Anda di halaman 1dari 10

Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

Abstrak

Crushing- mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu dengan pengotornya.
Untuk meningkatkan kadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses pengolahan bahan
galian. Pengolahan bahan galian merupakan proses dimana bahan galian diolah dengan
mempergunakan sifat-sifat fisik untuk memperoleh produkta yang dapat dijual dan produkta
yang tidak berguna dengan tidak mengubah sifat fisik / kimia dari bahan galian tersebut.
Kominusi merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan
untuk memperkecil ukuran agar mempermudah untuk proses selanjutnya, membebaskan
mineral berharga dari gangue mineral dan memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan
reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan baik. Kominusi dibagi menjadi dua tahap yaitu
Primary crushing dan Secondary crushing.

Keyword : Kominusi, Primary crushing dan Secondary crushing

A. Tinjauan Pustaka kemagnetan tinggi akan merespon atau


terpengaruh oleh medan magnet. Mineral-
mineral ini akan tertarik oleh medan
Magnetic separatio nmerupakan operasi magnet dan dikelompokan sebagai
konsentrasi atau pemisahan satu mineral mineral magnetic.
atau lebih dengan mineral lainnya yang Sedangkan Mineral-mineral yang tidak
memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan memiliki sifat kemagnetan, tidak akan
dari mineral-mineral yang dipisahnya. merespon atau terpengaruh ketika
Mineral-meneral yang terdapat dalam bijih dilewatkan pada medan magnet. Mineral-
akan memberikan respon terhadap medan mineral ini tidak akan tertarik oleh medan
magnet sesuai dengan sifat kemagnetan magnet dan dikelompokkan sebagai
yang dimilikinya. Mineral-mineral yang mineral non–magnetic. Mineral-meineral
memiliki sfat kemagnetan tinggi akan yang masuk dalam kelompok mineral
merespon atau terpengaruh oleh medan magnetic misalnya: magnetite, hematite,
magnet. Mineral-mineral ini akan tertarik ilmenit, siderite, monazite. Sedangkan
oleh medan magnet dan dikelompokan mineral-mineral yang dikelompokan dalam
sebagai mineral magnetic. mineral non-magnetic misalnya: kuarsa,
Sedangkan Mineral-mineral yang tidak mika, corundum, gypsum, zircon,
memiliki sifat kemagnetan, tidak akan feldspar.Kemampuan mineral dalam
merespon atau terpengaruh ketika merespon medan magnet
dilewatkan pada medan magnet. Mineral- disebut magnetic susceptibility.
mineral ini tidak akan tertarik oleh medan Berdasarkan
magnet dan dikelompokkan sebagai pada magnetic susceptibility mineral
mineral non–magnetic. dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Paramagnetic mineral seperti hematite,
Mineral-mineral yang memiliki sfat ilmenit, pyrhotite.
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

2. Diamegnetic mineral: kuarsa feldspar. Intensitas magnetisasi


3. Ferromagnetic: besi, magnetite. mineral Hematite meningkat secara linear
Mineral-mineral paramagnetic memiliki dengan meningkatnya kuat medan.
sifat kemagnetan yang rendah. Artinya Peningkatan ini jauh lebih lambat
mineral-mineral ini hanya memberikan dibanding dengan magnetite. Sedangkan
respon terhadap medan magnet yang besar. kuarsa tidak menunjukkan respon terhadap
Mineral-mineral diamagneticmerupakan medan magnet yang diberikan.
kelompok mineral yang tidak memiliki Berapun kuat medan yang diberikan,
sifat kemgnetan. Kelompok mineral ini kuarsa cenderung tidak terpengaruh.
tidak memberikan respon terhadap medan Bahkan kuarsa relative memberikan
magnet. respon negative, yang ditunjukkan dengan
Mineral magnetite merupakan mineral sedikit turunnya intensitas
yang memiliki sifat kemagnetan yang magnetisasinya.
tinggi. Magnetite akan tertarik oleh medan
magnet yang relatif rendah sekalipun.
Karena sifatnya ini, maka Alat Pemisah Magnetik, Magnetic
mineral magnetite dikelompokan dengan Separator
besi sebagai ferromagnetic.
Ditinjau dari kekuatan atau intensitas
medan magnetnya, magnetic separator
dibagi dalam dua jenis separator yaitu Low
Intensity Magnetic Separator atau LIM
separator dan High Intensity Magnetic
Separator atau HIM separator. Baik LIM
separator maupun HIM separator dapat
digunakan secara basah atau kering.
Pemisahan cara basah umumnya
menggunakan LIM separator, dan
digunakan untuk mineral yang memiliki
suscepibilty tinggi. LIM separator mampu
Gambar 1. Respon Mineral Dalam Medan memisahkan bijih dalam jumlah yang
besar. Sedangkan HIM separator
Magnet
mempunyai kapasitas rendah dan
Menunjukkan respon dari tiga mineral umumnya digunakan untuk mineral yang
yang memiliki susceptibility berbeda. memiliki susceptibility rendah.
Ketiga Mineral berada dalam medan
magnet dengan kuat medan dalam satuan
A/m. Mineral magnetitememberikan
respon yang sangat kuat.
Intensitas magnetisasinya meningkat
secara eksponesial hingga mencapai nilai
saturasinya. Setelah jenuh, berapapun kuat
medan yang diberikan tidak lagi
mempengaruhi perubahan intensitas
kemagnetannya.
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

Beberapa factor yang berpengaruh


terhadap pemisahan terdapat pada
peralatan yang tidak bisa lagi dirubah.
Sehingga factor-faktor tersebut menjadi
konstan pengaruhnya terhadap partikel
mineral. Untuk separator dengan magnet
permanen, maka medan magnet tidak
mudah dibuang / didaur ulang, atau untuk
dapat dirubah, artinya gaya magnet akan
mengurangi ukuran yang solid campuran
konstan selama pemisahan. Diameter drum bahan baku (seperti dibatu bijih) sehingga
merupakan salah satu variable yang juga potongan-potongan komposisi yang
konstan. Sehingga pengaruhnya juga akan berbeda dapat dibedakan. Crusher
tetap pada saat dipakai untuk pemisahan. penghancur dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan material yang akan digiling atau
diremukkan.

Peralatan yang digunakan :


1. Jaw Crusher
Merupakan salah satu mesin
penghancur, secara umum mesin
crusher dapat digunakan untuk
mengurangi atau pengubah bentuk
material tambang. (Taggart,1953)

Digunakan untuk mengahancurkan


berbagai material, terutama batuan jenis
pertambangan seperti granit, batu bara,
bijih mangan dll.
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

2. Roll crusher (Secondary Crushing)


Feed untuk secondary crushing
berasal dari produk primary crushing.
Alat yang dapat digunakan untuk
secondary crushing biasa nya cone
crusher atau roll crusher. (Armand
2016). Memiliki maksimum teoritis
pengurangan rasio 4:1 jika 2 inci
partikel ke crusher roll.
Roll crusher diperlukan untuk
menghasilkan produk dengan ukuran
tertentu. Crusher jenis tekanan ini
menghasilkan variasi pemecahan yang
lebih besar dibandingkan jenis crusher
lainnya. Kapasitas roll crusher
tergantung dari jenis batuan, ukuran
crusher primer, ukuran batuan
diinginkan, lebar roda dan kecepatan
roda berputar. Ada beberapa macam B. Metodologi
tipe roll crusher yaitu : 1. Waktu dan tempat
a. Single roll (sylinder tunggal), Pada Pratikum mata kuliah
biasanya digunakan untuk pengolahan bahan galian dengan
memecahkan batuan yang judul “CRUSHER” ini kami
lembab dan tidak laksanakan pada hari selasa tanggal
menguntungkan jika digunakan 15 November 2019 pukul 14.00-
untuk memecahkan batuan 15.00 WIB dilaksanakan di
yang abrasive. Memliki rasio 7 Laboratorium Teknik
: 1. Pertambangan Politeknik Negeri
b. Double roll (sylinder ganda), Ketapang (POLITAP).
memiliki rasio 2-2,5 : 1.
c. Triple roll (sylinder tiga), 2. Alat dan Bahan
memliki rasio 4-5 : 1. (Teuku Alat :
Muhammad iqbal 2015).  Jaw crusher (primary
crushing)
 Double roll crusher
(secondary crushing)
 Ayakan
 Mesh
 Timbangan
Bahan :
 Sampel Batuan (Granit
atau Lempung)
 Plastik Sampel
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

3. Prosedur Kerja b. Roll Crusher


a. Jaw Crusher
Produk peremukan Jaw Crusher
Menyiapkan contoh bijih

Menjalankan Double roll dalam


Menjalankan Jaw Crusher keadaan kosong
dalam keadaan kosong

Mengamati cara kerjanya


Mengamati cara kerjanya

Memasukan umpan (feed) Mengatur jarak roll 1,5 cm

Mengamati hasil peremukan Memasukan umpan (feed)

Mengayak dengan seri Mengamati hasil permukkan


22,2mm, 15,6mm, 9,5mm,
2mm
Mengayak dengan seri 10#,
40#, 50#, 80#, 100#

Mengamati hasil peremukan


Menimbang per fraksi ayakan

Membuat grafik distribusi


Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

#40 376.1
#50 30
#80 57.6
#100 28.1
#Pan 109,4
Berat Total 1550.8

b. Perhitungan
C. Analisis Hasil Percobaan - Mencari persen berat setiap
fraksi
a. Data Hasil pengamatan dengan
sampel batuan Granit. Pengolahan Data
1. Tabel Distribusi fraksi ayakan dari 1. Rumus Dasar
Jaw Crusher
- Persen berat
W (berat yang
Ayakan tertampung) 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒎𝒊𝒏𝒆𝒓𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓 𝒇𝒓𝒂𝒌𝒔𝒊
(mm) gr 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒎𝒊𝒏𝒆𝒓𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏
22.2 19.5
1. Perhitungan Jaw crusher
15.6 355.7
9.5 670.0 Ayakan Berat % %Berat %
2 380.1 (mm) fraksi Berat Komula Lolos
Pan 144.8 (gr) tif Ayakan
Berat Total 1570,1 22.2 19,5 1 1 100
15,6 355,7 23 24 98
9,5 670 43 67 96
2. Tabel distribusi ayakan dari double
2 380,1 24 91 94
Roll crusher
Pan 144,8 9 100 94
Dengan gape = 1.5 cm
Total 1570,1 100

Ayakan W (berat yang


(mQs) tertampung)
gr
#10 949.6
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

Crushing oleh Jaw Crushing oleh Double


Crusher Roll
102 96.5

% Lolos Ayakan
100 96

% Lolos Ayakan
98 95.5
96 95
94.5
94
94
92
93.5
90
93
Pan 2 9,5 15,6 22,2
7 6 5 4 3 2 1
Ayakan (mm)
Ayakan (mQs)

Analisis Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan
pratikum kominusi (crushing),
dapat diketahui bawha produk yang
dihasilkan jaw crusher pada tahap
2. Perhitungan Double Roll Crusher primary crushing masih
menghasilkan material berukuran
Ayakan Berat % %berat %
(mm) fraksi Berat Komulatif Lolos
besar. Maka dari itu dilakukan
(gr) Ayakan proses lanjutan yaitu menggunakan
10 949.6 61 61 96 alat double roll crusher pada tahap
40 376.1 24 85 95 secondary crushing. Pada proses
50 30 2 87 94 kedua ini dihasilkan produk yang
80 57.6 4 91 94 memiliki ukuran material yang
100 28.1 2 93 94 merata.
Pan 109.4 7 100 94
Total 1550,8 100 Pada penggunaan double
roll crusher material ada yang
terlempar dan tidak jatuh ke wadah
sehingga jumlah produk pada roll
tidak sama dengan feednya yaitu
produk dari jaw crusher.

Ukuran dari ayakan


berbeda-beda disesuaikan dengan
kebutuhan, ukuran dari ayakan
biasa disebut mesh, maksudnya
dari mesh adalah banyaknya
lubang per incluas ayakan.
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

D. Kesimpulan dan Saran  Semoga pada praktikum selanjutnya


tidak memakan waktu terlalu lama
Kesimpulan dikarenakan harus mengantri untuk
 Proses kominusi, yaitu prosses praktikum.
pengecilan ukuran bijih dengan cara
peremukan dan penggerussan  Diharapkan pada pembimbing yang
sehingga mineral berharga dapat membimbing dapat memberikan
terlepas dari mineral pengotornya pengarahan yang baik dan benar
(gangue) dan mempermudah proses kepada mahasiswa yang menjalankan
konsentrat, mekanisme peremukan praktikum.
yang terjadi pada material adalah
abrasi, kompresi dan impact. E. Daftar Pustaka
Wills, B.A (1992). Mineral Processing
 Pengayakan hasil peremukan dapat Technology, 5th ed., Pergamon
dilakukan secara manual dengan Press, Oxfrod.
ayakan tangan, begitu pula
pengayakan hasil penggerusan. http://ardra.biz/sain-
Pengayakan dilakukan secara tekhnologi/mineral/pengolahan-
bertingkat dengan tujuan untuk mineral/kominusi-operasi-pengecilan-
membedakan tingkat kehalusan ukuran/. Diakses padat tanggal 25
produk dan menganalisis penyebaran Oktober 2019.
ukuran material yang ada karena http://eprint.undip.ac.id/34213/6/1746
proses kominusi. chapter II.pdf. Diaskes pada tanggal
25 Oktober 2019.
 Pada praktikum, primary crushing
http://laporan.blogspot.com/2010/02/b
menggunakan jaw crusher dengan
metode kerja seperti rahang manusia ab-ii-kominusi-adalah-proses.html.
dengan satu jaw yang bergerak Diakses pada tanggal 25 Oktober
meremukkan. Secondary crushing 2019.
dengan double roll crusher yang cara
kerjanya berdasarkan rotasi yang http://www.quarrying.org/r.htm.
mengakibatkan materi terjepit dan Diaksses pada tanggal 25 Oktober
teremukkan. 2019.

 Semakin lama waktu penggerusan F. Jawab Pertanyaan


semakin halus ukuran material yang 1. Apa yang dimaksud dengan
dihasilkan, hal ini diakibatkan gaya- Gape dan Angel of nip ?
gaya yang bekerja selama proses - Gape yaitu jarak mendatar
grinding dilakukan seperti gaya pada mouth yang diukur ada
tumbuk serta aksi abrasi kompresi dan bagian mouth dimana umpan
impact. Namun harus diperhatikan yang dimasukkan
selang waktu penggerusan agar tidak bersinggunan dengan mouth
terjadi over crushing. (Lubang bukaan).
- Angel of Nip yaitu sudut
Saran yang dibentuk dengan garis
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

singgung yang dibuat melalui - Kecepatan gerak ayakan,


titik singgung antara jaw dan makin cepat ayakan bergerak
batuan. maka akan makin cepat
2. Apa yang dimaksud dengan partikel melewati
RR, LRR dan RR80%? permukaannya, karena partikel
- Reduction Ratio (RR) adalah bisa lebih cepat melewati
perbandingan antara ukuran permukaan ayakan.
umpan yang masuk dengan
ukuran produkta yang - Ukuran partikel, makin kecil
dihasilkan. ukuran partikel maka makin
cepat pula melawati
- Limitting Reduction Ratio permukaan ayakan.
(LRR) adalah perbandingan
antar tebal / lebar limpahan - Kandungan air yang banyak
dengan tebal / lebar produk. akan membantu tapi bila
sedikit malah akan menyumbat
- Reduction Ratio 80% adalah screen.
rasio antara ukuran bukaan
dimana 80% feed bisa masuk, - Ukuran lubang ayakan, makin
dan ukuran bukaan keluaran besar ukuran lubang maka
dimana 80% produk bise makin cepat partikel lewat
keluar. karena semakin banyak
partikel yang bise melewati
3. Mekanisme remuknya material, ayakan.
adalah proses peremukan yang
dimana ada 2 cara yaitu :
- Abrasion, bilamana energy
yang kurang mencukupi
diterapkan pada pertikel,
stressing dan remuknya G. Lampiran
sebagian kecil area sehingga
menghasilkan distribusi ukuran
partikel yang halus.

- Compression, Energi cukup


untuk membuat partikel
remuk, menghasilkan ukuran
partikel ukurannya tidak jauh
berbeda dengan 1 inch linier
(mesh) atau ukuran geometri 1
lubang (mm).

4. Faktor- Faktor yang mempengaruhi


laju partikel :
Laporan Modul I

“CRUSHING (PEREMUKAN)”

Roni Yudha Wicaksono (3022018462)


Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Kelompok 3 /Jum’at ,25 Oktober 2019
Jurusan Teknik Pertambangan
Dosen : Sy. Indra Septiansyah, S.Si., MT
Politeknik Negeri Ketapang

Anda mungkin juga menyukai