Anda di halaman 1dari 7

I.

TANGGAL PRAKTIKUM : 2 Oktober 2019


II. JUDUL PRAKTIKUM : MENGENAL STRUKTUR SEL HEWAN
DAN SEL TUMBUHAN
III. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Menjelaskan Struktur sel hewan dan sel tumbuhan
2. Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan sel tumbuhan
3. Menyebutkan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
4. Membedakan sel prokariotik dan sel eukariotik

IV. DASAR TEORI :


Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada makhluk
hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri,
contohnya metabolisme zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas kehidupan,
tumbuh dan berkembang biak, dan kemampuannya menganggai berbagai keadaan di
lingkungannya. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan
dilakukan oleh kelompok kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan,
organ atau membentuk suatu sistem (Tim Dosen Pembina, 2017:6).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada
tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan
mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus
tersebut. Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel merupakan satu
ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel atau sitoplasma dan inti sel atau
nukleus. Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau disebut nukleoplasma. Beberapa
tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman, Theodor Schwann,
mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel. Kemudian muncul
pertanyaan dari mana asal sel tersebut? Ahli fisika Jerman Rudolf Virchow menyatakan
bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya. Teori “sel berasal dari sel” tersebut
diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur, yang
dilakukan antara tahun 1859-1861.( Kimball. 1992).
Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan yang
hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk
tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuh organisme semacam itu merupakan
hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi yang tidak dapat berthan
hidup dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi, bahkan ketika tersusun ke dalam
tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan organ, sel merupakan unit
dasar bagi struktur dan fungsi organisme. Setiap tindakan organisme dimulai pada
tingkat seluler (Campbell, 2008:102).
Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organism adalah salah satu dari dua tipe
sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel prokariotik dan
sel eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti sedangkan sel
eukariotik memiliki membrane inti, yang membedakan antara sel prokariotik dan sel
eukariotik adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik sebagian besar DNA nya
dalam oorganel yang disebut nucleus. yang dibatasi oleh membrane ganda. Dalam sel
prokariotik, DNA terkonsentrasi diwilayah yang tidak terselubung oleh membrane yang
disebut nukleoid. (Campbell, 2008:106-107).
Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap mempunyai
persamaan persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian
bagain selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan
mempunyai dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan mempunyai
perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas, tidak lazim
punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang di dalamnya
terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya flagella pada sel sel tertentu. Dalam
hal adanya membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi,
nukleus/ini sel pada sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai persamaan (Tim Dosen
Pembina, 2017:6).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat :

1. Alkohol
2. Kapas
3. Larutan Metheylen Blue
4. Sel Epites Rongga mulut
5. Bawang Merah
6. Daun Hidrila
7. Daun Adam Hawa

Bahan :
1. Pipet Tetes
2. Mikroskop
3. Gelas Objek
4. Kaca penutup
5. Skapel
VI. CARA KERJA
A. Sel Epitel Rongga Mulut
1. Dibersihkan tangkai skapel dengan alkohol 70%.
2. Dengan menggunakan tangkai skapel, dikorek bagian dalam bagian pipi.
3. Dioleskan korekan tadi pada gelas benda, kemudian ditetesi dengan menthylen
blue atau bila tidak ada dengan aquades kemudian ditutup dengan gelas
penutup.
4. Diamati dibawah mikroskop mulai dari pembesaran lemah sampai pembesaran
kuat.
5. Digambar 2 atau 3 sel diberi keterangan dari bagian-bagian sel yang terlihat.
B. Sel Umbi Lapis Bawang (Allium cepa)
1. Dengan menggunakan pinset, diambil selaput sebagian dalam umbi lapis yang
berwarna dari bawang merah.
2. Diletakkan selaput tipis tadi pada gelas objek
3. Diteteskan aquades, kemudian ditutup dengan gelas penutup
4. Diamati dibawah mikroskop dan digambar 2 atau 3 sel serta diberikan
keterangan dari bagian bagian sel yang Nampak.
C. Sel Daun Hydrilla vercillata
1. Diambil 2 atau 3 lembar daun Hydrilla vercillata yang tersedia dan diletakkan
pada gelas objek dan ditetesi dengan air, kemudian ditutup dengan kaca
penutup.
2. Diamati dibawah mikroskop dan diperhatikan aliran sitoplasma pada setiap sel
3. Digambar 2 atau 3 sel dan diberi keterangan dari bagian-bagian sel
yang nampak. Dinyatakan aliran sitoplasma dengan tanda panah.
VII. PEMBAHASAN
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam praktikum acara
kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel.
Berbagai macam bentuk sel kami jumpai. Kami mengamati beberapa bahan
antara lain, sel epitel rongga mulut, umbi lapis bawang merah ( Allium cepa), helaian
daun bayam (Amaranthus sp), helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus), serabut
buah kapuk randu Ceiba petandra), dan jaringan meristem ujung batang. Umbi lapis
bawang merah Pada saat kami mengamati umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa
) dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali, kami mengamati bahwa terdapat beberapa sel
didalamnya yang tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk
selnya heksagonal yang mana bentuk ini beraturan, hal ini di karenakan bawang merah
mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan
polisakaridapektat, yang mana ketiga komponen tersebut merupakan polisakarida.
Dinding akan tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan dewasa.
Sel epitel rongga mulut Saat mengamati sel epitel rongga mulut dengan perbesaran dari
lemah ke kuat tepatnya 4 x 10 atau 40 kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat membran
sel yang melindungi sel epitel rongga mulut, sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Pada
sel epitel rongga mulut bentuknya tidak beraturan.
Hal ini dikarenakan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam
dinding sel terdapat kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila
dinding sel terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak bisa
bergerak secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan antara sel
hewan dan sel tumbuhan. Serabut buah kapuk randu (Ceiba petandra) Pada pengamatan
selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu dengan perbesaran 10 x 10 atau 100
kali perbesaran yang mana sel nya berbentuk panjang. Sel kapuk randu seperti halnya
sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi,
sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel
dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga
baik digunakan sebagai bahan isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel,
ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung udara
untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang membutuhkan udara
lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan gelembung udara didalam
selnya. Helaian daun bayam (Amaranthus sp)
Pada helaian daun bayam kami mengamati dengan perbesaran 40 x 10 atau 400
kali perbesaran. Dalam daun bayam terdapat inti sel yang berada ditengah, sitoplasma,
ruang antar sel, dan dinding sel. Bentuk sel pada daun bayam yaitu tidak beraturan.
Pada sel ini terlihat bahwa terdapat ruang antar sel yang berungsi sebagai tempat
pertukaran gas. Helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus) Pada pengamatan
berikutnya, kami mengamati helaian rumput teki dengan perbesaran 10 x 10 atau 1000
kali perbesaran, yang mana dalam sel nya terdapat dinding sel, ruang sel dan stomata.
Dalam rumput teki juga terdapat sel yang berbentuk kubus dan berbentuk panjang.
Bentuk ini terkait dengan fungsinya. Pengamatan keenam, mengamati jaringan
meristem ujung batang (preparat awetan), dengan menggunakan pembesaran
mikroskop 400x. Bentuk sel adalah cenderung isodiametris. Pada pengamatan sel epitel
rongga mulut, kita menggunakan larutan methilen blue. Fungsi dari larutan itu sendiri
adalah untuk memberi pewarnaan pada sel tersebut. Sel epitel ronggga mulut berwarna
putih, jadi jika tidak menggunakan larutan methilen blue maka sel akan sulit diamati.

IX. KESIMPULAN
1. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup.
2. Pada dasarnya sel hewan dan sel tumbuhan memiliki persamaan dasar mengenai
sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi ada beberapa perbedaan
pada sel hewan dan sel tumbuhan berdasarkan organelnya.
3. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, kloroplas, vakuola tetapi sel hewan
memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol
4. Sel tumbuhan memiliki memiliki dinding sel, vakuola, kloroplas tetapi tidak
memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol.
VII. DASAR PUSTAKA
Campbell,Neil A.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kimball. 1992. Biologi Universitas. Jakarta: Erlangga
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Doble Helix
Studio
Yulanda, dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan
Suku Orchidaceae. Jurnal Bioslogos. Vol. I No. 1. Manado: Universitas Sam
Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai