas sedangkan dispepsia fungsional merupakan keseimbangan mengarah pada prooksidan maka akan terjadi
dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan proses pengrusakan yang disebut stres oksidatif.5 Untuk
kelainan fungsi dari saluran makanan.2 melindungi tubuh dan mengurangi dampak negatif dari
Dispepsia fungsional dibagi menjadi 3 golongan tergantung serangan radikal bebas, tubuh memerlukan antioksidan.
dari gejala yang dominan, yaitu : 1) Ulcer-like dyspepsia 2) Selenium merupakan salah satu dari antioksidan tersebut.6-8
Dysmotility-like dyspepsia 3) Non-specific dyspepsia tipe ulcer- Selenium dianggap residu selenocysteine dalam sintesis
like dyspepsia maupun dysmotility-like dyspepsia.3 protein untuk menghasilkan enzim antioksidan seperti glutation
email: bia_safitri@yahoo.com

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 35


Bia Safitri, dkk

peroksidase (GPX), thioredoxin reduktase, dan selenoprotein memenuhi semua kriteria dibawah ini yang dialami sekurang
P. Enzim glutation peroksidase yang dijumpai pada selenium kurangnya satu kali seminggu selama minimal dua bulan
membantu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh sebelum diagnosis ditegakkan, yaitu :15
radikal bebas.9,10 - Nyeri persisten atau berulang atau perasaan tidak nyaman
Penelitian mengenai fungsi selenium pada dispepsia yang berasal dari perut bagian atas (diatas umbilikus) -
masih sangat terbatas, namun diketahui fungsi antioksidan Nyeri tidak berulang dengan defekasi atau tidak
dari selenium memainkan peran protektif dalam penyakit berhubungan dengan suatu perubahan frekuensi buang
manusia, termasuk prostat, lambung, paru-paru, dan kanker air besar atau konsistensi feses
usus besar, imunodefisiensi, dan penyakit jantung, namun - Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan
ini diketahui sebagai efek enzimatik dari selenium.10 anatomis, kelainan metabolik atau neoplasma.
Tatalaksana dispepsia tergantung dari penyebab yang
Dispepsia fungsional mendasari, organik atau fungsional. Bila penyebab adalah
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (dys : sulit dan pepse: faktor organik, maka tatalaksananya spesifik tergantung etio-
pencernaan), merupakan suatu kondisi yang menunjukkan logi. Bila penyebabnya fungsional maka tatalaksana bertujuan
adanya ketidaknyamanan saluran cerna, biasanya ditandai untuk mengobati gejala yang timbul. Mengurangi atau meng-
dengan perasaan penuh pada perut dan mual. Pada umumnya hindari makanan pedas serta berlemak, serta minuman yang
pasien dispepsia fungsional memiliki banyak keluhan: 99% mengandung kafein dapat mengurangi bahkan menghilangkan
pasien mengeluhkan lebih dari dua gejala, lebih dari 80% gejala yang timbul.3
mengeluhkan lebih dari lima gejala dan kurang dari 0.1% yang Obat obatan seperti : Prokinetik, Eritromisin, Proton Pump
melaporkan hanya memiliki satu gejala.1 Inhibitor (PPI) dapat digunakan. Eradikasi terhadap Helicobacter
Dispepsia fungsional dibagi menjadi 3 golongan tergantung pylori juga terbukti mengurangi gejala yang timbul.
dari gejala yang dominan, yaitu : (1) Ulcer-like dyspepsia yang Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mendapatkan
ditandai dengan gejala nyeri yang terpusat dibagian medial terapi yang dapat menguntungkan penderita dispepsia
kwadran atas abdomen; (2) Dysmotility-like dyspepsia ditandai fungsional. 12
dengan gejala tidak nyaman ataupun menganggu tetapi tidak Penggunaan antioksidan dilaporkan dapat mengurangi
nyeri, dan gejala tersebut terutama timbul dibagian medial keluhan gastrointestinal, namun penelitian lebih lanjut perlu
kwadran atas abdomen. Sensasi yang timbul biasanya terdiri dilakukan.4
atas keluhan rasa penuh, cepat kenyang, kembung, ataupun
mual ; (3) Non-specific dyspepsia bila keluhan yang timbul tidak Peranan antioksidan pada gastrointestinal
memenuhi kriteria baik ulcer-like dyspepsia maupun dysmotility- Perut adalah organ pencernaan sensitif yang rentan dan
like dyspepsia.2,3 terpapar bahan patogen eksogen dari diet. Dalam menanggapi

36
Mekanisme patofisiologi dispepsia fungsional berhubungan patogen, perut memicu stres oksidatif, yang mungkin berkaitan
dengan penyebab yang multifaktorial seperti pengosongan
lambung yang lama, akomodasi lambung terganggu, distensi dengan perkembangan gangguan organik lambung seperti
lambung, motilitas duodenojejunalis yang tidak normal, faktor gastritis, ulkus lambung, dan kanker lambung, serta gangguan
psikososial, faktor lingkungan, dan disfungsi dari otonom.11
fungsional seperti dispepsia fungsional.16
Stres oksidatif merupakan penyebab utama dari
menghasilkan gejala dispepsia fungsional. Suatu systematic
kerusakan gastrointestinal. Respon fisiologis terhadap stresor
termasuk peningkatan aktivitas aksis hipotalamus hipofisis
Helicobacter pylori diperkirakan juga terlibat dalam adrenal seiring dengan perubahan pada jaringan pencernaan.
review menunjukkan bahwa terapi eradikasi Helicobacter pylori Menurut formulasi Selye dari sindrom adaptasi umum,
memiliki efek yang kecil tapi signifikan secara statistik pada peningkatan aktivitas adrenokortikal berhubungan dengan
dyspepsia non ulcer yang positif Helicobacter pylori, namun, peningkatan kejadian ulserasi lambung. Kandidat utama
peran pemberantasan helicobacter pylori pada pasien dengan
dispepsia fungsional masih kontroversial karena manfaat untuk penyebab ulkus adalah stres oksidatif.
pemberantasan helicobacter pylori belum sepenuhnya Ada beberapa bukti bahwa stres psikologis, selain stres
dievaluasi.12 fisik seperti intervensi bedah dan infeksi mikroba termasuk
Diagnosis dari dispepsia fungsional ditegakkan pada Helicobacter pylori menyebabkan stres oksidatif pada perut.17
anak apabila telah ditemukan riwayat nyeri perut yang Stres oksidatif, yang merupakan keadaan peningkatan
muncul selama 12 minggu, yang dialami dalam satu tahun kadar spesies oksigen reaktif (ROS), menyebabkan
terakhir dan tidak ditemukan kelainan organik. Anamnesis berbagai kondisi yang merangsang produksi tambahan ROS
yang lengkap dan cermat sangat penting untuk penilaian atau penurunan pertahanan antioksidan.
dan dapat mengarahkan pada diagnosis.3,13 Stres oksidatif tidak hanya terlibat dalam patogenesis
Riwayat penyakit sebaiknya mengeksplorasi riwayat peradangan lambung, ulserogenesis, dan karsinogenesis
makanan, masalah psikologis, dan faktor sosial, sehingga pada infeksi Helicobacter pylori, tetapi juga dalam gaya hidup
memungkinkan mencari hubungan antara gejala yang timbul yang berhubungan dengan penyakit termasuk aterosklerosis,
dengan diet, aktivitas maupun stres. 14 hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung iskemik, dan
Menurut ROME III tahun 2006, dispepsia fungsional harus keganasan. Beberapa fenotip penyakit pencernaan, seperti

36 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 1 • April 2013


Peran selenium sebagai antioksidan pada dyspepsia fungsional anak

penyakit ulkus peptikum dan gastroparesis, diketahui berhu- yang kecil.28 Mikronutrien ini menjadi bagian penting dari enzim
bungan dengan disfungsi dari antioksidan.16 yag tergantung selenium, yang disebut selenoprotein. Enzim
Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif, karena gluthation peroksidase terdiri dari 4 atom selenium yang terikat
memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbita luarnya, sebagai selenocystein. Enzim ini terdiri dari 4 tipe, yaitu seluler
sehingga dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan gluthation peroksidase (cGPx), ekstraseluler gluthation
cara mengikat elektron dari molekul sel tubuh tersebut.5,18 peroksidase (eGPx), gastrointestinal glutathione peroksidase
Stres oksidatif adalah kondisi berbahaya yang terjadi (GPx-GI) dan fosfolipid glutathione peroksidase (PhGPx).29
ketika ada kelebihan ROS dan atau penurunan kadar antiok- Enzim glutathione peroksidase yang dijumpai pada selenium
sidan, ini mungkin disebabkan oleh kerusakan jaringan fisik, membantu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh
kimia, faktor psikologis yang menyebabkan cedera jaringan radikal bebas dengan cara mengkatalisa peroksida menjadi air
dalam penyakit manusia yang berbeda dan penyebab.19 dan oksigen. Karena kemampuan ini maka enzim ini disebut
Tubuh kita secara terus menerus mengalami pembentukan sebagai enzim antioksidan.9 Selenium masuk ke dalam tubuh
radikal bebas melalui proses metabolisme normal, proses dalam beberapa bentuk. Dua bentuk utama selenium adalah
peradangan, malnutrisi, respons terhadap sinar gamma, asap selemetionin yang berasal dari tumbuhan selenosistein yang
rokok, alkohol, polusi, obat obatan, radang dan luka, kelelahan, berasal dari hewan. Selenosistein bebas diproduksi oleh
stres, depresi dan cemas, olah raga berlebihan, kemoterapi/ katabolisme selenoprotein selular atau selenoprotein
rontgen, pestisida/herbisida, bahan pengawet dan lain lainnya.5 ekstraseluler.30
Pembentukan radikal bebas (stres oksidasi) sebenarnya
merupakan kondisi fisiologis yang memegang peranan penting Sumber selenium
dalam proses terjadinya suatu penyakit. Pada umumnya sel Selenium dalam tubuh berasal dari sumber makanan
bereaksi terhadap stress oksidasi ini dengan meningkatkan makanan dan minuman, selenium banyak terkandung pada
sistem pertahanan antioksidan serta sistem pertahanan lain. air susu, baik pada air susu ibu maupun susu sapi, namun
Namun stres yang berat dapat merusak secara permanen kadar selenium lebih tinggi pada air susu ibu. Makanan lain
DNA, protein serta lemak.20 yang mengandung selenium yaitu makanan laut, daging, hati
Radikal bebas telah di indikasikan berperan dalam juga diketahui memiliki kadar selenium yang tinggi. Buah dan
penyakin colon, seperti radang usus (inflammatory bowel sayuran juga mengandung seleniumnamun dengan kadar
syndrome/IBD), seperti Crohn disease dan colitis ulseratif. yang tidak begitu tinggi.28
Kadar oksigen reaktif juga meningkat pada mukosa traktus
gastrointestinal yang mengalami peradangan, dibandingkan Kebutuhan selenium
dengan mukosa normal. Bahan toksik pada mukosa epitelium Kebutuhan selenium berdasarkan RDA( Recommended
Dietary Allowance) yang dibuat oleh Badan Nutrisi dan Makanan
dapat menyebabkan peradangan.21
Amerika Serikat tahun 2000 seperti terlihat pada tabel dibawah
Untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, dan
ini.22,26,28
juga meredam dampak negatif dari radikal bebas, tubuh
memerlukan anti oksidan. Antioksidan merupakan senyawa RDA ini berdasarkan jumlah selenium yang dibutuhkan
senyawa kimia yang bersifat reduktor. Ada banyak macam untuk memaksimalkan aktifitas enzim glutathione didalam

37
antioksidan, diantaranya beta karoten, vitamin E, vitamin C, plasma.
Zinc dan Selenium.4 Secara alamiah beta karoten banyak Tabel 1. Recomemmended
selenium. 22,26,28 dietary allowance (RDA) untuk
terdapat pada wortel, apricot, peach, bayam, brokoli, serta
asparagus. Vitamin E banyak terdapat pada biji bijian, ikan,
daging serta sayur dan buah buahan.22 Usia Laki laki(mcg/hr) Perempuan (mcg/hr)
Sistem pertahanan antioksidan secara fisiologis dan 0-6 bulan 15 15
farmakologis bekerja dalam 3 kategori: pencegahan (primer), 7-12 bulan 20 20
pencegahan (sekunder), pemulihan (tersier). Sebagian besar 1-3 tahun 20 20
antioksidan bekerja pada tingkat pencegahan, dengan 4-8 tahun 20 30
menyingkirkan prooksidan, terutama dari bagian bagian sel 9-13 tahun 40 40
yang sensitif.5 14-18 tahun 55 55
Dalam pengertian klinis praktis yang sering dianggap >19 tahun 55 55
sebagai antioksidan total adalah antioksidan yang
mempunyai berat molekul besar serta berfungsi mencegah Fungsi selenium
terbentuknya radikal bebas, dalam hal ini ; SOD ( Selenium terdapat dimana-mana di seluruh jaringan tubuh
Superoksida Dismutase) dan Glutation Peroksidase (GPx).19 seperti tulang, otot, dan darah. Selenium berfungsi sebagai
antioksidan yang meredam aktivitas radikal bebas. 27
Selenium dan dispepsia fungsional Sampai saat ini belum ada penelitian yang melakukan
Selenium merupakan salah satu trace elemen essensial apakah ada peran pemberian selenium pada dispepsia
bagi tubuh.23-27 Selenium merupakan mineral penting untuk fungsional. Penelititian yang melibatkan hubungan antara
kesehatan yang baik tetapi hanya diperlukan dalam jumlah pemberian selenium dan penyakit gastrointestinal juga sangat

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 37


Bia Safitri, dkk

terbatas. Namun telah diketahui bahwa sifat antioksidan dari mengurangi hydrogen peroksid, lipid, dan fosfolipid hidrope-
selenium memainkan peran protektif dalam penyakit manusia, roxide, sehingga dapat meredam penyebaran radikal bebas
termasuk prostat, paru-paru, dan usus / kanker usus besar, dan reaktif spesies oksigen, mengurangi hidroperoksida inter-
imunodefisiensi, dan penyakit jantung.4 mediate dalam jalur siklooksigenase dan lipoxygenase, dan
Selenium merupakan mikronutrien tubuh yang sangat mengurangi produksi prostaglandin dan leukotrien dengan
dibutuhkan oleh sistem organ organ tubuh. Fungsi terpenting menghilangkan hydrogen peroksida dan mengurangi produksi
dari selenium yang diketahui adalah sebagai kofaktor dari superoksida. Selenium juga telah menunjukkan manfaat dalam
glutathione peroksidase, dimana efek nya ini dapat melindungi pancreatitis akut.
membran dari kerusakan oksidatif. 31 Kekurangan selenium Dalam sebuah uji coba terkontrol kecil di Rostock, Jerman,
akan mengakibatkan banyak membran yang akan terpapar pemberian selenium kepada pasien dengan pankreatitis akut
dengan kerusakan oksidatif. Telah dilaporkan pada penelitian didapati hasil dapat mengurangi angkan kematian.34 Namun,
sebelumnya bahwa kadar selenium rendah pada plasma dan berdasarkan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya, diduga
lambung pada pasien kanker lambung. Studi saat ini selenium sebagai antioksidan mampu memutuskan proses
menyebutkan, konsentrasi selenium yang tinggi pada mukosa inflamasi yang terjadi akibat kekurangan antioksidan.4
lambung yang terinfeksi dapat menberikan respon proteksi Selenium yang di konsumsi oleh tubuh dapat dalam bentuk
untuk meningkatkan stress oksidatif yang berhubungan dengan selenium organik atau selenium berikatan dengan vitamin lain
infeksi Helicobacter pylori.32 (Gambar 1) akan meningkatkan absorbsi dari selenium. Kelebihan penggu-
naan selenium akan mengakibatkan terjadinya gejala toksisitas
Mukosa lambung selenium, dimana ini terjadi bila penggunaan selenium diatas
yang normal nilai RDA. Gejala toksisitas selenium yang dapat terjadi: mual,
Diet rendah lemak (rendah protein, muntah, kerontokan rambut, pingsan dan nafas bau seperti
buah segar dan sayuran) bawang.35
Jalur detoksifikasi dan inflamasi dan beberapa sumber
P
eradangan, lendir lambung lingkungan berkontribusi terhadap meningkatkan radikal
j bebas. Stres oksidatif dan peradangan mengikuti satu sama
a
r lain, seperti suatu lingkaran.
a Dalam keadaan seperti itu, suplementasi dengan antiok-
n
g sidan dapat memutuskan lingkaran tersebut dan membantu
, hypochlorhyda menghambat perkembangan penyakit. Uji klinis dengan
Stres/trauma infeksi H.pylon, suplementasi antioksidan diperlukan untuk mengeksplorasi
-OH radikal sejauh mana manfaat suplementasi antioksidan pada
penyakit gastrointestinal ini.4
a
ktivasi sitokin inflamasi
dari -OH

38
Antioksidan nitrit rendah (NO.)
P
e KESIMPULAN
mbentukan nitrosamine Dispepsia fungsional adalah bagian dari gangguan
penghancuran penghalang lendir
pencernaan fungsional yang memiliki gejala umum gastro-
Diet rendah antioksidan (asam askorbat) intestinal dan tidak ditemukan kelainan organik berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi.
jaringan nekrosis, mutasi Keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan pada orga-
dan keganasan
nisme aerobik merupakan kondisi yang kritis. Kalau keseim-
bangan mengarah pada prooksidan maka akan terjadi proses
Gambar 1. Mekanisme terjadinya stres oksidatif pada lambung pengrusakan yang disebut stress oksidatif.
Untuk melindungi tubuh dari dampak negatif serangan
Glutathione peroksidase adalah enzim yang berfungsi radikal bebas tubuh antioksidan dalam tubuh untuk
mengkatabolisme hydroperoksidase (H2O2). Glutathione melawan stress oksidatif. Kebutuhan selenium berdasarkan
peroksidase pada traktus gastrointestinal terdiri dari GPx-1 RDA( Recommended Dietary Allowance) dibuat oleh Badan
dan Gpx-GI. Keduanya dapat mereduksi H2O2 dan hidrope- Nutrisi dan Makanan Amerika Serikat tahun 2000.
roksida asam lemak dengan baik. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek
Pada epitelium kripta, aktifitas glutathione peroksidase selenium terhadap dispepsia fungsional.
sangat penting dalam mencegah inflamasi. Aktifitas kedua
jenis GPx ini bekerja pada tempat yang berbeda. GPx-1 lebih DAFTAR PUSTAKA
banyak pada villi sedangkan GPx-GI lebih banyak terdapat di 1. Perez ME, Youssef N. Dyspepsia in childhood and
kripta. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya bekerja saling adolescence:insight and treatment considerations. Curr
melengkapi.33 Gass Reports. 2007;9:447-55.
Selain sebagai antioksidan selenium juga berfungsi sebagai 2. Denesh K, Delgado S, Cremonini F. Functional
antiinflamasi. Ini dikarenakan efek selenium sebagai antioksidan, dyspepsia, upper gastrointestinal symptoms, and transit
yakni sebagai enzim gluthathion peroksidase, dapat in children. J Pediatr. 2003:143:609-13.
38 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 1 • April 2013
Peran selenium sebagai antioksidan pada dyspepsia fungsional anak

3. Pramita G. Dispepsia: diagnosis dan tatalaksana. 20. Mayes P. Oksidasi biologi. In: Bani Anna P, Sikumbang
Kongres nasional IV badan koordinasi gastroenterologi Tiara MN, editors. Biokimia harper. 25th ed. Jakarta:
Indonesia (BKGAI). 2010. EGC; 2003. p. 120-37.
4. Bhardwaj P. Oxidative stress and antioxidants in gastro- 21. Amani R, Hajiani E, Hejazi E, Vaziri N. Comparison of
intestinal disease. Tropical Gastroenterology. 2008;3:129- serum levels of vitamins E and C and dietary antioxidants
35. intakes between patients with inflammatory bowel disease
5. Hidajat Boerhan. Penggunaan antioksidan pada anak. and healthy subjects. Int J endocrinol Metab. 2009;3:187-
2005. 92.
6. Kim JH, Byung WK, Hyun JK, Soo WN. Curative effect 22. Nancy F, Michael K. Trace element. In: Duggan C, John
of selenium against indomethacin-induced gastric ulcers B, Allan W, editors. Nutrition in pediatrics. 4th ed. India:
in fact. Biotechnol. 2011;21:400-4. BC Decker Inc; 2008. p. 68-80.
7. Bjelakovic G, Nikolova D, Simonetti RG, Gluud C. Anti- 23. Anna M, Kenneth W. Selenium nutritional, toxicologic,
oxidant supplements for prevention of gastrointestinal and clinical aspects. West J Med. 1990;153:160-7.
cancers: a systematic review and meta-analysis. Lancet. 24. Allen L, Benoist B, Dary O. Guidelines on food
2004; 364:1219-28. fortification with micronutrients. World Health
8. Thomson CD. Assesment of requirements for selenium Organization. 2006;86- 9.
and adequacy of selenium status: a review. E J Clinic 25. Larry A. Micronutrien mineral defeciencies. In: Behram
Nutr. 2004;58:391-402. RE, Kleigman RM, Arviri AM, editors. Nelson textbook of
9. Lloyd B, Robson E. Blood selenium concentrations and Pediatrics. 18th ed. Philadelphia: WB Saunders
glutathione peroxidase activity. Archives of disease in Company; 2008. p. 57-8.
Childhood. 1989;64:352-56. 26. Mayes A. Nutrisi. In: Bani Anna P, Sikumbang Tiara MN,
10. Yamashita Y, Takhesi Y, Yamashita M. Discovery of the editors. Biokimia harper. 25th ed. Jakarta: EGC; 2003. p.
strong antioxidant selenoneine in tuna and selenium 623-31.
redox metabolism. World J Biol Chem. 2010;1:144-50. 27. Beck M, Levander O , Handy J. Selenium deficiency and
11. Mark A, Robert J. Pediatric functional gastrointestinal viral infection. Oxidative stress mediated by trace
disorders. Nutr Clin Pract. 2008;23:268. flement. J Nutr. 2003;133:1465-75.
12. Hong J, Sung K, Kim J. Failure of a randomized, double 28. Litov R, Combs GF. Selenium in pediatric nutrition.
blind, placebo controlled study to evaluate the efficacy Pediatr. 1991;87:339-49.
of H.pylori eradication in H.pylori infected patienrs with 29. Sunde RA. Selenium. In: Bowman BA, Russel RM, editors.
functional dyspepsia. Gut and Liver. 2011;4:468-71. Present knowledge in nutrition. 9th ed. Washington DC:
13. Miele E, Simeone D, Marina A. Functional gastrointestinal ILSI; 2006. p. 1-14.
disorders in children: an italian prospective survey. 30. Satoto. Selenium dan kurang yodium. Jurnal GAKY
Pediatrics. 2004;114:73-8. Indonesia (Indonesian Journal of IDD). 2002;1:1.
14. Thompson W, Longstreth G. Functional bowel disorders 31. Akcam M. Helicobacter pylori and Mikronutrients. Indian
and functional abdominal pain. Gut. 1999;45:1143-47. pediatrics. 2010;47:119-26.
15. Corrazziani E. The rome criteria for functional gastrointes- 32. Parke DV. Nutritional antioxidant and disease prevention:
tinal disosders: a critical reappraisal. J Pediatr Gast Nutr. mechanisms of action [Thesis]. [United Kingdom]:
2004;39:5754-5. University of Survey; 1999.
16. Suzuki H, Nishizawa T, Tsugawa H, Mogawi S, Hibi T. 33. Chu F, Esworthy S, Doroshow J. Role of se-dependent
Roles of oxidative stress in stomach disorders. J Clin gluthation peroxidases in gastrointestinal inflammation
Biochem Nutr. 2012;50:35-9. and cancer. Free Radikal Biology. 2004;36:1481-95.
17. Suzuki H, Matsuzaki J, Hibi T. Ghrelin and oxidative stress 34. Rayman M. The importance of selenium to human
in gastrointestinal tract. J Clin Biochem Nutr. 2011;48:122- health. Lancet. 2000;356:233-5.
5. 35. MacFarguhar JK, Broussard DL, Melstrom P. Acute
18. Bok Y lee, Koonin Alfred J, Wendell keith, Hillary John. selenium toxicity associated with a dietary supplements.
Antioxidant effect of ultralow microcurrent. Available from: Am Med Ass. 2010;170:256-61.
http://www.pdazzler.com/wp-content/pdf/micro-currents.pdf.
19. Sen S, Chakraborty R, Sridhar C, reddy YSR, De Biplab.
Free radicals, antioxidants, diseases and phytomedicines:
current status and future prospect. Int Phar Sci Rev
Research. 2010;3:91-100.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 39

Anda mungkin juga menyukai